BAB 5. Menukar Bekas Tubuh

“Ah, aku tidak boleh berpikir yang bukan-bukan,” kata Irvan lagi menepis pemikiran negatifnya.

Lalu ia mencoba untuk memberikan napas buatan lagi.

Seperti pada awalnya, Irvan mengulangi teknik yang sama.

Setelah sekali dua kali ia menghembuskan udara ke dalam mulut Fania, terlihat ada pergerakan di dada Fania. Ia mulai bernapas.

Sungguh, harapan Irvan tidak sia-sia. Di ujung kegelisahannya, Fania menunjukan tanda-tanda selamat. Irvan bahagia sekali.

“Uhuk ... uhuk ... uhuk ....” Fania mulai sadarkan diri.

“Kamu sadar Fania, kamu sadar,” teriak Irvan tidak bisa menyembunyikan kebahagiaanya.

Batuk Fania semakin cepat sambil mengeluarkan banyak air dari dalam mulutnya.

“Terus Fan, munt**kan semua air kolam yang kamu minum,” ujar Irvan.

Beberapa menit kemudian Fania merasa napasnya mulai legah dan perutnya tidak lagi sesak, walaupun masih sedikit pusing, namun ia segera duduk.

Kemudian dengan wajahnya yang masih trauma dan suara yang sangat lemah Fania bertanya kepada Irvan bahwa apakah dia yang menolongnya?

“Iya, aku mendengar teriakan mu, jadi aku segera datang kemari”

Belum sempat Irvan berbicara lagi, Fania telah menyambar dirinya dengan sebah pelukan yang sangat kuat.

Irvan yang menyadari pelukan itu, merasa sedikit aneh dalam pikirannya, tetapi dibiarkannya saja.

Ingin rasanya mengangkat kedua tangan untuk membalas pelukan itu, tetapi takut Fania berpikir yang bukan bukan, membuat Irvan mengurungkan niatnya.

Dengan pasrah, Irvan merilekskan tubuhnya biar dipeluk selama mungkin oleh Fania. Dalam hatinya Ia juga senang.

Sambil memeluk erat tubuh Irvan, Fania menangis sejadi-jadinya.  Ia juga berulang kali mengucapkan terima kasih setulus-tulusnya kepada Irvan yang telah menolongnya.

Dalam hatinya ia berpikir bahwa untung ada Irvan, jika tidak, pastilah dia akan mati di kolam itu.

Fania ketakutan ketika memikirkan kejadian tersebut.

“Aku tidak tau bagaimana nasib ku, jika kak Irvan tidak disini,” lanjut Fania lagi yang masih saja menangis.

Saat ini ia menangis bukan lagi karena takut, tetapi gembira. Awalnya ia mengira pasti akan mati, ternyata tidak, karena ditolong oleh seseorang yang walaupun baru dikenalnya tetapi sudah ia kagumi.

“Sudahlah Fan, yang terpenting kamu selamat!” kata Irvan membuatnya sadar lalu perlahan-lahan Fania melepaskan pelukannya.

Kini mereka berdua sedikit merasa canggung karena adegan tadi, tetapi mau bagaimana lagi.

Tiba-tiba, Fania yang menyadari sesuatu, membuat wajahnya berubah merah, ia tunduk malu-malu, lalu bertanya.

“Kak ... apakah tadi kamu menekan …” belum sempat ia selesai berbicara, Irvan yang mengerti maksud pertanyaan itu, langsung memohon maaf, kemudian menjelaskan bahwa, ia tidak mengetahui cara lain lagi untuk dilakukan.

Tidak menaggapi jawaban itu, Fania malah lanjut bertanya “Apakah Kakak juga memberiku …?” Lalu ia tidak melanjutkan pertanyaanna.

Irvan yang juga mengerti arah pertanyaan itupun segera menjawab lagi bahwa betul ia melakukan hal itu.

Irvan memilih menjawab tanpa mengatakan nama tindakan yang ia lakukan, iapun sengaja tidak mau menjelaskan berapa banyak kali dan berapa lama ia memberi napas buatan.

Mendengar jawaban Irvan, Fania tidak lagi mengajukan pertanyaan. Tetapi dari bibir tipisnya keluar kata-kata pasrah. Ia berkata

“Tidak apa-apa Kak … aku tidak marah. Lagian yang Kakak lakukan semata-mata untuk menolong aku. Semuanya juga sudah terjadi … aku selamat.” Jawab Fania dengan wajah yang memerah karena malu.

Melihat perubahan di wajah Fania, Irvan mengalihkan pembicaraan dengan memintanya untuk istirahat sejenak dan biarkan tugasnya diambil alih oleh Irvan.

Fania yang masih trauma dengan kejadian tadi menyetujui niat baik Irvan.

