Widia yang sedang dilanda kantuk menggeliatkan badannya, risih karena himpitan tubuh pacarnya. Bukannya melonggar, pelukan Ivan justru makin ketat dan menempel sempurna di seluruh tubuh bagian belakangnya.
Widia mengeluh, tepatnya mendesah karena lidah Ivan yang menggelitik lehernya sekarang menjalar ke punggung dan bahunya.
Ivan terus saja merapatkan tubuhnya, tangannya yang semula hanya mengusap lengan Widia kini beralih masuk ke dalam baju Widia.
Menyusuri kulit lembut gadisnya dari pinggang, perut dan beranjak naik ke dada. Mengelus dan memijat lembut di area yang membuatnya sangat penasaran, area yang membuatnya selalu tegang saat membayangkan.
Kini dengan bebas dan sedikit memaksa, Ivan bisa menjelajahi tubuh kekasihnya sesuai fantasinya. Tangan dan mulutnya bekerja bersama memberikan sentuhan di tempat yang membuat Widia menggelinjang dan mendesis nikmat.
"Van …." Widia sedikit membuka mata dan melihat ke film dewasa yang sedang tayang, adegan perempuan menunggang kuda seperti yang diceritakan Citra dalam videonya membuatnya panas dan terbakar.
"Iya … ini aku, Sayang!" Ivan membalik tubuh Widia agar menghadapnya, memulai lagi dari awal dengan cara mengecup bibir Widia yang setengah terbuka.
Tangan Ivan yang mengusap punggung akhirnya membebaskan tubuh Widia bagian atas dari semua kain yang tadinya melekat di sana.
"Van … udah ah!" Widia terengah-engah, dia memang tidak pengalaman meskipun kadang juga menikmati video mes*um bersama Citra atau sekedar mendengarkan sahabatnya itu merincikan adegan apa saja yang dilakukan saat mereka bersama.
Secara naluri Widia mengikuti apa yang diinginkan Ivan padanya, berusaha membalas agar pacarnya juga menikmati keintiman mereka.
Widia benar-benar basah dan siap untuk dijadikan wanita milik Ivan malam itu juga, dia merenggangkan pahanya saat Ivan ingin bertamu di bagian bawah tubuhnya.
"Ivan, oh my ...!" Widia terpekik dan memeluk Ivan erat karena pacarnya itu serius telah meregangkan pusat tubuhnya yang masih sangat rapat, menghancurkannya bertubi-tubi dengan kecepatan yang monoton, membuatnya berpacu dengan nafas yang sangat memburu.
Widia kalah, dia terbang lebih dulu mencapai puncak meninggalkan kekasihnya yang masih berusaha menyusulnya dengan lamban.
"Sakit?" lirih Ivan seraya memagut bibir Widia. Ivan memang tidak ingin terburu-buru, dia ingin mengantarkan Widia lebih tinggi lagi dengan segala cara, dia ingin memberikan kesan terbaik saat pertama kalinya Widia disentuh dan diselami bagian terdalamnya.
Ivan ingin membuat Widia kecanduan dengan dirinya, kecanduan dengan belaiannya, hingga di kemudian hari Ivan tak perlu meminta dan merayu jika dia ingin bercinta dengan Widia.
Ivan ingin Widia yang mencarinya dan mengemis untuk diberikan surga setiap harinya, dan Ivan puas melihat Widia menggeleng saat menjawab pertanyaannya. Alih-alih kesakitan, erangan Widia lebih ke arah tidak bisa menahan kenikmatan yang diberikan Ivan.
Widia yang lemah sekali lagi dihempaskan dalam pusaran badai asmaranya, dia melenguh panjang dalam pelukan kekasihnya. Widia enggan dilepaskan, dia masih mengaitkan kedua kakinya di pinggang Ivan meskipun sudah diminta menurunkannya.
Ivan tidak ingin meledak dalam tubuh Widia, dia ingin menikmati kebersamaan dalam waktu lama tanpa gangguan anak kecil yang bisa saja mendadak tumbuh dalam rahim gadisnya. Ivan masih kuliah di tahun ketiga sementara Widia tahun pertama.
Dan Ivan jelas belum siap untuk menjadi suami Widia apalagi menjadi Ayah dalam usia yang tergolong muda.
Setelah pelepasan yang cukup dramatis karena harus mengotori perut Widia, Ivan memberikan banyak ciuman pada wajah Widia.
Mengungkapkan semua cinta dan janji manis agar Widia tidak menyesali apa yang telah terjadi di antara mereka.
Ivan baru pergi membersihkan diri ke kamar mandi setelah melihat perempuan cantik yang masih ditindihnya tersenyum manis dan membalas ciuman-ciuman pendinginan darinya.
Sembari menunggu Ivan, Widia mengelap perutnya yang licin dengan tissue basah. Pikirannya sedikit rumit karena dia ternyata sama sekali tidak menyesal.
Persis seperti apa yang diharapkan Ivan, dalam diamnya Widia merasakan tubuhnya kembali bergejolak. Dia ingin dihancurkan dan ditenggelamkan sekali lagi dalam sungai dosa.
Widia benar-benar dibuat mabuk cinta pada pengalaman pertama mereka menyatukan raga.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Ulil
ASEM
2023-05-11
0
𝐋α◦𝐒єησяιтꙷαᷜ 🇵🇸🇮🇩
gitu x ya cwe klo dah di ksh mo nmbh😄
2023-04-09
0
𝐋α◦𝐒єησяιтꙷαᷜ 🇵🇸🇮🇩
🙈🙈🙈🙈🙈 pi pnsrn
2023-04-09
1