BAB 3. Menjebak Irvan

Setelah melewati libur akhir pekan, mahasiwa Star Light University kembali melaksanakan aktivitas seperti biasanya.

Begitu juga dengan Irvan. Hari ini, ia ke kampus, walau hatinya masih galau, namun tetap semangat. Ia tidak ingin kenangannya bersama Rika menghancurkan cita-citanya.

Yang berlalu biarlah berlalu. Masalah cinta, kini menjadi urusan belakangan. Menyelesaikan kuliah lalu bekerja adalah motivasi utamanya.

Dengan mantap Irvan berjalan memasuki halaman kampus. Ia siap, walaupun disiksa dan dihina ia akan pasrah dan merima, asalkan bisa menyelesaikan kuliahnya.

Setibanya di ruang kuliahnya, ia merasa ada yang aneh. Beberapa teman wanita menjauhinya.

Irvan sadar, bahwa ini mungkin efek lenjutan dari kejadian malam itu. Ia cuek saja, lalu berjalan terus menuju bangku kosong di pojok belakang, karena memang disanalah tempat duduknya.

Belum sampai di kursinya, Lena, teman kelasnya yang juga se asrama dengan Rika berkata untuk menyindirnya “Kawan-kawan, hati-hati, jika tidak diberi uang, bisa diperkosa lho ....” Sindir Lena disambut jijik beberapa teman gengnya saja.

Irvan hanya senyum kecut mendengar itu. Tidak mau mengambil pusing. Baginya itu sudah biasa. Ia terus berjalan sampai di kursinya, meletakan tas jinjinganya, lalu duduk disana.

Shael, Nana, beberapa teman pria dan wanita lainnya tidak pusing dengan perkataan Lena. Mereka datang menghampiri Irvan.

Mereka tahu benar bagaimana sikapnya. Sudah dua tahun kuliah bersama, Irvan tidak seperti itu. Walaupun tidak punya uang, mereka yakin, dia tidak mungkin melakukan tidakan seperti yang dituduhkan kepadanya.

Mereka memberi penguatan kepadanya dan meminta agar jangan ambil pusing dengan sikap orang-orang di luar sana. Pikirkan saja masa depanmu di kampus, kata teman-temannya.

Melihat sikap teman-temannya, Irvan terharu. Ia ingin memberi klarifikasi, namun belum sempat berbicara, Nus, ketua kelas mereka yang baru saja datang, menyampaikan pesan kepadanya untuk segera ke ruang rektor karena ia sedang ditunggu.

Mendengar hal itu, Irvan sangat kaget dan bertanya

“Memangnya ada apa?” ucapnya dengan nada kuatir.

“Persoalan mu semalam di Asrama Putri” jawab Nus singkat.

“Itu fitnah” jawab Irvan dan langsung pergi meninggalkan ruangan, diiringi teriakan “Wuuu ...” dari Lena dan beberapa teman wanita lainnya.

Di ruang Rektor, Irvan menjawab setiap pertanyaan yang dilontarkan kepadanya dengan sungguh-sungguh.

Ada banyak pertanyaan yang menjebak, tetapi berhasil ia menepis semuanya.

“Baiklah Irvan, karena kamu adalah mahasiswa tercerdas di kampus ini, maka saya tidak keluarkan kamu.” Kata Rektor.

Sebenarnya Irvan merasa tiadak puas. Ia tidak di keluarkanbukan karena rektor mempercayai penjelasannya, tapi karena ia mahasiswa cerdas.

“Ah … biarpun Rektor tidak percaya, asalkan aku tidak dikeluarkan dari kampus ini.” Pikir Irvan cuek.

Walaupun tidak dikeluarkan, Rektor menyuruh Irvan membersihkan kolam ikan yang berada belakang kampus sebagai hukuman atas kejadian tadi malam.

Irvanpun menyanggupinya, lalu pamit untuk menjalankan.

* * *

Di halaman kampus, Viki, Anjas dan Reis kelihatannya bahagia.  Rektor telah mengikuti keinginan mereka untuk menghukum Irvan.

Ketiganya senang, namun rasa puas belum nampak diwajah mereka. Walaupun Irvan dihukum, tapi dia masih tetap berkuliah di sana. Target mereka adalah Irvan harus dikelurkan.

Kali ini mereka berpikir keras mencari jalan untuk menjebak Irvan agar nantinya ia mendapatkan sanksi sesuai dengan keinginan mereka.

Beberapa menit berselang, Anjas berkata bahwa dia mempunyai ide, lalu meminta kedua temannya merapatkan kepala mereka agar dia membisikan strateginya.

Sambil angguk-angguk, Viki berkata “Ide cemerlang! Jangan tunggu lama untuk melaksanakannya.” Ia kelihatan tidak sabar untuk melihat Irvan dipermainkan.

