BAB 7. Penyesalan Fania

Kini Viki telah berdiri dihadapan mereka.

Gestur tubuhnya menunjukan suatu telah terjadi antara dia dan Rika.

“Badan ku sakit!” Katanya sambil mengerak-gerakan tubuhnya ke kiri dan kanan. Tujuanya hanya ingin membuat Irvan cemburu.

Aksinya berhasil. Api cemburu di hati Irvan mulai berkorbar. Hatinya panas, lalu marah dan sangat menyesal kepada Rika.

Ia berbalik dan menatap wajah Rika tidak puas, rasa-rasanya ingin menelannya bulat-bulat, tapi ia sadar bahwa mereka telah putus.

Rika yang melihat sikap Viki pun kaget bukan main. Ia tahu bahwa adegan yang Viki praktekan tadi itu telah memunculkan kesimpulan lain di benak Irvan.

Rikapun tahu bahwa Irvan sangat tidak menyukai tindakan seperti itu lalu ingin mengatakan sesuatu untuk mengklarifikasinya, namun belum sempat berbicara, Viki yang rupa-rupanya telah mengantisipasi semuanya terlebih dahulu berbicara.

“Apakah kamu kecewa dengan mantan pacarmu?” Tanya Viki kepada Irvan memancing kemarahan.

Irvan sadar bahwa mereka telah putus dan ia tidak punya hak lagi mengurus kehidupan Rika, namun kejadian ini benar-benar diluar batas pemikirannya. Ia kehilangan konsentrasi.

Ia marah ketika mendengar omongan itu. Apalagi perkataan VIki tadi disambut tawa oleh Reis dan Anjas.

Dengan tatapan yang tajam, ia berjalan menuju tempat Viki dan Rika berdiri, entah apa yang ingin diperbuatnya belum ada yang tahu, namun sebelum sampai, Anjas dan Reis menghalanginya.

Aksi dorong mendorong sempat terjadi diantara mereka, perkelahian juga hampir saja terjadi lagi, untunglah Fania menarik tangan Irvan dan mengingatkannya akan hukuman yang terjadi kemarin.

Irvan mengurung niatnya, menggenggam tangan Fania, lalu pergi dengan kecewa.

Rika tidak puas, dia tahu Irvan pasti sangat kecewa, ia berlari mengejar mereka lalu menghalangi jalan keduanya sambil berkata.

“Yang kalian lihat itu tidak benar. Aku bisa menjelaskan semuanya!” Kata Rika sambil menangis

“Omong kosong. Minggir!” Ucap Irvan kasar sambil menolak bahu Rika, lalu bersama Fania meninggalkan taman.

Irvan sangat kenal dengan watak Rika, jika ia menagis dan berbicara seperti tadi pasti ia tidak bohong, tetapi dalam keadaan seperti ini, bagaimana mungkin Irvan bisa berpikir jernih dan percaya begitu saja. Justru klarifikasi dari Rika itu membuat Irvan semakin jengkel kepadanya.

Semua kebahagiaan antara Irvan dan Fania yang baru saja mulai terukir, kini hilang.

Walaupun Fania sangat dikagumi Irvan dan kehadirannya bisa mengobati sedikit luka dihatinya, namun bukan berarti secepat itu Irvan bisa melupakan cintanya kepada Rika.

Betul, Irvan telah bertekat agar bisa melupakan Rika dan fokusnya hanya kepada kuliahnya saja, tapi bagaimanapun juga Rika pernah menjadi bagian hidupnya selama dua tahun penuh.

Selama itu keduanya menjalani hari-hari bersama. Tidak pernah saling bertengkar, mereka menjalin hubungan dengan penuh kasih sayang.

Hubungan yang demikian mana mungkin dilupakan begitu cepat, apalagi cuek saja, ketika melihat hal seperti tadi. Tidak mungkin.

Selama mereka pacaran, ia sangat menghormati Rika.

Dimata Irvan, Rika sangat berharga sehingga benar-benar ia menahan diri untuk tidak mengapa-apakan Rika dan sebaliknya ia tulus menjaganya, tapi malah sekarang, baru beberapa hari saja, Viki telah berani berbuat hal seperti yang dilihatnya tadi.

