BAB 19. Permohonan Maaf Fania

Kini, Fania telah tiba di gerbang Star Light University. Rasa bahagia tidak bisa disembunyikannya. Sampai-sampai ia selalu tersenyum sendiri.

Dalam pikirannya hanya tiga orang yang ingin ditemuinya. Rektor, Viki dan sahabat Irvan. Ia masih berpikir bahwa semua ini adalah bantuan dari Viki.

Di dalam kampus, terlihat kawan-kawan Fania lainnya yang sedang menunggu. Mereka telah mengetahuinya dari grup media sosial bahwa Fania telah ditemukan.

Ada beberapa teman ikut senang ketika tahu Fania kembali ke kampus, namun ada juga lainnya yang ingin mencibirnya.

Ketika Fania tiba di depan mereka, beberapa sahabatnya menghampirinya lalu memberi selamat. “Kami ikut senan Fan,” kata seorang temannya.

Sedangkan ada beberapa teman lainnya yang membenci Fania sengaja ikut-ikutan datang dan memberi selamat, namun dengan wajah yang mengejek.

Lidia, orang yang paling tidak menyukai Fania, menyalaminya sambil berkata sinis.

“Pasti kamu telah menghabiskan waktu 1 atau 2 malammu bersama seseorang, sehingga ia membantu mu kembali ke kampus ini, bukan?” Kata Lidia dengan sirik.

Belum sempat Fania menjawab, Resti pun ikutan menyindir.

“Biasalah … wanita miskin, pasti menjual itukan,” kataya sambil memoncongkan bibirnya dan pandangan mata diarahkan ke bagian bawah tubuh Fania.

Mendengar dan melihat tingkah kedua temannya itu, Fania langsung membentak mereka.

“Hei … cukup fitnahan kalian. Akupun belum tau penyebab kenapa aku diminta kembali berkuliah,” ucap Fania sambil jari telunjuknya diarahkan kepada kedua orang itu, lalu mereka pergi.

Belum jauh Fania dan ketiga sahabatnya melangkah, terlihat sebuah mobil mewah memasuki kampus membuat semua mata mengarah kesana.

Mobil itu berhenti di tempat parkir, lalu dua pria paruh baya turun. Mengenakan stelan jas yang lengkap tampaknya seperti orang-orang kaya.

Para mahasiswa mulai berbisik-bisik. Ada yang mengatakan salah satu dari mereka pasti orang tua dari Viki, Anjas atau Reis.

Ada pula yang mengira bahwa kemungkinan akan ada kerja sama dengan kampus kita. Dan berbagai dugaan lainnya, bahkan Fania sendiri pun menduga-duga secara salah.

Menyadari kemungkinan kedua pria itu datang untuk menemui Rektor, Fania mengajak ketiga sahabatnya untuk berjalan cepat. Dia ingin mendahului mereka menemui rektor.

Keinginan Fania tidak terpenuhi. Rektor belum mau bertemu dengannya, kata sekretaris yang dijumpai Fania di depan kantor.

“Rektor telah memiliki janji dengan pemilik kampus” kata sekretarisnya lagi yang telah melihat kedatangan kedua pria itu yang ternyata adalah tuan Leon dan pak Fais

Fania dan ketiga sahabatnyapun akhirnya pergi.

Di ruangnya, Pak Godliene yang telah mengetahui tujuan kedatangan Tuan Leon dan Pak Fais gugup ketika melihat keduanya telah berdiri dihadapannya..

Berusaha tenang dalam gugup Pak Godliene menyambut mereka dan mempersilahkan duduk.

Setelah duduk, tuan Leon tidak berbasa basi lagi, dengan penuh kewibawaan dan sikap yang tegas ia langsung berkata bahwa kedatangan mereka terkait dengan banyak laporan yang mereka terima. Salah satunya berkaitan dengan peristiwa Irvan dan Fania

Tuan Leon berkata bahwa informen mereka yang ada di kampus ini telah mencatat semuanya tentang Pak Godliene.

