...****************...
Tiba-tiba terdengar suara wanita memanggilku lantang.
"Hei, Dar! kamu kemana aja sih? aku udah kelaperan nih, mana nasi padangku?" tanyanya.
"Eh, iya mbak Tisca, maaf saya lama datangnya, ini mbak nasi padangnya," sahut Daren cepat sambil memberikan bungkusan nasi padang yang di bawanya.
"Ya udah, makasih ya...soalnya aku tadi udah janjian makan siang bareng teman di lantai 3, enggak enak takut dia nunggu lama," lalu melambaikan tangan padaku.
Sepeninggalnya, aku langsung bergegas masuk kedalam lift yang sudah terbuka menuju lantai 7.
Sesampai di lantai 7, aku menyerahkan pesanan mereka ke meja masing-masing, dari tugasku mengorder makanan mereka suka memberikan aku tip minimal Rp 50,000 dalam sehari, lumayan untuk membeli keperluan di kostan, sebagai tambahan penghasilanku di luar gaji bisa aku gunakan untuk membeli token listrik dan juga air minum isi ulang.
Sebetulnya selama aku menjadi Office Boy, aku tak pernah meminta imbalan apa-apa, tapi mereka justru merasa tak enak hati kalau aku tidak menerima tip yang mereka beri.
Aku berjalan ke lorong di lantai ini menuju untuk kembali ke pantry, yang terletak di ujung lantai. Tak sabar ingin menikmati makan siang yang sudah kubawa tadi pagi.
Tiba-tiba aku merasa kaget!
"Brruukk!" bunyi yang sangat keras seperti beberapa sak semen terjatuh.
"Astaga! apa itu?" aku melangkah mencari sumber suara tersebut.
Aku mendengarkan dengan seksama, apa yang terjadi.
Lalu aku mendengar, ada suara meringis lirih dan saat masih mencari apa yang terjadi mataku tertuju pada pemandangan yang kulihat dari dalam jendela kaca besar yang membatasi lorong pantry dan balkon luar.
Tubuh seseorang jatuh di lantai balkon tepat di sisi ujung seberang ruang pantry.
Pertama kalinya Daren melihat kejadian seperti ini, matanya langsung tertuju pada sebelah kaki yang tersangkut pot besar di sudut balkon.
Sangat ngilu melihatnya.
Aku berlari menghampiri, melihat dengan seksama tubuh itu dan lalu perlahan memikirkan hal pertama apa yang bisa kulakukan untuk menolongnya.
"Ternyata, seorang wanita!" besitku.
Karna rambut panjangnya tergerai menutupi sebagian wajah dan pipinya, dengan sangat hati-hati aku membalik bahunya yang menindih kedua tangannya telungkup, memikirkan entah di bagian mana ada banyak tulang yang patah, yang jelas aku berusaha membuat tubuh itu bisa berbalik untuk masih bisa bernafas!
Seketika darah segera mengalir di pelipis wanita tersebut jatuh melewati pipi dan kebawah lehernya.
"Ah! Apa yang terjadi pada wanita ini?"
Dan aku terlintas melihat ke sebelah kaki yang masih menyangkut di pot besar tersebut.
Hah!! kaki itu, kaki yang aku lihat saat akan masuk lift tadi dengan memakai sepatu itu.
"Benarkah!" pekikku kaget.
"Itu wanita yang sama?" pikirku kembali.
"TOLONG, SIAPAPUN!"
"TOLONG BANTU AKU!"
"TOLOONG!!"
Aku berteriak kencang, bahkan takut kalau sampai tidak ada yang mendengarku, yang aku takutkan wanita ini akan kehilangan banyak darah dalam beberapa menit ke depan dan tak tertolong.
Aku masih bisa mendengar suaranya lirih meringis.
"Tolong bantu wanita ini tetap hidup!" pintaku sungguh-sungguh.
...****************...
...RUANG ICU...
Berbagai bunyi alat bantu berdetak di ruang itu sayup mengikuti degupan jantungku yang belum beraturan hingga menit ini.
"Ya, sekarang wanita itu terbaring lemah dengan alat ventilator pernafasan di sebelah kanannya, dan ada selang yang masuk kedalam mulutnya."
Kondisinya kritis, dan belum sadarkan diri.
Terlihat beberapa luka di wajahnya di dahi, dan di bagian pelipis. Hidungnya pun penuh perban karna dokter bilang hidungya juga patah saat terjatuh terjerembab dari lantai 17.
"Ini bergantung pada keajaiban Tuhan, karna wanita ini mengalami banyak patah tulang mulai dari sebelah kaki kirinya, di beberapa tulang rusuk dan tangan kirinya karna terhimpit tubuh saat terjatuh, juga benturan di kepala bagian depan."
Dokter mengatakan padaku :
"Entah bisa bertahan berapa lama tubuhnya bisa menanggung luka-luka yang menimbulkan nyeri dan sakit yang luar biasa, terlebih itu didalam tubuh seorang wanita."
Beberapa tulang sudah di operasi, tadi Dokter juga mengatakan jika nantinya wanita ini sadar dan kondisinya sudah stabil akan diperlukan beberapa operasi lagi untuk penyembuhan tahap selanjutnya, sambil menunggu hasil CT Scan.
Aku melihat suster di dalam menyuntikkan beberapa obat pada infusnya, aku juga melihat ventilator bekerja sebagai penopang yang membantu pernafasannya.
Semoga ada keajaiban. Semoga!
Aku sendiri ikut merasa ngilu sekali membayangkannya.
"Ah! aku tak mengerti apa yang sebenarnya terjadi, karna kecelakaan atau karna wanita ini telah berbuat nekat!" gumamku lirih.
Aku terus mengamatinya dari luar kaca, memandangi wanita itu berjuang sendiri di dalam, bahkan sampai saat ini belum ada keluarga yang mengunjunginya, sangat aneh.
Aku tidak mengenalnya, dan aku belum pernah melihatnya selama bekerja di kantor itu, aku membawanya ke rumah sakit agar wanita ini segera ditolong, kalau tidak aku takut lukanya akan semakin parah.
Masih terpikir olehku, mengapa aku tidak bisa mencegahnya untuk masuk lift. Aku jadi merasa bersalah!
"Argh! harusnya aku bisa menahannya untuk mendahuluiku, karna dia menutup lift dengan cepat..."
Terasa kepalaku berat, merasakan tenggorokan ku yang sangat kering dan berhembus angin dari pendingin udara yang berada di ruang tunggu ini, membuatku terdiam dalam sunyiku, sangat lelah!
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
ARSY ALFAZZA
next
2020-11-06
1
Bintun Arief
like, siapa gadis itu? apa dia gendut seperti ku thor. Kenapa beberapa sak semen dibawa2 😂
2020-10-06
1
Istri Sah Dewangga ~
Masih bacaa Kak
2020-10-06
1