Pikirannya kacau. Tidak saja marah kepada Viki, ia juga kesal dengan Rika.

Rika yang ia kenal kuat, berprinsip dan sanggup menjaga dirinya kok secepat itu bisa jatuh.

Jikalau mereka telah berpacaran pasti baru dua atau tiga hari ini, tapi kok bisanya dengan waktu yang begitu cepat keduanya bisa melakukan hal seperti di mobil tadi, pikir Irvan tidak habis-habis.

Irvan terus memikirkan hal aneh-aneh yang mungkin telah terjadi pada Rika membuatnya berjalan dengan sangat cepatnya.

Fania yang tidak terbiasa berjalan cepat berusaha mengimbanginya. Seratus, dua ratus meter masih sanggup, namun lebih dari itu, Fania tidak lagi mampu. Kakinya pegal.

Fania menghentikan langkahnya sedangkan Irvan terus berjalan hingga dua puluhan meter kedepan barulah sadar kalau tidak ada orang disampingnya.

Ia berbalik dan melihat, rupa-rupanya Fania telah berhenti dan sedang duduk di pinggir jalan sambil memijat mijat kakinya sendiri.

Irvan ge-er, ia salah artikan sikap Fania. Ia mengira Fania berhenti karena kecewa dan cemburu.

Irvan berlari dengan cepat menghampir Fania lalu berkata. “Maaf  Fan, dia hanyalah mantan ku” Kata Irvan penuh percaya diri.

“Memangnya … apa hubungannya dengan ku?” Tanya Fania, lalu ia tersenyum seakan-akan telah mengetahui sesuatu yang tersembunyi di hati Irvan.

Irvan yang awalnya diliputi rasa marah diwajahnya, kini hilang berganti senyuman malu-malu, tanda ia ketahuan, lalu ingin mengklarifikasi, namun terhalang oleh kata-kata Fania lagi.

“Semua orang punya mantan. Aku hanya tidak terbiasa berjalan cepat. Tadi aku coba mengimbangi jalan mu, tapi kakiku sakit, makanya harus berhenti.” Kata Fania dengan senyum jahat tanda menyembunyikan sesuatu.

Irvan hanya pasrah menahan malu, lalu duduk di samping Fania sembari menemaninya beristirahat sejenak.

Ia memohon Izin untuk memeriksa kaki Fania yang pegal.

“Ini” kata Fania sambil mengarhkan kakinya ke depan untuk dilihat Irvan.

“Sini ku pijat” ucap Irvan sambil tangannya memegang kaki Fania.

“Ao …” Fania merasa sakit ketika Irvan memberi sedikit tekanan pada kakinya.

“Kakimu tidak kenapa-kenapa. Istirahat saja sebentar, pasti sembuh.” Ucap Irvan setelah memijat kaki Fania.

“Terima kasih Kak. Kamu orang pertama yang pernah memijat kaki ku,” goda Fania sambil tertawa.

Sambil senyum simpul dan sedikit tertawa Irvanpun membalas ucapan Fania “hehehe, begitu ya!! Berarti aku sungguh beruntung!” Ucap Irvan balas menggoda

Lalu keduanya terus terlarut dalam canda dan tawa hingga beberapa menit kemudian akhirnya mereka melanjutkan jalan dengan pelan-pelan saja.

Fania senang karena ternyata isi hati Irvan bisa ditebaknya, sedangkan Irvan walaupun senang ada yang menghiburnya, tapi iapun memikirkan tentang apa yang dilihatnya ditaman tadi sambil terus membayangkan hal-hal yang paling buruk menimpa Rika.

Keduanya terus berjalan. Kadang saling cerita, bercanda, tapi kadang juga ada keheningan menemani mereka sampai tiba tempat penjualan bubur kacang.

Disana keduanya singgah beberapa jam hingga penjualan bubur kacang bubar barulah mereka berpisah. Setelah membuat janji bertemu lagi besok, mereka kembali kerumah masing-masing.

***

Di Taman Kota, setelah Irvan dan Fania pergi, Rika terus menangis sejadi-jadinya. Dia menyesal atas perbuatannya.

