“Tak usah tahu siapa kami,” lebih baik kau pergi dari sini, sebelum nyawamu melayang,” ucap Pria berwajah mirip Harimau.
Aria kerutkan kening mendengar perkataan pria itu.
“Aku kesini karena mendengar ada suara pertempuran, jika kalian berdua merasa terganggu oleh ku, Baiklah! Aku akan pergi dari sini,” Aria membalas perkataan Pria itu.
Mahluk berwajah aneh menyeringai mendengar perkataan Aria, pria itu berpikir bahwa Aria takut melihatnya.
Tetapi terdengar suara perempuan cantik yang memakai kebaya.
“Kisanak! Tolong bantu aku mengusir Ki Loreng geni, dia bermaksud tidak baik terhadap aku.”
“Nyi Selasih! Kau masih saja menolak lamaranku, sekarang kau meminta bantuan manusia, apa kau pikir bangsa manusia bisa menolongmu? Tanya mahluk yang di panggil Ki Loreng geni.
“Dasar keparat! Kalau saja aku tidak sedang ganti kulit, kau tidak akan berani mengacau di gunung Lawu, apa tidak ada perempuan di gunung Wilis? Wanita yang di panggil Nyi Selasih membalas perkataan Ki Loreng.
“Kau tidak sama dengan perempuan lain Nyi, aku adalah penguasa gunung Wilis, sedangkan kau adalah penguasa gunung Lawu, jika kita bergabung! Kekuatan kita bisa menguasai tanah Jawa,” balas Ki Loreng.
“Kau Jangan pernah berharap, aku tidak sudi mengikuti rencanamu, karena itu akan mengganggu keseimbangan alam, antara dunia kita dengan dunia manusia,” ucap Nyi Selasih.
Mendengar percakapan keduanya, Aria berkata.
“Jadi kalian berdua bukan manusia? Tanya Aria.
Ha Ha Ha
“Kau baru sadar anak muda? Jika kau sudah tahu dengan siapa berhadapan, lebih baik kau pergi dari sini, sebelum terlambat,” Ki Loreng geni membalas perkataan Aria sambil tertawa.
Tetapi berbeda dengan Ki Loreng geni, Nyai Selasih bingung dengan perkataan Aria, sudah jelas penampilan mereka berbeda dengan manusia pada umumnya, kenapa pemuda itu masih bertanya.
Nyai Selasih menatap tajam ke arah caping serta tongkat Aria, setelah menyadari sesuatu, Nyai Selasih berkata dengan nada cemas.
“Apa kisanak tidak dapat melihat? Tanya Nyi Selasih.
“Benar nona! Aku tidak dapat melihat,”
Rona merah terlihat di wajah Nyi Selasih, saat mendengar Aria memanggilnya Nona.
“Lebih baik kisanak pergi dari sini, biarkan aku menyelesaikan urusanku dengan Ki Loreng geni,” ucap Nyi Selasih.
Mendengar nada lemah lembut dari Nyi Selasih terhadap Aria, mahluk yang di panggil Ki Loreng geni cemburu, wajahnya berubah menakutkan.
“Tadi aku memang menyuruh manusia itu pergi dari sini, tetapi sekarang pikiranku berubah! Dia harus mati di depanmu Nyi,” ucap Ki Loreng geni dengan nada dingin.
Ha Ha Ha
“Mahluk sepertimu akan membunuhku! kau pikir mudah membunuh manusia? Aria Pilong berkata sambil tertawa.
Suara geraman Ki Loreng geni terdengar, saat mendengar perkataan Aria, ia merasa terhina karena merasa di rendahkan.
“Kau pikir aku ini siapa? Manusia sepertimu tidak akan kenal denganku, Ki Loreng geni, penguasa lelembut gunung Wilis, sudah puluhan manusia dan pertapa sakti aku bunuh, membunuhmu! Bagiku hanya seperti membalikkan telapak tangan,” ucap Ki Loreng sambil menggeram, tanda amarahnya memuncak.
Setelah berkata, wujud Ki Loreng berubah menjadi Harimau hitam dengan belang merah di tubuhnya.
Ki Loreng melesat, kedua kaki dengan cakar seperti pisau, menerkam ke arah Aria.
Nyi Selasih terkejut, kemudian berteriak sambil melesat ke arah Aria setelah tubuhnya berubah menjadi ular berwarna hijau.
