Tepat pukul sebelas malam, Nick melangkahkan kakinya memasuki Antique. Antique adalah sebuah diskotik tempat dia dan teman-temannya biasa melepas lelah dan menghabiskan malam. Suasana diskotik sudah ramai. Beberapa pengunjung asik menari mengikuti irama DJ. Nick memandang berkeliling mencari teman-temannya. Di sebelah pojok kanan terlihat seorang pria paruh baya sedang asik mencumbui seorang gadis yang usianya masih belasan tahun. Nick segera mengarahkan pandangannya ke arah lain, dan melihat di sebelah kiri, di salah satu sudut ruangan teman-temannya sudah mulai berpesta. Dia pun melangkahkan kakinya ke sana.
Tanpa sengaja Nick menabrak seorang gadis yang sedang menari. Gadis itu menatap ke arah Nick. Di keremangan cahaya, dilihatnya wajah gadis itu, yang menurutnya tidak terlalu cantik namun balutan pakaian yang dikenakannya begitu sexy, membuatnya terlihat menarik. Gadis itu tersenyum menggoda pada Nick, namun tak dihiraukannya, dia langsung berlalu pergi. Abe menyambut kedatangan Nick dengan ucapan lantang.
"Hei Smallville Boy!! Akhirnya datang juga!”
Seperti biasa Nick hanya tersenyum, kemudian duduk di antara Fahrul dan Arnav yang sudah ditemani dua orang gadis cantik. Tidak berapa lama waiter datang membawa sebotol champagne dan segera menuangkannya ke dalam gelas sloki yang sudah tersusun rapi membentuk piramid. Champagne mengalir memenuhi gelas diiringi oleh teriakan Abe, Arnav, Denis dan Fahrul.
Fahrul mengambil segelas minuman dan memberikannya pada Nick, kemudian mengangkat gelasnya sambil berseru kencang.
"To Nick our smallville boy!”
Arnav, Denis, Abe, Nick dan keempat gadis yang berada di situ pun mengangkat gelas bersamaan.
"Cheers!!" ucap mereka seraya mengangkat gelas. Dalam hitungan detik cairan itu mulai membasahi kerongkongan mereka.
Nick mengeluarkan Marlboro dari saku celananya, mengambil sebatang lalu menyelipkan di bibirnya dan tiba-tiba seseorang sudah menyalakan api untuknya. Nick membakar rokoknya lalu mengangkat wajahnya. Di hadapannya berdiri seorang gadis yang mengenakan gaun mini tanpa lengan berwarna maroon, dilengkapi dengan highheels dengan warna senada. Rambutnya yang panjang berwarna kecoklatan semakin menambah kesan sensual.
Dengan segera dia duduk di pangkuan Nick, tangannya melingkari leher lelaki itu. Untuk beberapa saat Nick bergeming, dia masih menikmati rokoknya. Merasa diabaikan, gadis itu mengambil rokok dari tangan Nick, dihisapnya lalu menghembuskan asap ke wajah Nick. Selanjutnya membuang rokok ke lantai, kemudian dengan cepat memegang pipi Nick dan me**mat bibirnya. Arnav dan yang lainnya bersorak melihat itu dan berteriak memberikan semangat. Gadis itu semakin bergairah, dia terus menciumi Nick. Bohong kalau lelaki itu tak merasakan apapun. Nick membalas ciuman gadis itu dengan menahan tengkuk dan memperdalam ciumannya. Sementara tangan satunya mulai menggerayangi tubuh sang gadis.
🍂🍂🍂
Nick memasuki kamarnya, duduk di pinggir kasur, membuka sepatunya, lalu merebahkan tubuhnya. Dia tersenyum sendiri mengingat kejadian di diskotik tadi. Bagaimana gadis yang menemaninya tadi begitu bernafsu mencumbunya, sampai tak sadar kalau tubuhnya nyaris telanjang karena Nick terus menggerayangi tubuhnya dan secara perlahan membuka pakaiannya sedikit demi sedikit.
