“Tuan muda lebih baik kita singgah ke lembah gunung sebelah sana, karena disana tuan muda dapat mengasah pengalaman bertarung tuan muda dengan melawan hewan buas”. Saran Fang Zin.
“Saran yang bagus”, ucap Ling Gom dengan seringai tipis.
Merekapun singgah ke lembah yang berada disisi selatan gunung Tukendi, tempat tersebut memang sering menjadi tempat berkumpulnya hewan buas yang terkenal dengan kebuasan mereka ketika melihat mangsa sehingga tidak ada yang berani masuk kewilayah selatan gunung Tukendi.
Tingkat hewan buas dan persamaan kekuatannya dengan kultivator.
Tingkat 1 \= Pemula
Tingkat 2 \= Pembentukan tubuh
Tingkat 3 \= Penempa tulang
Tingkat 4 \= Pembentukan energi
Tingkat 5 \= Pembentukan roh
Tingkat 6 \= Pertapa
Tingkat 7 \= Pertapa Suci
Tingkat 8 \= Pertapa Agung
Tingkat 9 \= Semi Pendekar
Untuk hewan buas tingkat 8 dan tingkat 9 tidak pernah di lihat oleh orang orang sekitar gunung Tukendi, saat bencana hewan buaspun tingkatan tertinggi yang menyerang pemukiman masyarakat hanya sebatas tingkat 5 yang ketika itu lumayan membuat pihak kekaisaran Qi kesusahan sampai memakan korban ribuan manusia.
“Apakah kamu pernah kesana?” tanya Ling Gom kepada Fang Zin.
“Oh iy mulai sekarang kita biasakan untuk panggilan kakak ku panggil dan kamu panggil aku adik biar terbiasa dan tidak terlihat canggung nantinya”, sambungnya.
“Hehehe dengan senang hati adik”, respon baik dari Fang Zin “ dulu aku pernah kesana sebanyak 2 kali dan makanya aku menyarankan disana karena sangat cocok untuk tempat latihan karena selama ini adik Gom tidak pernah melatih kekuatan secara nyata dengan musuh yang nayata juga”. Ucapnya.
“Jadi apakah disana ada hewan buas yang kuat?” tanya Ling Gom lagi.
“Tidak bisa ku katakan kuat dan tidak bisa juga ku katakan lemah, lebih baik kita kesana aja untuk melihat langsung”, sahut Fang Zin.
“Baiklah”, jawab Ling Gom singkat lalu mereka terus berjalan.
……………………….
Setelah menempuh perjalanan santaiselama 4 hari, akhirnya mereka sampai juga di walayah selatan gunung Tukendi yang terlihat biasa saja namun hawa keberadaan hewan buas kental terasa di tambah dengan kepadatan energi di walayah tersebut cukup padat dirasakan oleh Ling Gom walaupun tidak sepadat airan energi di puncak gunung Tukendi.
“Aku istrahat dulu sebelum memulai acaranya kak”, sesampainya di pinggir wilayah selatan Ling Gom malah rebahan untuk istrahat.
“Baiklah, tapi jangan kelamaan sebab hari sudah hampir siang”. Fang Zin mengingatkan.
“Iya aku tahu itu”, jawab Ling Gom santai.
……………..
Matahari sudah berada di puncak tertingginya menandakan bahwa sekarang sudah pas siang hari, Ling Gom terbangun dengan meregangkan ototnya sambil menguap lalu melihat kanan kiri tapi tidak melihat keberadaan Fang Zin.
“Kemana dia”, katanya singkat.
Tidak lama Fang Zin muncul sambil membawa 2 ekor kelinci gemuk, rupanya dia barusan berburu untuk menyiapkan makan siang bagi mereka berdua.
“Kakak Zin memang yang terbaik, tahu saja bahwa aku sudah lapar”. Ucap Ling Gom cengengesan.
“Ya aku tahu kebiasaanmu yang tidak mampu menahan lapar”, sahut Fang Zin acuh karena selama 3 tahun ini dia sudah tahu kebiasaan Ling Gom bagaimana.
Dengan cepat dia membakar 2 ekor kelinci tersebut dengan api ditangannya, setelahnya dia menghidangkannya kepada Ling Gom.
“Karena tidak ada bumbu jadikita makan apa adanya saja, selamat menikmati adik hehehe”. Ucapnya mempersilahkan sambil cengengesan.
Walaupun menampilkan ekspresi cemberut tapi Ling Gom tetap menyantapnya, dia senang dengan sikap yang di tunjukkan oleh Fang Zin yang selama ini selalu mengingat kebiasaannya.
Tidak salah jika ayah dan ibunya mengatakan bahwa dia harus menganggap Fang Zin sebagai kakak kandung, mereka bertujuan demikian karena mereka tahu bahwa Fang Zin telah kehilangan adik yang sangat di sayanginya bersama dengan ibunya ketika musibah itu datang jadi untuk mengurangi kesedihannya tidak salahnya dia mencurahkan kasih sayang seorang kakak kepada Ling Gom.
“Baiklah kakak cantik, sekarang saatnya aku menari dan kakak saksikan dari jauh saja ya agar tidak mengganggu perburuanku karena dengan hawa keberadaan kakak pasti hewan buas itu lari terbirit birit hehehe”. Ucap Ling Gom sambil berdiri seteah dia selesai makan siang.
