Long San mengajak Ling Gom masuk lebih dalam lagi kedalam gua, tidak lama terlihat sebuah ruangan yang terang benderang oleh Kristal yang bertebaran disana sini dan di tengah ruangan terdapat meja yang sangat mewah.
Dia atas meja tersebut terdapat batu hitam bulat berdiameter 30 sentimeter dengan di kain merah cerah sebagi alasnya, dari penjelasan Long San yang dianggukin oleh Fan Kun dan Fang Zin bahwa batu tersebut bernama batu magnetik yuan yang merupakan harta langit dan bumi serta sangat langka meski di alam surga sekalipun karena merupakan pecahan inti dari gunung yuan yang dipercaya bahwa gunung tersebut adalah gunung Tuhan.
Long San melakukan segel tangan yang kelihatannya dia telah terbiasa melakukannya, lalu mempersilahkan Ling Gom masuk dan setelahnya diikuti olehnya beserta Fang Kun dan Fang Zin anak gadisnya.
Dalam hitungan detik Ling Gom telah berada di tempat berbeda dari tempat semula, sekarang dia berada di tempat yang di penuhi dengan pemandangan indah yang ada rumput, pohon, gunung dan sungai.
“Tempat apa ini paman, bukankah tadi kita berada di dalam gua?” tanya Ling Gom.
“Ini merupakan dunia kecil didalam batu magnetik yuan tuan muda”, jawab Fang Kun.
“Iya tuan muda dan disanalah tempat kedua jiwa orang tua tuan muda berada”, sahut Long San sambil menunjuk sebuah istana tidak jauh dari mereka berada.
Lalu mereka berempat segera menuju ke istana tersebut, sesampainya di depan istana yang megah Ling Gom menghentikan langkahnya karena dia merasakan jantung yang berdebar debar tanpa alasan.
“Ada apa tuan muda”, ujar Long San yang juga menghentikan langkahnya disusul dua lainnya.
“Tidak apa apa tuan muda, akuhanya merasakan jantungku berdebar entah apa alasannya padahal aku sangat menantikan untuk melihat kedua orang tuaku walaupun hanya berupa jiwa”. Jawab Ling Gom sekenanya karena dia benar benar tidak tahu kenapa.
“Tuan muda tarik nafas dahulu baru setelahnya kita akan masuk”, ucap Fang Zin yang di anggukin oleh Ling Gom.
Setelah merasa tenang barulah ia melanjutkan langkahnya yang disusul oleh ketiga pelayannya, memasuki istana secara alami Ling Gom merasakan perasaan yang teramat nyaman dari udara dan hawa sekitarnya.
Tidak lama muncul 2 sosok berupa jiwa yang satu merupakan pria dan satunya lagi merupakan wanita dan mereka terlihat seperti paruh baya, secara naluriah 3 orang langsung menjatuhkan diri berlutut ketika mereka kehadiran sosok tersebut karena mereka sangat menghormati keduanya.
“Salam penguasa dan Permaisuri”, ucap mereka serempak.
“Salam, kalian bisa pergi dan terima kasih telah mengantarkan Gom’er”. Sahut Permaisuri yang tidak lain adalah ibu Ling Gom Fang Ning dan disampingnya adalah ayah Ling Gom yaitu Ling Hu.
Setelah kepergian ketiganya, Ling Gom mematung ditempat tidak tahu harus bagaimana merespon keadaan sekarang.
“Gom’er selamat datang, ayah dan ibu sangat senang melihatmu tumbuh sehat”. Ucap Fang Ning yang langsung memeluk anaknya dengan tangis sedangkan Ling Hu hanya diam menahan sedih.
Reaksi Ling Gom masih sama dengan tanpa kata dan mematung ditempat, dia masih berusaha mencerna semuanya.
“Mungkin kau masih terkejut nak, tapi inilah kenyataannya dan kami mohon maafkan kami karena selama ini kami tidak mampu-“. Sahut Ling Hu tapi langsung terpotong oleh satu ucapan Ling Gom.
