**Minggu pagi di Bandung**
Jam dinding menunjukan pukul 06.00 sinar matahari menembus masuk ke dalam kamar dengan bebasnya, rasanya seperti sun vitamin yang menerpa wajahku disetiap bangun pagi.
Terutama saat aku di Bandung, dan kebiasaanku memang selalu tidak menutup pintu balkon dikamar ini, tanpa AC pun ruangan kamar ini sudah sejuk dengan hembusan yang dibawa angin dari luar,
Tak lama aku mendengar ada suara Rama diluar pintu kamar yang memanggilku.
"Ren, apa kau sudah bangun?" tanya Rama dibalik pintu.
"Ram, masuk aja."
Rama masuk kedalam kamar, dan setelahnya duduk disamping Daren yang masih dalam posisi tengkurap memeluk bantal.
"Jogging yuk Ren, mumpung masih pagi."
"Kemana?" tanyaku.
"Kemana ya...Taman Kota yuk Ren, ayo lah..." ajak Rama sambil menepuk bahu Daren.
"Okay, bentar deh aku ke toilet dulu, kamu nunggu dibawah aja" jawabku seraya beranjak dari tempat tidur, dan bergegas ke toilet didalam kamarku, menggeliatkan tubuh.
"Oke bos!" jawab Rama dan berlalu keluar kamar.
***********************************************
**Taman Kota**
"Rey, kamu dimana? Aku udah sampe nih di Taman Kota. Aku nunggu..." memperhatikan sekeliling, mencari kira-kira dimana Audrey bisa mudah mencariku saat sampai sini. Lalu tertuju pada booth sosis jumbo diarah jam 12.
"Nah, aku nunggu di booth sosis jumbo aja ya Rey..." sahut Shyla.
"Oh ok deh, sepuluh menit lagi ya Mbak," jawab Audrey diseberang telfon.
Kebetulan hari ini ada technical meeting di salah satu ruang gallery ballroom diarea Taman Kota Bandung, yang akan dijadikan ruang akad nikah dan resepsi sepasang calon pengantin yang memesan jasa di WO milik Shyla.
Dan acaranya baru akan berlangsung minggu depan, Shyla mengajak Audrey serta dua anak buah lainnya untuk ikut technical meeting.
Shyla duduk didepan booth sosis jumbo, ada beberapa meja dan kursi yang disediakan oleh pemilik booth, selagi menunggu Audrey datang Shyla menikmati pemandangan orang-orang yang sedang jogging pagi, muda-mudi dan banyak juga orangtua yang mengajak anak-anaknya untuk bermain ditaman atau sekedar sarapan bersama, karna banyak sekali pedagang yang berjualan makanan dan minuman disini.
Kalau tidak sedang urusan kerjaan, aku mungkin sudah mencicipi jajanan ini satu-satu, batin Shyla.
Tak lama Audrey datang bersama dua anak buahnya. Kami bergegas masuk kedalam Ballroom karna customer sudah lebih dulu masuk kedalam ruangan Ballroom.
Shyla menyapa salah satu calon pengantin, dan berbicara sambil menerangkan satu-persatu mengenai paket yang sudah dipilih dari mulai catering, sound system, buffet, acara adat, juga taman dan panggung. Lalu setelah itu dilanjutkan oleh Audrey dan timnya, Shyla berencana pulang duluan ke Jakarta.
"Rey, aku serahin ke kamu ya, kalau mereka ada tambahan kamu bisa langsung konfirmasi tim lain ya."
"Aku balik duluan..." pamit Shyla melambaikan tangan.
"Ren, minum apa?" tanya Rama.
"Jus jeruk aja Ram, gulanya sedikit ya."
"Ok, bentar ya," Rama meninggalkan Daren yang sedang duduk selonjor dipingir arena skateboard.
Rama menghampiri booth jus. "Pak, pesen jus jeruk tanpa gula satu, dan jus apel satu ya."
Saat Shyla berjalan ke parkiran, ia menemukan booth jus didekat parkiran mobilnya, "Kayaknya seger nih minum jus jeruk, buat jadi mood booster." batinnya.
"Pak, jus jeruknya satu ya yang manis, dibungkus" pesan Shyla ke penjual jus yang tak jauh dari parkiran mobilnya dekat area skateboard.
"Tak lama, Rama memberi uang ke penjual jus, mengucapkan terimakasih lalu mengambil pesanan jus yang sudah dibeli."