“Baiklah adik aku akan berjaga dari kejauhan dan semangat untuk membuat mereka menari”, sahut Fang Zin.
Tanpa menyahut lagi Ling Gom berlari penuh semangat memasuku hutan hewan buas tersebut, benar saja setelah dia menjauh dari dekat Fang Zin muncul gerombolan serigala hitam berjumlah seratus mengerumuninya.
Walaupun hewan buas tersebut rata rata berada di tingkat 5 tapi mereka tidak gentar melihat basis kultivasi Ling Gom karena mereka menang jumlah, selain itu diantara mereka ada 10 hewan buas tingkat 6 dan pemimpin mereka yang merupakan tingkat 7 jadi bagaimana mereka takut.
Seringai dingin Ling Gom tampilkan melihat hewan buas yang telah mengelilingnya tersebut, tidak ada jejak ketakutan malahan dia terlihat bersemangat karena dia dapat mempraktekan semua hal yang telah dia pelajari selama ini kepada hewan hewan buas di sekelilignya itu.
Tanpa menunggu lama lagi, para hewan buas yang kelihatan sudah kelaparan menerjang dan menyerang Ling Gom, sedangkan Ling Gom segera mengeluarkan pedang pemberian ayahnya dan membuat gerakan mengeluarkan teknik tempurnya.
‘Teknik Gelombang Bulan’
‘gerakan pertama Bulan Sabit’
Ling Gom menebas kearah depan dan keluarlah siluet tajam yang terbentuk dari energinya, terlihat seperti lingkaran bulan sabit yang tanpa halangan memotong para hewan buas yang ada di depannya kemudian Ling Gom kembali membuat gerakan teknik sebelumnya dan kaliini dia arahkan ke bagian belakang yang juga terdapat hewan buas.
Sekitar 40 hewan buas serigala hitam tewas dalam 2 tebasan Ling Gom yang dilakukannya, serigala hitam ini merupakan hewan buas berelemen angin dan sebenarnya mereka memiliki kecepatan yang memadai tapi karena mereka melawan Ling Gom yang sudah terlatih ketelitian dan refleknya jadinya mereka mengalami kekalahan.
Walaupun Ling Gom tidak ada pengalaman bertarung tapi pelatihan yang dilakukannya atas bimbingan Long San dan Fang Kun jadi dia sedikit terbantu, dia bisa menutupi kelemahannya dengan berbagai gerakan ditambah dengan gerakan barusan yang merupakan salah satu gerakan dari teknik tingkat langit.
Melihat kawanan mereka banyak yang mati dihadapan mereka membuat serigala hitam lainnya menjaga jarak sejenak, sedangkan Ling Gom langsung memuntahkan isi perutnya karena merasa jijik dengan hasil tebasannya dan itu wajar terjadi kepada mereka yang pertama kali melakukan pembunuhan makhluk hidup baik hewan ataupun manusia.
Tidak lama setelahnya Ling Gom sudah merasakan baikkan lalu dia menatap kawanan serigala hitam lainnya dengan tatapan tajam, saat ini dia teringat dengan tekad dan ambisinya jadi dia dengan cepat dapat membuat dirinya merasa baik serta menyesuaikan dirinya dengan keadaan yang terjadi.
“Marilah maju makhluk jelek”, ucap Ling Gom yang dibalas murka oleh kawanan serigala hitam.
Pertempuran kembaliterjadi dan kali ini kawanan serigala hitam seakan berhati hati, pempin kelompok masih terlihat tenang hanya 10 bawahan tingkat 6 saja yang kali ini bergabung.
‘Teknik Gelombang Bulan”
‘Gerakan ke 2 Langkah Bulan’
Langkah kaki Ling Gom kali ini terlihat cepat sehingga serigala hitam tidak bisa melihat gerakan Ling Gom, satu persatu serigala hitam tewaas dengan tebasan yang membagi dua bagian tubuh mereka.
‘Teknik Gelombang Bulan’
‘Gerakan 4 Bulan Purnama Lenyap’
Ketika gerakan dari teknik ini Ling Gom lakukan, semua serigala hitam yang tersisa langsung roboh semua dan menyisakan pemimpin kelompok saja.
“Sekarang tersisa kau sendiri, jadi mari menari”. Ucap Ling Gom penuh gairah.
Kembali dia melakukan gerakan langkah bulan, seketika dia telah berada di depan pemimpin kelompok tanpa disadiri oleh pemimpin tersebut karena tiba tiba dia sudah menerima tebasan mematikan dengan hasil kepalanya terlepas dari tubuhnya tanpa bisa mengeluarkan suara sedikitpun.
“Akhirnya selesai juga walau memakan waktu lama, mending ku pisahkan dulu inti hewan buas mereka lalu kusimpan untuk di jual nanti hehehe”. Ujarnya sambil cengengesan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
Kang Comen
keturunan naga dan phonix jurus² nya ko Bulan mllu ????
semisal' tapak naga gk ada y thor ???
2022-12-12
0
Rahman To Bone
lanjutkan
2022-02-25
0