CH 20

Widia sampai di rumah dengan baju bagian depan basah, dadanya sedikit sakit karena penuh asi, yang seharian tidak diminum bayinya.

Wajah suaminya menyambut dengan masam, "Kamu darimana saja seharian?"

"Tadi ke sekolah tempat magang, setelah itu mampir tempat Rini." Widia berbohong dengan sangat percaya diri. "Kebetulan Rini lagi di rumah."

"Sampai lupa waktu? Aku telepon kamu tidak ada respon, pesan tidak dibalas. Sebenarnya mau kamu apa? Kamu keluar dari jam sepuluh pagi dan sekarang hampir jam lima.

Kamu bisa mikir nggak gimana mama bingung harus dadakan beli susu, beli botol buat minum bayi kamu yang belum bisa makan itu?

Alasanmu itu nggak masuk akal buatku, kecuali kamu pergi janjian dengan laki-laki lain di luar!"

Ivan berbicara datar dengan mata menatap tajam pada istrinya, mencari kebohongan yang sengaja disembunyikan Widia.

"Van … biar Widia masuk sama mandi dulu, sudah sore ini. Nggak baik ribut di depan pintu, malu sama tetangga!" Suara mama Ivan terdengar lembut dari dalam rumah.

Widia menunduk dengan air mata yang hampir jatuh. Dia merasa bersalah dengan bayinya, juga dengan mama Ivan yang selalu sayang padanya.

Hati Widia tercubit dengan kata-kata Ivan yang menuduhnya pergi berkencan dengan laki-laki lain, meskipun itu benar tapi Widia tak ingin disalahkan.

Kalau saja Ivan tidak membuatnya menangis kemarin malam, Widia tidak akan mencari pelampiasan ke sosial media. Artinya dia tidak akan bertemu Erwin dan menghabiskan waktu seharian di sana.

Di kamar mandi, Widia menumpahkan perasaannya dengan menangis, bertemu dengan Erwin membuat hatinya bimbang.

Cinta dadakan yang dirasakan Widia pada Erwin tak bisa ditepisnya begitu saja. Bayangan wajah Erwin melekat pada otaknya, ciuman yang sudah lewat itu masih saja dirasakan membius pusat sarafnya.

Widia masih tak memahami apa yang terjadi pada dirinya, dia hanya bisa mengingat pria yang baru saja ditemuinya itu sangat mempesona. Widia sudah merindukan Erwin meski baru berpisah tak sampai satu jam.

Marahnya Ivan sudah tidak lagi dirasakan, juga rasa bersalah pada mama mertua dan bayinya. Widia lupa dengan isakan yang baru saja terjadi, air matanya mendadak mengering hanya karena mengingat kehangatan Erwin.

Widia memutuskan untuk tidak lagi menyusui bayinya hari itu juga, jadi saat malam dia mulai sibuk dengan susu formula setiap terjaga oleh tangis bayi.

“Kamu benar-benar berubah jadi aneh, aku nggak ngerti kesambet apa kamu di luar sampai harus dadakan nggak mau ngasih asi sama bayi kamu." Ivan melihat bayinya menyusu dari botol dengan muram.

"Aku sebentar lagi praktek, Van! Ini juga sudah pernah kita bicarakan jauh hari. Lagian anak kita sudah empat bulan, sudah mulai bisa dikasih makanan tambahan." Kesan tak peduli dengan kalimat Ivan tercetak di wajah Widia dengan sangat jelas.

Widia yang sulit tidur diam-diam menghubungi Erwin lewat beberapa pesan. Hatinya berbunga karena pesan berbalas dengan manis. Janji untuk bertemu lagi di tempat yang sama membuat Widia merasa dipuja pria yang membuatnya tergila-gila.

Masih sangat pagi ketika Widia keluar kamar dan berjalan ke samping rumah hanya untuk menerima telepon dari Erwin.

Mama mertua yang memergokinya tak dianggap serius, Widia mengira Beliau tidak mendengar ucapan kangen dan sayang Widia pada lawan bicaranya.

“Telepon dari siapa?” tanya Ivan sarkas saat Widia kembali ke kamar.

“Salah sambung,” jawab Widia ketus. Dia sudah menghapus semua jejak penghianatan dalam ponselnya untuk berjaga dari Ivan.

“Kenapa harus sampai keluar rumah segala?” Ivan masih menyelidiki perubahan istrinya sejak kemarin.

“Ya sananya halo halo terus nggak jelas, kirain low signal jadi aku keluar!" Widia menjawab tak peduli. Meletakkan ponselnya, Widia kembali meninggalkan Ivan sendiri di kamar untuk memandikan bayinya.

"Masih terlalu pagi, Widia! Kasian anakmu nanti kedinginan," tegur Mama Ivan yang tak tega melihat cucunya dimandikan sebelum matahari terbit.

"Soalnya Widia nanti mau ke tempat praktek agak pagi, Ma!"

Mama ivan hanya menggelengkan kepala curiga, tidak menegur Widia lebih lanjut agar tidak menyinggung perasaan menantunya.

***

Terpopuler

Comments

𝐋α◦𝐒єησяιтꙷαᷜ 🇵🇸🇮🇩

𝐋α◦𝐒єησяιтꙷαᷜ 🇵🇸🇮🇩

baby yg jdi korban, kacian

2023-04-13

1

𝐋α◦𝐒єησяιтꙷαᷜ 🇵🇸🇮🇩

𝐋α◦𝐒єησяιтꙷαᷜ 🇵🇸🇮🇩

no coment deh, gk nyalain Widia jg
maybe if I were Widia I would also do the same thing

2023-04-13

1

Ojjo Gumunan, Getunan, Aleman

Ojjo Gumunan, Getunan, Aleman

pljrn buat pasutri atau singel klo curhat urusan pribadi jngn di sosial media tktnya kya widia di manfaatkan orang ga bertanggun jwb

2022-10-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!