BAB 12. Kampung Mulung di gusur, Irvan dikeroyok warga hingga pinsan

Perkataan Viki membuat geram di hati Irvan. Ia beteriak “akan ku hancurkan kau Viki.” Lalu ia perlahan-lahan ia bangun.

Awalnya sangat susah, karena sekujur tubuhnya sakit dihajar ketiga orang tadi. Ia kembali duduk untuk untuk beristirahan beberapa saat lagi lalu ia bangun.

Walau tubuhnya lemas, sakit di mana-mana dan mata juga masih kabur dan pedis, Irvan berjalan perlahan lahan kesaluran air untuk mencuci matanya, lalu dengan sisa tenaga yang dimilikinya, ia berjalan pulang ke kampung mulung.

Di tempat berjualan bubur kacang, Fania dan beberapa penjual lainnya sedang asik ngobrol sambil menunggu pembeli. Irvan melewati tempat itu.

Niatnya terus berjalan, tetapi, ketika melihat ada Fania, Irvan berhenti sejenak, menoleh kepada Fania, seperti ingin mengatakan sesuatu, lalu ia meneruskan langkahnya walau tersendat-sendat.

Fania yang melihat adegan itu, walaupun masih kecewa dengan Irvan karena fitnahan Viki dan kawan-kawan melalui foto editan, tetap saja ia penasaran dengan keadaan Irvan.

“Ada apa dengannya …? Ia seperti orang yang baru saja dipukul!” Pikir Fania dalam hati, tapi segera ia menepis pikirannya karena ia sadar Irvan telah mengecewakaannya.  “Ah biarkan saja dia,” kata Fania dalam hatinya.

Ibu yang bersama-sama dengan Fania melihat ada perubahan di wajahnya. Dia juga heran, kemarin Irvan dan Fania begitu akrab dan kelihatan sangat bahagia saat singgah ditempat jualan itu, namun saat ini, mereka seperti orang yang tidak saling kenal. Lalu,dengan penasaran ia bertanya tentang apa yang sedang dipikirkan Fania ketika melihat Irvan tadi.

“Em …. anu Bu … itu tadi …” jawabnya tersendat-sendat.

“Iya … Ibu melihat, wajah kamu berubah ketika melihatnya. Memangnya ada apa? Kalian kok beda dengan kemarin.” Tanya Ibu Rati pemilik Bubur Kacang yang dibantu Fania.

Tanpa basa basi lagi, Fania langsung mengatakan semua kejadian yang terjadi siang tadi di kampus.

Tidak lupa juga ia menceritakan tentang siapa itu Irvan, perlakuan Viki dan kawan-kawan kepada Irvan serta juga ia menceritakan tentang bagaimana perjuangannya agar bisa tetap kuliah di Star Light University.

Mendengar cerita Fania, Ibu Rati sangat kesal, namun ia tidak begitu percaya akan kisah difoto yang Fania ceritakan itu. Lalu ia yang yang dikenal oleh sesama penjual Bubur Kacang sebagai emak yang paling bijasana, memberi saran agar sebaikanya Fania mau mencari tahu lagi kebenaran perkataan Irvan.

Faniapun hanya mengangguk-angguk saja. Pikirnya nanti dulu, karena ia masih sangat kecewa.

Beberapa puluh menit berjalan, Irvan tiba di jalan masuk perkampungan mulung dengan napas yang ngos ngosan.

Lagi-lagi, dadanya berdebar kencang. Pikirnya, mungkin ucapan Viki tadi benar. Ia berjalan cepat memasuki wilayah perkampungan.

“Wuaaaaaaaaaaaaa….”

Teriakan Irvan sangat keras. Ia benar-benar kaget. Bola matanya melotot dan mulutnya terbuka lebar ketika melihat kenyataan di depannya.

Hatinya hancur lagi, tulang-tulangnya seakan remuk dari tubuhnya. Kampung mulung telah rata dengan tanah. Tidak ada lagi satu rumah pun yang berdiri disana.

“Wuaaaaaaaa….” Irvan berteriak dengan sangat keras lagi, membuat semua orang disana berbalik ke arahnya.