“Ayah ibu”, namun tidak bisa melanjutkan karena dia langsung menangis dan membalas pelukkan ibunya.
Mau tidak mau Ling Hu terharu melihat itu, dia teringat dengan ketidak mampuannya memberikan apa yang seharusnya didapatkan oleh anaknya.
“Tidak, itu bukan kesalahan ayah dan ibu dan malahan aku sangat berterima kasih karena kalian berdua sudah berusaha melingdungi tubuh kecilku”. Ucap Ling Gom setelah dia merasa tenang namun masih memeluk ibunya yang berupa jiwa.
“Sebelumnya telah diceritakan oleh paman Long San dan paman Fang Kun apa yang terjadi dengan kalian, aku mengerti dan aku tidak akan menyalahkan kalian”. Sambungnya.
“Terima kasih nak”, hanya itu yang mampu di katakan oleh Ling Hu dan melangkah maju untuk memeluk kedua orang yang disayanginya itu.
Agak lama mereka saling berpelukan hingga Ling Gom tertidur dalam pelukkan ayah dan ibunya, akhirnya Ling Gom dibawa ke kamar yang telah tersedia dalam istana tersebut oleh Long San setelah Ling Hu memintanya.
Ling Gom sangat pulas tertidur, kenyamanan dan keamanan yang dirasakannya sekarang sama seperti dia sedang bersama Su Tang dan ibunya sebelumnya.
Pagi hari Ling Gom terbangun dari tidurnya dan yang Pertama dia lihat adalah ayah dan ibunya yang dalam bentuk Jiwa sedang menatapnya dengan senyum yang hangat, diapun membalas senyum kedua orang tuanya dengan tidak kalah hangatnya.
“Selamat pagi ayah ibu”, ucapnya.
“Selamat pagi nak”, sahut keduanya.
“ayo bangun dan bersihkan dirimu, kita akan bercerita serta akan memulai latihanmu”. Lanjut ayahnya.
Dia berkata seperti itu karena semalam Ling Gom telah bertekad untuk menjadi kultivator, demi untuk menjaga dan melindungi orang orang yang disayanginya juga membalas apa yang telah di perbuat oleh Ras Iblis kepada Rasnya dan kedua orang tuanya.
Kedua orang tuanya tidak bisa untuk melarang karena mereka melihat dari mata Ling Gom ada tekad yang membara, jika mereka melarang dengan keras rencana balas dendam tersebut maka akan menghambat kehidupan anak mereka dan sama saja Ling Gom akan berada dalam bayang bayang keputus asaan.
“Nak, di alam semesta ini dimana kau telah mengetahui apa arti seorang kultivator dan untuk mendukung seorang kultivator untuk menjadi kuat maka dia harus melakukan kultivasi dengan menyerap energi langit dan bumi”. Ucap Ling Hu setelah mereka selesai menceritakan tentang kehidupan sebelumnya.
Dia menjelaskan bahwa dalam tubuh seorang kultivator ada yang namanya Dentian yang menjadi pusat penampung dari energi langit dan bumi, selain Dentian ada Meridian yang berfungsi sebagai jalur untuk menyalurkan energi dan Meridian tersebut tersambung keselutuh jaringan tubuh.
Meridian juga terbagi atas 2 bagian dimana ada Meridian besar dan Meridian kecil, untuk membuka seluruh Meridian baik besar maupun kecil harus dilakukan secara bertahap dan jarang sekali ada seorang kultivator yang mampu membuka seluruh Meridiannya sekaligus karena bisa bisa akan terjadi kecelakaan menjadi cacat atau kelumpuhan bahkan mengalami kematian.
Untuk tingkatan kultivasi dia membagi menjadi Fana, Pertapa, Abadi dan tingkat Dewa.
Tingkat Fana
Pemula
pembentukan tubuh
penempa tulang
pembentukan energi
pembentukan roh
Pertapa
Pertapa Suci
Pertapa Agung
Semi Pendekar
Setiap tingkatan dibagi menjadi 10 bintang, dari penjelasan dunia semesta dahulu kala mengatakan bahwa setiap alam ada batasan tertinggi dimana alam rendah hanya mampu mencapai tingkat Pendekar Suci.