Baru tiga hari saja berpisah dengan Irvan, ia sudah merasa hidupnya pasti hancur. Awalnya ia sama sekali tidak mempertimbangkan resikonya sampai begini.

Ia menyesal dengan keputusannya yang memutuskan Irvan secara sepihak. Ia juga menyesali dirinya sendiri yang berani membuka diri bagi Viki dan kawan-kawannya.

Awalnya dia mengira sikapnya bisa mendatangkan kebaikan, ternyata justru sebaliknya,  keputusannya itu merugikan.

Ia tidak saja mengorbankan dirinya, tetapi juga Irvan dan terlebih dari pada itu, sikapnya telah mengorbankan cinta tulus yang telah mereka ukir bersama.

Ia sadar, tak mungkin hidup tanpa Irvan. Ia ingin kembali mengejar Irvan dan memohon maaf. Ia mau menyatakan penyesalannya, ia juga ingin kembali ke pelukan Irvan.

Begitu ia bangun dari duduknya dan hendak mengejar Irvan, Vikipun menghalangi langkahnya.

Viki memegang tangannya erat-erat, lalu memeluknya dari belakang tidak mau melepaskannya dan mencoba menenagkannya, tetapi Fania yang telah kecewa tidak mau mendengar ucapan Viki.

Ia terus meronta-ronta meminta dilepaskan, hingga beberapa menit kemudian barulah Viki melepaskan tangnnya.

Ia merasa jijik dengan sikap Viki bahkan ia tidak sudi lagi melihat wajah Viki, lalu dengan cepat ia berlari ke jalan berharap masih melihat Irvan, tapi sayang, sudah terlambat.

