Bab 13 : Menolong Penguasa Gunung Lawu.

“Tak usah tahu siapa kami,” lebih baik kau pergi dari sini, sebelum nyawamu melayang,” ucap Pria berwajah mirip Harimau.

Aria kerutkan kening mendengar perkataan pria itu.

“Aku kesini karena mendengar ada suara pertempuran, jika kalian berdua merasa terganggu oleh ku, Baiklah! Aku akan pergi dari sini,” Aria membalas perkataan Pria itu.

Mahluk berwajah aneh menyeringai mendengar perkataan Aria, pria itu berpikir bahwa Aria takut melihatnya.

Tetapi terdengar suara perempuan cantik yang memakai kebaya.

“Kisanak! Tolong bantu aku mengusir Ki Loreng geni, dia bermaksud tidak baik terhadap aku.”

“Nyi Selasih! Kau masih saja menolak lamaranku, sekarang kau meminta bantuan manusia, apa kau pikir bangsa manusia bisa menolongmu? Tanya mahluk yang di panggil Ki Loreng geni.

“Dasar keparat! Kalau saja aku tidak sedang ganti kulit, kau tidak akan berani mengacau di gunung Lawu, apa tidak ada perempuan di gunung Wilis? Wanita yang di panggil Nyi Selasih membalas perkataan Ki Loreng.

“Kau tidak sama dengan perempuan lain Nyi, aku adalah penguasa gunung Wilis, sedangkan kau adalah penguasa gunung Lawu, jika kita bergabung! Kekuatan kita bisa menguasai tanah Jawa,” balas Ki Loreng.

“Kau Jangan pernah berharap, aku tidak sudi mengikuti rencanamu, karena itu akan mengganggu keseimbangan alam, antara dunia kita dengan dunia manusia,” ucap Nyi Selasih.

Mendengar percakapan keduanya, Aria berkata.

“Jadi kalian berdua bukan manusia? Tanya Aria.

Ha Ha Ha

“Kau baru sadar anak muda? Jika kau sudah tahu dengan siapa berhadapan, lebih baik kau pergi dari sini, sebelum terlambat,” Ki Loreng geni membalas perkataan Aria sambil tertawa.

Tetapi berbeda dengan Ki Loreng geni, Nyai Selasih bingung dengan perkataan Aria, sudah jelas penampilan mereka berbeda dengan manusia pada umumnya, kenapa pemuda itu masih bertanya.

Nyai Selasih menatap tajam ke arah caping serta tongkat Aria, setelah menyadari sesuatu, Nyai Selasih berkata dengan nada cemas.

“Apa kisanak tidak dapat melihat? Tanya Nyi Selasih.

“Benar nona! Aku tidak dapat melihat,”

Rona merah terlihat di wajah Nyi Selasih, saat mendengar Aria memanggilnya Nona.

“Lebih baik kisanak pergi dari sini, biarkan aku menyelesaikan urusanku dengan Ki Loreng geni,” ucap Nyi Selasih.

Mendengar nada lemah lembut dari Nyi Selasih terhadap Aria, mahluk yang di panggil Ki Loreng geni cemburu, wajahnya berubah menakutkan.

“Tadi aku memang menyuruh manusia itu pergi dari sini, tetapi sekarang pikiranku berubah! Dia harus mati di depanmu Nyi,” ucap Ki Loreng geni dengan nada dingin.

Ha Ha Ha

“Mahluk sepertimu akan membunuhku! kau pikir mudah membunuh manusia? Aria Pilong berkata sambil tertawa.

Suara geraman Ki Loreng geni terdengar, saat mendengar perkataan Aria, ia merasa terhina karena merasa di rendahkan.

“Kau pikir aku ini siapa? Manusia sepertimu tidak akan kenal denganku, Ki Loreng geni, penguasa lelembut gunung Wilis, sudah puluhan manusia dan pertapa sakti aku bunuh, membunuhmu! Bagiku hanya seperti membalikkan telapak tangan,” ucap Ki Loreng sambil menggeram, tanda amarahnya memuncak.

Setelah berkata, wujud Ki Loreng berubah menjadi Harimau hitam dengan belang merah di tubuhnya.