Ia langsung mengambil telpon genggamnya lalu menghubungi seseorang.

Diujung telpon, seorang wanita yang belum mengenal nomor Viki bertanya dengan suara malas “ini siapa ….“ Ucapnya membuat Viki naik pitam.

Ia merasa jengkel karenanya nomornya belum tersimpan oleh wanita itu, lalu dengan kasar Viki memperkenalkan diri.

Setelah mengetahui siapa yang menelponnya, wanita yang ternyata adalah Via merasa ketakutan dan segera memohon maaf berulang kali.

Tanpa mempedulikan permohonan maaf Via, Viki langsung memerintahnya agar ia mencari mahasiswi miskin trasferan itu untuk datang menemuinya. Ia juga meminta Via ikut bersama datang ke gedung tidak terpakai yang terletak dibelakang kampus.

“Jika wanita itu masih bersih keras, ancam saja dia.” Kata Viki tegas sebelum akhirnya menurutup panggilannya.

Karena itu adalah perintah Viki, maka Via tidak berpikir panjang lagi untuk melaksanakannya.

Sambil hendphonenya disimpan di dalam saku, Viki mengajak kedua temannya menuju ke lokasi yang dijanjikan dengan Via. Namun setiba mereka disana, batang hidung Via belum terlihat juga.

Baru saja dua menit mereka menunggu, Viki sudah tidak sabaran. Ia kesal, karena Via sangat lambat.

Kembali ia memasukan tangannya ke dalam saku celananya, mengambil handphone dan ingin menghubungi Via, namun belum sempat ia menekan oke, terdengar suara Via yang marah-marah dibelakang gedung itu.

“Ayo cepat jalannya, Kak Viki telah lama menunggu kita. Jika aku dimarahinya, awas kamu.” Marah Via kepada seorang wanita yang diperintahkannya berjalan mendahuluinya.

Viki dan kedua temannya yang mendengar suara Via berbalik badan dan bersamaan dengan itu, wanita yang bersama dengan Via berlari ke arah mereka dan langsung berlutut persis di bawah kaki Viki.

Ia sangat ketakutan dan menagis sambil memohon agar tidak dikeluarkan dari kampus. Ia ingin tetap berkuliah disana.

Mendengar permohonan wanita itu, Viki tersenyum licik, sambil berkata “Gadis miskin nan bodoh…, pak Rektor akan mengikuti keinginan kami. Kamu tau itukan?”

Lalu Viki melanjutkan perkatannya setelah ia melihat anggukan kepala dari wanita itu tanda ia tahu apa yang dibicarakan Viki.

“Rektor tidak akan mengeluarkamu! asal saja kamu jalankan perintah kami.” Ucap Viki sambil

berjanji.

Wanita itupun mengangguk-angguk lagi tanda mengerti. Namun sebelum menyetujui permintaan Viki, ia berkata bahwa ia akan lebih memilih dikeluarkan dari kampus, jika perintah yang akan diberikan kepadanya adalah untuk menyakiti orang lain.

Wanita itu dibesarkan dengan suatu didikan moral yang sangat kuat. Sejak kecil, ia telah diajarkan untuk lebih baik disakiti dari pada menyakiti.

Secara jujur Reis terharu mendengar ucapan wanita tadi, namun dasarnya yang egois membuatnya mendustai hati nuraninya lalu mengejek wanita itu katanya “wao … wao … wao, aku terharu. Masih ada juga orang bodoh sepertimu.” Olok Reis.

“Kami tidak menyuruhmu untuk menyakiti siapa-siapa” sambung Anjas. “Hanya ingin agar kamu membersihkan kolam Ikan. Itu saja kok.” Katanya lagi dengan senyum licik.

Kemudian Vikipun ikut memberi penjelasan bahwa apa yang mereka perintahkan ini hanyalah sekedar untuk mengetahui sejauhmana wanita itu patuh terhadap keinginan mereka.

Dia juga menambakan lagi dengan sebuah ancaman bahwa setiap mahasiswa miskin yang tidak mau mengikuti keinginan mereka harus angkat kaki mu dari kampus itu.

Sebagai orang yang tidak punya pilihan lagi, wanita itu menyanggupi keinginan anak-anak egois tadi. Ia siap membersihkan kolam ikan.

* * *

Irvan yang tadinya mendapat sanksi dari Pak Rektor, kini tengah asik membersihkan kolam ikan yang

pertama sambil bersiul-siul menghibur diri sendiri

“Siul … siul ... siul ....”

Irvan terus bersiul membunyikan instrumen lagu kesukaannya, sambil sesekali ia begoyang lalu terus menjaring daun-daun dengan jaring ditangannya.

