BAB 15 | Mantan Istri Vs. Istri Sah

Happy Reading!

•••••

"Saya dimana!" teriak Pak Gondok saat terbangun dari pingsannya mendapati dirinya terikat oleh tali.

Pak Gondok mengedarkan pandangannya ke sekeliling dan mendapati dirinya berada di kamarnya sendiri, namun yang paling buruk adalah dia dalam keadaan terikat bersama tiga mahasiswi dengan tatapan membunuh.

"Nyenyak tidurnya Pak? Gue cuma mau nanya satu hal, kalau bapak mau jawab gua bakal bebasin bapak, kalau gak, kami ada konsekuensinya, setuju?" tawar Nanas yang membuat Pak Gondok berpikir sejenak.

Menolak sama saja dengan bunuh diri apalagi melihat tatapan penuh penekanan Nanas, Melon dan Terasi membuat nyali Pak Gondok sedikit ciut.

"Udah kek detektif-detektif gak sih gue? Gila keren bet." bisik Terasi pada Melon.

"Diem Ogeb! Nanti penyamaran dan image kita buyar." jawab Melon yang membuat Terasi kembali mengatur tatapan tajamnya.

"Lon, Ready?" tanya Nanas.

Melon mengeluarkan ponselnya dan mengaturnya dalam mode perekam sebelum Nanas melontarkan pertanyaan untuk Pak Gondok.

"Pertanyaannya cuma satu kok Pak, siapa yang nyuruh bapak sebarin video itu?" tanya Nanas pak Gondok.

Pak Gondok terdiam. "Tidak ada!"

Terasi mengangkat sesuatu dari bawah, sebuah jam tangan bermerek terkenal dengan partikel kaca tipis yang menawan. "Setau gue jam tangan ini, harganya delapan juta."

Bum!

Terasi membuang jam tersebut menghantam lantai sehingga hancur sebagian yang membuat Pak Gondok membulatkan mata sempurna.

"Masih ga mau ngasih tahu Pak?" tanya Nanas pada Pak Gondok.

Pak Gondok terdiam cukup lama, sampai Terasi mengambil sebuah laptop bermerek apel bekas gigitan seseorang, dan mengangkatnya tinggi-tinggi.

"Ini versi terbaru, harganya bisa mencapai tujuh belas juta!" ujar Terasi mematahkan laptop tersebut dengan menghantamnya di sela pahanya yang membuat Pak Gondok hanya berteriak tanpa suara.

"Okey saya kasih tahu, yang nyuruh saya adalah Mantan Istri Tuan Gilbert sendiri, Dina!" jawab Pak Gondok yang membuat Nanas, Melon dan Terasi bernapas lega.

"Gitu kek dari tadi gue kan capek kayak gini. Mana disuruh akting antagonis lagi, yang ada gue bengek." Melon menaruh ponselnya dan memasukkannya kesaku celana nya.

"Maaf yah Pak, bercanda kok kami, cuma pengen tahu siapa yang nyuruh bapak, nih ambil rekening suami gue, isinya banyak, pin-nya satu sampai enam kali." ujar Nanas melepaskan ikatan tali Pak Gondok dan menyerahkan kartu ATM Anthony pada Pak Gondok.

"Maaf yah Pak, sumpah lah cuma disuruh gue, maaf banget," kekeh Terasi cengengesan sebelum menyusul kedua temannya keluar dari sana.

Sementara itu Pak Gondok hanya menatap cengo penuh kebingungan atas apa yang terjadi, bagaimana bisa kepribadian ketiga makhluk ini bisa berubah dengan drastis.

Mereka bertiga akhirnya keluar dari rumah itu dan masih tetap menggunakan mobil Pak Gondok, Terasi menyetir tersebut menuju kediaman Dina yang ia dapat alamatnya dari Pak Gondok juga.

"Gausah ngebut, gue gak mau kalau gue harus kehilangan fungsi jantung, tenggorakan, paru-paru dan lainnya dalam kisaran bilangan dua digit akibat tubrukan takdir." tegur Melon pada Terasi.

"Ngomong apaan sih lo?" tanya Terasi fokus menyetir.

"Maksud gue, Mati muda karena kecelakaan." kekeh Melon yang hanya ditatap malas oleh Terasi melalui spion diatasnya.

"Cringe parah," jawab Terasi.

"Stop!" teriak Nanas pada Terasi yang membuat Melon dan Terasi membalikkan wajah ke arahnya. "Sesak berak!"

"What? Disini mana ada toilet." jawab Terasi celingukan.

"Cariin buruan, atau gak gue pup disini." Nanas mulai mengeluarkan ekspresi tidak tahan sampai ia melihat sebuah toilet umum yang membuat matanya berbinar.

