BAB 17. Bertemu Kakek Parker

Pukul 10 pagi, Irvan baru bangun dari tidurnya. Ia sangat pulas sekali. Baru kali ini meraskan tidur di tempat yang empuk, ber-AC, wangi dan kain-kainnya sangat nyaman.

Irvan merenggangkan otot-ototnya, lalu mendekati jendela untuk membuka penutupnya barulah ia kaget kalau kesiangan.

Disaat itu juga ia melihat dari jendela ada iring-iringan mobil Rolls-Royce Sweptail dan beberapa Bugatti La Voiture Noire serta Bugatti Centodieci milik Pak Fais keluar dari halaman Villa Mars.

Irvan sangat gembira karena baru kali ini melihat ada iring-iringan berbagai mobil mewah.

Ia juga penasan, siapa pemiliknya dan hendak kemana mereka? sementara asik dalam lamunanya, ia dikagetkan dengan suara ketukan pintu dari luar.

“Tuan … Tuan …,” suara seorang wanita memanggil.

Mendengar mengetuk pintu dan suara wanita yang memanggil, Irvan bergegas pergi untuk membukanya.

“Oh, kamu rupanya?” Kata Irvan ketika melihat siapa yang ada dibalik pintu.

“Maaf Tuan, saya diperintahkan untuk melayani semua kebutuhan Tuan,” jawab wanita yang ternyata adalah Enti Dewi sambil memohon izin untuk masuk ke kamar.

Setelah dipersilahkan, ia masuk, lalu menaruh sepasang pakaian di dalam lemari, ia membereskan tempat didur, lalu pergi ke kamar mandi.

Di dalam kamar mandi, Enti Dewi memperhatikan semua keperluan dan kebersihannya. Ia pastikan baik, beres dan nyaman untuk digunakan, lalu keluar.

Kemudian ia meminta agar Irvan segera menyiapkan diri, setelah itu sarapan dan menunggu kedatangan Tuan besar, karena saat ini Tuan Leon dan rombongan telah ke bandara untuk menjemputnya.

Belum merespon apa yang dikatakan Enti Dewi, Irvan menanyakan kondisi ibunya “bagaiman dengan ibu ku, apakah dia sudah sarapan?” Tanya Irvan yang langsung dengan anggukan.

Melihat anggukan Enti Dewi, Irvan berkata “baiklah kalau begitu, kamu boleh keluar, karena aku segera mandi,” lalu Enti Dewi pun meninggalkan kamarnya dan Irvan segera membersihkan diri.

Setelah semuanya beres, Irvan turun dari lantai 3 ke ruang makan. Di sana ada Ibunya yang sedang ditemani Enditi Dewi menunggunya.

“Pagi Ibu,” salam Irvan.

“Iya Nak, selamat pagi. Bagaimana keadaan mu?” Tanya ibunya.

“Syukur. Aku semakin membaik. Semalam tidurnya nyenyak sekali, sampai-sampai aku kesiangan tadi,”  kata Irvan sambil ketawa.

“Ayo, silahkan. Ibu sudah sarapan sejak pagi tadi bersama Tuan Leon,” kata Ibu Kor menyuruh Irvan duduk.

“Iya Ibu. Terma kasih.” Lalu Irvan duduk di meja makan, kemudian menikmati semua sarapannya sampai habis dan pergi ke lobi untuk menunggu kedatangan Tuan Besar.

Satu jam menunggu, terlihat iring-iringan mobil mewah tadi kembali memasuki halaman villa Mars. Sebagian mobil menuju tempat parkir, sedangkan sebuah mobil Rolls-Royce Sweptail menuju lobi villa, lalu berhenti di situ.

Turun dari mobil, ada Tuan  Leon dan seorang yang terlihat sudah sangat tua.

“Siapakah kakek ini. Mungkinkan dia yang disebut Tuan Besar?” Pikir Irvan dalam hatinya.

Sebuah kursi roda disediakan cepat oleh pengawal, lalu Kakek itu yang ternyata adalah tuan besar duduk di atasnya kemudian di dorong oleh Tuan Leon hendak masuk ke villa.

Tuan besar mengangkat wajahnya lalu melihat Irvan dan ibunya yang sedari tadi berdiri terpaku menyambut kedatangan mereka.

“Kaukah ini?” Kata Tuan Besar penuh semangat sambil menggerakan badannya untuk berdiri.

Melihat apa yang dilakukan Tuan Besar, Irvan menghampirinya, supaya ia tidak berdiri. Lalu Irvan berkata

“Apakah Kakek yang dipanggil Tuan Besar itu? Kenalkan saya Irvan, sedang menunggu kedatangan Tuan Besar” Katanya

Karena Irvan telah berdiri lebih dekat, kakek dapat melihatnya dengan sangat jelas, sehingga bisa  memastikan wajah Irvan, Lalu kakek berteriak dengan keras, “kaukah ini cucuku?”