Ia tidak sadar kalau ada seorang wanita sedang mendekat. Ia terus bergoyang membuat wanita yang sedang berjalan itu senyum-senyum malu sendiri.

Ketika, sampai di belakangnya, wanita itu menyapanya dengan lembut sekali “Hay Kak ….” Kata wanita itu.

Seakan terbang melayang mendengar suara itu, secepat kilat Irvan langsung berbalik badan, tapi sayang, karena gerakannya yang cepat, kakinya tergelincir membuatnya hampir saja terjatuh ke dalam kolam.

Melihat Irvan yang tidak punya keseimbangan, wanita itu secara refleks melompat ke arahnya, meraih tangan Irvan, kemudian menariknya keluar.

Ketika Irvan tertarik keluar, wanita itu segera menyadari bahwa Irvan pasti akan menabraknya dari depan, segera menggeserkan tubuhnya ke samping, sehingga membuat Irvan menabrak angin, lalu terjatuh ke depan.

“Hik … hik … hik….” Wanita itu tertawa melihat Irvan yang jatuh di tanah.

Sambil berdiri, Irvan membersihkan sisa lumpur yang masih menempel di lengannya, kemudian mengangkat kepalanya untuk melihat wajah wanita itu.

Betapa terkejutnya ketika kedua pasang mata mereka saling memandang. Lalu secara serentak berkata: “Kamu…?”

Wanita itu senyum malu, lalu berkata “Maaf, aku mengagetkanmu.”

Melihat ada senyuman manis keluar dari wajah wanita itu, Irvan berkata “Tidak, bukan salah mu.” Kata Irvan

Bukannya langsung membalas kata-kata Irvan, wanita itu justru tertawa tulus sambil berkata

“Kak ... kok sama seperti ….” Ia malu menyelesaikan kata-katanya,

Irvan yang mengeri dengan keadaan, langsung menghilangkan kecanggungan itu, kemudian ia berkata....

“Ya … seperti malam itu, biarlah kita saling memaafkan.” Ucap Irvan sambil mengarahkan tangannya tanda ingin berkenalan.

“Irvan!” katanya memperkenalkan diri

Sambil menyambut tangan Irvan, wanita itupun memperkenalkan dirinya

“Aku Fania,” ucapnya lembut. “Senang berkenalan dengan Kak Irvan,” lanjutnya lagi.

“Iya senang berkenalan dengan mu juga.” Sahut Irvan dengan tatapsn penuh kekaguman akan kecantikan Fania.

Bersambung…

Terpopuler

Comments

Abaslim

Abaslim

banyak iklan yang memaksa kurang nyaman..jadinya

2022-05-24

0

la beneamata

la beneamata

ceritanya terlalu dipaksakan deh,ngk asik

2022-02-20

0

Tjetjep Sulaswara

Tjetjep Sulaswara

dasar cerita..masa seorang Rektos bodoh..periksa si Rikanya..jngn sepihak..dikonfrontir

2022-01-27

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1. Sudah Jatuh Tertimpa Tangga
2 BAB 2. Tidak Puas Dicampakan
3 BAB 3. Menjebak Irvan
4 BAB 4. Menunggu Napas Buatan
5 BAB 5. Menukar Bekas Tubuh
6 BAB 6. Kesamaa Nasib
7 BAB 7. Penyesalan Fania
8 BAB 8. Di Keluarkan dari Kampus
9 BAB 9. Terimalah Balasan Ku
10 BAB 10. Irvan di Buntuti
11 BAB 11. Senjata Lada
12 BAB 12. Kampung Mulung di gusur, Irvan dikeroyok warga hingga pinsan
13 BAB 13. Irvan di Rumah Sakit
14 BAB 14. Satu Jam Lagi
15 BAB 15. Identitas Irvan Diketahui
16 BAB 16. Rasa Penasaran di Hati Irvan
17 BAB 17. Bertemu Kakek Parker
18 BAB 18. Handuk Lepas, Fania Kembali Ke Kampus
19 BAB 19. Permohonan Maaf Fania
20 BAB 20. Tuan Leon Berlulut Sambil Memohon Maaf
21 BAB 21. Irvan salah Tingkah
22 BAB 22. Berdua Melepas Rindu
23 BAB 23. Irvan dan Fania Jatuh Cinta, Viki bersama Gengnya Pertemuan
24 BAB 24. Kepolosan Fania diamanfaatkan
25 BAB 25. Informasi Tentang Fania Mulai Diketahui
26 BAB 26. Di Duga Fania Adalah Puteri Mark
27 BAB 27. Takut menyusahkan Irvan
28 BAB 28. Masuk dalam scenario Irvan dan Tuan Leon
29 BAB 29. Fania adalah Puteri Mark
30 BAB 30. Black Diamond
31 BAB 31. Dua Hati Menyatu dalam Satu Ikatan Cinta
32 BAB 32. FANIA MENIKMATI
33 BAB 33. Febin Mark dan Aleks
34 BAB 34. Informasi Baik dan Buruk
35 BAB 35. Fania di Teror dan Nyaris Terbunuh
36 BAB 36. Mencari Dalang
37 BAB 37. Tiara dan Cika menyesal. Ada Serangan di Jalan
38 BAB 38. Fania Lolos dari Pemerkosaan
39 BAB 39. Komitmen dan Janji Fania
40 BAB 40. Karena Kalah Bersaing
41 BAB 41. Irvan dan Fania tidak Mendapat Undangan
42 BAB 42. Hotel Fomea
43 BAB 43. Hotel Fomea 2
44 BAB 44. Ditampar dengan Uang
45 BAB 45. Rika Ingin Kembali Ke Irvan
46 BAB 46. Membebaskan Musuh.
47 BAB 47. Membeli Mobil Murah
48 BAB 48. Utusan Tuan Leon
49 BAB 49. Tindakan Menghancurkan Bastian
50 PENGUMUMAN
51 BAB 50. Petra dan Fania Bersaudara
52 BAB 51. Tiga Nyawa Melayang Dalam Sekejap
53 BAB 52. Heboh Berita Kematian Irvan
54 Bab 53. Pengakuan Aleks
Episodes

Updated 54 Episodes

1
BAB 1. Sudah Jatuh Tertimpa Tangga
2
BAB 2. Tidak Puas Dicampakan
3
BAB 3. Menjebak Irvan
4
BAB 4. Menunggu Napas Buatan
5
BAB 5. Menukar Bekas Tubuh
6
BAB 6. Kesamaa Nasib
7
BAB 7. Penyesalan Fania
8
BAB 8. Di Keluarkan dari Kampus
9
BAB 9. Terimalah Balasan Ku
10
BAB 10. Irvan di Buntuti
11
BAB 11. Senjata Lada
12
BAB 12. Kampung Mulung di gusur, Irvan dikeroyok warga hingga pinsan
13
BAB 13. Irvan di Rumah Sakit
14
BAB 14. Satu Jam Lagi
15
BAB 15. Identitas Irvan Diketahui
16
BAB 16. Rasa Penasaran di Hati Irvan
17
BAB 17. Bertemu Kakek Parker
18
BAB 18. Handuk Lepas, Fania Kembali Ke Kampus
19
BAB 19. Permohonan Maaf Fania
20
BAB 20. Tuan Leon Berlulut Sambil Memohon Maaf
21
BAB 21. Irvan salah Tingkah
22
BAB 22. Berdua Melepas Rindu
23
BAB 23. Irvan dan Fania Jatuh Cinta, Viki bersama Gengnya Pertemuan
24
BAB 24. Kepolosan Fania diamanfaatkan
25
BAB 25. Informasi Tentang Fania Mulai Diketahui
26
BAB 26. Di Duga Fania Adalah Puteri Mark
27
BAB 27. Takut menyusahkan Irvan
28
BAB 28. Masuk dalam scenario Irvan dan Tuan Leon
29
BAB 29. Fania adalah Puteri Mark
30
BAB 30. Black Diamond
31
BAB 31. Dua Hati Menyatu dalam Satu Ikatan Cinta
32
BAB 32. FANIA MENIKMATI
33
BAB 33. Febin Mark dan Aleks
34
BAB 34. Informasi Baik dan Buruk
35
BAB 35. Fania di Teror dan Nyaris Terbunuh
36
BAB 36. Mencari Dalang
37
BAB 37. Tiara dan Cika menyesal. Ada Serangan di Jalan
38
BAB 38. Fania Lolos dari Pemerkosaan
39
BAB 39. Komitmen dan Janji Fania
40
BAB 40. Karena Kalah Bersaing
41
BAB 41. Irvan dan Fania tidak Mendapat Undangan
42
BAB 42. Hotel Fomea
43
BAB 43. Hotel Fomea 2
44
BAB 44. Ditampar dengan Uang
45
BAB 45. Rika Ingin Kembali Ke Irvan
46
BAB 46. Membebaskan Musuh.
47
BAB 47. Membeli Mobil Murah
48
BAB 48. Utusan Tuan Leon
49
BAB 49. Tindakan Menghancurkan Bastian
50
PENGUMUMAN
51
BAB 50. Petra dan Fania Bersaudara
52
BAB 51. Tiga Nyawa Melayang Dalam Sekejap
53
BAB 52. Heboh Berita Kematian Irvan
54
Bab 53. Pengakuan Aleks

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!