Dalam kekecewaannya ia memesan ojek online lalu pulang ke asramanya dengan sedih.

~~~~Bersambung…

Episodes
1 BAB 1. Sudah Jatuh Tertimpa Tangga
2 BAB 2. Tidak Puas Dicampakan
3 BAB 3. Menjebak Irvan
4 BAB 4. Menunggu Napas Buatan
5 BAB 5. Menukar Bekas Tubuh
6 BAB 6. Kesamaa Nasib
7 BAB 7. Penyesalan Fania
8 BAB 8. Di Keluarkan dari Kampus
9 BAB 9. Terimalah Balasan Ku
10 BAB 10. Irvan di Buntuti
11 BAB 11. Senjata Lada
12 BAB 12. Kampung Mulung di gusur, Irvan dikeroyok warga hingga pinsan
13 BAB 13. Irvan di Rumah Sakit
14 BAB 14. Satu Jam Lagi
15 BAB 15. Identitas Irvan Diketahui
16 BAB 16. Rasa Penasaran di Hati Irvan
17 BAB 17. Bertemu Kakek Parker
18 BAB 18. Handuk Lepas, Fania Kembali Ke Kampus
19 BAB 19. Permohonan Maaf Fania
20 BAB 20. Tuan Leon Berlulut Sambil Memohon Maaf
21 BAB 21. Irvan salah Tingkah
22 BAB 22. Berdua Melepas Rindu
23 BAB 23. Irvan dan Fania Jatuh Cinta, Viki bersama Gengnya Pertemuan
24 BAB 24. Kepolosan Fania diamanfaatkan
25 BAB 25. Informasi Tentang Fania Mulai Diketahui
26 BAB 26. Di Duga Fania Adalah Puteri Mark
27 BAB 27. Takut menyusahkan Irvan
28 BAB 28. Masuk dalam scenario Irvan dan Tuan Leon
29 BAB 29. Fania adalah Puteri Mark
30 BAB 30. Black Diamond
31 BAB 31. Dua Hati Menyatu dalam Satu Ikatan Cinta
32 BAB 32. FANIA MENIKMATI
33 BAB 33. Febin Mark dan Aleks
34 BAB 34. Informasi Baik dan Buruk
35 BAB 35. Fania di Teror dan Nyaris Terbunuh
36 BAB 36. Mencari Dalang
37 BAB 37. Tiara dan Cika menyesal. Ada Serangan di Jalan
38 BAB 38. Fania Lolos dari Pemerkosaan
39 BAB 39. Komitmen dan Janji Fania
40 BAB 40. Karena Kalah Bersaing
41 BAB 41. Irvan dan Fania tidak Mendapat Undangan
42 BAB 42. Hotel Fomea
43 BAB 43. Hotel Fomea 2
44 BAB 44. Ditampar dengan Uang
45 BAB 45. Rika Ingin Kembali Ke Irvan
46 BAB 46. Membebaskan Musuh.
47 BAB 47. Membeli Mobil Murah
48 BAB 48. Utusan Tuan Leon
49 BAB 49. Tindakan Menghancurkan Bastian
50 PENGUMUMAN
51 BAB 50. Petra dan Fania Bersaudara
52 BAB 51. Tiga Nyawa Melayang Dalam Sekejap
53 BAB 52. Heboh Berita Kematian Irvan
54 Bab 53. Pengakuan Aleks
Episodes

Updated 54 Episodes

1
BAB 1. Sudah Jatuh Tertimpa Tangga
2
BAB 2. Tidak Puas Dicampakan
3
BAB 3. Menjebak Irvan
4
BAB 4. Menunggu Napas Buatan
5
BAB 5. Menukar Bekas Tubuh
6
BAB 6. Kesamaa Nasib
7
BAB 7. Penyesalan Fania
8
BAB 8. Di Keluarkan dari Kampus
9
BAB 9. Terimalah Balasan Ku
10
BAB 10. Irvan di Buntuti
11
BAB 11. Senjata Lada
12
BAB 12. Kampung Mulung di gusur, Irvan dikeroyok warga hingga pinsan
13
BAB 13. Irvan di Rumah Sakit
14
BAB 14. Satu Jam Lagi
15
BAB 15. Identitas Irvan Diketahui
16
BAB 16. Rasa Penasaran di Hati Irvan
17
BAB 17. Bertemu Kakek Parker
18
BAB 18. Handuk Lepas, Fania Kembali Ke Kampus
19
BAB 19. Permohonan Maaf Fania
20
BAB 20. Tuan Leon Berlulut Sambil Memohon Maaf
21
BAB 21. Irvan salah Tingkah
22
BAB 22. Berdua Melepas Rindu
23
BAB 23. Irvan dan Fania Jatuh Cinta, Viki bersama Gengnya Pertemuan
24
BAB 24. Kepolosan Fania diamanfaatkan
25
BAB 25. Informasi Tentang Fania Mulai Diketahui
26
BAB 26. Di Duga Fania Adalah Puteri Mark
27
BAB 27. Takut menyusahkan Irvan
28
BAB 28. Masuk dalam scenario Irvan dan Tuan Leon
29
BAB 29. Fania adalah Puteri Mark
30
BAB 30. Black Diamond
31
BAB 31. Dua Hati Menyatu dalam Satu Ikatan Cinta
32
BAB 32. FANIA MENIKMATI
33
BAB 33. Febin Mark dan Aleks
34
BAB 34. Informasi Baik dan Buruk
35
BAB 35. Fania di Teror dan Nyaris Terbunuh
36
BAB 36. Mencari Dalang
37
BAB 37. Tiara dan Cika menyesal. Ada Serangan di Jalan
38
BAB 38. Fania Lolos dari Pemerkosaan
39
BAB 39. Komitmen dan Janji Fania
40
BAB 40. Karena Kalah Bersaing
41
BAB 41. Irvan dan Fania tidak Mendapat Undangan
42
BAB 42. Hotel Fomea
43
BAB 43. Hotel Fomea 2
44
BAB 44. Ditampar dengan Uang
45
BAB 45. Rika Ingin Kembali Ke Irvan
46
BAB 46. Membebaskan Musuh.
47
BAB 47. Membeli Mobil Murah
48
BAB 48. Utusan Tuan Leon
49
BAB 49. Tindakan Menghancurkan Bastian
50
PENGUMUMAN
51
BAB 50. Petra dan Fania Bersaudara
52
BAB 51. Tiga Nyawa Melayang Dalam Sekejap
53
BAB 52. Heboh Berita Kematian Irvan
54
Bab 53. Pengakuan Aleks

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!