“Awas kisanak!? Teriak Nyi Selasih.
Whut!
Aria saat batinnya merasakan ada serangan, Tongkat kayu cendana melesat ke arah depan.
Shing!
Tetapi ilmu tongkat seda gitik hanya menghantam angin melewati bayang-bayang tubuh Ki Loreng yang terus melesat ke arah Aria.
Whut….Brak!
Ular besar berwarna hijau jelmaan dari Nyi Selasih tiba terlebih dahulu daripada Ki Loreng, Nyi Selasih lalu membelit tubuh Aria dan menghempaskannya ke dinding goa, sebelum cakar Ki Loreng geni merobek tubuh Aria.
Aria terkejut, sementara itu Nyi Selasih memuntahkan darah segar dan kembali ke wujud manusia, setelah tubuh ularnya menubruk dinding.
Aria meraba tubuh Nyi Selasih, ia tahu bahwa wanita itu yang baru saja menolongnya.
“Nyi….Nyi Selasih….bangun Nyi! Seru Aria sambil tangannya meraba raba tubuh Nyi Selasih.
Nyi Selasih melihat mata Aria saat capingnya terlepas ketika ia membelit tubuh si pemuda, lalu tersenyum penuh arti, dan berkata.
“Mata Sang Hyang Naga langit.”
Setelah berkata, Kedua tangan Nyi Selasih lalu memegang kepala Aria, lalu bibir Nyi Selasih mencium kedua mata Aria secara bergantian, kemudian berbisik di telinga Aria.
“Sekarang Raden dapat melihat Ki Loreng geni, jika Raden tak mampu melawan Ki Loreng geni, segera tinggalkan tempat ini.”
Sebutan Nyi Selasih berubah setelah melihat mata Aria, kini ia memanggil Aria dengan sebutan Raden.
Aria mengedipkan matanya beberapa kali mendengar perkataan Nyi Selasih.
“Ada apa Raden? Tanya Nyi Selasih.
Mataku terasa geli di sentuh oleh tanganmu Nyi, sebab jarang ada orang yang menyentuh mataku ini,” Jawab Aria.
Setelah Aria berkata, tiba-tiba bayangan sinar remang-remang mulai terlihat oleh mata Aria.
Aria melihat wanita cantik di sisinya yang sedang tergolek lemah dengan mulut mengucurkan darah, Aria memegang dada perempuan itu, kemudian menggoyang tubuhnya.
“Nyi….Nyi Selasih tidak apa-apa? Tanya Aria.
“Aku tidak apa-apa Raden,” Jawab Nyi Selasih, dengan wajah merona merah, karena dadanya di pegang dan di remas sambil di goyang-goyang oleh Aria.
Ki Loreng melihat Nyi Selasih seperti mencium Aria apalagi setelah melihat Aria meraba-raba dada Nyi Selasih, nafsu amarahnya tak terbendung lagi, mahluk jadi-jadian itu lompat, sambil salah satu kakinya menghantam kepala Aria.
Aria kini dapat melihat Ki Loreng geni
Melihat Ki Loreng menyerang, Aria menghantamkan tongkatnya ke arah kaki Ki Loreng geni
Whut!
Tongkat Aria seperti menusuk bayangan dan mengenai tempat kosong, Aria terkejut kemudian berguling menghindari terkaman Ki Loreng geni.
Brak!
Kaki Ki Loreng geni menghantam batu di dekat Aria.
“Celaka! Kenapa tongkatku tak bisa melukai mahluk itu,” batin Aria.
Ki Loreng geni melihat Aria tampak bingung setelah serangannya hanya mengenai tempat kosong, mahluk itu tertawa terbahak-bahak.
Ha Ha Ha
“Kau pikir aku bisa di lukai oleh ilmu ciptaan manusia! Kau mimpi,” ucap Ki Loreng geni, sambil tertawa bangga.
Nyi Selasih hanya bisa tersenyum pahit, melihat pemuda yang menjadi harapannya, tak berhasil melukai musuh bebuyutan yang selalu mengganggunya selama ini.
“Lebih baik menyerah Nyi, dan terima lamaranku,” ucap Ki Loreng geni.
Nyi Selasih tundukkan kepala mendengar perkataan Ki Loreng, tanpa terasa air matanya mengucur membasahi pipi.