"Berhenti disana!" pinta Nanas.

Bukannya berhenti, Terasi malah terus saja yang membuat Nanas membulatkan mata sempurna kepada sahabatnya itu. "Disitu ga bersih, harus bayar tiga ribu pula, sayang buat jajan cimol, mending didepan, seingat gue ada hotel didepan, nanti kita singgah disana."

"Keburu keluar ini!" teriak Nanas tak karuan yang membuat Melon ikut khawatir.

"Turut berduka cita beb, yang sabar yah pupnya tahan dulu." Melon mengusap punggung Nanas pelan.

Tak lama kemudian Terasi memarkirkan mobil yang mereka kendarai didepan sebuah hotel yang membuat Nanas berlari turun dan menghamburkan antrian resepsionis yang ada disana, tidak pernah ada dibenak Melon dan Terasi, Nanas akan menghamburkan antrian resepsionis hanya untuk menanyakan "Mbak, To-Toilet, dimana?"

"Bukan ipar gue. Ambil tuh bestie lo." ujar Melon pada Terasi.

"Ih mana ada, gak mengakui gue yah!" jawab Terasi.

Nanas yang sudah tahu keberadaan toilet tersebut segera berlari ke arah Toiletnya dan melaksanakan hajat yang dia tunda sedari tadi, setelah selesai Nanas kembali ke mobil dimana sudah ada Melon dan Terasi yang menunggunya.

"Udah selesai?" tanya Terasi.

"Udah! Yuk jalan!" jawab Nanas masuk kedalam mobil yang membuat Terasi menjalankan mobilnya menuju tujuan utama mereka "Melabrak Dina"

Tak butuh waktu lama untuk mereka tiba di rumah janda bekas suami Nanas itu, sebuah rumah yang tidak besar dan tidak kecil, Nanas, Melon dan Terasi memarkirkan mobil persis didepan pagar dan berjalan masuk sendiri karena pintu pagar yang tidak terkunci dan yang lebih enaknya lagi pintu rumah Dina terkunci dan Dina kini tengah bersantai diruang tamunya membaca majalah dengan secangkir teh.

"Halo, Tante, Apa ini?" tanya Nanas to the Point, Nanas segera memperlihatkan video pengakuan sang pemilik hotel tadi kepada Dina yang membuat Dina berdiri dari duduknya.

"Jadi kamu sudah tahu?" jawab Dina sinis. "Lalu kamu mau apa?"

"Tidak apa-apa, gua cuma mau berterima kasih aja sama Tante, atas ide gila Tante gue gak perlu repot-repot karena Tante sendiri yang udah buat kami nikah. And Tante tahu? Ini adalah kebodohan Tante yang kesekian, gue bahkan kasihan sama Tante." ujar Nanas melipat kedua tangannya. "Harusnya tante sadar, karena Tante sudah tidak diterima kembali. Tante berusaha menghancurkan karirnya? Hahahaha. Sekarang semakin tertutup kan jalannya?"

"Ingat yah, Tante, mau bagaimanapun usaha Tante ngehancurin Om Thony, kalau udah gue istrinya, habis Tante, gue buat." lanjut Nanas.

Dina terkekeh sinis. "Bisa apa kamu?"

"Bisa ngandung anaknya Om Thony?" Nanas berjalan ke arah Dina dan membisikkan di telingannya. "Dan kami buatnya cuma dalam satu malam."

"Bayangin loh? Tante yang udah bertahun sama Om Thony kalah ama gue yang cuma terlibat konflik dalam satu malam, dan enaknya gue gak perlu repot, ngotorin tangan gue sendiri buat jadiin Om Thony suami gue, kenapa? Karena ada orang payah dengan kebodohannya yang tanpa sadar udah ngebantu gue." lanjut Nanas.

"Tante lihat? Apa yang dalam perut gue?"

"Nasi padang?" jawab Terasi yang membuat Melon hampir melepas tawanya di momen itu.

"Didalam perut gue ada Anthony Gilbert Chow Junior, apa tante pernah ngasih keturunan? Gak kan?" ujar Nanas. "Jadi jangan coba-coba bersaing sama gue lagi Tante."

Nanas menepuk bahu Dina dan membisikkan sesuatu sekali lagi di telinganya. "Udah gue bilang kan? Gugur Ko Sayang."

Nanas berjalan keluar dari sana disusul Melon dan Terasi yang ikut memaki sebelum menyusul Nanas keluar.

"Eh Tante! Ingat! Ada lagi satu hamba tuhan yang masuk neraka yaitu kau Dina!" ujar Melon pada Dina.

