Happy Reading!
•••••
"Lepasin," teriak Nanas saat Anthony sudah berada dihadapannya.
Anthony datang kerumah Terasi dan atas rencana skenario yang Genk Rujak Gemesh itu siapkan, Nanas sendiri yang membukakan pintu untuk Anthony, namun siapa sangka sesaat setelah pintu itu terbuka Anthony langsung melayangkan pelukan padanya.
Anthony tidak menggubris Nanas dia makin mempererat pelukannya sehingga Nanas terdiam dan tenang, mengetahui Nanas sudah tenang, Anthony melepaskan pelukannya dan mulai berbicara, padahal jauh di lubuk hati Nanas, ia tengah tertawa puas.
"Kamu ngapain sih, pake acara kabur-kaburan?" tanya Anthony pada Nanas
"Apa peduli Om?" jawab Nanas berpura-pura datar.
"Karena saya, mencintaimu," jawab Anthony ceoat.
"Om nyebelin, Om selalu aja mentingin pekerjaan, gue kesel sama Om, jadi kita gausah ketemu dulu selama beberapa hari." Final Nanas merasa berhasil membuat Anthony panik.
"Saya tidak bermaksud Nanas, tapi-" Belum selesai Anthony bicara, Nanas sudah mendorongnya keluar dan menutup pintunya cepat.
Anthony yang sudah tidak tahan lagi meninju tembok disampingnya karena kesal sambil terus berteriak memanggil nama Nanas.
Sementara itu didalam rumah Nanas, Melon dan Terasi sedang memikirkan apa rencana selanjutnya namun sebelum mereka memikirkan itu, tingkah Anthony diluar rumah benar-benar diluar ekspestasi mereka.
"Tangan Kak Thony luka loh itu," tunjuk Melon dari dalam rumah yang mengintip Anthony via jendela.
"Hah? Serius?" ujar Nanas ikut melihat dan benar Anthony baru saja meninju tembok rumah Terasi sebagai pelampiasan emosinya.
Sebuah kekesalan mendalam ditunjukkan Anthony yang bahkan tidak pernah dilihat oleh Nanas sama sekali.
Anthony semakin menyesal merasa dirinya benar-benar sudah melukai hati Nanas, dia akan sangat membenci dirinya jika pernikahan keduanya ikut gagal karena masalah sepele.
Anthony yang belum puas melampiaskan kekesalannya meninju kaca mobilnya pecah, sehingga membuat tangannya berdarah, Squad Rujak Gemesh yang melihatnya dari jendela sontak panik terutama Nanas.
"Batalin semua rencananya, gue gak mau suami gue kenapa-napa, dari sini gue udah tahu seberapa sayang Om Thony sama gue," ujar Nanas berlari keluar rumah.
Anthony terduduk frustrasi dan ber sender dipagar rumah Terasi, sampai ia mendengar suara langkah kaki dari Nanas disampingnya.
Nanas yang membawa sapu tangan dari dalam rumah Terasi segera membungkus tangan Anthony agar darah itu tidak mengalir kemana-mana.
"Apa yang kau lakukan?" Mata Anthony memerah menahan tangis.
Sangat diluar ekspektasi Nanas, Melon dan Terasi, bahwa Anthony bisa seperti ini.
Nanas hanya terdiam sembari membersihkan darah Anthony. "Gue emang kesel sama lo Om! Tapi Gue gak mungkin lihat suami Gue mati konyol."
Disaat seperti ini mempermasalahkan panggilan Lo-Gue yang diberikan Nanas bukanlah momen yang tepat.
"Maaf," ujar Anthony
Nanas tidak menjawab.
"Maaf,"
"Maaf,"
"Iya, Iya, Iya gue maafin, sekarang tenang dulu napa gue lagi ngebersihin luka Om, Om kalau mau nemuin tuhan, pikir-pikir dulu napa, kan kasian kalian anak dalam perut gue gaada bapaknya." jawab Nanas.
"Saya bodoh," Anthony memukul kepalanya beberapa kali karena sudah merasa bahwa telah melukai Nanas, Nanas yang melihat itu segera mengambil tangan Anthony dan menggenggamnya erat.
"Saya bodoh,"
"Udah Om, Gue gak bener-bener ngambek kok, lagian gue gak kabur dari rumah, gue cuma nge-test Om doang." jawab Nanas.
"Kau hanya menghiburku,"
Nanas yang kesal segera menarik rahang tegas Anthony dan mencium bibirnya lembut sehingga Anthony hanya terdiam tak percaya.
"Kalau sekarang gimana? Percaya gak?"
Anthony tersenyum dan menarik Nanas ke pelukannya, ia merasa bahagia sekali untuk kesekian kalinya ia merasakan kebahagiaan bahwa perasannya selama ini benar dia mencintai Nanas dan takut kehilangannya.
"Aku janji, aku bakal jagain kamu, dan calon anak kita," ujar Anthony mengusap air matanya dan melirik perut Nanas.
"Jadi sekarang Aku-Kamu nih? Bukan Saya lagi, yaudah deh Om, karena gue berbudi pekerti dan rajin menabung dosa, gue juga bakal biasain manggil Aku-Kamu ke Om." jawab Nanas pada Anthony.
Setelah acara pelukan yang terbongkarnya rencana Squad Rujak Gemesh tersebut, Nanas dan Anthony akhirnya bisa kembali ke rumah mereka sedangkan Melon dan Terasi hanya menatap cengo kepergian mereka dari sana.
