Bab 15

“Saatnya sudah tiba”, ucap Ling Gom menyunggingkan seringai khasnya.

“Kakak maukah kamu temani aku bersenang senang?” tanya Ling Gom pada Fang Zin.

“Baiklah, mana maumu saja”. Jawab Fang Zin memasang senyum juga.

“Paman aku tinggal dulu, aku dan kak Zin mau bersenang senang dulu”. Ujar Ling Gom kepada Husan yang membuanya bingung.

“Baik tuan muda”, sahut Husan tak berdaya karena jika dia bertanya kemana Ling Gom tidak akan memberitahu jadi dia hanya bisa mengiyakan saja.

Sebelum pergi, Ling Gom tentunya tidak lupa untuk mengutip kantong penyimpanan anggota keluarga Li yang tergelatak dan mengakhiri hidup bagi yang masih bernafas sebab dia bertekad tidak akan meninggalkan seorang pun.

Juga tidak lupa Ling Gom mengumpulkan hawa membunuh yang merupakan pelengkap elemen kegelapannya, dia yakin bahwa hawa atau aura membunuh ini akan ada kegunaannya seperti menekan musuh atau membuat ilusi walaupun masih belum diketahui apakah ada atau tidak tekniknya.

………………….

Saat ini Ling Gom dan Fang Zin tengah berada di depan pintu gerbang keluarga Li, sesuai dengan keinginan Ling Gom bahwa dia ingin bersenang senang maka itulah sebabnya mereka ada disini untuk bersenang senang sekalian meratakan keluarga Li.

“Kakak nanti turunkan tingkat kultivasimu setara denganku ya”, saran Ling Gom yang tentunya sudah pasti akan di turuti oleh Fang Zin.

Tidak lama pintu gerbang terbuka sedikit dan muncul beberapa orang yang merupakan penjaga, mereka menatap Ling Gom dan Fang Zin seakan meminta ijin kenapa mereka kesini tapi tidak kunjung mendapat jawaban.

“Kalian tidak tersesat kan nak”, seloroh salah seorang penjaga.

“Tidak dan tidak sama sekali, malahan kami ketempat yang sangat tepat”. Sahut Ling Gom bermain kata.

“Jadi coba jelaskan alasan kalian kemari bocah”, ucap penjaga yang terlihat sebagai pemimpin penjaga.

“Oh kebetulan sekali kamI bermaksud merubah keluarga Li menjadi sesuatu yang enak dilihat”, Sahut Ling Gom lagi.

“Kurang ajar, apakah kau pikir ini taman bermain? Segera usir bocah tidak tahu diri ini”. Perintah pemimpin tersebut.

Dengan serentak mereka maju menyerang Ling Gom dan Fang Zin, berbagai senjata mereka arahkan yang bertujuan untuk melenyapkan Ling Gom.

“Yang perempuan kalian tinggalkan untuk kesenangan, hahahaha”. Ucap salah satu dari mereka.

“Tidak tahu malu, beraninya hanya sama anak kecil”, ujar Ling Gom.

Lalu dia mengeluarkan salah satu teknik tingkat langit berelemen petirnya bernama teknik Guntur Merah, dia memakai bagian Pertama Sentilan Petir.

Beizzzzzzzzz

Ling Gom hanya melakukan gaya menyentil dan satu persatu penjaga kediaman keluarga Li terkena aliran petir, walaupun tidak dahsyat tapi rasa sakitnya terasa sampai ketulang yang cukup membuat mereka lumpuh untuk beberapa detik.

Melihat lawannya lumpuh bukan membuat Ling Gom senang tapi malah melanjutkan dengan melancarkan serangan teknik Guntur Merah bagian kedua Telunjuk Petir, dimana dia menunjuk satu satu lawannya dan petir dari langit akan menyerang mereka hingga mati gosong.

“Ba…bagaimana bisa”, ucap pemimpin penjaga yang melihat bawahannya mengalami nasib sial begituterkejut setengah mati sebab tidak menyangka bocah yang dimatanya tidak apa apanya malah kenyataannya sangat ganas.

Para penghuni kediaman keluarga Li juga kaget dengan kebisingan yang terjadi terlebih patriak Li Song yang bertanya tanya kenapa bisa petir terjadi dikediamannya, dia menebak bahwa ada seseorang yang sedang membuat kekacauan didepan pintu gerbang keluarganya jadi dia dengan cepat menuju gerbang untuk melihat siapa yang berani.

Kembali ke tempat Ling Gom berada.

“Sekarang tersisa kau sendirian paman, apakah paman masih kuat?” ujar Ling Gom dengan polosnya hingga membuat pemimpin penjaga tadi menyemburkan darah karena dia tidak menyangka seorang monster bisa bisanya berkata polos demikian.

Sebelum pemimpin tersebut menjawab terdengar suara bentakan dari patriak Li Song dari arah dalam kediaman, hal itu membuat pemimpin yang sudah ketakutan menarik nafas lega sebab dia tahu bahwa patriak dan tetua yang lain akan menghampri gerbang kediaman.

“Siapa yang berani membuat ulah dikediaman Li ini!” teriak Li Song yang disusul dengan kehadirannya disertai dengan aura Pembentukan Roh*4 disebarkannya.

Tapi melihat siapa yang tengah berhadapan dengan penjaga kediaman membuat dia bingung sebab dia beranggapan bahwa setidaknya yang membuat ulah merupakan pria berumur, tapi kenyataannya adalah seorang anak kecil dan gadis remaja yang terlihat sekitar 20 tahunan.