Nick kembali menegakkan tubuhnya, disambarnya sebatang rokok kemudian menyalakannya. Perlahan dia menikmati asap rokok yang mulai memenuhi mulutnya, lalu menghembuskannya pelan-pelan. Entah mengapa hatinya terasa kosong, dibalik semua kesuksesan, kesenangan, kemewahan dan kenikmatan yang diperolehnya, dia masih merasa hampa. Hatinya seperti berlubang, sebanyak apa pun dia mengisi lubang itu, semuanya akan kembali keluar.
Sampai detik ini lelaki itu belum mengetahui apa yang menjadi tujuan hidupnya. Yang dia lakukan selama ini pun tidak tahu untuk apa dan siapa. Nick hanya melakukan hal-hal yang dianggapnya menantang dan menyenangkan. Tetapi ketika tantangan itu selesai ditaklukkannya, dia kembali merasa hilang, dan kesenangan yang dirasakan menguap entah kemana ketika dirinya kembali sendirian.
Bahkan sampai saat ini belum ada satu wanita pun yang bisa membuatnya bergetar. Begitu banyak wanita cantik yang mengejarnya, namun tak ada yang berarti di hadapannya. Walaupun dia senantiasa berkencan dengan lusinan wanita, namun apa yang dilakukannya hanya sebatas senang-senang. Nick memang sering mencumbui wanita, tetapi untuk urusan lebih lanjut ke tempat tidur belum pernah dilakukan sekalipun. Baginya, wanita yang nanti diajaknya bercinta adalah wanita spesial yang mampu membuat hatinya meledak-ledak.
Nick tidak seperti Fahrul, yang masa sekolahnya dihabiskan di pesantren, tetapi ketika pindah ke Jakarta untuk kuliah langsung menjadi budak ****. Hampir semua pacarnya pernah diajaknya untuk bercinta. Lain lagi dengan Arnav yang lebih senang dengan hubungan one night stand. Mulai dari anak kampus sampai penjaja **** komersial pernah dirasakan. Dan Denis, hanya Nick yang tahu kalau dia adalah simpanan tante-tante, untuk urusan wanita, Denis memang lebih menyukai yang lebih tua darinya. Nick tidak dapat membayangkan bagaimana jadinya kalau mamanya yang menjadi kekasih Denis.
Nick menghembuskan asap terakhir, lalu mematikan rokok, membuangnya ke lantai dan kembali merebahkan tubuhnya. Tubuhnya terasa letih. Dia mulai memejamkan mata dan tidak berapa lama kemudian, dirinya telah masuk ke alam mimpi.
🍂🍂🍂
Nick keluar dari kamarnya dengan pakaian jas lengkap. Hari ini seperti yang telah dijanjikan om Sakurta, Nick akan mulai bekerja di Ambrossia Hill dan langsung memegang jabatan sebagai manager marketing public relations, menggantikan posisi pak Dewa yang dipercaya mengurus cabang baru di Bali.
Sesampainya di ruang makan, Nick melihat mama dan om Sakurta tengah menikmati sarapan. Setiap hari Rabu, om Sakurta akan datang dan menginap. Entah alasan apa yang dikatakan pada anak dan istrinya, yang jelas setiap Rabu malam om Sakurta selalu datang untuk menginap. Nick langsung duduk di samping mamanya dan mulai menyantap sarapannya.
Sakurta bukan tipe orang yang senang basa basi, dia selalu berbicara to the point. Lewatnya, Nick memperoleh akses untuk melakukan penelitian di hotelnya dan memperoleh kesempatan istimewa langsung bekerja dengan jabatan manager. Hal ini diperoleh bukan semata-mata keenceran otak Nick, tapi sedikit banyak campur tangan Diah membawanya ke posisi ini.
Hubungan Diah dengan Sakurta sudah terjalin sekitar satu tahun lamanya. Dia hanya mempunyai jadwal berkunjung pada hari Rabu. Darinya Diah memperoleh tunjangan uang bulanan sebesar $2000 dan sebuah mobil Honda CRV keluaran terbaru, yang saat ini digunakan Nick untuk beraktivitas.