"Gilak! Setelah selesai mereka pergi gitu aja? Gak lagi-lagi gue bantuin masalah percintaan." protes Terasi.
"Makanya nikah Bund, gonta-ganti pasangan mulu, situ pacaran apa kontrakan?" kelakar Melon pada Terasi.
"Bodo amat! Dasar lo buah-buahan hidup!"
"Gak sadar diri si taik. Lo juga bahan dapur berjalan." balas Melon meninggalkan Terasi disana.
•
•
•
"Nih Om mandi dulu," pinta Nanas menyerahkan handuk kepada Anthony
"Kalau kamu, mau kemana?" tanya Anthony pada Nanas.
"Mau mandi juga sih, tapi Om duluan aja deh, aku mau nonton drakor sambil nungguin Om." jawab Nanas.
"Mandi bareng aja gimana?" goda Anthony tersenyum simpul.
"Mesum! Om gaada kapoknya, mau sih tapi gak ah." tolak Nanas.
"Sama Istri sendiri kan gapapa," jawab Anthony
"Dih, udah sana mandi, soalnya tangan Om masih mau diobatin," perintah Nanas pada Anthony. "Lagian kaca malah ditonjok, kan sayang kacanya,"
"Jadi kamu lebih sayang kaca daripada aku,"
"Iya,"
"Setidaknya kaca bisa dipakai ngaca, kalau Om mau dipake apa," lanjut Nanas. "Mau dikoleksi, Om bukan sejenis batu akik.
"Benar, kau bukan istri idaman," kesal Anthony membalikkan badannya dengan aksen mendramatisir.
Nanas tertawa geli melihat tingkah pria dewasa itu, ia membalikkan badan Anthony kemudian menatapnya lebih lembut dan mengusap rahang tegasnya.
"Aku bercanda, peace," ujar Nanas mengacungkan dua jarinya.
"Jadi Tuan Gilbert Chow terhormat, silakan anda mandi dan bersihkan diri dulu, Nanas mudamu ini juga mau mandi," lanjut Nanas.
"Baik Nona," Anthony membungkukkan badannya membuat Nanas tertawa.
Setelah selesai mandi, Anthony segera menemui Nanas di kamar dengan bermodalkan se-lilit handuk di pinggangnya, kali ini Nanas meninggalkan semua pikiran kotor dan mesumnya karena harus mengobati Anthony terlebih dahulu, padahal dalam sisi tergelap nya otot-otot itu bisa membuatnya khilaf.
Nanas mengambil kotak P3K dan segera menghampiri Anthony dan duduk disampingnya.
"Siniin tangannya, Om," pinta Nanas mengambil tangan Anthony yang terluka.
"Astaga aku baru sadar, lukanya banyak juga yah Om, benar-benar nekad," lanjut Nanas mengoleskan obat luka ke kapas dan mengusapkannya ke tangan Anthony.
"Lukanya gak seberapa, daripada kamu ninggalin aku," jawab Anthony.
"Kalau itu terjadi, berarti itu salahnya Om,"
"Jangan pernah melakukan itu lagi, kau membuatku tidak bisa berpikir jernih saat aku tahu kau sedang tidak baik-baik saja,"
Nanas tersenyum kemudian masuk kedalam pelukan Anthony, setidaknya Nanas mendapatkan satu kesimpulan bahwa suaminya benar-benar mencintainya.
••••••
"Apa kau berniat membunuhku, disini dingin," Anthony memelas sembari menggigil karena Nanas masih belum puas membuktikan rasa cinta Anthony.
"Om tidur di balkon aja yah, katanya bakal ngelakuin apapun demi aku dan calon anak kita." pinta Nanas membungkus dirinya dengan selimut.
"Tapi aku bisa sakit, udara diluar sangat dingin," Anthony berusaha menolak tapi Nanas tetap bersikukuh dengan keputusannya.
"Om gak cinta sama aku yah? Om gak sayang sama aku lagi, sekarang aja Om ngeluh, apa benar kalimat Om di rumah Terasi tadi?" Nanas berkata dengan nada penuh penekanan dan intimidasi yang membuat rahang Anthony terbuka.
Anthony menyerah ia mengambil bantal dan selimut kemudian berjalan ke arah balkon untuk tidur, baru saja Anthony ingin memejamkan mata, terdengar Nanas yang tengah memanggil namanya.
"Ada apa lagi?" jawab Anthony malas.
"Sini dulu." pinta Nanas yang kini sedang duduk
"Ada apa?" jawab Anthony kembali.
"Om gak mau gitu tidur sambil meluk aku, aku rasa Om perlu mengunjungi anak kita." goda Nanas mengedipkan matanya.
"Serius?" Anthony bangun dan berjalan ke ranjang tempat Nanas duduk. "Apakah anak kita ingin dikunjungi papanya?"
"Tentu, terakhir Om ngunjungin dia kan beberapa minggu yang lalu," jawab Nanas pada Anthony.
"Baiklah sayang, aku siap menemui anak kita." Anthony beralih menindih Nanas pelan dan mendaratkan ciuman disana.
- TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Dewi Anggya
suami istri ini 😂😂😂🙈
2024-01-15
0
Dyah Oktina
Aduh... punya istri kayak nanas... serasa nano2 ya om... rasanya campur aduk 😂😂😂😆😆😆🤭
2024-01-05
0
Nanda Lelo
🤦🤦🤦
2022-09-15
0