Ki Loreng melesat, kedua kaki dengan cakar seperti pisau, menerkam ke arah Aria.

Nyi Selasih terkejut, kemudian berteriak sambil melesat ke arah Aria setelah tubuhnya berubah menjadi ular berwarna hijau.

“Awas kisanak!? Teriak Nyi Selasih.

Whut!

Aria saat batinnya merasakan ada serangan, Tongkat kayu cendana melesat ke arah depan.

Shing!

Tetapi ilmu tongkat seda gitik hanya menghantam angin melewati bayang-bayang tubuh Ki Loreng yang terus melesat ke arah Aria.

Whut….Brak!

Ular besar berwarna hijau jelmaan dari Nyi Selasih tiba terlebih dahulu daripada Ki Loreng, Nyi Selasih lalu membelit tubuh Aria dan menghempaskannya ke dinding goa, sebelum cakar Ki Loreng geni merobek tubuh Aria.

Aria terkejut, sementara itu Nyi Selasih memuntahkan darah segar dan kembali ke wujud manusia, setelah tubuh ularnya menubruk dinding.

Aria meraba tubuh Nyi Selasih, ia tahu bahwa wanita itu yang baru saja menolongnya.

“Nyi….Nyi Selasih….bangun Nyi! Seru Aria sambil tangannya meraba raba tubuh Nyi Selasih.

Nyi Selasih melihat mata Aria saat capingnya terlepas ketika ia membelit tubuh si pemuda, lalu tersenyum penuh arti, dan berkata.

“Mata Sang Hyang Naga langit.”

Setelah berkata, Kedua tangan Nyi Selasih lalu memegang kepala Aria, lalu bibir Nyi Selasih mencium kedua mata Aria secara bergantian, kemudian berbisik di telinga Aria.

“Sekarang Raden dapat melihat Ki Loreng geni, jika Raden tak mampu melawan Ki Loreng geni, segera tinggalkan tempat ini.”

Sebutan Nyi Selasih berubah setelah melihat mata Aria, kini ia memanggil Aria dengan sebutan Raden.

Aria mengedipkan matanya beberapa kali mendengar perkataan Nyi Selasih.

“Ada apa Raden? Tanya Nyi Selasih.

Mataku terasa geli di sentuh oleh tanganmu Nyi, sebab jarang ada orang yang menyentuh mataku ini,” Jawab Aria.

Setelah Aria berkata, tiba-tiba bayangan sinar remang-remang mulai terlihat oleh mata Aria.

Aria melihat wanita cantik di sisinya yang sedang tergolek lemah dengan mulut mengucurkan darah, Aria memegang dada perempuan itu, kemudian menggoyang tubuhnya.

“Nyi….Nyi Selasih tidak apa-apa? Tanya Aria.

“Aku tidak apa-apa Raden,” Jawab Nyi Selasih, dengan wajah merona merah, karena dadanya di pegang dan di remas sambil di goyang-goyang oleh Aria.

Ki Loreng melihat Nyi Selasih seperti mencium Aria apalagi setelah melihat Aria meraba-raba dada Nyi Selasih, nafsu amarahnya tak terbendung lagi, mahluk jadi-jadian itu lompat, sambil salah satu kakinya menghantam kepala Aria.

Aria kini dapat melihat Ki Loreng geni

Melihat Ki Loreng menyerang, Aria menghantamkan tongkatnya ke arah kaki Ki Loreng geni

Whut!

Tongkat Aria seperti menusuk bayangan dan mengenai tempat kosong, Aria terkejut kemudian berguling menghindari terkaman Ki Loreng geni.

Brak!

Kaki Ki Loreng geni menghantam batu di dekat Aria.

“Celaka! Kenapa tongkatku tak bisa melukai mahluk itu,” batin Aria.

Ki Loreng geni melihat Aria tampak bingung setelah serangannya hanya mengenai tempat kosong, mahluk itu tertawa terbahak-bahak.

Ha Ha Ha

“Kau pikir aku bisa di lukai oleh ilmu ciptaan manusia! Kau mimpi,” ucap Ki Loreng geni, sambil tertawa bangga.

