Sudah sejak sebulan sejak pertemuan terakhirnya dengan Iza, Nick belum pernah bertemu lagi. Mereka juga tidak berkirim pesan seperti biasanya. Komunikasi antara Nick dengan Iza terhenti begitu saja. Nick sengaja memberikan waktu bagi gadis itu untuk mempertimbangkan tawarannya waktu itu. Namun dia masih meminta Topan untuk mengawasi Iza dan melaporkan semua padanya.
Nick membuka lembaran berkas yang ada di meja. Karena tak ada kegiatan lain usai bekerja, dia memilih untuk mempelajari proposal penawaran yang telah disusun oleh timnya. Di hari liburnya besok, dia merencanakan untuk bekerja saja. Nick juga tidak ada keinginan pulang ke apartemen mamanya. Sejak pertengkaran hebat mereka, dia masih belum mau menemui Diah.
TING
Sebuah notifikasi pesan masuk ke ponselnya. Untuk beberapa saat lelaki itu membiarkannya. Pasti hanya pesan yang dikirimkan oleh Ranti, pikirnya. Sekretarisnya itu akhir-akhir ini bersikap aneh. Dia kerap mengirimkan pesan tak penting, seperti mengingatkan makan atau bertanya sedang apa dan di mana. Nick tak pernah membalas pesan-pesan tersebut, hubungan mereka tak lebih antara atasan dan bawahan saja. Dia tak ingin memberi peluang pada Ranti untuk masuk lebih jauh dalam kehidupan pribadinya.
TING
Kembali ponselnya berbunyi. Dengan malas Nick mengambil lalu membuka pesan yang datang dari Fahrul. Sahabatnya itu mengajak semua berkumpul di cafe The Castle, ada hal penting yang akan dibicarakan. Mata Nick membelalak melihat pesan kedua yang ternyata berasal dari Iza.
From My Zi❤️❤️❤️ :
Besok aku sidang.
Nick merutuki dirinya sendiri yang tak langsung membaca dan membalas pesan dari Iza secepatnya. Dilihatnya waktu kapan pesan itu masuk, ternyata sudah sepuluh menit berlalu. Dengan cepat jarinya mengetik pesan balasan.
To My Zi❤️❤️❤️ :
Jam berapa?
From My Zi❤️❤️❤️ :
Aku jadwal pagi sekitar jam 9. Wish me luck (doakan aku).
To My Zi❤️❤️❤️ :
Of course (tentu saja). Aku yakin kamu bisa melakukannya dengan baik. Aku boleh datang?
From My Zi❤️❤️❤️ :
Silahkan.
To My Zi❤️❤️❤️ :
Wait for me (tunggu aku).
Tak ada lagi balasan dari Iza. Nick meletakkan ponsel ke atas meja. Senyumnya mengembang begitu mendapat pesan dari Iza. Ternyata gadis itu memang tengah sibuk dengan skripsinya. Nick beranjak menuju kasur kemudian merebahkan diri. Ingin rasanya waktu berganti pagi dengan cepat hingga dia bisa segera bertemu dengan pujaan hatinya.
🍂🍂🍂
Iza berdiri resah menunggu gilirannya untuk masuk mempresentasikan laporan penelitiannya. Meta yang sedari tadi setia menemaninya, terus berusaha menenangkan sahabatnya yang terlihat begitu gugup. Tisu di tangan Iza sudah tak berbentuk lagi. Beberapa kali dia menarik dan menghembuskan nafas panjang untuk meminimalisir kegugupannya.
Pintu ruangan terbuka, seorang dosen keluar lalu memanggil nama Iza untuk segera masuk. Seraya mengucapkan basmallah dalam hati, Iza melangkah masuk. Meta menepuk pelan pundak sang sahabat untuk memberikan semangat.
Iza memasuki ruangan, matanya memindai semua yang ada di ruangan. Pembimbing dan dua orang penguji sudah duduk di tempatnya masing-masing menunggu gadis itu memulai presentasinya. Iza menyalakan laptopnya kemudian membuka file power point yang berisikan garis besar hasil penelitiannya yang tersambung pada in focus di sampingnya.
Satu jam berselang, Iza keluar dari ruangan. Meta langsung menyambutnya dengan sorot mata penuh pertanyaan. Iza memandang Meta sejenak, tak lama senyum terbit di wajahnya. Meta bersorak senang kemudian memeluk Iza.
“Selamet ya Zi.. sekarang udah pecah bisulnya.”
“Alhamdulillah.”
Meta melepaskan pelukannya. Wajah gadis berhijab itu juga terus tersenyum, ikut merasakan kebahagiaan yang dirasakan sahabatnya. Tiba-tiba Iza dikejutkan dengan adanya sebuket mawar merah di depannya. Gadis itu menoleh ke arah samping.