Ucapan itu membuat hati Irvan terhentak lalu berbalik dan menatap Ibu Kor dengan bingung. Ibu Kor hanya mengangguk. Entah dia menyetujui ataukah meminta Irvan mengakui, sulit dipastikan.

Irvan tidak bisa menjawab. Ia kaku melihat Kakek Parker.

Lalu  Tuan Besar memintanya agar berdiri lebih dekat dengannya lagi agar ia bisa menyentuh telinga Irvan untuk melihat secara langsung tanda lahir dibelakang layar telinga Irvan.

Setelah memastikan tanda lahir, dengan suara nyaring penuh semangat, Tuan Besar berseru

“Pewaris ku masih hidup, Penerus keluarga Parker ku masih hidup.”

“Terima kasih Tuhan … terima kasih, Engkau melindungi satu satunya cucuku … terima Kasih ….” Teriakan Tuan Besar penuh semangat mengharukan suasana villa Mars siang itu.

Sambil mengarahkan kedua tangannya ke arah Irvan, Tuan besar berkata lagi “dekatlah pada ku cucu ku …peluklah aku, Kakek mu ini,” panggil Kakek yang langsung diikuti gerakan Irvan mendekatinya.

Irvan masih kaku, ada rasa minder di hatinya. Ia berbalik melihat Ibunya, seakan meminta petunjuk.

Ibunya yang mengerti bahasa tubuh itu, mengangguk -angguk, seakan setuju dan menyuruh Irvan mengikuti keinginan Kakek.

Irvanpun mengikutinya lalu keduanya saling berpelukan dengan erat-erat.

Kakek dan Irvan terlarut dalam kebahagiaan hingga akhirnya keduanya menagis.

Ibu Kor, Tuan Leon, Pak Fais, Aro, Enti  Dewi dan semua pengawal lainnya ikut terharu sampai-sampai ikut meneteskan air mata.

Terlebih Tuan Leon yang sudah sangat dekat dengan keluarga Parker dan juga Ibu Kor yang membesarkan Irvan.

“Aku tidak membutuhkan tes DNA lagi. Wajah, senyum, tangisanmu, dan tatapan matamu semua sama dengan anak ku. Kau bagaikan anak ku, Erik yang terlahir kembali” kata Kakek.

“Tanda lahir ditelinga mu itu juga suatu bukti kuat, kaulah cucu ku” tambah kakek.

Mendengar kepastian ini membuat Irvan terus menangis bahagia karena ternyata ia masih punya keluarga kandung, sedangkan Tuan Besar pun menagis bahagia karena cucunya masih hidup.

Terlalu lama hidup menderita tanpa anak dan cucu. Saat ini, dalam pelukannya, seorang cucu yang dikiranya telah terbunuh, ternyata masih hidup.

Beberapa menit kemudian, keduanya saling melepaskan pelukan barulah kakek memperhatikan seorang ibu yang tidak ia kenal berada disitu.

“ Ibu ...” panggil Tuan Besar, “siapakah kamu?” Tanyanya.

Sebelum Ibu Kor menjawab, Irvan lebih dahulu memperkenalkannya “dia Ibu Kor. Ibu yang mengasuhku sejak kecil,” kata Irvan lalu mendekati Ibunya dan memeluknya.

Disaat Irvan memeluknya, Ibu Kor yang sejak tadi telah menangis, kini bertambah-tambah tangisannya.

“Kemarilah,” panggil Tuan Besar, lalu Ibu Kor mendekat dan Tuan Parker pun memeluknya sambil berterima kasih.

“Terima kasih. Cucu ku telah kamu rawat hingga dewasa,” ucapnya tulus sekali, lalu ia melepaskan pelukannya dan mengajak mereka semua masuk.

Setelah tiba di ruangan tengah, tanpa beristirahat lagi, Kakek langsung menceritakan semua kejadian yang menimpa keluarga mereka.

Kakek pun mulai menisahkan dari kejadian awalnya bahwa 23 tahun lalu, ketika Irvan masih dalam kandungan telah terjadi persaingan ekonomi besar-besaran yang dimenangkan oleh Kakek Parker.

Kemenangan itu, rupa-rupanya tidak diterima baik oleh pesaing-pesaing bisnis Kakek, sehingga ada yang membiayai pembunuh bayaran untuk membantai semua keturunan kakek.

Kejadian itu terjadi di Hotel Fomea, saat perayaan dua bulanan kelahiran Irvan.

Saat semua anak dan menantu serta cucu telah berkumpul dan hendak memulai acara, tanpa di duga pembunuh bayaran menyerobot masuk.