Saat itu, ada banyak warga yang duduk-duduk sambil menangis, ada yang sementara mengumpulkan barang yang mungkin masih bisa terpakai, ada juga yang berdiri berkerumunan. Tapi semuanya satu pikiran. Menunggu kedatangn Irvan

Ketika mendengar suara dan melihat Irvan, semua orang disana langsung bergegas menghampirinya.

Mereka datang penuh kemarahan. Ada yang berusaha memukulinya, ada pula yang sedih dan menangis, sedangkan lainnya datang sambil meneriaki Irvan, mengapa ia tega terhadap warga kampung mulung.

Awalnya Irvan bingung dengan sikap warga kepadanya. Ia juga heran kenapa warga menyerangnya sampai akhirnya ada seorang tua datang mendekat lalu menghentikan aksi itu

Melihatnya  orang tua itu, Irvan bertanya “Paman Jep, aku benar-benar tidak tahu. Kata ibu sebulan lagi baru digusur. Ada apa ini?"

Irvan berpikir bahwa seluruh warga menyerangnya karena ia tidak ada disaat-saat penggusuran terjadi.

Paman Jep bercerita

“Benar kata ibu mu, harusnya 1 bulan lagi. Namun menurut salah satu dari penggusur, tuan besar pemilik lahan ini kecewa, sebab anak kesayangannya di pukul oleh mu. Itu sebabnya ia memerintahkan banyak truk pengangkut alat-alat berat datang untuk menggusur  secara membabi buta meruntuhkan semua rumah warga disini dalam waktu 1 jam.” Kata paman Jep dengan kesal

“Warga melakukan protes dan perlawanan, namun kekuatan warga tidak seberapa. Jumlah mereka banyak. Semuanya bertubuh kekar. Kami melapor kepada pihak berwajib, namun setelah semua rumah dirobohkan barulah beberapa anggota kepolisian datang” katanya lagi.

Paman Jep lalu memberitahukan Irvan tentang keberadaan Ibu Kor.

“Ibu mu dan banyak warga lainnya mendapat banyak pukulan saat perlawanan, sehingga sekarang ia lemas  tertidur di sana," sambil menunjuk di mana Ibu Kor berada, ia melanjutkan kata-katanya "Ibumu bersuha menjadi penyelamat atas ulah mu.” Kata Paman Jep dengan wajah yang sangat kesal kepada Irvan.

Setelah mendengar semua cerita Paman Jep, Irvan menyesal, lalu dihadapan warga ia menangis sejadi-jadinya dan memohon maaf.

Saat ini ia telah mengerti bahwa kehancuran perumahan ini ada hubungannya dengan masalah tadi siang sehingga membuatnya semakin marah dan kecewa kepada Viki, namun juga sedih melihat keadaan warga.

Irvan merasa bersalah dan harus mempertanggung jawabkan perbuatannya.

Sebelum ia merelakan dirinya untuk dihajar warga, ia bersumpah dalam hatinya, bahwa jika ia selamat dari hajaran warga, maka apapun resikonya suatu waktu ia akan membalas dendam kepada Viki.

Setelah bersumpah dalam hatinya, Irvan berlutut dan meminta untuk di hukum.

Mendengar perkataan Irvan, seorang warga yang sejak tadi menunggu peluang untuk menghajar Irvan, kini telah mendapat kesempatan secara terbuka.

Ia mengambil sebuah bata yang terlepas karena penggusuran tadi, lalu mendahului semua warga, ia melepari Irvan.

‘Plak…” Bata itu mendarat mulus di belakang Irvan.

Melihat lemparan itu, warga yang sangat kesal dan ingin membalas sakit hati mereka kepada Irvan menjadi terprovokasi, lalu serentak mengikuti aksi itu.

Semuanya maju bersama menuju Irvan utnuk menghajarnya.

Irvan yang berada ditengah-tengah kerumunan warga, hanya berusaha melindungi kepala dengan kedua tanggannya.

Puluhan orang yang saat itu kesal, menghajarnya secara bebas. Ada yang memukulnya langsung dengan tangan, ada yang menendang dan adapula yang menggunakan kayu dan batu untuk memukulinya.

Tubuhnya melemas. Tangnnya terlepas, pertahannya terbongkar membuat kepalanya bebas dihajar warga. Ia dihujani pukulan dan tendangan hingga babak belur.

Seandainya tadi ia tidak dipukul oleh Viki dan kawan-kawannya, mungkin saat ini masih memiliki sedikit tenaga untuk menahan diri, tapi sayangnya ia benar-benar  hancur.

