Iza sibuk menyelesaikan tugas akhirnya, dari data yang diperoleh dari internet tadi siang, cukup banyak memberikan bahan untuk melakukan analisis data. Berulangkali Iza membaca hasil pengujian statistiknya, dia membandingkan dengan hasil analisisnya, apakah sudah sesuai atau belum.
Kesibukkan Iza terganggu dengan deringan ponselnya. Tertera nama Meta, sahabatnya di layar benda pipih persegi itu. Dengan malas Iza menjawab panggilan tersebut.
“Assalamualaikum.”
“Waalaikumsalam.”
"Ada apa Ta?"
"Besok kamu mau ke rumah kang Irfan gak? Acara aqiqah anaknya.”
"Acaranya jam berapa?"
"Bada dzuhur.”
'Kayanya ngga bisa, soalnya besok mau ke kantor lagi, ngambil data perusahaan buat ngelengkapin bab tiga. Salam aja buat kang Irfan dan teh Wini ya.”
"In Syaa Allah nanti disampein. Udah dulu ya Zi, Assalamualaikum.
“Waalaikumsalam.”
Iza mematikan poselnya seraya menghembuskan nafas panjang. Sebenarnya Iza bisa saja untuk datang ke acara kang Irfan besok. Tapi gadis itu pasti akan bertemu dengan Anang dan Isma, hal yang selalu dihindarinya. Iza masih belum siap untuk bertemu dengan Anang. Walaupun pernikahan mereka sudah berjalan setahun lebih, tapi masih sulit bagi Iza untuk menerima keadaan ini dan melupakan Anang.
Anang adalah senior Iza di kampusnya. Walaupun keduanya berbeda jurusan, tapi mereka bergabung di salah satu lembaga kemahasiswaan yang sama. Makin lama kedekatan Iza dan Anang semakin terjalin. Hampir semua teman-teman di lembaga tersebut tahu soal kedekatan mereka. Anang juga sudah mengutarakan niatnya untuk melamar Iza setelah lulus kuliah dan mendapat pekerjaan.
Sayang, semua tak berjalan sesuai harapan. Dua tahun setelah kelulusan Anang, lelaki itu dikabarkan menikah dengan Isma. Istrinya itu juga teman Iza, mereka berada di lembaga yang sama. Banyak yang terkejut dengan pernikahan kedua orang tersebut. Mereka menyangka Anang akan menikah dengan Iza, namun ternyata dengan Isma. Sejak saat itu, Iza menjaga jarak dengan Anang juga Isma. Hatinya masih belum sepenuhnya menerima pernikahan mereka. Rasa sakit akan selalu ada setiap melihat keduanya bersama.
Iza segera menepis bayang-bayang masa lalunya dan kembali berkonsentrasi pada skripsinya. Baru beberapa menit dia memulai, pikirannya terganggu lagi, dan kali ini bayang-bayang Nick yang ada di kepalanya. Iza terdiam merenung, sejak kejadian di café tadi, entah mengapa dia tidak bisa melupakan wajah Nick. Tatapan mata Nick yang dalam ketika melihat ke arahnya sedikit membuat jantungnya berdebar. Belum lagi fisical attraction yang ditujukkan Nick semakin membuat Iza lagi-lagi sedikit tak karuan. Dalam hatinya terbersit keinginan untuk dapat berjumpa lagi dengan lelaki itu.
🍂🍂🍂
Nick baru saja menyelesaikan pekerjaannya. Dia memutuskan untuk segera tidur karena besok pagi harus ke kantor Arnav untuk melanjutkan kerjasama yang telah dirintis oleh pak Dewa. Nick merebahkan tubuhnya di atas kasur. Ketika matanya terpejam, samar-samar muncul bayangan wajah seorang gadis, dan bayangan itu lambat laun menjadi jelas, menjelma menjadi sebentuk wajah Iza.