“Nick...”
“Congratulaitions (selamat.)”
“Thanks.”
Iza mengambil bunga pemberian Nick kemudian menciumnya. Meta memandangi Nick dan Iza bergantian, menuntut penjelasan dari kedua orang di dekatnya. Iza yang menyadari raut penasaran Meta, segera mengenalkan sahabatnya itu pada Nick.
“Nick.. kenalin ini sahabatku, Meta.”
Nick mengulurkan tangannya namun Meta hanya menangkupkan kedua tangannya membuat Nick menarik kembali tangannya kemudian ikut menangkupkan tangannya.
“Kalian udah lama saling kenal?” Meta tak dapat menyembunyikan rasa penasarannya lagi.
“Lumayanlah. Dia yang aku ceritain waktu itu Met, yang bantuin aku sebar angket.”
“Ooh..”
Hanya itu yang keluar dari mulut Meta. Matanya memindai Nick dari atas sampai bawah. Dalam hati dia memuji ketampanan pria di depannya ini. Meta penasaran akan hubungan Nick dengan Iza. Semenjak dengan Anang, Iza tak pernah terlihat dekat dengan lelaki manapun.
“Hubungan kalian berdua apa?” selidik Meta.
“Teman,” jawab Iza singkat.
“Calon permen,” jawaban Nick sontak membuat Iza membelalakkan matanya.
“Calon permen?”
“Iya.. tanya aja sama Iza.”
Meta melihat ke arah sahabatnya yang hanya dibalas dengan gendikan bahunya saja. Dia bertambah penasaran dengan dua makhluk berbeda gender ini. Matanya menyipit melihat ke arah Iza membuat gadis itu salah tingkah.
“Untuk merayakannya bagaimana kalau kita makan siang bersama?”
“Gimana Met?”
“Aku sih yes kalau soal makan gratis,” gadis itu terkikik geli.
“Kalau Meta ikut ngga masalah?”
“No problem. Teman-temanku yang lain juga ikut kok. But.. I guarantee (tapi aku jamin) kejadian terakhir ngga akan terulang.”
Nick langsung menyambung ucapannya ketika melihat raut protes dari wajah Iza. Mendengar itu Iza pun menganggukkan kepalanya. Nick mempersilahkan keduanya untuk mengikutinya ke tempat parkir. Meta menarik tangan Iza hingga kedua berjalan di belakang Nick. Dia berbisik pelan di telinga sang sahabat.
“Tumben-tumbenan kenal cowok produk impor. Calon imam baru ya?”
“Apaan sih.”
Iza memberikan cubitan kecil di pinggang Meta. Sahabatnya itu menjerit pelan membuat Nick menolehkan kepala kepada mereka. Baik Iza maupun Meta segera menundukkan kepalanya.
Nick membukakan pintu untuk Iza di kursi depan dan Meta di kursi belakang kemudian dia mengitari bodi mobil lalu duduk di kursi pengemudi. Pria itu segera menjalankan kendaraannya menuju cafe The Castle yang letaknya berada di daerah Kebayoran Baru.
🍂🍂🍂
Nick baru saja memarkirkan kendaraannya saat terlihat Arnav baru turun dari mobilnya, bersamaan dengan Denis. Pria itu turun lalu menunggu kedua sahabatnya menghampiri. Mata Arnav langsung tertuju pada Meta yang berdiri di sebelah Iza. Jiwa playboynya langsung meronta melihat kecantikan Meta.
“Sstt.. siapa tuh?” tanyanya pada Nick.
“Meta.. kenalin ini temanku Arnav, dan ini Denis.”
“Arnav alias teh Sosro, dan Denis, teh Tong Tji,” sambung Iza.
“Maksudnya?” Meta tak mengerti dengan apa yang dikatakan oleh sahabatnya.
“Kata Nick itu julukan buat mereka berdua, sejenis teh celup.”
Arnav hanya mengusap tengkuknya, tak menyangka Iza masih mengingat julukan sableng dari sahabatnya itu. Nick terkekeh melihatnya sedang Denis nampak tak peduli. Dia memang tak tertarik pada wanita yang usianya lebih muda darinya. Dengan santai pria itu masuk ke dalam cafe.
Sesampainya di dalam, terlihat Fahrul tengah berbicara dengan Sevia tentang menu apa saja yang nanti akan dihidangkan. Kemudian pria itu menyambut ketiga sahabatnya. Matanya tertumbu pada Meta. Melihat penampilan Meta, mengingatkan dirinya akan calon istri yang dijodohkan sang ayah.
“Met.. kenalkan ini Fahrul. Sama sejenis teh celup juga, tapi dia teh Sariwangi.”
Nick memperkenalkan Fahrul lengkap dengan julukannya membuat mata Fahrul membulat. Meta menangkupkan kedua tangannya yang dibalas hal sama oleh Fahrul. Pria itu lalu mengajak yang lain naik ke lantai dua. Ke tempat yang telah dipilih olehnya. Di sana nampak Abe sudah menunggunya.
“Halo Zi, apa kabar?” sapa Abe.
“Alhamduliilah baik.”
“Siapa nih?” Abe melihat ke arah Meta.
“Kenalin ini Meta, temanku. Met, ini Abe.”
“Teh celup juga?”
“Bukan, kalau Abe susu kuda liar katanya,” Iza terkikik geli.
Nick mengajak Iza juga Meta untuk duduk disusul yang lainnya. Meta memandangi satu per satu wajah para sahabat Nick. Mereka terlihat tampan dengan gayanya masing-masing.
“Zi.. selamet ya buat sidang kamu,” Arnav memberikan sekotak coklat pada Iza.
“Makasih.”
“Selamat juga Zi,” Fahrul memberikan boneka teddy bear pada Iza.
“Makasih.”
“Ini dari aku, selamet ya,” Abe memberikan kotak kue merk ternama.
“Makasih Abe.”
“Selamet Zi,” Denis memberikan mug berbentuk lensa yang terbungkus kertas kado transparan.
“Makasih ya. Alhamdulillah, makasih semua.”
Meta melihat semua kado pemberian sahabat Nick. Hatinya semakin yakin kalau ada sesuatu yang spesial antara Nick dengan Iza. Tak mungkin pria-pria tampan ini menyiapkan kado untuk sahabatnya jika hubungan keduanya hanya sebatas teman.
“Kok kalian tahu aku sidang hari ini?”
“Harus gitu kamu nanya Zi? Kamu pasti udah tahu kita dapet bocoran dari siapa.”
Abe melirik ke arah Nick. Sahabatnya itu membuang wajahnya ke arah lain. Semalam, Nick memang menghubungi sahabatnya satu per satu dan meminta mereka menyiapkan hadiah untuk calon wanitanya yang akan menghadapi sidang skripsi.
Dua orang pelayan datang mengantarkan hidangan yang telah dipesan oleh Fahrul. Dengan cepat mereka menata hidangan di atas meja kemudian segera berlalu. Fahrul mempersilahkan semua untuk menikmati hidangan.
“Sebenernya tujuan gue kumpulin kalian di sini, mau kasih tau sesuatu,” ucap Fahrul di sela-sela acara makan mereka.
“Eh.. kalau kalian mau membicarakan hal yang penting, aku sama Meta pindah meja aja deh,” sela Iza.
“Santuy Zi.. bukan hal rahasia kok. Gue cuma mau kasih kabar gembira aja. Seminggu lagi gue bakalan nikah.”
Uhuk.. uhuk..
Abe, Denis dan Arnav batuk bersamaan mendengar kabar mengejutkan dari Fahrul, kecuali Nick yang sudah tahu sebelumnya. Memang hanya Nick yang tahu perihal perjodohan orang tuanya. Ketiga sahabat Fahrul langsung melihat ke arah pria itu.
“Sorry kalau gue ngga bilang sebelumnya. Tapi ini mendadak banget. Gue dijodohin sama bokap gue.”
“Hahahahaha....”
Tawa Arnav membahana seketika. Ternyata sahabatnya yang termasuk jenis teh celup seperti dirinya bisa takluk juga dengan yang namanya perjodohan. Abe menggelengkan kepalanya. Dia yang tipikal pemberontak tak habis pikir dengan keputusan Fahrul menerima begitu saja perjodohan yang diatur oleh orang tuanya. Sedang Denis, seperti biasa nampak tak peduli. Dia terus saja mengunyah makanannya.
“Lo nikahnya di mana?” tanya Nick.
“Di Bandung. Pokoknya lo semua harus dateng, wajib!! Kamu juga Zi, kalau bisa dateng ya, Meta kalau mau ikut juga boleh kok.”
“Nanti aku ijin dulu sama abi. Kamu mau ikut Met?”
“Boleh aja kalau kamu ikut. Sekalian aku refreshing abis sidang.”
“Kamu mau sidang skripsi juga? Kapan?” tanya Arnav antusias.
Keempat sahabat Arnav hanya memutar bola matanya saja. Melihat gelagat Arnav yang seperti ini sudah dipastikan kalau pria itu tengah mengincar Meta menjadi salah satu targetnya. Namun bisa dipastikan kalau target kali ini tidak akan bisa diajaknya naik ke atas ranjang.