Dari hidung, mulut, pelipis dan banyak lagi dibagian kepalanya yang pecah mengeluarkan darah segar. Wajahnya tidak bisa dikenali lagi karena luka-luka.

Irvan kehabisan tenaga, ia tidak sanggup lagi menahan sakit, tetapi untung Ibunya berhasil menerobos warga lalu langsung memeluk Irvan sehingga semua warga menghentikan aksi mereka.

Ibu Kor tidak sanggup menahan tangisan, walaupun tadinya ia marah, namun kali ini kemarahannya hilang berganti sedih.

Irvan yang sudah dianggapnya sebagai anak kandungnya sendiri, kini ada dalam pelukannya dengan kondiri penuh dengan darah.

Ibu Kor menangis sambil menyebut-nyebut nama Irvan.

Menyadari keberadaan Ibu Kor, Irvanpun mengumpulkan sisa-sisa tenaganya lalu memanggil ibunya dan memohon maaf, katanya “Ibu maafkan anak mu,” lalu ia pinsan.

Ketika melihat Irvan telah pinsan, Ibunya histeris karena dipikir anaknya telah meninggl, sedangkan warga yang tadinya mengeroyok Irvanpun ada yang perlahan-lahan menjauh dari situ, namun ada pula yang merasa bersalah lalu mendekati untuk mencoba mengecek keadaannya.

“Masih ada napas” kata Paman Jep setelah mengecek denyut nadinya.

“Ayo kita bawa saja ke rumah sakit,” sambut Paman Said, orang yang tadinya melempat Irvan pertama kali.

“Ayo, kita bawa” sambut warga lainnya yang merasa bersalah, lalu memburu mengangkat Irvan untuk dibawa kerumah sakit kecil yang berada dekat dengan Kampung Mulung itu.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

la beneamata

la beneamata

hiatus bacanya,ngk ada manfaat bacanya,bikin keki aja

2022-02-21

0

la beneamata

la beneamata

mc oon,diawal bilang pinter dpt beasiswa

2022-02-21

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1. Sudah Jatuh Tertimpa Tangga
2 BAB 2. Tidak Puas Dicampakan
3 BAB 3. Menjebak Irvan
4 BAB 4. Menunggu Napas Buatan
5 BAB 5. Menukar Bekas Tubuh
6 BAB 6. Kesamaa Nasib
7 BAB 7. Penyesalan Fania
8 BAB 8. Di Keluarkan dari Kampus
9 BAB 9. Terimalah Balasan Ku
10 BAB 10. Irvan di Buntuti
11 BAB 11. Senjata Lada
12 BAB 12. Kampung Mulung di gusur, Irvan dikeroyok warga hingga pinsan
13 BAB 13. Irvan di Rumah Sakit
14 BAB 14. Satu Jam Lagi
15 BAB 15. Identitas Irvan Diketahui
16 BAB 16. Rasa Penasaran di Hati Irvan
17 BAB 17. Bertemu Kakek Parker
18 BAB 18. Handuk Lepas, Fania Kembali Ke Kampus
19 BAB 19. Permohonan Maaf Fania
20 BAB 20. Tuan Leon Berlulut Sambil Memohon Maaf
21 BAB 21. Irvan salah Tingkah
22 BAB 22. Berdua Melepas Rindu
23 BAB 23. Irvan dan Fania Jatuh Cinta, Viki bersama Gengnya Pertemuan
24 BAB 24. Kepolosan Fania diamanfaatkan
25 BAB 25. Informasi Tentang Fania Mulai Diketahui
26 BAB 26. Di Duga Fania Adalah Puteri Mark
27 BAB 27. Takut menyusahkan Irvan
28 BAB 28. Masuk dalam scenario Irvan dan Tuan Leon
29 BAB 29. Fania adalah Puteri Mark
30 BAB 30. Black Diamond
31 BAB 31. Dua Hati Menyatu dalam Satu Ikatan Cinta
32 BAB 32. FANIA MENIKMATI
33 BAB 33. Febin Mark dan Aleks
34 BAB 34. Informasi Baik dan Buruk
35 BAB 35. Fania di Teror dan Nyaris Terbunuh
36 BAB 36. Mencari Dalang
37 BAB 37. Tiara dan Cika menyesal. Ada Serangan di Jalan
38 BAB 38. Fania Lolos dari Pemerkosaan
39 BAB 39. Komitmen dan Janji Fania
40 BAB 40. Karena Kalah Bersaing
41 BAB 41. Irvan dan Fania tidak Mendapat Undangan
42 BAB 42. Hotel Fomea
43 BAB 43. Hotel Fomea 2
44 BAB 44. Ditampar dengan Uang
45 BAB 45. Rika Ingin Kembali Ke Irvan
46 BAB 46. Membebaskan Musuh.
47 BAB 47. Membeli Mobil Murah
48 BAB 48. Utusan Tuan Leon
49 BAB 49. Tindakan Menghancurkan Bastian
50 PENGUMUMAN
51 BAB 50. Petra dan Fania Bersaudara
52 BAB 51. Tiga Nyawa Melayang Dalam Sekejap
53 BAB 52. Heboh Berita Kematian Irvan
54 Bab 53. Pengakuan Aleks
Episodes

