Entah apa yang terjadi, tapi Harry yakin pasti ada masalah besar yang telah terjadi sebelumnya.
Ini ke empat kalinya Harry melihat Tuan Malik bertengkar hebat dengan Nona Shyla selama mereka berpacaran 9 tahun.
Sebelum ini, Harry pernah mendapati Tuan Malik sangat marah ketika seorang sahabatnya berusaha mengambil kesempatan mengajak Shyla berkencan pada saat Tuan Malik melakukan perjalanan bisnis keluar negeri selama dua minggu, bahkan sampai memutus tali pertemanan lantaran sifat cemburu dan posesif Tuan Malik yang sangat tinggi.
Selain itu Tuan Malik juga pernah merusak sebuah mobil klien Nona Shyla karna bersikap genit, padahal klien tersebut sudah memberikan DP sebesar 70%, dan pada akhirnya Tuan Malik membayar kerugian satu buah mobil baru Mercedes Benz G-Class beserta DP yang sudah masuk padahal DP itu sudah terpakai untuk paket pernikahan dan sudah mencapai 90% kesiapannya dan klien itu batal memakai jasanya.
Dan sebelum kejadian barusan, gantian Nona Shyla yang murka karna Tuan Malik tak sengaja meniduri seorang investor wanita yang rupanya memberikan obat tidur pada minuman Tuan Malik saat pesta peresmian gedung, wanita itu memang selalu mengambil kesempatan untuk bertemu dengan Tuan Malik namun tak terjadi apapun di antara keduanya, karna aku keburu mengetahuinya.
Nona Shyla yang mengetahui hal itu langsung pergi keluar negeri tanpa pamit kepada Tuan Malik, setelah itu Tuan Malik memaksa pulang Nona Shyla lalu mengurungnya selama dua minggu di kamarnya.
Dan barusan ini yang terparah. Walaupun aku belum tahu apa masalahnya tapi kali ini Tuan sampai menangis. Tentu pemandangan itu sangat jarang Harry temui selama ia kenal dengan Tuan Malik.
Hati Shyla sangat hancur mendengar perkataan Malik, penolakan yang selama ini harusnya berbuah manis namun Malik ternyata tak menginginkannya. Betapa memalukannya diriku, ia berlari ke tengah jembatan pantai yang di hiasi banyak lilin.
Apa harus berakhir disini? Batin Shyla memejamkan air matanya yang terus mengalir.
...****************...
Keesokan harinya, Malik menghampiri Shyla yang tengah berdiri di pinggir kolam renang dan memeluknya dari belakang.
Malik tak ingin Shyla berubah, tak ingin ada penolakan.
"Sayang, mari sarapan bersamaku," pinta Malik masih dengan melingkarkan tangannya di pinggangku.
"Kamu duluan aja, aku belum lapar."
Malik mulai merasakan ada jarak antara mereka. Ia tahu kejadian semalam tak bisa di katakan sepele, bahkan karna ia tak mau meneruskan akan jadi seperti apa akhirnya, Malik memutuskan untuk bersikap seperti biasanya.
"Baiklah sayang, aku akan menunggumu di dalam." jawab Malik perlahan melepaskan tangannya pada pinggangku.
Malik melangkah masuk ke kamar dan memberikan kode pada Harry untuk mengikutinya ke dalam villa.
Malik memilih duduk di meja makan mengambil sepotong roti dan selai kacang dan menikmati sarapannya sendirian.
Siang ini, mereka akan check out Shyla sendiri menyibukkan dirinya di depan laptop sedari tadi tanpa keluar kamar.
Shyla tak tahu apa yang harus di lakukannya setelah ini. Sepertinya Malik menganggap kejadian semalam tidak pernah terjadi.
"Sayang, apa kau sudah siap pulang?" Sejam lagi pesawat jet akan tiba.
"Ya, sudah." jawabku datar.
Melihatku seperti ini Malik tak tahan. Ia berjalan mendekati kursi ku lalu menunduk meraih daguku dan mencium bibirku.
Aku sempat mengelak karna tak mau, tapi Malik menarik daguku agar aku mencium balik bibirnya.
Malik mengangkat tubuhku dengan kedua tangannya dari posisi dudukku, lalu melingkarkan salah satu tangannya ke pinggulku menyudutkan posisiku ditembok kamar.
Ciuman kami semakin intens, kami saling menarik lidah, dan bagi Malik tak ada ciuman paling candu selain dari bibir kekasihnya Shyla.
Di sini Malik membisikkan sesuatu ke telingaku, dengan sebelah tangannya yang menyentuh bagian inti milikku dari luar.
"Jangan berikan kepada orang lain, hanya aku!" lalu Malik menekan bagian intiku dan membuatku sedikit menjerit di telinganya.
"Cukup sayang, aku tak mau Harry semakin lama menunggu kita." kulihat Harry tak sengaja berdiri di depan pintu menyaksikan aku dan Malik beradegan mesra namun ia segera pergi meninggalkan kami.
Setelah aku merapihkan dressku, aku mengambil handbag di meja kamar dan menuju tempat pesawat jet yang akan membawa kami pulang ke jakarta.
Selama di pesawat tanganku selalu di genggamnya, bahkan Malik juga selalu tiba-tiba menciumku.
Setelah perjalanan 1 jam kami sampai Jakarta, seperti biasa aku diantar ke apartemenku sementara Malik langsung pulang kerumahnya.
Entah selanjutnya aku harus bersikap apa ke Malik yang jelas aku menjadi ragu untuk melanjutkan hubungan ini.
.
.
.
.
.
✅ I JUST WANNA SAY, THANKYOU GUYS 🥰
UP RATE, KASIH VOTE, DAN TINGGALKAN KOMENTARNYA YAA 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments