Aria hentikan langkahnya ketika mendengar suara Kemuning.
“Ada apa Kisanak? Tanya Aria tanpa berbalik.
“Aku seorang gadis, sedangkan kisanak adalah sebutan untuk pria,” jawab Kemuning sambil tersenyum.
“Apa wanita dan Pria berbeda? Tanya Aria.
“Tentu saja berbeda Kisanak! kali ini Ki Demang Surya yang berkata.
Ki Sepuh menyuruh penduduk desa untuk membersihkan tempat bekas pertempuran dari mayat anak murid perguruan golok setan, serta menyuruh tabib desa untuk mengobati penduduk yang kulitnya terbakar, salah satu yang terkena adalah Ganda, pemuda yang tak suka kepada Aria.
Sedangkan kacung bernama Kusno, merasa sangat takut dan malu setelah melihat Aria bertempur, Kusno menyadari kesalahannya dan berjanji tidak akan meremehkan orang dari penampilan untuk kedepannya.
“Jika Kang Aria berkenan! Kami bisa bantu untuk menjelaskan perbedaan antara wanita dan pria,” Kemuning berkata dengan rona pipi berubah merah.
“Tidak usah! Jawab Aria, karena mendengar suara lirih dari Kemuning, yang menandakan gadis itu malu jika membicarakannya.
“Kisanak sekarang menjadi tamu agung desa Randu alas, sebagai ungkapan rasa terima kasih, kami akan menjamu Kisanak, karena Kisanak sudah menyelamatkan kami dan desa Randu alas dari perguruan golok setan,” Ki Sepuh ikut bicara.
Ki Demang Surya dan kemuning mengangguk mendengar perkataan Ki Sepuh, sedangkan Ratmi diam, karena gadis itu masih merasa bersalah terhadap Aria.
Setelah di pikir kembali oleh Aria, bahwa ia butuh keterangan dan informasi tentang banyak hal yang ia belum tahu dari kakek Suro Keling, akhirnya Aria mengangguk.
Ki Sepuh serta Ki Demang Surya tersenyum melihat Aria mengangguk.
“Mari Kisanak! Lebih baik kita bercakap cakap di rumah saya, biar lebih tenang,” ucap Ki Sepuh.
“Baiklah Ki! Saya juga ada beberapa hal, yang ingin di tanyakan,” balas Aria.
Mereka lalu berjalan menuju rumah Ki Sepuh.
Kue-kue serta minuman di sajikan untuk Aria, mereka bercakap-cakap di sebuah pendopo kecil yang berada di belakang rumah Ki Sepuh.
“Kami merasa malu dengan Kisanak,” ucap Ki Demang Surya.
“Panggil saja Aria Pilong Kisanak, kalau mendengar suara Kisanak, sepertinya Kisanak jauh lebih tua dari saya,” Aria membalas perkataan Ki Demang Surya.
Ki Demang Surya dan Ki Sepuh saling pandang mendengar perkataan Aria, kemudian keduanya mengangguk.
Sementara itu, kemuning terus melirik ke arah Aria, setelah lebih dekat dan terus melihat Aria, ternyata pemuda buta yang di sebut oleh Ratmi kurang ajar dan tidak sopan itu sangat tampan, tidak seperti orang buta lain, mata Aria yang kuning ke emasan malah membuat pemuda itu terlihat gagah.
Ratmi melihat Kemuning terus melirik ke arah Aria, kemudian mencolek pinggang gadis itu, “Kak Kemuning tidak perlu melirik, tatap saja! Kan dia tidak bisa melihat,” Ratmi berkata dengan suara pelan.
Raut wajah Kemuning berubah merah mendengar perkataan Ratmi, kemudian mencubit pinggang Ratmi.
“Bukannya dik Ratmi yang diam – diam kalau lihat Kang Aria, selalu tersenyum, benci tapi diam-diam suka,” balas kemuning balik menggoda Ratmi.
“Ih, Kakak! ucap Ratmi membalas perkataan Kemuning sambil tersenyum malu, tetapi Ratmi tidak membantah perkataan Kemuning, karena di dalam hati Ratmi mulai tumbuh benih cinta terhadap Aria.
Mulut Aria tak berhenti mengunyah, ia mencoba kue-kue yang di hidangkan oleh Ki Sepuh.
“Baru pertama kali aku makan, makanan se enak ini,” ucap Aria setelah minum teh hangat yang di sediakan oleh Ki sepuh.
Ki sepuh tersenyum mendengar perkataan Aria, kemudian berkata.
“Maafkan saya kisanak! Ini hanya makanan kampung saja, jauh dari kata enak menurutku, karena hanya ini yang bisa desa Randu alas sediakan untuk kisanak,” ucap Ki sepuh dengan nada heran.
“Aku seperti monyet Ki! Sudah terbiasa makan buah yang terdapat di hutan, jadi baru kali ini aku makan makanan enak,” Aria berkata sambil tersenyum.