Lalu ia sengaja tidak mau merincikan masalahnya, namun hanya berbicara secara umum saja bahwa ada banyak ketidakadilan yang terjadi di kampus, namun Rektor membiarkannya, bahkan turut berlaku tidak adil terhadap mahasiswa miskin.

Setelah mengatakan demikian, tuan Leon berhenti sejenak, menarik napa kemudian melanjutkan kata katanya lagi

“Kedatangan kami untuk memberi peringatan terakhir unutk Anda, jika satu kali lagi Pak Godliene melakukannya langsung dipecat dan mengganti rugi,” kata tuan Leon tegas.

Mendegar perkataan Tuan Leon, Pak Godliene tidak bisa membela diri. Ia menyadari kesalahannya. Lalu membungkukan kepalanya dan memohon maaf.

“Anda harus bersyukur. Seharusnya di pecat. Tetapi karena kebaikan Tuan Muda, maka Anda  masih diberi satu kesempatan lagi.” Kata Tuan Leon membuat Pak Godliene sangat kaget langsung menatap Tuan Leon seolah tidak percaya.

Maaf Tuan, bukannya saya lancang, tapi Tuan,” belum selesai bicara, Tuan Leon memotong pembicaraannya.

“Cucu Tuan Besar masih hidup. Ia telah ditemukan. Ia sangat mengetahui semua tindak-tandukmu selama menjabat Rektor”

Pak Godliene gemetaran, ketika mendengar hal itu.

Lalu Tuan Leon juga meminta agar bagaimanapun caranya, hari itu juga Fania dan Irvan sudah harus kembali ke kampus.

Setelah memberi peringatan keras, Tuan Leon dan Pak Fais pergi meninggalkannya.

Pak Godliene tidak bisa berkata apa-apa lagi. Ia ketakutan, ia juga menyadari kelakuan buruknya selama ini.

Dalam hatinya ia berpikir jangan-jangan kebiasaanya korupsi dan bermain dengan dosen Muda serta para  mahasiswi juga telah diketahui.

“Mati aku,” katanya dalam hati.

Berselang beberapa menit setelah setelah kedua pria paruh baya itu meninggalkan kampus, Fania kembali datang memohon izin untuk bertemu Rektor, lalu disilahkan masuk.

Ketika rektor melihat bahwa Fanialah yang telah berdiri dihadapannya, ia sangat bahagia.

Tanpa basa basi lagi, ia mempersilahkan Fania duduk lalu memohon maaf secara pribadi kemudian menjelaskan perubahan keputusan itu.

Semua yang dikatakan rektor sangat membahagiakan Fania, terlebih ketika disampaikan bahwa terhitung hari itu tidak akan ada lagi kerja yang harus dilakukan oleh mahasiswa-mahasiswa miskin. Semuanya benar-bernar berkuliah secara gratis.

Fania yang tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya, ia berdiri membungkukan kepalanya berulang kali sambil mengucapkan terima kasih, lalu meninggalkan ruangan itu lalu ke kelasnya Irvan.

Di sana, Fania bertemu Shael dan Nana, dua sahabat baiknya Irvan untuk meminta alamat. Namun informasi sedih yang ia terima. Irvan telah pindah entah kemana. Tidak ada yang tahu alamat barunya, karena semua perumahan di daerah mulung telah digusur rata dengan tanah

“Aduh …” Fania sedih. Wajahnya murung. Rasa bersalah meningkat di dalam hatinya.

Ia hendak kembali ke ruangan kelasnya untuk memohon izin pulang lebih cepat..

Ia ingin segera ke alamat Irvan yang lama untuk bertanya pada siapa saja yang ia jumpai disana. Ia harus bertemu Irvan hari itu juga.

Ketika hendak menaiki tangga ke lantai kelasnya, ada seseorang memanggilnya dari belakang.

“Fan…!” Panggil orang itu.

Fania terkejut. Suara itu sangat dikenalinya. Secepat kilat ia berbalik. Benar dugaannya. Irvanlah  yang memanggilnya.

Fania tersenyum lebar, manis sekali ketika melihat Irvan.