“In Syaa Allah hari Rabu besok aku sidang.”
“Mau aku temenin ngga? Buat penyemangat gitu.”
“Modus!” celetuk Abe.
“Namanya juga usaha,” jawab Arnav santai.
Meta tersenyum kikuk seraya menundukkan kepalanya. Baru kali ini dia berhadapan dengan pria agresif model Arnav. Berbeda dengan Iza yang terlihat gugup karena selama makan, Nick terus saja melihat ke arahnya. Gadis itu sadar ada hal yang belum tuntas antara dirinya dengan Nick. Sepertinya pria itu masih menunggu jawabannya atas tawarannya tempo hari.
“Eh.. kita shalat dulu ya,” seru Iza setelah acara makan siang mereka.
“Bareng,” celetuk Arnav.
Sontak keempat sahabat Arnav melihat pada pria keturunan Pakistan itu. Iza dan Meta mengambil peralatan shalat dari dalam tas kemudian turun ke bawah disusul oleh Arnav. Ketiganya masuk ke dalam mushola yang tersedia di lantai bawah.
“Hmm.. Zi.. Nick itu noni (non muslim) ya?” tanya Meta setelah mereka selesai shalat.
“Katanya sih dia muslim.”
“Katanya?”
“Iya, secara KTP dia muslim tapi sampai saat ini masih belum ada keinginan untuk menjalankan kewajiban sebagai muslim.”
“Astaghfirullah, sayang banget ya. Mudah-mudahan dengan dekat sama kamu, bisa membawa perubahan baik buatnya.”
“Aamiin.. makasih ya. Aku pikir kamu bakal judge dia macem-macem.”
“Ya ngga lah. Setiap orang kan punya kebebasan untuk memilih apa yang terbaik untuknya. Bagaimana kita mau nge-judge kalau kita sendiri belum pernah berdakwah sama dia, mengajak dia ke jalan yang benar. Ngga tau kenapa, aku ngerasa Nick orang yang baik. Kalau mau, dia bisa aja pura-pura shalat buat narik simpati kamu. Tapi dia memilih untuk jujur. Aku lebih salut sama dia dari pada kak Anang yang ngga berani bilang langsung sama kamu kalau akan nikah dengan Isma.”
“Ngga usah bahas dia lagi.”
“Maaf Zi, tapi sebagai sahabat aku bener-bener kesel lihat dia yang ngga gentle. Dia udah ada niat untuk nikah sama kamu dan udah bilang juga ke kamu. Saat dijodohkan sama Isma dan menerimanya, harusnya dia ngomong langsung ke kamu. Ngga usah minta orang lain untuk menyampaikannya. Dia nyembunyiin soal pernikahannya sampai enam bulan loh, Zi. Apa namanya kalau bukan pengecut.”
Iza hanya diam menanggapi ucapan sahabatnya. Meta memang yang paling vocal membela dirinya ketika tahu Anang menikah diam-diam dengan Isma di belakang Iza. Dia juga yang setia mendampingi saat Iza terpuruk ketika mengetahui hal tersebut.
“Semenjak kasus kak Anang, mataku terbuka lebar, Zi. Belum tentu yang nampak baik itu benar-benar baik dan belum tentu yang kelihatan buruk itu jelek. Nick pasti suka kan sama kamu?”
“Iya Met. Waktu dia bantu aku sebarin angket, dia bilang mau ta’aruf sama aku. Tapi aku belum kasih jawaban sama dia.”
“Aku dukung apapun keputusanmu. Aku percaya, kamu tahu mana yang baik untukmu, mana yang bukan. Kalau ternyata kehadiranmu bisa membuatnya lebih baik, kenapa ngga kamu terima tawarannya. Itu juga bisa jadi ladang pahala buatmu.”
Iza terdiam merenungi semua ucapan sang sahabat. Diam-diam Arnav menguping pembicaran keduanya. Kekagumannya pada sosok Meta bertambah dalam. Ternyata gadis itu tidak hanya cantik di luar, tapi juga cantik di dalam. Keinginannya untuk mengenal Meta lebih jauh dan mendapatkan hatinya bertambah kuat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
Nabila hasir
ma syaa Alloh.
bener kita ini siapa sih sampek mengjudge seseorang baik atau buruk
2024-06-07
1
🤎ℛᵉˣ𝐀⃝🥀OMADEVI💜⃞⃟𝓛
meta hilal siapa ya 🤔🤔
2024-01-21
1
Febri Nayu
Arnav mulai wkwk
2023-12-09
1