Nyi Selasih hanya bisa tersenyum pahit, melihat pemuda yang menjadi harapannya, tak berhasil melukai musuh bebuyutan yang selalu mengganggunya selama ini.

“Lebih baik menyerah Nyi, dan terima lamaranku,” ucap Ki Loreng geni.

Nyi Selasih tundukkan kepala mendengar perkataan Ki Loreng, tanpa terasa air matanya mengucur membasahi pipi.

“Apa aku harus menikah dengan mahluk yang aku benci? Batin Nyi Selasih dengan raut wajah putus asa.

Aria masih bingung dengan keadaan yang terjadi, saat ia tak bisa mengenai tubuh Ki Loreng geni, kemudian bertanya kepada Nyi Selasih.

“Kenapa pukulanku tak bisa mengenai mahluk itu, Nyi? Tanya Aria.

Nyi Selasih menarik napas panjang mendengar perkataan Aria, ia baru sadar dan merasa bersalah membawa Aria ke dalam masalahnya.

“Kekuatan dan ilmu kanuragan antara manusia dengan mahluk seperti kami sangat jauh berbeda Raden, ilmu mahluk seperti kami sangat kuat, tak dapat di bandingkan dengan ciptaan manusia, karena kami sudah hidup ratusan bahkan ribuan tahun dan mematangkan ilmu yang kami miliki.

“Pukulan Raden tidak bisa mengenai Ki Loreng geni, karena Ki Loreng geni mahluk yang berasal dari alam ghaib dan itu sebabnya Raden hanya memukul tempat kosong, karena tubuh Ki Loreng geni antara ada dan tiada,” Nyi Selasih memberi penjelasan kepada Aria.

“Jadi bagaimana supaya aku bisa melukai tubuhnya Nyi? Kembali Aria bertanya.

“Sudahlah! Mungkin ini sudah takdirku untuk menikah dengan Ki Loreng geni, lebih baik Raden tinggalkan tempat ini, dan jangan ceritakan apapun yang Raden lihat hari ini kepada siapapun,” balas Nyi Selasih.

“Tidak bisa! Aku tidak akan membiarkan Nyi Selasih menikah dengan mahluk belang-belang itu,” balas Aria.

“Bangsat! Apa maksudmu dengan belang-belang? Tanya Ki Loreng mendengar perkataan Aria.

“Kau pergi ke telaga dan lihat dirimu di air, kau belang tidak? Balas Aria dengan nada kesal.

“Kau sungguh berani anak muda, apa kau tidak takut melihat wujud asliku?

Setelah berkata, Ki Loreng geni berubah kembali menjadi Harimau berwarna hitam dengan belang merah di tubuhnya, kemudian dari mulutnya keluar raungan suara Harimau yang menggelegar dan menggetarkan dinding goa.

Aria melihat perubahan tubuh Ki Loreng geni, kemudian meludah dan berkata dengan nada dingin.

Phuih!

“Melihat Kegelapan lebih menyeramkan bagiku daripada melihat makhluk belang sepertimu.”

Setelah berkata, Aria Pilong melesat sambil menghantamkan ilmu mawa geni ke tubuh Ki Loreng.

Whut….Blar!

Kembali Ajian Mawa geni seperti menembus tubuh Ki Loreng dan menghantam dinding goa.

Ha Ha Ha

“Serang….serang aku sepuasmu, sebelum rohmu ku jadikan ganjal pintu istanaku,” ucap Ki Loreng geni sambil tertawa terbahak bahak.

Aria Pilong tak menanggapi perkataan Ki Loreng geni.

Kakinya bergerak ke kiri dan kanan, memasang kuda-kuda, telapak tangan kanan berada di atas sedangkan telapak kiri berada dibawah, keduanya lalu bergerak memutar di depan dada, dan tak lama kemudian, bulatan merah berwarna seperti lembayung senja terlihat diantara kedua telapak tangan Aria.

Semakin lama bulatan merah berbentuk Cakra semakin besar, dan hawa di dalam goa berubah menjadi panas.

Wajah Ki Loreng pucat, begitu pula dengan Nyi Selasih melihat ajian yang di keluarkan oleh Aria, tanpa sadar dari mulut keduanya terucap kata yang sama.