Sementara itu Terasi hanya kalem dan tidak bertindak apapun, Terasi kemudian mendatangi Dina dan membisikkan ditelinga Dina. "Ada sayang ada?"

Setelahnya Terasi dan Melon berjalan menyusul Nanas setelah puas memborbardir mental dari Dina.

- TBC

Julid amat yah Melon dan Terasi hahahaha

Terpopuler

Comments

Dewi Anggya

Dewi Anggya

ya ampyuuuun.....🤣🤣🤣👌👌👌

2024-01-15

0

Aireen Farhana

Aireen Farhana

gelak tak tahan ..sempat² kami nanas mau berak .. yg terasi nasi padang ..ada sayang ada sayang 😂😂😂 vonggok kamu b'3 ya ..

2023-05-07

0

umi b4well (hiatus)

umi b4well (hiatus)

artinya gugur ko sayang itu apa sih tolong di jelasin secara detail biar saya paham.

2022-11-10

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 01 | Tingkah Membangongkan Calon Duda
2 BAB 02 | Duda? It's My Dream
3 BAB 03 | One Morning Stand
4 BAB 04 | Kodok Ngangkang
5 BAB 05 | Skandal Mahasiswi Abadi
6 BAB 06 | Maju Mundur Nyungsep
7 BAB 07 | Setengah Salmon
8 BAB 08 | Gugur Ko Sayang
9 BAB 09 | Suamiku Sayang, Suamiku Sialan
10 BAB 10 | Gak Bucin, Tapi Agak Sayang
11 BAB 11 | Karena Ukurannya?
12 BAB 12 | Keteknya Dikondisikan
13 BAB 13 | Misi Bahan Dapur
14 BAB 14 | Ada Sayang Ada
15 BAB 15 | Mantan Istri Vs. Istri Sah
16 BAB 16 | Rencana Squad Rujak Gemesh
17 BAB 17 | Kepanikan Anthony
18 BAB 18 | Mengunjungi Baby A
19 BAB 19 | Fried Chicken Egg
20 BAB 20 | Anthony Sini(Suka) Nanas
21 BAB 21 | And Cappadocia
22 BAB 22 | Huru-Hara Cappadocia
23 BAB 23 | Minions Milik Nanas
24 BAB 24 | Baby Twins Milik Om Thony
25 BAB 25 | Jomblokiawan
26 BAB 26 | Terlalu Posesif
27 BAB 27 | Ups!
28 BAB 28 | Filosofi KAMPRET
29 BAB 29 | Genk Duda Tropis
30 BAB 30 | Diskusi Para Duda
31 BAB 31 | Kejutan Yang Tertunda
32 BAB 32 | Kenapa Dengan Om Thony?
33 BAB 33 | Squad Sesat
34 BAB 34 | Bukannya Gak Peduli?
35 BAB 35 | Aku Khawatir!
36 BAB 36 | Drama Hekter
37 BAB 37 | Faredian Vs. Anthony
38 BAB 38 | Kenapa Baru Bilang?
39 BAB 39 | Tidur Diatas
40 BAB 40 | Olahraga Pagi
41 BAB 41 | Huru-Hara USG
42 BAB 42 | Pembantu Dadakan
43 BAB 43 | Rujak Gemesh x Duda Tropis
44 BAB 44 | Pengumuman [Harap Dibaca]
45 BAB 45 | Gelud Aja Kita, Yok!
46 BAB 46 | Baby Insiden Salah Kamar
47 BAB 47 | Drama Nanas
48 BAB 48 | Nyonya Latte dan Tuan Ex
49 BAB 49 | Cita-Cita Nanas
50 BAB 50 | Bibirmu Lebih Manis
51 BAB 51 | Gak Perawan Lagi!
52 BAB 52 | Made In Salah Ruangan
53 BAB 53 | Patah Hati Dokter dan Duda
54 BAB 54 | Ntar Om Dikasih Nugget
55 BAB 55 | Minions Morning
56 BAB 56 | Jumpalitan Ranjang
57 BAB 57 | Wedding-Weddingan
58 BAB 58 | Pernikahan Satu Semester
59 BAB 59 | Sekardus Minyak Goreng
60 BAB 60 | Faster Baby, Hm?
61 BAB 61 | In The Bathroom
62 BAB 62 | Bucinnya Dikampus
63 BAB 63 | Duda Labil
64 BAB 64 | Suami Tersayang
65 BAB 65 | Side To Side
66 BAB 66 | Sidang Terlaknat
67 BAB 67 | Titisan Android
68 BAB 68 | Pernikahan Sepuluh Ton
69 BAB 69 | Ting! Ting! Ting!
70 BAB 70 | Masih Kotak-Kotak Kok
71 BAB 71 | Malam Pertamanya Minimalis
72 BAB 72 | Misi Istri Sah Mau Lewat
73 BAB 73 | Pengumuman [Harap Dibaca]
74 BAB 74 | Mo Lahiran
75 BAB 75 | Siapa Yang Mau Lahiran
76 BAB 76 | Anak Kembar Om Duda
77 BAB 77 | Baby-Baby Durhakim
78 BAB 78 | Om? Seriously?
79 BAB 79 | Suara Hati Suami
80 BAB 80 | Jemputan Laknat
81 BAB 81 | Astagfirullah, Om Suami!
82 BAB 82 | Terlalu VIP
83 BAB 83 | Anu Senganu-Nganunya
84 BAB 84 | Tragedi Lampu Merah
85 BAB 85 | Twins Titisan Nanas
86 BAB 86 | Anak-Anak Rujak Gemesh [END]
87 Xtra Part 01 | Kamu Titisan Duda
88 Xtra Part 02 | Tertekan Sekali Batinku
89 Xtra Part 03 | Berkolaborasi Bang
Episodes