Updated 54 Episodes

1
BAB 1. Sudah Jatuh Tertimpa Tangga
2
BAB 2. Tidak Puas Dicampakan
3
BAB 3. Menjebak Irvan
4
BAB 4. Menunggu Napas Buatan
5
BAB 5. Menukar Bekas Tubuh
6
BAB 6. Kesamaa Nasib
7
BAB 7. Penyesalan Fania
8
BAB 8. Di Keluarkan dari Kampus
9
BAB 9. Terimalah Balasan Ku
10
BAB 10. Irvan di Buntuti
11
BAB 11. Senjata Lada
12
BAB 12. Kampung Mulung di gusur, Irvan dikeroyok warga hingga pinsan
13
BAB 13. Irvan di Rumah Sakit
14
BAB 14. Satu Jam Lagi
15
BAB 15. Identitas Irvan Diketahui
16
BAB 16. Rasa Penasaran di Hati Irvan
17
BAB 17. Bertemu Kakek Parker
18
BAB 18. Handuk Lepas, Fania Kembali Ke Kampus
19
BAB 19. Permohonan Maaf Fania
20
BAB 20. Tuan Leon Berlulut Sambil Memohon Maaf
21
BAB 21. Irvan salah Tingkah
22
BAB 22. Berdua Melepas Rindu
23
BAB 23. Irvan dan Fania Jatuh Cinta, Viki bersama Gengnya Pertemuan
24
BAB 24. Kepolosan Fania diamanfaatkan
25
BAB 25. Informasi Tentang Fania Mulai Diketahui
26
BAB 26. Di Duga Fania Adalah Puteri Mark
27
BAB 27. Takut menyusahkan Irvan
28
BAB 28. Masuk dalam scenario Irvan dan Tuan Leon
29
BAB 29. Fania adalah Puteri Mark
30
BAB 30. Black Diamond
31
BAB 31. Dua Hati Menyatu dalam Satu Ikatan Cinta
32
BAB 32. FANIA MENIKMATI
33
BAB 33. Febin Mark dan Aleks
34
BAB 34. Informasi Baik dan Buruk
35
BAB 35. Fania di Teror dan Nyaris Terbunuh
36
BAB 36. Mencari Dalang
37
BAB 37. Tiara dan Cika menyesal. Ada Serangan di Jalan
38
BAB 38. Fania Lolos dari Pemerkosaan
39
BAB 39. Komitmen dan Janji Fania
40
BAB 40. Karena Kalah Bersaing
41
BAB 41. Irvan dan Fania tidak Mendapat Undangan
42
BAB 42. Hotel Fomea
43
BAB 43. Hotel Fomea 2
44
BAB 44. Ditampar dengan Uang
45
BAB 45. Rika Ingin Kembali Ke Irvan
46
BAB 46. Membebaskan Musuh.
47
BAB 47. Membeli Mobil Murah
48
BAB 48. Utusan Tuan Leon
49
BAB 49. Tindakan Menghancurkan Bastian
50
PENGUMUMAN
51
BAB 50. Petra dan Fania Bersaudara
52
BAB 51. Tiga Nyawa Melayang Dalam Sekejap
53
BAB 52. Heboh Berita Kematian Irvan
54
Bab 53. Pengakuan Aleks

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!