"Ini non jus nya," ucap penjual jus kepada Shyla, dan segera mencicipi jus yang ia pesan.
Namun rasanya ternyata tidak manis, tentu saja Shyla balik menemui penjual jus nya, berniat ingin menambah gula.
"Ram, kok manisnya banget-banget sih, aku bilang kan jangan manis-mani," Daren menyerahkan cup jusnya untuk Rama.
"Masa iya?" tanya Rama mencicip jus yang diberikan Daren.
Setelah itu Rama justru malah menghabiskan kedua jusnya, menurutnya rasa manisnya itu biasa aja.
Lalu, mereka berdua, beranjak pulang kerumah dengan berjalan kaki ke parkiran mobil.
Mobil Shyla sudah melaju perlahan keluar parkir Taman Kota, tak sengaja ada dua orang menyebrang tepat didepan mobilnya, tanpa menengok kanan kiri terlebih dahulu, dan reflek ngerem mendadak, membuat mobil dibelakangnya saling membunyikan klakson.
Kedua pria tersebut tersontak kaget, dan salah satu dari mereka meminta maaf karna tidak hati-hati, lalu menyebrang sambil melihat Shyla yang ada didalam mobil.
"Wah, maaf ya mbak, saya enggak hati-hati, maaf ya mbak..." ucap Rama ke wanita yang dia lihat didalam mobil yang hampir menabraknya.
Beruntung aku sempat menginjak rem, batin Shyla sambil membuka kaca mobilnya, rasanya mau marah tapi ya sudah lah aku enggak mau memperpanjang karna dia juga udah minta maaf.
Tapi, cowok disampingnya...!
Kayanya aku kenal sama cowok disebelahnya.
Mmm, mirip Daren, ya mirip sama Daren, apa itu jangan-jangan dia? tapi mau apa dia di Bandung? mataku mengikuti kemana arah kedua cowok itu pergi, sambil tetap menyetir keluar parkir dan bergabung kejalan selanjutnya menuju Jakarta.
*********************************************
Sesampainya dirumah, Daren dan Rama bergegas mandi.
"Lama enggak olaharaga, badan malah jadi rentek, sepertinya besok aku harus mereschedule jadwal fitnesku." batin Daren dalam hati.
"Oya Ren, nanti setelah selesai mandi ke kamar Ibu ya, ada yang mau Ibu omongin."
"Ok bu, aku mandi dulu ya."jawab Daren cepat.
Daren selesai mandi dan mengambil baju dari dalam tas yang ia bawa, malam ini ia memakai baju setelan kaos polo berkerah hitam dan celana pendek sport merk ternama berlogo ceklist.
Daren mendekati Ibu yang sedang serius mengamati layar tv, lalu duduk disofa.
Menyadari anaknya sudah ada disampingnya, Ibu mengajak Daren masuk keruang kerjanya dilantai dua, dibagian paling ujung lantai bersebalahan antara kamar Ibu dan ruang baca. Yang terkoneksi didalamnya.
Ibu duduk dibalik meja kerja, kalau sudah dengan posisi ini, Daren tahu ada yang benar-benar serius untuk dibahas.
Ibu Daren bernama Stefanie Djojo berusia 55 tahun wanita blasteran Inggris-Indonesia yang menjadi pebisnis handal, satu-satunya wanita yang merajai bisnis dibidang transportasi, perhotelan, dan pariwisata.
Sejak berpisah dengan suaminya yaitu Ayah Daren yang juga seorang pebisnis sukses dibidang provider, jaringan internet dan pengadaan besi dan baja untuk berbagai proyek skala besar, ibunya membawa Daren pindah keluar kota dan menghandle bisinisnya menjauh dari segala sesuatu yang berhubungan dengan Ayah Daren, namun perceraian tak dapat dihindari karna ego masing-masing dahulu yang selalu merasa bisnis masing-masing tak ingin tersaingi, menyebabkan Daren berpisah dari Ayah nya sejak kecil.
Daren juga tak pernah kenal sosok dan wajah Ayahnya, ia hanya mendapati cerita figur Ibu dan saudara-saudara dari sisi Ibunya.
Bahkan Ibu Daren menutup akses agar ia tak pernah ditemui Ayahnya. Kejadian itu sudah berpuluh tahun lamanya.
Dan sampai saat ini Ibu Daren tak pernah memikirkan untuk mencari pasangan lagi, karna merasa sudah cukup bahkan lebih untuk memberikan jaminan kehidupan sejahtera untuk anak satu-satunya Daren.