“Tadi kau mengaku istriku! Apa maksud dari perkataanmu? Tiba-tiba Aria bertanya kepada Ratmi.
Raut wajah Ratmi langsung merah mendengar perkataan Aria.
“Tak usah kisanak bahas lagi masalah itu! Aku hanya bercanda ketika mengatakannya,” jawab Ratmi.
Ha Ha Ha
“Kau bukan kakekku! kenapa harus mengaku sebagai istri, kau kan belum pernah tidur bersamaku,” Balas Aria sambil tertawa.
Cis!
“Dasar tolol, apa kakeknya tidak pernah memberitahu hubungan antara seorang pria dengan wanita,” batin Ratmi, raut wajahnya tampak cemberut mendengar perkataan Aria.
Lama tak ada jawaban, Aria berkata kembali kepada Ratmi.
“Kau berkata seperti itu, bukankah ada maksud ingin mencelakai aku? Kali ini Aria berkata dengan nada seperti mengejek.”
Ratmi tak menjawab perkataan Aria, gadis itu langsung menundukkan kepala karena merasa bersalah.
“Maafkan putriku Kisanak! Dia hanya kesal dengan kejadian yang terjadi di sungai, karena Kisanak telah memegang bagian terlarang tubub seorang gadis di depan umum, jadi kekesalan hatinya tadi ia tumpahkan kepada kisanak, saat orang-orang perguruan golok setan menyerang kami,” Ki sepuh berkata memberi penjelasan, nada suaranya seperti meminta maaf serta menyesali tindakan yang tadi di katakan oleh Ratmi.
“Bagian terlarang apa yang sudah aku pegang? Jika dia tak suka, dia boleh balas pegang tubuhku dimana dia suka, tetapi tak boleh berkata seperti itu, bagaimana jika aku mati? Balas Aria.
“Kisanak! Tubuh seorang gadis yang belum menikah, tabu jika di pegang oleh orang yang bukan suaminya,” jawab Ki Sepuh.
“Aku tidak mengerti masalah tabu Ki, hanya satu yang ku ingat dari pesan kakek, jangan mendekati mahluk yang bernama wanita,” balas Aria Pilong.
“Tidak bisa seperti itu! Kau harus menikah dan punya anak,” ucap Ratmi dengan nada kesal.
Raut wajah Aria berubah mendengar perkataan Ratmi, “memangnya kau siapa, Ingin coba mengatur ku? Ucap Aria dengan nada kesal, “aku tidak tahu apa itu menikah? Aku tak mau membicarakan masalah itu sebelum aku tahu artinya,” nada bicara Aria mulai tinggi.
Tidak lama kemudian Aria bicara kembali dengan membahas hal lain
“Oh iya Ki! Apa desa Randu alas punya permusuhan dengan Perguruan golok setan? Tanya Aria.
Ki sepuh sebelum menjawab, tampak menarik napas panjang mendengar pertanyaan Aria.
“Semua desa di kaki gunung Lawu membayar pajak kepada perguruan golok setan pimpinan Suto Abang, hanya desa Randu alas saja yang tidak, itu sebabnya mereka marah dan ingin menghancurkan desa ini,” jawab Ki sepuh.
Suto Abang sangat di takuti, karena kesaktian dan kekejamannya.
“Apa itu pajak, Ki? Kembali Aria bertanya.
Ki Sepuh lalu menjelaskan mengenai pajak yang di maksudkan.
“Rupanya seperti itu, banyak hal yang belum aku ketahui tentang hidup bermasyarakat,” ucap Aria.
“Aku akan menetap di desa Randu alas, sambil menunggu tindak lanjut dari perguruan golok setan, sementara kalian mengajari aku tentang suatu hal yang belum aku ketahui, bagaimana? Tanya Aria.
Ki sepuh serta Ki Demang surya saling pandang sambil anggukan kepala mendengar perkataan Aria.
Tetapi sebelum kedua orang tua itu berkata, terdengar suara merdu dari Kemuning sambil tertunduk malu.
“Kemuning siap melayani serta memberitahu apapun yang kang Aria tanya dan butuhkan.”
Aria mendengar perkataan Kemuning, langsung menoleh ke arah gadis itu, sambil tersenyum dan membalas perkataan Kemuning.
“Baik! Sepertinya Aku bisa banyak belajar segala hal tentang wanita, dari nona.”
“Aku….Aku juga akan membantu,” ucap Ratmi.
Tetapi Ratmi langsung terdiam saat mendengar perkataan Aria.
“Tidak perlu”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 183 Episodes
Comments
Dragon🐉 gate🐉
langsung kena Ulti gak tuh ? 😂😂
2024-08-31
0
Xiao Shuxiang
SOMPLAK WKWKWKK
2024-07-16
0
Kenzie Ganendra
keren euy
2024-02-15
1