Pada weekend, Diah akan dikunjungi oleh Mr. Smith, seorang berkebangsaan Australia yang saat ini menetap di Jakarta dan memegang beberapa perusahaan ritel besar di berbagai kota di Indonesia. Darinyalah apartemen yang ditinggali Nick dan mamanya diperoleh. Sudah tiga tahun lebih Diah hidup bersama Mr. Smith, hanya setahun belakangan ini, laki-laki itu hanya datang pada tiap akhir pekan, karena kesibukannya di luar kota. Tiap bulannya Diah memperoleh tunjangan sebesar $5000, dan juga membiayai studi master Nick.
Sedang pada hari Senin, Diah akan melayani kekasihnya yang lain, yakni pak Burhan. Walaupun hubungan mereka baru terjalin tiga bulan, namun Diah sudah berhasil mendapatkan mercedes benz keluaran terbaru dan juga uang bulanan sebesar lima puluh juta rupiah.
Kadang Nick tak habis pikir, bagaimana cara mamanya mengatur jadwal ketiganya sehingga tak terjadi bentrokan. Dia sendiri tidak merasa keberatan dengan cara hidup mamanya, selama itu membuat mamanya senang dan dirinya tidak kekurangan apa pun.
"Bagaimana sidang kamu kemarin, Nick?" pertanyaan Sakurta sukses membangunkan Nick dari lamunannya. Dia mengangkat wajahnya menatap Sakurta dan menjawab dengan wajah ceria.
"Sukses om, everythings perfect,” Nick mengangkat tangannya, jari telunjuk dan jempolnya membentuk lingkaran.
"Baguslah dengan begitu om gak akan malu merekomendasikan kamu menggantikan pak Dewa.”
"Om tenang aja, aku jamin om tidak akan menyesal. Malah aku akan bekerja lebih baik dari pak Dewa.”
Sakurta tersenyum mendengar jawaban optimis Nick. Diah menepuk bahu Nick dengan perasaan bangga.
🍂🍂🍂
Dengan langkah mantap Nick memasuki gedung hotel Ambrossia Hill. Ini kali pertama dia menginjakkan kakinya bukan sebagai peneliti atau pun tamu, tetapi sebagai karyawan. Ditemani oleh Sakurta, mereka menuju ruangan direksi, rencananya hari ini Sakurta akan mengenalkan Nick kepada jajaran direksi hotel Ambrossia Hill.
Seusai acara perkenalan, Nick diajak berkeliling oleh sang general manager, bapak Hilman. Beliau sudah menjabat selama lima tahun, dan semenjak jabatan ini dipegangnya, hotel ini mengalami kemajuan pesat. Nick dan pak Hilman mengakhiri turnya di ruangan pak Hilman. Belum lama mereka duduk, asistennya datang dan memberikan minuman.
"Saya berharap kamu bisa memberikan kontribusi yang baik untuk hotel ini pak Hilman membuka pembicaraan."
"Mudah-mudahan saya bisa memberikan yang terbaik,” pak Hilman tersenyum senang, lalu dengan isyarat tangan ia mempersilahkan Nick minum.
"Tolong jangan tersinggung, tapi saya mendengar gosip miring soal kedekatan mama kamu dan pak Sakurta dengan sampainya kamu di posisi ini,” pak Hilman terdiam sebentar mencoba melihat reaksi Nick, namun Nick masih terlihat tenang.
"Saya pribadi percaya kalau kamu memang punya kemampuan, jadi bagi saya gosip itu cuma sekedar sampah, dengan catatan kamu bisa membuktikannya dengan kinerja yang baik,” Nick tersenyum sebentar sebelum menanggapi ucapan pak Hilman.
"Bapak tenang saja, saya akan buktikan kalau saya layak memegang jabatan ini. Ingat pak, saya akan buktikan.. bukan berjanji.”
Kali ini giliran pak Hilman yang tersenyum mendengar jawaban Nick. Dia sendiri memang yakin kalau Nick pantas memegang jabatan yang dipercayakannya sekarang.