Nick membuka matanya, kemudian menutupnya lagi, wajah Iza masih jelas tergambar di depan matanya. Akhirnya Nick memutuskan untuk bangun. Dia mengambil sebatang rokok lalu membakarnya dan mulai menghisapnya. Nick berpikir keras apa yang sedang terjadi dengan dirinya, apa memang ini yang dinamakan jatuh cinta? Nick kembali menghisap rokoknya dan menghembuskan asapnya pelan-pelan.
Nick tak bisa memungkiri ketika melihat Iza untuk yang kedua kalinya, merasa senang. Dia seperti menemukan sesuatu yang selama ini hilang dari dirinya. Tatapan mata Iza begitu teduh. Wajahnya yang polos tanpa hiasan make up terlihat begitu menarik di mata Nick, benar-benar kecantikan alami. Dirinya melihat ada sesuatu yang beda pada diri Iza, sesuatu yang lain dari gadis-gadis yang pernah ditemui sebelumnya. Iza ibarat sebuah telaga yang airnya tidak hanya menyejukkan tetapi sekaligus juga dapat menghangatkan. Rasanya indah sekali kalau dia bisa masuk ke dalam telaga itu.
Tapi bagaimana caranya gue bisa ketemu sama dia lagi? Tau namanya juga enggak.
Akhirnya habis juga rokok yang dibakarnya. Setelah membuangnya ke asbak, Nick kembali merebahkan tubuhnya. Dia memejamkan matanya, masih nampak wajah Iza, kali ini Nick membiarkannya, berharap wajah itu bisa masuk ke dalam mimpinya. Walaupun mereka hanya bertemu dalam mimpi, itu sudah cukup baginya. Beberapa saat kemudian Nick sudah terlelap.
🍂🍂🍂
Paginya, bersama dengan sang asisten, Nick pergi ke salah satu kantor perusahaan rokok terkenal. Kedatangan mereka disambut oleh Hendra. Setelah satu jam meeting, keduanya mencapai kata sepakat. Mereka akan segera menjalankan rencana kerjasama dalam waktu dekat.
Hendra mengantar Nick dan Ranti sampai ke lobi kantornya, dia puas dengan rencana yang diajukan Nick. Pria itu menambahkan beberapa hal dari penawaran yang telah disampaikan oleh Dewa sebelumnya.
"Ok pak Nickolas saya harap kerjasama kita dapat berjalan dengan lancar," Hendra menjabat tangan Nick.
"Sama-sama pak," Nick membalas jabatan tangan Hendra.
Setelah itu Hendra pamit kembali ke ruangannya. Baru saja Nick dan Ranti hendak beranjak pergi. Arnav datang sambil memanggil Nick.
“Nick!"
Nick langsung menengok ke arah Arnav. Sahabatnya itu memang bekerja di perusahaan rokok ini sebagai manajer pemasaran. Nick menghentikan langkahnya, menunggu Arnav sampai ke tempatnya. Ranti memandangi wajah Arnav yang mirip aktor India. Gadis itu sempat terkesima dengan penampilan Arnav.
"Gimana beres urusannya sama pak Hendra?" tanya Arnav begitu sampai di dekat Nick.
"Beres,” jawab Nick singkat. Lalu dia menangkap gerakan mata Arnav yang melirik pada Ranti.
“Kenalin ini Ranti, asisten gue. Ran, ini Arnav, sahabat saya."
Nick memperkenakan mereka berdua. Dengan cepat Arnav menjabat tangan Ranti sambil menyebutkan namanya, Ranti pun balas menyebutkan namanya. Cukup lama pria itu menggenggam tangan Ranti. Dengan hati-hati Ranti menarik tangannya. Nick hanya tersenyum tipis melihat kelakuan sahabatnya.
"Wah, lo beruntung banget punya asisten cantik kaya gini," puji Arnav, membuat Ranti tersipu.
"Udah punya pacar?" tanya Arnav pada Ranti tanpa basa-basi.
“Lo jangan macem-macem ya sama asisten gue," Nick memotong usaha Arnav yang hendak merayu Ranti. Gadis itu semakin senang, ucapan Nick diartikan sebagai kecemburuan Nick terhadap Arnav.