"Apa yang ingin Ibu bicarakan ke Daren? Jangan bilang soal jodoh lagi ya bu." Daren terkekeh senyum, sambil menarik kursi didepan meja tersebut.
"Bukan, ayo kemari duduk dulu," menunjuk kursi yang ada didepannya.
Ibu mau kamu keluar dari pekerjaanmu dan bantu Ibu menjalankan perusahaan." mata Ibu terlihat mengamati gerak-gerak Daren didepannya dengan serius.
"Maaf Bu, bukan aku enggak mau bantu, tapi Daren cuma enggak mau ada dibalik bayang-bayang kesuksesan Ibu. Daren baru tiga tahun bekerja, dan masih mengumpulkan uang, biarkan Daren berusaha menjalankan sesuatu usaha nantinya tanpa bantuan Ibu." jawab Daren meyakinkan.
"Mau sampai kapan kamu berharap bisa mengumpulkan gaji dari hanya menjadi office boy?" tanya Ibu dengan nada bicara tinggi.
Ibu berdiri dari kursinya. "Bahkan selama ini Ibu berjuang hanya untuk memastikan bahwa kau tak akan kesusahan sampai kau bingung menghabiskan uangmu!"
Kalau sudah begini Daren selalu berinisiatif langsung merangkul Ibunya, supaya Ibu bicara tidak meninggikan suara lagi. "Aku punya passion sendiri, aku ingin menjalankan usahaku, dan aku mau buktikan ke Ibu akan sukses saatnya nanti!"
"Ren, yang Ibu punya hanya kamu. Ibu mau ada yang meneruskan perusahaan ini" kali ini Ibu menatap tegas memohon kearahku dan mulai meneteskan air mata.
Daren yang melihat itu semakin erat merangkulnya, ia paling tidak bisa melihat wanita menangis, karna Ibunya memang jarang sekali menangis didepannya. Jika itu sudah terjadi bisa dipastikan Ibu sangat amat sedih karna hal itu.
"Bu, maafkan aku, aku akan bantu Ibu, tapi ijinkan aku menyelesaikan pekerjaanku dulu, sampai waktunya pas, aku akan keluar dari pekerjaan itu, setelahnya aku akan menuruti kemauan Ibu. Sudah ya, jangan sedih lagi Bu." jawab Daren lembut menenangkan Ibu yang masih terisak.
Sebetulnya Daren bisa saja keluar dari pekerjaan itu sekarang juga, tapi sebulan lalu ia baru saja mengambil cuti panjang, ia merasa tak enak hati dengan teman-teman, juga supervisornya, karna mereka mengambil alih tugas office boy selama ia cuti, dan buat Daren ini adalah pengalaman kerja pertamanya, suasana lingkungan kerja juga sangat membuat Daren nyaman dan akrab tanpa adanya perbedaan sebab itu ia bisa bertahan selama 3 tahun ini.
Saat melamar kerja Daren memang sengaja tak melampirkan ijasah S2 nya, karna ia mau belajar dari nol untuk bekerja, sebagai batu loncatan.
Malam semakin larut, sudah dua jam lamanya Daren dan Ibu mengobrol didalam ruang kerja, dari sekedar saling meledek sampai main tebak-tebakan, juga sampai merencanakan liburan sebagai take a break sebelum Daren bersiap untuk meneruskan perusahaan Ibu kedepannya.
Daren minta waktu 3 bulan lagi. Dan Ibu menyetujuinya.
**Keesokan Hari**
Rama mengantar Daren keesokan harinya pulang ke Jakarta, selama perjalanan dari Bandung Daren tertidur karna pagi harinya ia langsung masuk kerja. Sempat berhenti direst area untuk membeli kopi di drive thru, beristirahat selama dua puluh menit lalu melanjutkan perjalanan.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Bintun Arief
walaaaaah gak liat Darennya, heeei sowwok tampan ada shyla tuh 🤭
tuh kan bener, Daren bkn orang sembarangan. Waduh, semoga gak ada kena mengenanya sama shyla nih papanya daren, please jangaaaan 😅
2020-11-19
1
༂ℭᎥF_๖ۣۣۜRahmℹ️╬🎲
bermula dr jus tertukar 😍😍
2020-07-17
1
HIATUS
kayanya jdoh thor sma styla
2020-07-01
1