“Ajian Cakra Candhikkala.”

Terpopuler

Comments

Dragon🐉 gate🐉

Dragon🐉 gate🐉

b*Ngsat!! kau menang banyak Aria, gw jg mau /Facepalm/🤣🤣🤣

2024-08-31

0

Uchy

Uchy

Benarlah Aria Pilong bilang...
Makhluk belang-belang...
Ki loreng geni yang tolol 🤣🤣🤣
Loreng dengan belang,,, artinya kan sama...

2022-11-20

1

FHVTXYCJV

FHVTXYCJV

Share link gan

2022-09-22

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Prahara Di Bukit Setan
2 Bab 2 : Tewasnya keluarga Pedagang Muda
3 Bab 3 : Kakek Misterius
4 Bab 4 : Berlatih Ilmu Kanuragan
5 Bab 5 : Saatnya Perpisahan
6 Bab 6 : Kampung Randu Alas
7 Bab 7 : Pendekar Randu Alas
8 Bab 8 : Utusan Suto Abang
9 Bab 9 : Jangan Asal Bicara
10 Bab 10 : Melawan Musuh Tangguh
11 Bab 11 : Menetap Di Randu Alas
12 Bab 12 : Hutan Kali Mati
13 Bab 13 : Menolong Penguasa Gunung Lawu.
14 Bab 14 : Penguasa Baru Istana Kali Mati
15 Bab 15 : Maafkan Aku Nona
16 Bab 16 : Padepokan Wisanggeni
17 Bab 17 : Kepungan Tiga Padepokan
18 Bab 18 : Rencana Terselubung
19 Bab 19 : Perlahan Mulai Terungkap
20 Bab 20 : Cerita Dari Masa Lalu
21 Bab 21 : Berangkat Ke Kerajaan Wengker
22 Bab 22 : Misteri Seorang Resi
23 Bab 23 : Ambisi Seorang Resi
24 Bab 24 : Tewasnya Seorang Ketua Padepokan
25 Bab 25 : Kekuatan Baru
26 Bab 26 : Cerita Naga Langit
27 Bab 27 : Apa Aku Boleh Ikut?
28 Bab 28 : Mengambil Kitab 7 Racun
29 Bab 29 : Kesedihan Wisesa
30 Bab 30 : Berangkat Ke Gunung Semeru
31 Bab 31 : Pertempuran Di Gunung Wilis
32 Bab 32 : Ingatan Masa Lalu
33 Bab 33 : Kau Ku Ampuni
34 Bab 34 : Pertempuran 2 Penguasa
35 Bab 35 : Ungkapan Hati 2 Orang Gadis
36 Bab 36 : Peristiwa Di Kota Daha
37 Bab 37 : Masalah Baru
38 Bab 38 : Perseteruan Antar Saudara 1
39 Bab 39 : Perseteruan Antar Saudara 2
40 Bab 40 : Kemarahan Tumenggung Adiguna
41 Bab 41 : Kupikir Hebat, Ternyata?
42 Bab 42 : Jangan Hina Aku
43 Bab 43 : Apa Yang Kau Tanam, Itu Yang Kau Tuai
44 Bab 44 : Jangan Remehkan Kami
45 Bab 45 : Benang Merah Dari Sebuah Ramalan Mulai Terlihat.
46 Bab 46 : Persiapan Sayembara
47 Bab 47 : Resahnya Hati Resi Sarpa Kencana
48 Bab 48 : Restu Dari Naga Langit
49 Bab 49 : Ku Berikan Setengah Kekuatanku
50 Bab 50 : Caping Kembar
51 Bab 51 : Kau Kawan Atau Lawan