Pembicaraan pun berlanjut, pak Hilman menerangkan tentang seluk beluk hotel ini dan dia juga memberikan berkas berisikan program-program yang telah dilaksanakan dan sedang direncanakan oleh pak Dewa, manager sebelumnya. Tiba-tiba terdengar ketukan di pintu, dan tidak berapa lama terlihat seorang wanita muda, berwajah manis, berkulit kuning langsat memasuki ruangan. Pak Hilman memberi kode pada wanita itu untuk duduk di sampingnya.
"Nick, ini Ranti dia yang akan menjadi sekretaris sekaligus asisten pribadi kamu. Dia sudah tiga tahun bekerja di sini, dan sebelumnya dia juga bekerja untuk pak Dewa,” Nick segera mengulurkan tangan untuk berkenalan.
"Nick.”
"Ranti.”
"Mudah-mudahan kita bisa bekerjasama dengan baik.”
Ranti tersenyum mendengar ucapan Nick. Sebenarnya mereka berdua telah saling kenal, karena hampir selama enam bulan Nick melakukan penelitian dan mereka sering bertemu, hanya saja Nick tidak menyangka kalau Ranti yang akan membantu pekerjaannya nanti. Sedang Ranti sendiri tidak dapat digambarkan bagaimana bahagianya, karena impiannya untuk selalu dekat dengan Nick kini menjadi kenyataan, dia berharap memperoleh status lain dari lelaki itu.
Selesai pertemuan dengan pak Hilman, Nick kembali ke ruangannya ditemani oleh Ranti. Lelaki itu masuk ke dalam ruang kerjanya, sedang meja Ranti berada di dekat pintu masuk ruang kerja Nick. Di dalam ruangan Nick masih belum melakukan apa-apa, pikirannya masih melayang pada percakapannya tadi dengan pak Hilman. Jujur diakuinya kalau ucapan pak Hilman tentang hubungan mamanya dengan om Sakurta sedikit mengganggu pikirannya. Tapi segera ditepiskannya pikiran itu, seperti biasa dia akan menjadikan hal ini sebagai tantangan yang harus ditaklukkan. Untuk menyegarkan pikiran Nick pun memutuskan untuk melihat suasana hotel.
Pintu lift terbuka, kali ini Nick berada di lantai lima di sebelah selatan gedung, tempat kamar VIP berada. Dia berjalan di koridor ruangan, koridor tampak sepi. Kemudian dia belok ke kanan, dan di sana dia melihat dua orang house keeping keluar dari salah satu kamar sehabis membereskan kamar. Nick pun berjalan ke arah mereka sambil menuju pintu lift berikutnya. Saat melintas, tanpa sengaja terdengar percakapan dua wanita itu.
"Mbak tau ndak katanya manager Marketing PR yang baru itu anak selingkuhannya pak Sakurta, pemegang saham hotel ini," ucap salah satu house keeping yang bertubuh agak gemuk.
"Ya itulah orang dapet kerjaan enak banget, cuma karena anak seligkuhan bisa langsung jadi manager emangnya kita, udah enam tahun jadi house keeping terus.”
Kemudian terdengar cekikikan kecil mereka. Telinga Nick memerah mendengar pembicaraan kedua wanita itu, maka dengan cepat dia membalikkan badan dan menghampiri kedua wanita tersebut.
"Ehem!! Apa pekerjaannya sudah selesai?" tanya Nick dengan wajah mengeras.
🍂🍂🍂
Ehem!!! Jangan galak² ya Nick.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
Nabila hasir
ngeri temen2nya nick.kehidupan yg bebas.
tapi pertemanannya kuat
2024-06-07
1
Safitri Agus
ya ampun mamanya si Nick,pantas saja Nick jd bahan gunjingan
2023-12-30
1
🤎ℛᵉˣ𝐀⃝🥀OMADEVI💜⃞⃟𝓛
begitu lah tidak dikampung atau dikota gosip mmg selalu menyebar seperti virus
2023-12-24
1