“Apa aku harus menikah dengan mahluk yang aku benci? Batin Nyi Selasih dengan raut wajah putus asa.
Aria masih bingung dengan keadaan yang terjadi, saat ia tak bisa mengenai tubuh Ki Loreng geni, kemudian bertanya kepada Nyi Selasih.
“Kenapa pukulanku tak bisa mengenai mahluk itu, Nyi? Tanya Aria.
Nyi Selasih menarik napas panjang mendengar perkataan Aria, ia baru sadar dan merasa bersalah membawa Aria ke dalam masalahnya.
“Kekuatan dan ilmu kanuragan antara manusia dengan mahluk seperti kami sangat jauh berbeda Raden, ilmu mahluk seperti kami sangat kuat, tak dapat di bandingkan dengan ciptaan manusia, karena kami sudah hidup ratusan bahkan ribuan tahun dan mematangkan ilmu yang kami miliki.
“Pukulan Raden tidak bisa mengenai Ki Loreng geni, karena Ki Loreng geni mahluk yang berasal dari alam ghaib dan itu sebabnya Raden hanya memukul tempat kosong, karena tubuh Ki Loreng geni antara ada dan tiada,” Nyi Selasih memberi penjelasan kepada Aria.
“Jadi bagaimana supaya aku bisa melukai tubuhnya Nyi? Kembali Aria bertanya.
“Sudahlah! Mungkin ini sudah takdirku untuk menikah dengan Ki Loreng geni, lebih baik Raden tinggalkan tempat ini, dan jangan ceritakan apapun yang Raden lihat hari ini kepada siapapun,” balas Nyi Selasih.
“Tidak bisa! Aku tidak akan membiarkan Nyi Selasih menikah dengan mahluk belang-belang itu,” balas Aria.
“Bangsat! Apa maksudmu dengan belang-belang? Tanya Ki Loreng mendengar perkataan Aria.
“Kau pergi ke telaga dan lihat dirimu di air, kau belang tidak? Balas Aria dengan nada kesal.
“Kau sungguh berani anak muda, apa kau tidak takut melihat wujud asliku?
Setelah berkata, Ki Loreng geni berubah kembali menjadi Harimau berwarna hitam dengan belang merah di tubuhnya, kemudian dari mulutnya keluar raungan suara Harimau yang menggelegar dan menggetarkan dinding goa.
Aria melihat perubahan tubuh Ki Loreng geni, kemudian meludah dan berkata dengan nada dingin.
Phuih!
“Melihat Kegelapan lebih menyeramkan bagiku daripada melihat makhluk belang sepertimu.”
Setelah berkata, Aria Pilong melesat sambil menghantamkan ilmu mawa geni ke tubuh Ki Loreng.
Whut….Blar!
Kembali Ajian Mawa geni seperti menembus tubuh Ki Loreng dan menghantam dinding goa.
Ha Ha Ha
“Serang….serang aku sepuasmu, sebelum rohmu ku jadikan ganjal pintu istanaku,” ucap Ki Loreng geni sambil tertawa terbahak bahak.
Aria Pilong tak menanggapi perkataan Ki Loreng geni.
Kakinya bergerak ke kiri dan kanan, memasang kuda-kuda, telapak tangan kanan berada di atas sedangkan telapak kiri berada dibawah, keduanya lalu bergerak memutar di depan dada, dan tak lama kemudian, bulatan merah berwarna seperti lembayung senja terlihat diantara kedua telapak tangan Aria.
Semakin lama bulatan merah berbentuk Cakra semakin besar, dan hawa di dalam goa berubah menjadi panas.
Wajah Ki Loreng pucat, begitu pula dengan Nyi Selasih melihat ajian yang di keluarkan oleh Aria, tanpa sadar dari mulut keduanya terucap kata yang sama.
“Ajian Cakra Candhikkala.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 183 Episodes
Comments
Dragon🐉 gate🐉
b*Ngsat!! kau menang banyak Aria, gw jg mau /Facepalm/🤣🤣🤣
2024-08-31
0
Uchy
Benarlah Aria Pilong bilang...
Makhluk belang-belang...
Ki loreng geni yang tolol 🤣🤣🤣
Loreng dengan belang,,, artinya kan sama...
2022-11-20
1
FHVTXYCJV
Share link gan
2022-09-22
0