“Apa yang sebenarnya terjadi”, ucapnya menatap pemimpin penjaga tadi.

“Patriak lihat sendiri mereka membuat ulah”, sahut pemimpin itu ketakutan hingga dia tidak bisa menjelaskan situasi dengan sangat baik.

Mendengar itu membuat Li Song marah, makian pun terucap darinya yang dia tujukan kepada pemimpin tersebut.

“Dasar tidak berguna, sia sia selama ini ku biayai kau tapi mengurus orang rendahan saja kau tidak mampu” sergahnya. “Mati saja kau bajingan”, lanjutnya dan memukul tengkorak pemimpin itu hingga otaknya tercecer dimana mana.

“Tidak kusangka patriak keluarga bangsawan yang terhormat sangat kejam perilakunya, tidak baik dijadikan sebagai contoh”. Ucap Ling Gom yang membuat situasi kian panas.

“Tahu apa kau bocah biadab, kau tidak mengerti sama sekali bocah”. Ucap Li Song disertai kemarahan dan niat membunuh.

“Baik, mari kuberitahu apa yang kutahu”. Sahut Ling Gom sambil memakai langkah petirnya.

Kali ini Ling Gom merapalkan teknik tingkat berlian berelemen Logam bernama Tubuh Baja, dengan gerakan kedua yaitu Tangan Besi di arahkannya kemuka Li Song yang merupakan orang atau dalang dibalik tewasnya kedua orang tua angkatnya.

Menyadari bahaya mengarah kewajahnya tidak membuat dia bodoh dengan menerima secara langsung, dia juga merapalkan teknik andalannya yang merupakan warisan keluarga bangsawan terkemuka yang berda di tinggkat emas yaitu teknik Tebasan Angin.

Walaupun teknik yang Li Song pakai masih berada dibawah tingkat Langit apalagi 2 tingkat berada dibawah tingkat berlian, namun dengan teknik itu Li Song bisa lepas dari kehancuran muka yang tidak berbentuk jangankan menyksikan mua bonyoknya untuk membayangkan saja dia enggan.

Dengan Haluan angin yang merupakan gerakan ke 3 dari Teknik Tebasan Angin sekarang Li Song bernafas lega untuk sesat sebelum dia kembali melihat serangan Ling Gom lagi lagi telah di arahkan padanya, dengan melakukan gerakan Haluan Angin lagi dia berharap kali ini akan kembali menghindari serangan itu.

Naas untuk Li Song karena telat sepersekian detik untuk menghindar dari serangan Jari Baja Tajam Ling Gom yang merupakan gerakan Pertama dari teknik Tubuh Baja, karena jari setajam pisau telah bersarang di bahu kiri Li Song hingga mengeluarkan darah dari bekas luka tersebut.

“Bocah edan, kukira kau tidak ada apa apanya tapi ternyata aku salah menilai”, sesal Li Song.

‘Teknik warisan Leluhur tidak mampu melawan tekniknya, sebenarnya ada di tingkat mana bocah ini’. Gumam Li Song yang tentunya hanya dia seorang yang mendengarnya.

“Kenapa paman, apakah sudah capek bermainnya?” tanya Ling Gom dengan kembali bersikap polos.

“Bajingan, rasakan ini biadab”. Murka Li Song menyerang Ling Gom dengan membabi buta.

Hal tersebut malah membuat senang Ling Gom, sekali lagi dia memainkan gerakan Jari Baja Tajamnya dan mengarahkan tepat kejantung Li Song.

Jlebbb

Jari Ling Gom melesat masuk menembus jantung Li Song, darah mengalir bagaikan air mancur bercipratan hingga membasahi baju Ling Gom.

“Ingatkah kau pada SU Tang dan Yu Ling?” ketika mendengar kata Ling Gom itu membuat Li Song yang sedang meregang nyawa sangat terkejut karena ternyata pembantaian yang dilakukannya 3 tahun silam menyisakan dendam dan sekarang dia menerima dendam tersebut.

Tidak ada kata balasan dari Li Song karena setelah mendengar kata Ling Gom nyawanya meninggalkan raganya, para penatua dan penghuni kediaman keluarga Li termasuk Li Gui tampak pucat pasi.

Mereka tidak menyangka bahwa orang terkuat mereka akan kalah telak hanya dalam hitungan menit, segera mereka mencari cara untuk menyelamatkan nyawa sebab mereka sudah menduga bahwa mereka akan binasa.

“Jangan berpikir bahwa kalian akan mampu meninggalkan tempat ini sebelum aku mengijinkannya”, ancam Ling Gom dengan menyebarkan kekuatan setingkat Pembentukan Roh*4.

Ling Gom memberikan kode kepada Fang Zin untuk memulai acara puncak sekaligus acara terakhir, dengan demikian nama keluarga bangsawan Li hanya tersisa sejarah diwilayah kekuasaan kekaisaran Qi.

Kabar runtuhnya keluarga Li menyebar dengan sangat cepat, banyak orang bertanya tanya siapa gerangan yang berbuat demikian dan khusus keluarga HU serta keluarga Su mereka melakukan pertemuan darurat untuk membahas kejadian yang barusan mereka dengar tersebut.

Terpopuler

Comments

Rahman To Bone

Rahman To Bone

lanjut

2022-02-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!