(untuk kultivasi diatas Pendekar Suci akan diulas di cerita lanjutan setelah dia naik ke alam menengah)
Masih banyak yang dijelaskan oleh Ling Hu kepada Ling Gom cara berkultivasi serta tingkatan teknik, hingga mereka sampai pada penjelasan tingkatan artefak dan keahlian.
Tingkatan keahlian mulai dari alkemis, tabib, formasi dan penempa
pemula
perunggu
perak
emas
ahli
guru
master
grandmaster
kuno
ilahi
dewa
Masih banyak hal yang dijelaskanoleh Ling Hu kepada Ling Gom, sedangkan Ling Gom mendengarkand engan cermat dan berusaha keras untuk mengingatnya karena semua penjelasan tersebut adalah dasar yang harus diketahui.
Selesai menjelaskan segala sesuatu, Ling Hu mengangkat tangannya dan menyentuh kening Ling Gom dengan telunjuknya dan sebuah cahaya emas keluar dari telunjuknya memasuki kepala Ling Gom.
Banyak sekali informasi yang masuk kedalam kepala Ling Gom, informasi itu adalah semua hal yang berkaitan dengan pencapaian ayahnya selamahidup.
Teknik bertarung, teknik penyegelan, formasi, penempaan dan lain sebagainya terpampang jelas di pikirannya yang seakan akan hal tersebut merupakan pengalaman pribadi sendiri yang tidak bisa dilupakan.
“Itu adalah pengalaman dan pencapaian ayah selama hidup, tenang saja itu tidak akan pernah hilang dari ingatanmu karena ayah telah menyegelnya dalam ingatanmu dan akan hilang setelah kau menguasai semuanya”. Ucap Ling Hu kepadanya.
“Terima kasih ayah”, ucap Ling Gom antusias.
“Sekarang giliran ibu”, ujar ibunya dari samping dan Ling Gom menghadap ibunya.
Sama sepertinya ayahnya, ibunya juga melakukan demikian dengan emnyentuh kening Ling Gom dan cahaya putih bercampur emas memasuki kepala Ling Gom.
Kembali Ling Gom merasakan sensasi yang sama seperti sebelumnya, berbagai hal dia lihat dari teknik tabib, alkemis serta berbagai pengetahuan ibunya selama hidup.
“Terima kasih ibu”, ucapnya kepada ibunya.
“Sama sama nak, hanya itu yang mampu kami berikan dan jika selama kamu mempelajari semua pengetahuan ayah dan ibu yang ada didalam pikiranmu ada yang kurang dimengerti kau langsung tanyakan saja kepada kami berdua karena jiwa kami tidak akan hilang selama kami tidak menginginkannya disini”. Sahut ayahnya.
“Baik, tapi aku mau menanyakan sesuatu”. Ucapnya.
“Apa itu nak”, sahut ibunya antusias.
“Apakah tidak ada cara untuk membuat ayah dan ibu kembali utuh atau bisa memiliki tubuh lagi?” tanya Ling Gom.
Keheningan terjadi karena baik Ling Hu dan Fang Ning tidak menyangka pertanyaan tersebut akan keluar, memang Fang Ning mampu membuat atau membentuk kembali tubuh fisik mereka dengan menyuling pil tingkat ilahi tapi bahannya tidak tahu apakah ada di alam rendah ini.
Mengetahui bahwa ibunya bisa dan pengetahuan tersebut sudah masuk kedalam pikirannya, Ling Gom kembali berjanji dalam hati suatu saat dia akan berusaha memberikan tubuh baru kepada kedua orang tuanya apapun yang terjadi dan apapun yang akan dia tempuh.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
Kang Comen
hmmm agk gimana gitu semi pendekar ???
jdi srasa kurng ngeh
2022-12-12
0
Kang Comen
punya nya shen yu
2022-12-12
0
Ismaeni
masih nyimak duluu thor
2022-03-12
0