52 Bab 52 : Rencana Tersembunyi Seorang Senopati
53 Bab 53 : Ku Tantang Kau Di Arena Sayembara
54 Bab 54 : Ancaman Di Tempat Pertemuan
55 Bab 55 : Maaf! Aku Membohongimu
56 Bab 56 : Sayembara Di Mulai
57 Bab 57 : Pelajaran Berharga Untuk Sang Murid
58 Bab 58 : Darah Mulai Tumpah Di Lantai Arena
59 Bab 59 : Sedih Hati Aria Pilong
60 Bab 60 : Aku Terima Tantangan Mu
61 Bab 61 : Janji Dua Orang Pendekar
62 Bab 62 : Dendam sang Kakek
63 Bab 63 : Penjaga Wilayah Barat
64 Bab 64 : Ku Serahkan Padamu
65 Bab 65 : Telaga Kelud
66 Bab 66 : Siapa Pemimpin kalian?
67 Bab 67 : Kau Yang Bertaruh, Tetapi Aku Yang Repot
68 Bab 68 : Jaga Ucapanmu, Nona!
69 Bab 69 : Julukan Baru Aria, Kakak Ketiga
70 Bab 70 : Mendapat 2 Pelayan
71 Bab 71 : Iblis Kawi
72 Bab 72 : Pertempuran Wangsa Dan Iblis Kawi
73 Bab 73 : Perjodohan Masa Lalu
74 Bab 74 : Bertemu Rombongan Saudagar Asing
75 Bab 75 : Tawaran Jalan Bersama
76 Bab 76 : Kecurigaan Sugriwa
77 Bab 77 : Pembantaian Di Desa Jatijajar
78 Bab 78 : Tawaran Kerjasama
79 Bab 79 : Jangan Coba Menipu Aku
80 Bab 80 : Kalian Pikir Bisa Mengurungku?
81 Bab 81 : Bara Di Kota Tumapel
82 Bab 82 : Kalau Lemah! Tak Usah Banyak Bicara.
83 Bab 83 : Ilmu Yang Susah Di Hadapi
84 Bab 84 : Titik Lemah Ajian Larang Boyo
85 Bab 85 : Akhir Cerita Tokoh Tua
86 Bab 86 : Arah Dan Tujuan Kita Berbeda
87 Bab 87 : Penari Di Desa Coblong
88 Bab 88 : Sahabatku Bernama Kidung Kencana
89 Bab 89 : Singa Barong
90 Bab 90 : Kesempatan Kedua
91 Bab 91 : Kesepakatan Bersama
92 Bab 92 : Bertemu Pendekar Kembar
93 Bab 93 : Satu Tawaran Untuk Ki Bayan
94 Bab 94 : Tak Ada Kesempatan Kedua
95 Bab 95 : Jalan Rahasia
96 Bab 96 : Tragedi Di Dalam Goa
97 Bab 97 : Bertemu Resi Lanang Jagad
98 Bab 98 : Kesedihan Hati Seorang Abdi
99 Bab 99 : Terima Kasih Eyang Resi
100 Bab 100 : Bantu Kami, Lalu Kami Bantu Kau
101 Bab 101 : Penguasa Gunung Batok
102 Bab 102 : Akhirnya Kau Datang
103 Bab 103 : Bertemu Seorang Utusan
104 Bab 104 : Nasehat Dan Restu Nyi Selasih
105 105 : Raden Kusumo
106 106 : Jangan Ganggu Aku
107 107 : Apa Boleh, Aku Minta Bantuan?
108 108 : Bertemu Kembali Dengan Sahabat
109 109 : Hari Ceria Jagad Buwana
110 110 : Kalabenda