Karena melihat Fania yang kedinginan, Irvan berinisiatif pergi ke tempat ia mebersihkan tadi untuk mengambil kemejanya yang ia gantung ranting pohon di pinggir kolam.

Ia merasa panas jika melapis baju ketika membersihkan kolam, sehingga ia sengaja melepas yang diluar.

Baju itu dibawanya kepada Fania dan memintanya untuk pergi ke balik pohon lalu mengganti pakaiannya yang basah dengan kemeja Irvan.

Awalnya Fania tidak mau. Ia merasa sangat canggung. Walau ia kagum dengan Irvan, tetapi bagaimanapun juga mereka baru kenalan, tidak baik jika memakai bajunya, lagian Irvan juga dalam keadaan basah.

Fania juga merasa sangat malu jika harus pergi ke balik pohon dan menukar pakaiannya disana. Ia memikirkan hal yang aneh-aneh. Tetapi karena Irvan terus memaksa dan meyakinkan dia bahwa Irvan tidak apa-apa, Faniapun terpaksa menyetujuinya.

Pergi kebalik pohon besar. Fania melihat ke depan, lalu memperhatikan di bagian kiri dan kanannya. Ia takut jangan-jangan ada orang yang lewat di sana atau malah Irvan mengambil kesempatan itu.

Setelah dipastikan aman, ia segera melepaskan pakaiannya.

Saat ia akan melepaskan semua pakaiannya, tiba-tiba pikirnya berubah, karena bagaimana mungkin ia berhadapan dengan Irvan hanya menggunakan pakaian luar? Akhirnya ia hanya melepaskan bajunya saja, lalu menukar dengan kemeja Irvan.

Selesai mengganti baju, ia kembali ke tempat semula. Ia ingin menyelesaikan kerjanya, tetapi Irvan menyuruhnya untuk beristirahat saja. Lalu Irvanlah yang menyelesaikan semua kerja-kerja itu.

Ia beristirahat dibawah pohon, sambil sesekali memberi semangat kepada Irvan yang sudah mulai membersihkan kolam-kolam itu lagi.

Sementara di kantin kampus, ke empat orang tadi duduk melepaskan lelah.

Sambil memesan minuman dingin, mereka mengeluarkan kamera untuk menyeleksi setiap foto yang berhasil mereka peroleh.

“Yang ini saja … itu jangan … atau yang ini, bagaimana dengan ini dan seterusnya,” ucap mereka pelan-pelan sampai seluruh foto selesai di seleksi.

Setelah tegukan terakhir dan gelas disimpan kembali ke meja, Via menuju meja kasir. Ia  membayar semua tagihan, lalu bersama Anjas dan lainnya meninggalkan kantin menuju ke tempat percetakan.

Di tempat percetakan Anjas langsung menyapa editor fotonya yang ternyata adalah teman SMPnya.

“Hey Bro” kata Anjas

“Anjas?” Kata temannya yang ternayata bernama Berk.

“Ada apa ke sini?” Katanya lagi.

“Kawan, tolong kami. Gabungkan beberapa foto ini lalu cetak sebanyak mungkin,” ucap Anjas sambil memberi kamera, lalu menjelaskan maksud mereka kepada Berk.

“Wah … ini sangat berbahaya teman. Aku tidak ingin merugikan pihak lain.” Kata Berk.

“sudahlah Kawan … lakukan saja. Tolonglah kami. Aku akan melindungi mu, jika terjadi apa-apa.” Jamin Anjas.

“Baiklah, ini yang terakhir. Lain kali aku tidak mau,” ujar Berk sambil membuka komputernya dan langsung mengedit beberapa foto terpilih.

Beberapa menit kemudian, Berk menunjukan hasil editannya.

“Bagaimana?” Ujarnya sambil menunjukan hasil editannya

“Perfec,” kata Viki gembira.

“Kamu sangat berbakat teman,” kata Anjas tulus memuji kemampuan Berk dalam mengedit fhoto.

“Tolong perbanyak.” Kata Anjas lagi

Namun kali ini Berk tidak mau mengikuti keinginan Anjas. Dia menyarankan agar mereka mencari tempat lain saja untuk memperbanyak foto editan itu.

Anjas kesal mendengar hal itu.

“Mengapa tidak mau?” Tanya Anjas.

“Cukuplah bantuan ku. Aku tidak ingin terlibat lebih jauh dalam merusak kehidupan orang lain,” jelas Berk.

“Baiklah, kalau begitu berapa ongkos rekayasa fotonya?” Kata Anjas sambil mengeluarkan uang untuk membayar, namun segera ditolak juga oleh Berk.

Ia tidak membutuhkan bayaran atas kerja kotor seperti itu. Iapun menyesal karena telah membantu merekayasa foto.

“O begitu, terima kasih sekali lagi,” kataAnjas kesal dengan sikapnya Berk yang menurutnya sok suci. Lalu mereka meninggalkan percetakan itu.

