Bab 4

Hari berlalu dengan cepat dan sekarang hari sudah pagi lagi, dengan cepat Su Fan beranjak dari tempat tidur untuk bersiap siap berangkat menuju gunung Tukendi.

Selesai sarapan dan segala macamnya, dia pamit kepada Husan lalu beranjak perlahan dari sana sedangkan Husan hanya memandang dengan tatapan serba salah kepada tuan mudanya.

‘Semoga kau selalu baik baik saja tuan muda dan mendapat berkah’, gumam Husan yang melihat punggung tuan mudanya sudah mulai menjauh.

Dia berjanji akan menetap di desa Tukaira sampai tuan mudanya kembali dan perlahan dia akan mencari pekerjaan agar bisa bertahan di desa itu, tekad dan semangat baru didapatkan oleh Husan demi menantikan kepulangan tuan mudanya entah itu sampai kapan karena tuan mudanya tidak mengatakan kapan ia akan kembali.

…………………………………

Saat ini Su Fan sudah tiba di pinggiran kaki gunung Tukendi, sebenarnya dia agak ragu untuk melangkah karena sebagai anak kecil berusia 5 tahun dia sedikit percaya dengan cerita rakyat tentang kesakralan gunung Tukendi pada saat tanggal 15 setiap bulannya.

Tapi dia mengumpulkan keberanian dan tekad demi mencari identitas dirinya yang sebenarnya, dengan langkah mantap dia mulai memasuki wilayah gunung Tukendi, segala keraguan segera ia hilangkan dari pikirannya saat ini dan hanya satu tujuan yaitu masuk gunung Tukendi apapun resikonya.

Sejauh 1 kilo meter dia sudah berjalan tampak keindahan yang bisa di nikmati oleh Su Fan, tapidi tengah tengah kebahagiaannya menikmati panorama keindahan alam tersebut dia di kejutkan oleh kedatangan seekor burung yang di seluruh tubuhnya di baluti oleh api.

Dan entah kenapa saat Su Fan melihat api di tubuh burung tersebut, dia merasakan rasa keakraban kepadanya seakan api tersebut ada didalam dirinya apalagi karena api itu berwarna merah terang yang menambahkan keindahan pada burung itu.

Su Fan yang kebingungan lantas menyingkir dan mencari tempat perlindungan, “sial” itulah kata yang keluar dari mulutnya yang kecil sembari terus berlari melihat burung indah dengan ukuran 2 kali besar burung elang dan di hiasi dengan api.

“Tuan tunggu”, ucap burung tersebut yang merupakan burung phoenix api.

Su Fan heran dengan suara tersebut karena dia sempat melirik kiri kanan walau sedang berlari tapi tidak ada orang sama sekali, jadi siapakah yang berbicara seakan sedang memanggilnya itu.

Karena Su Fan tidak mau untuk berhenti jadi phoenix itu memblokir jalan Su Fan dengan apinya, alhasil Su Fan terkurung di dalam kurungan api buatan burung phoenix tersebut.

“Salam tuan”, ucap phoenix sambil mendekati Su Fan.

“Apakah kau yang berbicara?” tanya Su Fan bingung.

“Iya tuan aku adalah burung phoenix, aku tahu tuan bingung jadi aku mohon tuan mengikutiku dan nanti aku akan menjelaskan semuanya”. Ujarnya.

“Kemana, apa yang terjadi? Dan kenapa aku harus mengikutimu?” tanya Su Fan lagi.

“Akan panjang ceritanya kalau akumenceritakannya disini tuan, lebih baik kita pergi ke tempat yang telah tersedia bagi tuan saja”. Ucapnya

Karena banyaknya bujukkan dan sebagainya akhirnya Su Fan mengikuti burung phoenix tu menuju suatu tempat, di perjalanan phoenix itu memperkenalkan namanya sebagai Fang Zin anak dari Fang Kun.

Dia sedikit bercerita bahwa tempat yang mereka tuju telah menunggu 2 orang dan salah satunya adalah ayahnya Fang Kun, sedangkan yang satu orang lagi nanti bakalan di ketahui oleh Su Fan sendiri.

Dia juga menyinggung soal identitas Su Fan yang sebenarnya sehingga membuat Su Fan sangat penasaran dan mengerluarkan banyak pertanyaan, tapi sebanyak apapun dan berbagai cara apapun Su Fan membujuk tetpa tidak membuat Fang Zin memberitahu serta hanya menjawab nanti akan tahu sendiri setelah tiba yang membuat Su Fan tidak bisa berbicara lagi.