111 111 : Maaf! Jalan Kita Berbeda
112 112 : Hari Pertemuan
113 113 : Lima Padepokan Besar
114 114 : Tewasnya Panglima Hitam
115 Satu Kenyataan Yang Mengejutkan
116 Pengorbanan Suketi
117 Hati Naga Yang Terluka
118 Janji Pati Elang Yang Tersakiti
119 Gabungan Kekuatan
120 Mata-Mata Atau Bukan?
121 Utusan Pelangi
122 Mencari Manusia Terkutuk
123 Bertemu Mpu Barada
124 Kisah Penguasa Alas Purwo
125 Penangkal Racun Jarum Emas
126 Desa Telaga Warna
127 Jangan Membuatku Curiga
128 Kedok Kalasrenggi Terbuka
129 Akhir Dari Sebuah Pertemanan
130 Akhir Dari Penghianatan
131 Aria Pilong Vs Kalasrenggi
132 Beri Aku Nama
133 Keterangan Mengejutkan
134 Ambisi Jati Wilis
135 Perebutan Wilayah Perdagangan
136 Informasi Dari Rama
137 Siasat Untuk melawan Jati Wilis
138 Gempar Di Kota Keta
139 Isi Hati Buwana Dewi
140 Rencana Kedua Aria Pilong
141 Hancurnya Cabang Padepokan Elang Emas Di Kota Keta
142 Kepandaian Bicara Sang Utusan
143 Arogansi Patih Argobumi
144 Pelangi Di Kota Keta
145 Hadiah Untuk Sang Utusan
146 Nasehat Untuk Pejabat Kahuripan
147 Hasrat Seorang Dewi
148 Kota Di Pesisir Pantai
149 Membantu Nelayan Kalipuro
150 Tewasnya Iwa Brengos
151 Menyebrang Ke Pulau Bali
152 Bertempur Melawan 2 Elang Raksasa
153 Maafkan Aku, Kakang
154 Bertemu Panglima Laut Kerajaan Bali
155 Undangan Persahabatan
156 Permintaan Buwana Dewi
157 Elang Jantan Menyerang Istana Tampak Siring
158 Dendam Kedua Elang
159 Kau Atau Aku Yang Berkuasa?
160 Bertempur Di Luar Benteng Istana
161 Misi Lembusora
162 Jangan Pisahkan Kami
163 Satu Harapan Yang Jauh Dari Kenyataan
164 Undangan Untuk Ki Banyu Alas
165 Nasehat Mpu Barada
166 Ijin Dan Restu Prabu Anak Wungsu
167 Persiapan Acara Pernikahan
168 Siasat Keji Di Acara Janji Suci
169 Hari Yang Di Tunggu
170 Terkena Siraman Air Beracun
171 Rencana Licik Nyoman Sidharta Gagal
172 Sudah Resmi Menikah
173 Rasa Putus Asa Mantan Patih Kerajaan
174 Istana Tampak Siring Di kepung
175 Jodoh Masa Kecil, Apa Iya?
176 Mari Kita Buktikan
177 Jangan Ganggu Putri Angkatku
178 Cinta Berdarah
179 Mentari Di Atas Istana Tampak Siring
180 Menyerang Alas Purwo
181 Menyerang Alas Purwo 2
182 Akhir Dari Sebuah Ambisi
183 Petaka Di Hari Bahagia ( End )
Episodes