Dalam perjalanan ke percetakan lain, sekali lagi Anjas menemukan ide, lalu memberi masukan agar sebaiknya foto itu tidak perlu di cetak, cukup membayar orang saja untuk menyebarkan fotonya secara elektronik.

“Romi” sebuah nama diucapkan Viki. Kemudian mereka segera memutar arah lalu menuju ke rumah Romi.

Sementara Viki dan kawan-kawannya ke rumah Romi, Ivan pun telah selesai membersihkan semua kolam, lalu pergi kebawah pohon tempat Fania beristirahat.

Duduk berhadapan dengan Fania, namun sedikit menjaga jarak, Irvan memulai percapakan keduanya.

Mereka asik ngobrol hingga akhirnya Irvan menanyakan tentang sebab Fania datang membersihkan kolam, karena itulah pertanyaan yang paling membuatnya penasaran sejak tadi

Faniapun mulai menceritakan semuanya tanpa mengurangi sedikitpun.

Ia mengatakan bahwa awalnya dia berada dikantin, lalu dipanggil Via, katanya, Viki dan Kawan-kawannya menargetkannya untuk dikeluarkan dari kampus.

Fania yang juga bisa berkuliah hanya karena beasiswa dari pemilik saham, mau tidak mau menanyakan tentang apa yang harus diperbuatnya agar tidak dikeluarkan?

Via mengajaknya bertemu dengan Viki dan kawan-kawannya agar dapat memohon secara langsung dan seterusnya sampai akhirnya bisa sampai ke kolam ini.

Begitulah cerita Fania tanpa mengurangi satu pun kejadian yang dilewatinya tadi.

Mendengar semua cerita itu, Irvan merasa ada yang tidak beres, lalu berkata bahwa kemungkinan besar mereka telah dijebak oleh Viki dan kawan-kawannya.

Fania yang polos, tidak percaya dengan kecurigaan Irvan. Katanya “kita harus berpikir positif”

Lalu untuk meyakinkannya, Irvan menceritakan semua kejadian yang dialaminya di asrama Rika sampai dengan hukuman saat ini.

Irvan merasa hukuman yang dialami ini adalah keinginan Viki dan kawan-kawannya.

Bagai menggabungkan bebrapa puzel, Fania mulai paham.

“Aku mengerti sekarang. Berarti aku dimanfaatkan untuk menjebak kamu!” jjar Fania.

“Kak Irvan ... Aku tidak tau kalau mereka memanfaatkan ku untuk berbuat jahat kepadamu,” ucapnya lagi

“Iya tidak apa-apa. Aku juga belum tau apa yang mereka rencanakan” kata Irvan.

“Sudah … waktu sudah sore, ayo kita pulang”  ajak Irvan

“Kita lihat saja, apa yang mungkin terjadi padaku atau mungkin kita berdua” kata Irvan lagi dengan pasrah, diikuti anggukan Fania.

Setelah Fania berdiri, ia kembali meraih bajunya yang dijemur tadi lalu pergi lagi dibalik pohon untuk mengganti.

Setibanya disana, ia segera melepas bajunya, tiba-tiba...

Bersambung…

Episodes
1 BAB 1. Sudah Jatuh Tertimpa Tangga
2 BAB 2. Tidak Puas Dicampakan
3 BAB 3. Menjebak Irvan
4 BAB 4. Menunggu Napas Buatan
5 BAB 5. Menukar Bekas Tubuh
6 BAB 6. Kesamaa Nasib
7 BAB 7. Penyesalan Fania
8 BAB 8. Di Keluarkan dari Kampus
9 BAB 9. Terimalah Balasan Ku
10 BAB 10. Irvan di Buntuti
11 BAB 11. Senjata Lada
12 BAB 12. Kampung Mulung di gusur, Irvan dikeroyok warga hingga pinsan
13 BAB 13. Irvan di Rumah Sakit
14 BAB 14. Satu Jam Lagi
15 BAB 15. Identitas Irvan Diketahui
16 BAB 16. Rasa Penasaran di Hati Irvan
17 BAB 17. Bertemu Kakek Parker
18 BAB 18. Handuk Lepas, Fania Kembali Ke Kampus
19 BAB 19. Permohonan Maaf Fania
20 BAB 20. Tuan Leon Berlulut Sambil Memohon Maaf
21 BAB 21. Irvan salah Tingkah
22 BAB 22. Berdua Melepas Rindu
23 BAB 23. Irvan dan Fania Jatuh Cinta, Viki bersama Gengnya Pertemuan
24 BAB 24. Kepolosan Fania diamanfaatkan
25 BAB 25. Informasi Tentang Fania Mulai Diketahui
26 BAB 26. Di Duga Fania Adalah Puteri Mark
27 BAB 27. Takut menyusahkan Irvan
28 BAB 28. Masuk dalam scenario Irvan dan Tuan Leon
29 BAB 29. Fania adalah Puteri Mark
30 BAB 30. Black Diamond
31 BAB 31. Dua Hati Menyatu dalam Satu Ikatan Cinta
32 BAB 32. FANIA MENIKMATI
33 BAB 33. Febin Mark dan Aleks
34 BAB 34. Informasi Baik dan Buruk
35 BAB 35. Fania di Teror dan Nyaris Terbunuh
36 BAB 36. Mencari Dalang
37 BAB 37. Tiara dan Cika menyesal. Ada Serangan di Jalan
38 BAB 38. Fania Lolos dari Pemerkosaan
39 BAB 39. Komitmen dan Janji Fania
40 BAB 40. Karena Kalah Bersaing
41 BAB 41. Irvan dan Fania tidak Mendapat Undangan
42 BAB 42. Hotel Fomea
43 BAB 43. Hotel Fomea 2
44 BAB 44. Ditampar dengan Uang
45 BAB 45. Rika Ingin Kembali Ke Irvan
46 BAB 46. Membebaskan Musuh.
47 BAB 47. Membeli Mobil Murah
48 BAB 48. Utusan Tuan Leon
49 BAB 49. Tindakan Menghancurkan Bastian
50 PENGUMUMAN
51 BAB 50. Petra dan Fania Bersaudara
52 BAB 51. Tiga Nyawa Melayang Dalam Sekejap
53 BAB 52. Heboh Berita Kematian Irvan
54 Bab 53. Pengakuan Aleks
Episodes