Rasa bersalah yang begitu kuat bercampur dinamika cinta yang telah muncul entah sejak kapan ditambah sedikit kerinduan merubah wajah Fania menjadi merah.

Sorot matanya mengungkapkan semuanya itu.

Irvan mendekat hingga berdiri persis di depannya dan Fania yang tidak bisa menahan gejolak hatinya lagi langsung memohon maaf  lalu memeluk Irvan dengan erat.

Sambil memeluk Irvan, ia menangis, dan memohon maaf lagi.  Ia jujur tentang penyesalannya dan kesalahan yang tidak mau percaya pada omongan Irvan.

Irvanpun perlahan mengangkat kedua tagannnya lalu membalas pelukan Fania dengan erat, membuat mereka seolah bagaikan sepasang kekasih yang tidak mau terpisahkan.

Beberapa menit telah berlalu, namun Irvan dan Fania belum juga melepaskan pelukan mereka, hingga akhirnya dikejutkan dengan bunyi handphone disaku celana Irvan.

Secara spontan mereka saling melepaskan pelukan. Agak sedikit canggung, namun rasa bahagia yang mendominasi membuat keduanya menepis kecanggungan itu dengan saling senyum.

Ivan memberi simbol dengan jarinya bahwa ia akan menerima panggilan itu.

Setelah menerima telepon, keduanya bercerita singkat tentang kembalinya mereka ke kampus, lalu Irvan memohon izin untuk segera pergi, namun ia berjanji akan menemuinya lagi nanti sore di tempat jualan bubur kacang.

Fania sangat bahagia. Ia mengangguk-angguk dengan cepat penuh senyum tanda setuju.

Bersambung…

Episodes
1 BAB 1. Sudah Jatuh Tertimpa Tangga
2 BAB 2. Tidak Puas Dicampakan
3 BAB 3. Menjebak Irvan
4 BAB 4. Menunggu Napas Buatan
5 BAB 5. Menukar Bekas Tubuh
6 BAB 6. Kesamaa Nasib
7 BAB 7. Penyesalan Fania
8 BAB 8. Di Keluarkan dari Kampus
9 BAB 9. Terimalah Balasan Ku
10 BAB 10. Irvan di Buntuti
11 BAB 11. Senjata Lada
12 BAB 12. Kampung Mulung di gusur, Irvan dikeroyok warga hingga pinsan
13 BAB 13. Irvan di Rumah Sakit
14 BAB 14. Satu Jam Lagi
15 BAB 15. Identitas Irvan Diketahui
16 BAB 16. Rasa Penasaran di Hati Irvan
17 BAB 17. Bertemu Kakek Parker
18 BAB 18. Handuk Lepas, Fania Kembali Ke Kampus
19 BAB 19. Permohonan Maaf Fania
20 BAB 20. Tuan Leon Berlulut Sambil Memohon Maaf
21 BAB 21. Irvan salah Tingkah
22 BAB 22. Berdua Melepas Rindu
23 BAB 23. Irvan dan Fania Jatuh Cinta, Viki bersama Gengnya Pertemuan
24 BAB 24. Kepolosan Fania diamanfaatkan
25 BAB 25. Informasi Tentang Fania Mulai Diketahui
26 BAB 26. Di Duga Fania Adalah Puteri Mark
27 BAB 27. Takut menyusahkan Irvan
28 BAB 28. Masuk dalam scenario Irvan dan Tuan Leon
29 BAB 29. Fania adalah Puteri Mark
30 BAB 30. Black Diamond
31 BAB 31. Dua Hati Menyatu dalam Satu Ikatan Cinta
32 BAB 32. FANIA MENIKMATI
33 BAB 33. Febin Mark dan Aleks
34 BAB 34. Informasi Baik dan Buruk
35 BAB 35. Fania di Teror dan Nyaris Terbunuh
36 BAB 36. Mencari Dalang
37 BAB 37. Tiara dan Cika menyesal. Ada Serangan di Jalan
38 BAB 38. Fania Lolos dari Pemerkosaan
39 BAB 39. Komitmen dan Janji Fania
40 BAB 40. Karena Kalah Bersaing
41 BAB 41. Irvan dan Fania tidak Mendapat Undangan
42 BAB 42. Hotel Fomea
43 BAB 43. Hotel Fomea 2
44 BAB 44. Ditampar dengan Uang
45 BAB 45. Rika Ingin Kembali Ke Irvan
46 BAB 46. Membebaskan Musuh.
47 BAB 47. Membeli Mobil Murah
48 BAB 48. Utusan Tuan Leon
49 BAB 49. Tindakan Menghancurkan Bastian
50 PENGUMUMAN
51 BAB 50. Petra dan Fania Bersaudara
52 BAB 51. Tiga Nyawa Melayang Dalam Sekejap
53 BAB 52. Heboh Berita Kematian Irvan
54 Bab 53. Pengakuan Aleks
Episodes

Updated 54 Episodes

1
BAB 1. Sudah Jatuh Tertimpa Tangga
2
BAB 2. Tidak Puas Dicampakan
3
BAB 3. Menjebak Irvan
4
BAB 4. Menunggu Napas Buatan
5
BAB 5. Menukar Bekas Tubuh
6
BAB 6. Kesamaa Nasib
7
BAB 7. Penyesalan Fania
8
BAB 8. Di Keluarkan dari Kampus
9
BAB 9. Terimalah Balasan Ku
10
BAB 10. Irvan di Buntuti
11
BAB 11. Senjata Lada
12
BAB 12. Kampung Mulung di gusur, Irvan dikeroyok warga hingga pinsan
13
BAB 13. Irvan di Rumah Sakit
14
BAB 14. Satu Jam Lagi
15
BAB 15. Identitas Irvan Diketahui
16
BAB 16. Rasa Penasaran di Hati Irvan
17
BAB 17. Bertemu Kakek Parker
18
BAB 18. Handuk Lepas, Fania Kembali Ke Kampus
19
BAB 19. Permohonan Maaf Fania
20
BAB 20. Tuan Leon Berlulut Sambil Memohon Maaf
21
BAB 21. Irvan salah Tingkah
22
BAB 22. Berdua Melepas Rindu
23
BAB 23. Irvan dan Fania Jatuh Cinta, Viki bersama Gengnya Pertemuan
24
BAB 24. Kepolosan Fania diamanfaatkan
25
BAB 25. Informasi Tentang Fania Mulai Diketahui
26
BAB 26. Di Duga Fania Adalah Puteri Mark
27
BAB 27. Takut menyusahkan Irvan
28
BAB 28. Masuk dalam scenario Irvan dan Tuan Leon
29
BAB 29. Fania adalah Puteri Mark
30
BAB 30. Black Diamond
31
BAB 31. Dua Hati Menyatu dalam Satu Ikatan Cinta
32
BAB 32. FANIA MENIKMATI
33
BAB 33. Febin Mark dan Aleks
34
BAB 34. Informasi Baik dan Buruk
35
BAB 35. Fania di Teror dan Nyaris Terbunuh
36
BAB 36. Mencari Dalang
37
BAB 37. Tiara dan Cika menyesal. Ada Serangan di Jalan
38
BAB 38. Fania Lolos dari Pemerkosaan
39
BAB 39. Komitmen dan Janji Fania
40
BAB 40. Karena Kalah Bersaing
41
BAB 41. Irvan dan Fania tidak Mendapat Undangan
42
BAB 42. Hotel Fomea
43
BAB 43. Hotel Fomea 2
44
BAB 44. Ditampar dengan Uang
45
BAB 45. Rika Ingin Kembali Ke Irvan
46
BAB 46. Membebaskan Musuh.
47
BAB 47. Membeli Mobil Murah
48
BAB 48. Utusan Tuan Leon
49
BAB 49. Tindakan Menghancurkan Bastian
50
PENGUMUMAN
51
BAB 50. Petra dan Fania Bersaudara
52
BAB 51. Tiga Nyawa Melayang Dalam Sekejap
53
BAB 52. Heboh Berita Kematian Irvan
54
Bab 53. Pengakuan Aleks

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!