Updated 183 Episodes

1
Bab 1 : Prahara Di Bukit Setan
2
Bab 2 : Tewasnya keluarga Pedagang Muda
3
Bab 3 : Kakek Misterius
4
Bab 4 : Berlatih Ilmu Kanuragan
5
Bab 5 : Saatnya Perpisahan
6
Bab 6 : Kampung Randu Alas
7
Bab 7 : Pendekar Randu Alas
8
Bab 8 : Utusan Suto Abang
9
Bab 9 : Jangan Asal Bicara
10
Bab 10 : Melawan Musuh Tangguh
11
Bab 11 : Menetap Di Randu Alas
12
Bab 12 : Hutan Kali Mati
13
Bab 13 : Menolong Penguasa Gunung Lawu.
14
Bab 14 : Penguasa Baru Istana Kali Mati
15
Bab 15 : Maafkan Aku Nona
16
Bab 16 : Padepokan Wisanggeni
17
Bab 17 : Kepungan Tiga Padepokan
18
Bab 18 : Rencana Terselubung
19
Bab 19 : Perlahan Mulai Terungkap
20
Bab 20 : Cerita Dari Masa Lalu
21
Bab 21 : Berangkat Ke Kerajaan Wengker
22
Bab 22 : Misteri Seorang Resi
23
Bab 23 : Ambisi Seorang Resi
24
Bab 24 : Tewasnya Seorang Ketua Padepokan
25
Bab 25 : Kekuatan Baru
26
Bab 26 : Cerita Naga Langit
27
Bab 27 : Apa Aku Boleh Ikut?
28
Bab 28 : Mengambil Kitab 7 Racun
29
Bab 29 : Kesedihan Wisesa
30
Bab 30 : Berangkat Ke Gunung Semeru
31
Bab 31 : Pertempuran Di Gunung Wilis
32
Bab 32 : Ingatan Masa Lalu
33
Bab 33 : Kau Ku Ampuni
34
Bab 34 : Pertempuran 2 Penguasa
35
Bab 35 : Ungkapan Hati 2 Orang Gadis
36
Bab 36 : Peristiwa Di Kota Daha
37
Bab 37 : Masalah Baru
38
Bab 38 : Perseteruan Antar Saudara 1
39
Bab 39 : Perseteruan Antar Saudara 2
40
Bab 40 : Kemarahan Tumenggung Adiguna
41
Bab 41 : Kupikir Hebat, Ternyata?
42
Bab 42 : Jangan Hina Aku
43
Bab 43 : Apa Yang Kau Tanam, Itu Yang Kau Tuai
44
Bab 44 : Jangan Remehkan Kami
45
Bab 45 : Benang Merah Dari Sebuah Ramalan Mulai Terlihat.
46
Bab 46 : Persiapan Sayembara
47
Bab 47 : Resahnya Hati Resi Sarpa Kencana
48
Bab 48 : Restu Dari Naga Langit
49
Bab 49 : Ku Berikan Setengah Kekuatanku
50
Bab 50 : Caping Kembar
51
Bab 51 : Kau Kawan Atau Lawan
52
Bab 52 : Rencana Tersembunyi Seorang Senopati
53
Bab 53 : Ku Tantang Kau Di Arena Sayembara
54
Bab 54 : Ancaman Di Tempat Pertemuan
55
Bab 55 : Maaf! Aku Membohongimu
56
Bab 56 : Sayembara Di Mulai
57
Bab 57 : Pelajaran Berharga Untuk Sang Murid
58
Bab 58 : Darah Mulai Tumpah Di Lantai Arena
59
Bab 59 : Sedih Hati Aria Pilong
60
Bab 60 : Aku Terima Tantangan Mu
61
Bab 61 : Janji Dua Orang Pendekar
62
Bab 62 : Dendam sang Kakek
63
Bab 63 : Penjaga Wilayah Barat
64
Bab 64 : Ku Serahkan Padamu
65
Bab 65 : Telaga Kelud
66
Bab 66 : Siapa Pemimpin kalian?
67
Bab 67 : Kau Yang Bertaruh, Tetapi Aku Yang Repot
68
Bab 68 : Jaga Ucapanmu, Nona!
69
Bab 69 : Julukan Baru Aria, Kakak Ketiga
70
Bab 70 : Mendapat 2 Pelayan
71
Bab 71 : Iblis Kawi
72
Bab 72 : Pertempuran Wangsa Dan Iblis Kawi
73
Bab 73 : Perjodohan Masa Lalu
74
Bab 74 : Bertemu Rombongan Saudagar Asing
75
Bab 75 : Tawaran Jalan Bersama
76
Bab 76 : Kecurigaan Sugriwa
77
Bab 77 : Pembantaian Di Desa Jatijajar
78
Bab 78 : Tawaran Kerjasama
79
Bab 79 : Jangan Coba Menipu Aku
80
Bab 80 : Kalian Pikir Bisa Mengurungku?
81
Bab 81 : Bara Di Kota Tumapel
82
Bab 82 : Kalau Lemah! Tak Usah Banyak Bicara.
83
Bab 83 : Ilmu Yang Susah Di Hadapi
84
Bab 84 : Titik Lemah Ajian Larang Boyo
85
Bab 85 : Akhir Cerita Tokoh Tua
86
