...****************...
Embun pagi menembus sisi kaca ruangan samar menampakan cahaya nya diujung sana, gordyn diruangan ini memang sengaja tak aku tutup, supaya saat pagi hari matahari bisa langsung masuk keruangan ini.
"Ahh..."
Pagi ini adalah bangun tidur yang lumayan menyegarkan badan, setelah seminggu tak karuan tubuhku rasanya, entah karna kurang tidur, atau karna tak terbiasa menganggur, membuatku semalam susah sekali untuk memejamkan mata!
Bolak balik menonton film dihandphone, sesekali ganti mendengarkan lagu, bahkan aku membaca novel-novel diaplikasi handphoneku sampai tamat dalam beberapa judul, barulah membuat aku bisa tertidur.
Kalau bukan karna suster semalam yang memperingatkan agar aku istirahat dikamar, aku mungkin sedari malam sampai saat ini masih terjaga diruang tunggu ICU. Itu yang tiap malam kulakukan, demi menanti keajaiban yang datang pada Nona Shyla.
"Tok...Tok...Tok..."
"Permisi pak." Panggil seseorang dibalik pintu.
Aku mengusap cepat wajahku.
Saat pintu kubuka. Aku melihat wajah suster yang semalam didepan pintu. "Oh sus, ada apa?" tanyaku.
"Pak Daren, Dokter Barry memanggil anda untuk segera keruangannya," jawabnya.
"Ok sus, baik. Sehabis saya mandi segera saya keruangan Dokter Barry."
"Baik pak. Sarapan anda sebentar lagi akan datang."
"Ok sus, terimakasih ya."
Setelah itu aku bergegas kekamar mandi.
**Setengah jam kemudian**
Aku sudah siap ke ruangan Dokter Barry. Aku tidak selera dengan sarapan yang disediakan disini. Karna walau menurutku menunya seperti sekelas menu di hotel, tapi ini kan masih di Rumah Sakit, aku tetap tidak selera. Yang kumakan hanya sepotong roti ada isi mentega didalamnya (maksudnya butter kali yaa..) dan secangkir teh hangat. Itu sudah cukup mengganjal perutku.
**Ruang Praktek Dokter Barry**
R. 805 Poli Neurologi
Praktek 09.00-12.00
Kubaca tulisan diatas pintu dalam hati.
Didepannya ada seorang suster yang duduk didekat meja ruang tunggu pasien.
Tempo hari, aku sangat bingung waktu pertama kali menginjakkan kaki dirumah sakit ini, bagaimana tidak? Ruangan disini tidak seperti rumah sakit kebanyakan, semua ruangan berukuran besar dan suasananya lebih seperti hotel, dilantainya beralaskan karpet, tercium aroma wangi khas apel pengharum ruangan, dengan wallpaper berawarna pastel dan terdapat gambar bermotif bunga seperti blossom dan tulip, ada beberapa sofa diluar kamar, juga terdapat showcase minuman disetiap sudut, etalase berisi roti serta snack, dan disediakan alas sendal khusus sebagai pengganti sendal/sepatu yang kita pakai, selain itu kita juga akan didampingi seorang suster sebagai pendamping selama berada di rumah sakit.
Lalu salah satu suster menghampiri.
"Permisi sus, bisa saya masuk bertemu dengan Dokter Barry? Tadi saya diminta suster yang jaga semalam untuk menemui Dokter Barry sekarang.
"Oh, dengan Bapak Daren ya?" tanya suster. "Ya betul sus."
Suster itu membukakan pintu, "Silahkan langsung masuk aja Pak Daren, Dokter sudah menunggu didalam."
Aku berjalan masuk, melihat Dokter Barry sedang mencuci tangannya di washtafel. "Oh, Pak Daren, silahkan duduk."
"Ada apa memanggil saya Dok? Apa ada perkembangan dari Nona Shyla?" Daren melihat Dokter Barry memasang beberapa hasil foto rontgen dari tubuh Nona Shyla.
"Begini Pak Daren, saya ingin memberi kabar baik bahwa saat ini pasien sudah menunjukan kemajuannya yang stabil, frekuensi ventilator juga sudah saya turunkan divolume terendah, next jika pasien sudah sadar saya akan ambil langkah CT Scan kembali untuk mengecek pembengkakan diotaknya, dan tindakan rontgen dibagian tulang yang patah, walaupun pasien belum menunjukan adanya respon pergerakan dari tubuhnya, tapi saya optimis pasien beberapa hari kedepan semoga bisa melewati masa kritis. Saya dan tim akan lakukan tindakan yang paling terbaik untuk kesembuhan pasien." Ujar Dokter Barry menetap lekat mata Daren.
Mendengar penjelasan Dokter, aku langsung mengusap wajahku tanda bersyukur didalam hati. "Syukurlah, seberapapun perkembangannya, yang penting wanita itu selamat."
"Saya optimis sekali Dok, saya yakin tubuh Nona Shyla sangat kuat untuk melewati masa kritisnya. Terimakasih banyak Dok."
"Ya, kita sama-sama berdoa ya Pak." Dokter Barry.
"Aamiin." ucapku dalam hati.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
ARSY ALFAZZA
fav, boomlike 5 episode + rate bintang ⭐⭐⭐⭐⭐🤗 saling mendukung ya Thor 😇👌
2020-11-06
1
🍫Bad Mood 🍰
semoga lekas sadar shyla
2020-10-09
1
Firchim04
Hai author semangat ya, aku mampir😊
Salam dari "Dosenku Sahabatku" dan "Suamiku Adik Kelasku"
2020-09-19
0