Updated 54 Episodes

1
BAB 1. Sudah Jatuh Tertimpa Tangga
2
BAB 2. Tidak Puas Dicampakan
3
BAB 3. Menjebak Irvan
4
BAB 4. Menunggu Napas Buatan
5
BAB 5. Menukar Bekas Tubuh
6
BAB 6. Kesamaa Nasib
7
BAB 7. Penyesalan Fania
8
BAB 8. Di Keluarkan dari Kampus
9
BAB 9. Terimalah Balasan Ku
10
BAB 10. Irvan di Buntuti
11
BAB 11. Senjata Lada
12
BAB 12. Kampung Mulung di gusur, Irvan dikeroyok warga hingga pinsan
13
BAB 13. Irvan di Rumah Sakit
14
BAB 14. Satu Jam Lagi
15
BAB 15. Identitas Irvan Diketahui
16
BAB 16. Rasa Penasaran di Hati Irvan
17
BAB 17. Bertemu Kakek Parker
18
BAB 18. Handuk Lepas, Fania Kembali Ke Kampus
19
BAB 19. Permohonan Maaf Fania
20
BAB 20. Tuan Leon Berlulut Sambil Memohon Maaf
21
BAB 21. Irvan salah Tingkah
22
BAB 22. Berdua Melepas Rindu
23
BAB 23. Irvan dan Fania Jatuh Cinta, Viki bersama Gengnya Pertemuan
24
BAB 24. Kepolosan Fania diamanfaatkan
25
BAB 25. Informasi Tentang Fania Mulai Diketahui
26
BAB 26. Di Duga Fania Adalah Puteri Mark
27
BAB 27. Takut menyusahkan Irvan
28
BAB 28. Masuk dalam scenario Irvan dan Tuan Leon
29
BAB 29. Fania adalah Puteri Mark
30
BAB 30. Black Diamond
31
BAB 31. Dua Hati Menyatu dalam Satu Ikatan Cinta
32
BAB 32. FANIA MENIKMATI
33
BAB 33. Febin Mark dan Aleks
34
BAB 34. Informasi Baik dan Buruk
35
BAB 35. Fania di Teror dan Nyaris Terbunuh
36
BAB 36. Mencari Dalang
37
BAB 37. Tiara dan Cika menyesal. Ada Serangan di Jalan
38
BAB 38. Fania Lolos dari Pemerkosaan
39
BAB 39. Komitmen dan Janji Fania
40
BAB 40. Karena Kalah Bersaing
41
BAB 41. Irvan dan Fania tidak Mendapat Undangan
42
BAB 42. Hotel Fomea
43
BAB 43. Hotel Fomea 2
44
BAB 44. Ditampar dengan Uang
45
BAB 45. Rika Ingin Kembali Ke Irvan
46
BAB 46. Membebaskan Musuh.
47
BAB 47. Membeli Mobil Murah
48
BAB 48. Utusan Tuan Leon
49
BAB 49. Tindakan Menghancurkan Bastian
50
PENGUMUMAN
51
BAB 50. Petra dan Fania Bersaudara
52
BAB 51. Tiga Nyawa Melayang Dalam Sekejap
53
BAB 52. Heboh Berita Kematian Irvan
54
Bab 53. Pengakuan Aleks

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!