Bab 86 : Arah Dan Tujuan Kita Berbeda
87
Bab 87 : Penari Di Desa Coblong
88
Bab 88 : Sahabatku Bernama Kidung Kencana
89
Bab 89 : Singa Barong
90
Bab 90 : Kesempatan Kedua
91
Bab 91 : Kesepakatan Bersama
92
Bab 92 : Bertemu Pendekar Kembar
93
Bab 93 : Satu Tawaran Untuk Ki Bayan
94
Bab 94 : Tak Ada Kesempatan Kedua
95
Bab 95 : Jalan Rahasia
96
Bab 96 : Tragedi Di Dalam Goa
97
Bab 97 : Bertemu Resi Lanang Jagad
98
Bab 98 : Kesedihan Hati Seorang Abdi
99
Bab 99 : Terima Kasih Eyang Resi
100
Bab 100 : Bantu Kami, Lalu Kami Bantu Kau
101
Bab 101 : Penguasa Gunung Batok
102
Bab 102 : Akhirnya Kau Datang
103
Bab 103 : Bertemu Seorang Utusan
104
Bab 104 : Nasehat Dan Restu Nyi Selasih
105
105 : Raden Kusumo
106
106 : Jangan Ganggu Aku
107
107 : Apa Boleh, Aku Minta Bantuan?
108
108 : Bertemu Kembali Dengan Sahabat
109
109 : Hari Ceria Jagad Buwana
110
110 : Kalabenda
111
111 : Maaf! Jalan Kita Berbeda
112
112 : Hari Pertemuan
113
113 : Lima Padepokan Besar
114
114 : Tewasnya Panglima Hitam
115
Satu Kenyataan Yang Mengejutkan
116
Pengorbanan Suketi
117
Hati Naga Yang Terluka
118
Janji Pati Elang Yang Tersakiti
119
Gabungan Kekuatan
120
Mata-Mata Atau Bukan?
121
Utusan Pelangi
122
Mencari Manusia Terkutuk
123
Bertemu Mpu Barada
124
Kisah Penguasa Alas Purwo
125
Penangkal Racun Jarum Emas
126
Desa Telaga Warna
127
Jangan Membuatku Curiga
128
Kedok Kalasrenggi Terbuka
129
Akhir Dari Sebuah Pertemanan
130
Akhir Dari Penghianatan
131
Aria Pilong Vs Kalasrenggi
132
Beri Aku Nama
133
Keterangan Mengejutkan
134
Ambisi Jati Wilis
135
Perebutan Wilayah Perdagangan
136
Informasi Dari Rama
137
Siasat Untuk melawan Jati Wilis
138
Gempar Di Kota Keta
139
Isi Hati Buwana Dewi
140
Rencana Kedua Aria Pilong
141
Hancurnya Cabang Padepokan Elang Emas Di Kota Keta
142
Kepandaian Bicara Sang Utusan
143
Arogansi Patih Argobumi
144
Pelangi Di Kota Keta
145
Hadiah Untuk Sang Utusan
146
Nasehat Untuk Pejabat Kahuripan
147
Hasrat Seorang Dewi
148
Kota Di Pesisir Pantai
149
Membantu Nelayan Kalipuro
150
Tewasnya Iwa Brengos
151
Menyebrang Ke Pulau Bali
152
Bertempur Melawan 2 Elang Raksasa
153
Maafkan Aku, Kakang
154
Bertemu Panglima Laut Kerajaan Bali
155
Undangan Persahabatan
156
Permintaan Buwana Dewi
157
Elang Jantan Menyerang Istana Tampak Siring
158
Dendam Kedua Elang
159
Kau Atau Aku Yang Berkuasa?
160
Bertempur Di Luar Benteng Istana
161
Misi Lembusora
162
Jangan Pisahkan Kami
163
Satu Harapan Yang Jauh Dari Kenyataan
164
Undangan Untuk Ki Banyu Alas
165
Nasehat Mpu Barada
166
Ijin Dan Restu Prabu Anak Wungsu
167
Persiapan Acara Pernikahan
168
Siasat Keji Di Acara Janji Suci
169
Hari Yang Di Tunggu
170
Terkena Siraman Air Beracun
171
Rencana Licik Nyoman Sidharta Gagal
172
Sudah Resmi Menikah
173
Rasa Putus Asa Mantan Patih Kerajaan
174
Istana Tampak Siring Di kepung
175
Jodoh Masa Kecil, Apa Iya?
176
Mari Kita Buktikan
177
Jangan Ganggu Putri Angkatku
178
Cinta Berdarah
179
Mentari Di Atas Istana Tampak Siring
180
Menyerang Alas Purwo
181
Menyerang Alas Purwo 2
182
Akhir Dari Sebuah Ambisi
183
Petaka Di Hari Bahagia ( End )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!