Seharian Su Fan berjalan menyusuri jalan tanjakan menuju gunung Tukendi, gunung yang menjulang tinggi menembus awan dan tentunya suhu udara di puncak gunung tersebut amatlah dingin tapi di balik itu Su Fan tentunya kembali menikmati pemandangan indah alam.

Tidak terasa Su Fan sudah berjalan selama 3 hari walau sering berhenti karena kelelahan, karena perjalanan yang lama akhirnya Fang Zin memberi usul kepada SU Fan untuk naik ke punggungnya agar dia bisa membawa Su Fan terbang dan perjalanan mereka akan singkat.

Awalnya Su Fan berpikir jika ia naik maka dia akan terpanggang oleh api Fang Zin, tapi Fang Zin meyakinkan Su Fan bahwa tidak apa apa dan membuat api di seluruh tubuhnya sirna.

Sebenarnya Fang Zin yakin bahwa Su Fan tidak akan kenapa napa dengan api ditubuhnya namun karena masih tidak mau membongkar identitas Su Fan barang sedikit saja, maka dia meniadakan api di tubuhnya dan bergegas terbang menuju puncak gunung Tukendi.

Sesampainya Di puncak Gunung, Fang Zin menurunkan tubuh Su Fan dan memperkecil ukuran tubuhnya. Lalu dia mengajak Su Fan memasuki sebuah gua yang tidak jauh dari mereka, karena disanalah tempat dua orang yang sedang menunggu mereka.

Benar saja sebab 10 meter sebelum mereka sampai di depan gua, keluar dua orang pria dewasa yang datang menyambut mereka dengan tersenyum lembut.

“Salam tuan muda, selamat datang”. Ucap mereka berdua serentaksambil memberikan hormat dengan membungkuk kepada Su Fan.

Su Fan kembali di buat bingung dengan dua orang yang muncul dari dalam gua, untuk sementara dia berhenti dan mematung di depan gua karena tidak tahu bagaimana merespon mereka.

Meskipun dia telah terbiasa dengan identitasnya sebagai tuan muda keluarga bangsawan tapi sedari kecil dia memiliki sifat yang tidak mau untuk di anggap makhluk tertinggi, dia selalu mempunyai sifat merendah dan tidak mau memandang derajat tapi sekarang dia berada disituasi yang canggung.

“Ah mari tuan muda, lebih baik kita masuk kedalam saja karena di dalam lebih nyaman untuk bercerita karena mungkin tuan muda memiliki pertanyaan”. Ucap salah seorang dari antara keduanya mengajak Su Fan untuk memasuki gua.

Akhirnya Su Fan mengikuti mereka memasuki gua, di belakang Su Fan muncul seorang gadis dewasa yang merupakan Fang Zin yang merubah dirinya dari seekor burung menjadi manusia.

“Silahkan duduk tuan muda”, mempersilahkan Su Fan duduk setelah mereka berada di dalam gua.

“Perkenalkan namaku adalah Long San dan ini adalah saudara Fang Kun sedangkan gadis ini bernama Fang Zin yang ku rasa telah tua muda kenal dan dia merupakan anak dari saudara Fang Kun”. Long San memperkenalkan mereka semua kepada Su Fan.

“Maaf paman tapi aku tidak mengerti, aku bingung dan apakah paman bisa menjelaskan siapakah kalian dan kenapa kalian memanggilku tuan muda?” tanya Su Fan yang kebingungan.

“Hahahaha, tuan muda jangan bingung karena kami adalah pelayan tuan muda dan untuk lebih jelasnya adalah tuan muda sebenarnya memiliki identitas yang seharusnya keberadaannya tidak di alam rendah ini”. Tawa Fang ZIn sambil menjelaskan karena dia maklum dan tahu bahwa Su Fan tidak tahu menahu dengan yang sebenarnya.

“Lebih baik tuan muda beristirahat terlebih dahulu dan untuk semuanya kami berjanji akan tuan muda ketahui serta kami tidak akan menutupinya tapikami harap tuan muda beristirahat dahulu karena pasti kelelahan”. Sahut Long San.

Terpopuler

Comments

Abdullah

Abdullah

up up up up

2023-03-22

1

Abdullah

Abdullah

update

2023-03-22

1

Kang Comen

Kang Comen

aku comen

2022-12-12

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!