Tidak ada rasa kasihan dalam diri mereka. Semuanya dibantai secara sadis, kecuali kakek yang dibiarkan hidup.

Tetapi, pada saat acara hendak dimulai, Irvan, mengalami sakit perut, sehingga dibawa oleh baby sister ke ruangan belakang untuk dibersihkan. Di saat itulah pembantaian terjadi.

Pembunuh bayaran yang telah mengantongi seluruh identitas keluarga Parker, menyadari bahwa Irvan tidak ada diantara mayat-mayat itu, karenanya mereka memotong kaki kanan kakek agar mendapat informasi.

Disaat kakek di introgasi, baby sister membuka pintu belakang, membuat semua mata tertuju padanya. Kakek yang menyadari hal itu, berteriak agar ia melarikan Irvan dan disembunyikan di mana saja.

Tetapi, ketika hendak melarikan diri, sebuah tembakan berbunyi. Timah panah menembus belakang beby sister, membuatnya terjatuh dari lantai 20. Sedangkan Irvan terlepas dari gendongannya dan jatuh dilantai.

Seorang pembunuh mendekati Irvan dengan sebilah pisau ditangnnya, namun entah mengapa, pemimpin mereka berkata jangan bunuh anak itu. Culik saja dia.  Lalu mereka membawanya entah kemana.

Mendengar semua cerita kakek, tangisan Irvan kembali pecah. Ia sangat sedih karena ternayata pada saat perayaan untuknya peristiwa naas telah menimpa semua keluarganya.

Irvanpun memohon kepada kakek agar nantinya dapat mengantarnya mengunjungi semua makam keluarganya.

Irvan juga meminta kakek untuk memberitahukan kepadanya tentang siapa orang-orang yang menjadi otak dari pembantaian keluarganya.

Setelah Irvan mengatakan keinginan-keingannya, Tuan Leon memohon izin lalu mengatakan kepada kakek lalu ia melanjutkan cerita kakek yang terputus. Karena memang hanya sampai disitu kisah yang kakek ketahui.

Tuan Leon, lalu menceritakan semua kisah yang ia dengan dari Ibu Kor.

Kakek mendengar semuanya dengan serius, lalu melihat Ibu Kor sambil memberi tanda meminta penjelasan darinya, lalu Ibu Kor pun menceritakan semua detil peristiwanya.

Keharuan muncul lagi setelah mendengar semuanya dari Ibu Kor.

Kakek kembali menangis. Ia sekali lagi memeluk Irvan dn Ibu Kor. Ia bahagia sekali lalu berteriak dengan kuatnya bahwa walau harus mati hari ini, ia telah bersedia, karena pewarisnya telah ditemukan.

Semua yang ada di ruangan itu ikut terharu dan turut bahagia. Lalu mereka merayakan kebahagiaan itu secara sederhana.

Tetapi masih ada kisah yang belum terhubung, mengapa Irvan bisa ada di tempat pembuangan sampah?

Bersambung…

Terpopuler

Comments

Rekha Yassa Eeks

Rekha Yassa Eeks

cerita nya mantap... ampe terbawa suasana....terharu....

2022-02-27

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1. Sudah Jatuh Tertimpa Tangga
2 BAB 2. Tidak Puas Dicampakan
3 BAB 3. Menjebak Irvan
4 BAB 4. Menunggu Napas Buatan
5 BAB 5. Menukar Bekas Tubuh
6 BAB 6. Kesamaa Nasib
7 BAB 7. Penyesalan Fania
8 BAB 8. Di Keluarkan dari Kampus
9 BAB 9. Terimalah Balasan Ku
10 BAB 10. Irvan di Buntuti
11 BAB 11. Senjata Lada
12 BAB 12. Kampung Mulung di gusur, Irvan dikeroyok warga hingga pinsan
13 BAB 13. Irvan di Rumah Sakit
14 BAB 14. Satu Jam Lagi
15 BAB 15. Identitas Irvan Diketahui
16 BAB 16. Rasa Penasaran di Hati Irvan
17 BAB 17. Bertemu Kakek Parker
18 BAB 18. Handuk Lepas, Fania Kembali Ke Kampus
19 BAB 19. Permohonan Maaf Fania
20 BAB 20. Tuan Leon Berlulut Sambil Memohon Maaf
21 BAB 21. Irvan salah Tingkah
22 BAB 22. Berdua Melepas Rindu
23 BAB 23. Irvan dan Fania Jatuh Cinta, Viki bersama Gengnya Pertemuan
24 BAB 24. Kepolosan Fania diamanfaatkan
25 BAB 25. Informasi Tentang Fania Mulai Diketahui
26 BAB 26. Di Duga Fania Adalah Puteri Mark
27 BAB 27. Takut menyusahkan Irvan
28 BAB 28. Masuk dalam scenario Irvan dan Tuan Leon
29 BAB 29. Fania adalah Puteri Mark
30 BAB 30. Black Diamond
31 BAB 31. Dua Hati Menyatu dalam Satu Ikatan Cinta
32 BAB 32. FANIA MENIKMATI
33 BAB 33. Febin Mark dan Aleks
34 BAB 34. Informasi Baik dan Buruk
35 BAB 35. Fania di Teror dan Nyaris Terbunuh
36 BAB 36. Mencari Dalang
37 BAB 37. Tiara dan Cika menyesal. Ada Serangan di Jalan
38 BAB 38. Fania Lolos dari Pemerkosaan
39 BAB 39. Komitmen dan Janji Fania
40 BAB 40. Karena Kalah Bersaing
41 BAB 41. Irvan dan Fania tidak Mendapat Undangan
42 BAB 42. Hotel Fomea
43 BAB 43. Hotel Fomea 2
44 BAB 44. Ditampar dengan Uang
45 BAB 45. Rika Ingin Kembali Ke Irvan
46 BAB 46. Membebaskan Musuh.
47 BAB 47. Membeli Mobil Murah
48 BAB 48. Utusan Tuan Leon
49 BAB 49. Tindakan Menghancurkan Bastian
50 PENGUMUMAN
51 BAB 50. Petra dan Fania Bersaudara
52 BAB 51. Tiga Nyawa Melayang Dalam Sekejap
53 BAB 52. Heboh Berita Kematian Irvan
54 Bab 53. Pengakuan Aleks
Episodes