"Lo jangan egois dong masa gue ngga boleh kenal lebih jauh lagi sama asisten lo yang cantik ini."
Abe semakin bernafsu menggoda Ranti. Nick yang hendak menanggapi membatalkan niatnya karena ponselnya berbunyi. Dia beranjak sedikit menjauh kemudian menjawab panggilannya. Kesempatan ini digunakan Arnav untuk mendekati Ranti. Playboy kelas kakap itu mulai mengeluarkan gombalan recehnya.
Nick mengakhiri panggilannya. Ketika hendak kembali pada Arnav dan Ranti, sudut matanya menangkap sosok Iza baru keluar dari lift bersama dengan seorang pria paruh baya. Mereka tampak berbicara serius di dekat meja resepsionis.
“Ar," Nick menggerakkan dua jarinya memanggil sahabatnya. Dengan malas Arnav menghampiri Nick.
“Apaan?
"Lo tau cewek yang lagi ngobrol di deket meja resepsionis?" tangan Nick menunjuk ke arah Iza.
"Oh itu Azizah, dia lagi ngadain penelitian buat skripsinya di sini. Dia pernah beberapa hari ikut gue survey produk baru kita di pasaran. Emang kenapa, lo naksir?" Nick tidak menjawab, dia terus memperhatikan Iza, rasanya rugi kalau melepaskan matanya dari gadis itu walau sekejap.
"Lo gak usah terlalu ngarep deh, dia itu the untouchable girl (gadis tidak tersentuh) buat cowok-cowok kaya kita.”
"Maksudnya?"
"Gue tau soal keluarganya. Bapaknya teman baik atasan gue, pak Tomo. Dia bisa penelitian di sini atas rekomendasi pak Tomo. Bapaknya tuh dosen sekaligus direktur pascasarjana ekonomi di kampus kita, dan orangnya religius banget. Dia punya kriteria tinggi untuk calon menantunya, dan orang kaya elo bukan yang dia rekomendasikan buat jadi calon suami anaknya. Azizah juga bukan cewe yang mudah tertarik sama cowo sembarangan, beberapa karyawan di sini harus gigit jari karena ajakan mereka semua ditolak mentah-mentah sama dia.”
"Bukan berarti gue ngga bisa nyoba kan? Bye the way lo punya no teleponnya?'
"Eh jangan macem-macem lo, kalaupun Azizah mau sama lo, belum tentu lo diterima sama bapaknya."
"Soal bapaknya itu belakangan, yang penting Azizahnya aja dulu, pokoknya lo harus bantu gue.”
Pembicaraan mereka terhenti karena Azizah berjalan ke arah mereka. Nick memandang ke arah gadis itu tanpa mengedipkan mata. Azizah terkejut melihat keberadaan Nick di kantor tempat penelitiannya. Seketika jantungnya berdegup kencang. Dia buru-buru menundukkan kepalanya, tak sanggup bersitatap lebih lama dengan lelaki yang memiliki mata bak elang.
Jantungnya Iza semakin berdetak tak karuan ketika jarak mereka semakin dekat. Dia memberanikan diri mengangkat kepalanya. Terlihat Nick tengah tersenyum ke arahnya, dengan malu Iza membalas senyuman pria itu. Kemudian kembali menundukkan pandangannya dan segera berlalu meninggakan kantor. Mata Nick mengikutinya sampai tubuhnya tak terlihat lagi.
🍂🍂🍂
Ayo gercep Nick kalau emang naksir. Arnav.. bantuin Nick napa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
Nabila hasir
jadi penasaran bacanya gimana akhirnya nick bisa di setujui ma bapaknya azizah.
kemari karena baca zayn mau nikah ma alana
2024-06-07
1
Oky Uchy
ikut nyasar disini gegara mau lanjut baca kisah para jones sepupunya azzam😂😂
2024-02-17
1
Febri Nayu
uhuy.. Yo gas gas
2023-12-08
2