Updated 54 Episodes

1
BAB 1. Sudah Jatuh Tertimpa Tangga
2
BAB 2. Tidak Puas Dicampakan
3
BAB 3. Menjebak Irvan
4
BAB 4. Menunggu Napas Buatan
5
BAB 5. Menukar Bekas Tubuh
6
BAB 6. Kesamaa Nasib
7
BAB 7. Penyesalan Fania
8
BAB 8. Di Keluarkan dari Kampus
9
BAB 9. Terimalah Balasan Ku
10
BAB 10. Irvan di Buntuti
11
BAB 11. Senjata Lada
12
BAB 12. Kampung Mulung di gusur, Irvan dikeroyok warga hingga pinsan
13
BAB 13. Irvan di Rumah Sakit
14
BAB 14. Satu Jam Lagi
15
BAB 15. Identitas Irvan Diketahui
16
BAB 16. Rasa Penasaran di Hati Irvan
17
BAB 17. Bertemu Kakek Parker
18
BAB 18. Handuk Lepas, Fania Kembali Ke Kampus
19
BAB 19. Permohonan Maaf Fania
20
BAB 20. Tuan Leon Berlulut Sambil Memohon Maaf
21
BAB 21. Irvan salah Tingkah
22
BAB 22. Berdua Melepas Rindu
23
BAB 23. Irvan dan Fania Jatuh Cinta, Viki bersama Gengnya Pertemuan
24
BAB 24. Kepolosan Fania diamanfaatkan
25
BAB 25. Informasi Tentang Fania Mulai Diketahui
26
BAB 26. Di Duga Fania Adalah Puteri Mark
27
BAB 27. Takut menyusahkan Irvan
28
BAB 28. Masuk dalam scenario Irvan dan Tuan Leon
29
BAB 29. Fania adalah Puteri Mark
30
BAB 30. Black Diamond
31
BAB 31. Dua Hati Menyatu dalam Satu Ikatan Cinta
32
BAB 32. FANIA MENIKMATI
33
BAB 33. Febin Mark dan Aleks
34
BAB 34. Informasi Baik dan Buruk
35
BAB 35. Fania di Teror dan Nyaris Terbunuh
36
BAB 36. Mencari Dalang
37
BAB 37. Tiara dan Cika menyesal. Ada Serangan di Jalan
38
BAB 38. Fania Lolos dari Pemerkosaan
39
BAB 39. Komitmen dan Janji Fania
40
BAB 40. Karena Kalah Bersaing
41
BAB 41. Irvan dan Fania tidak Mendapat Undangan
42
BAB 42. Hotel Fomea
43
BAB 43. Hotel Fomea 2
44
BAB 44. Ditampar dengan Uang
45
BAB 45. Rika Ingin Kembali Ke Irvan
46
BAB 46. Membebaskan Musuh.
47
BAB 47. Membeli Mobil Murah
48
BAB 48. Utusan Tuan Leon
49
BAB 49. Tindakan Menghancurkan Bastian
50
PENGUMUMAN
51
BAB 50. Petra dan Fania Bersaudara
52
BAB 51. Tiga Nyawa Melayang Dalam Sekejap
53
BAB 52. Heboh Berita Kematian Irvan
54
Bab 53. Pengakuan Aleks

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!