Updated 89 Episodes

1
BAB 01 | Tingkah Membangongkan Calon Duda
2
BAB 02 | Duda? It's My Dream
3
BAB 03 | One Morning Stand
4
BAB 04 | Kodok Ngangkang
5
BAB 05 | Skandal Mahasiswi Abadi
6
BAB 06 | Maju Mundur Nyungsep
7
BAB 07 | Setengah Salmon
8
BAB 08 | Gugur Ko Sayang
9
BAB 09 | Suamiku Sayang, Suamiku Sialan
10
BAB 10 | Gak Bucin, Tapi Agak Sayang
11
BAB 11 | Karena Ukurannya?
12
BAB 12 | Keteknya Dikondisikan
13
BAB 13 | Misi Bahan Dapur
14
BAB 14 | Ada Sayang Ada
15
BAB 15 | Mantan Istri Vs. Istri Sah
16
BAB 16 | Rencana Squad Rujak Gemesh
17
BAB 17 | Kepanikan Anthony
18
BAB 18 | Mengunjungi Baby A
19
BAB 19 | Fried Chicken Egg
20
BAB 20 | Anthony Sini(Suka) Nanas
21
BAB 21 | And Cappadocia
22
BAB 22 | Huru-Hara Cappadocia
23
BAB 23 | Minions Milik Nanas
24
BAB 24 | Baby Twins Milik Om Thony
25
BAB 25 | Jomblokiawan
26
BAB 26 | Terlalu Posesif
27
BAB 27 | Ups!
28
BAB 28 | Filosofi KAMPRET
29
BAB 29 | Genk Duda Tropis
30
BAB 30 | Diskusi Para Duda
31
BAB 31 | Kejutan Yang Tertunda
32
BAB 32 | Kenapa Dengan Om Thony?
33
BAB 33 | Squad Sesat
34
BAB 34 | Bukannya Gak Peduli?
35
BAB 35 | Aku Khawatir!
36
BAB 36 | Drama Hekter
37
BAB 37 | Faredian Vs. Anthony
38
BAB 38 | Kenapa Baru Bilang?
39
BAB 39 | Tidur Diatas
40
BAB 40 | Olahraga Pagi
41
BAB 41 | Huru-Hara USG
42
BAB 42 | Pembantu Dadakan
43
BAB 43 | Rujak Gemesh x Duda Tropis
44
BAB 44 | Pengumuman [Harap Dibaca]
45
BAB 45 | Gelud Aja Kita, Yok!
46
BAB 46 | Baby Insiden Salah Kamar
47
BAB 47 | Drama Nanas
48
BAB 48 | Nyonya Latte dan Tuan Ex
49
BAB 49 | Cita-Cita Nanas
50
BAB 50 | Bibirmu Lebih Manis
51
BAB 51 | Gak Perawan Lagi!
52
BAB 52 | Made In Salah Ruangan
53
BAB 53 | Patah Hati Dokter dan Duda
54
BAB 54 | Ntar Om Dikasih Nugget
55
BAB 55 | Minions Morning
56
BAB 56 | Jumpalitan Ranjang
57
BAB 57 | Wedding-Weddingan
58
BAB 58 | Pernikahan Satu Semester
59
BAB 59 | Sekardus Minyak Goreng
60
BAB 60 | Faster Baby, Hm?
61
BAB 61 | In The Bathroom
62
BAB 62 | Bucinnya Dikampus
63
BAB 63 | Duda Labil
64
BAB 64 | Suami Tersayang
65
BAB 65 | Side To Side
66
BAB 66 | Sidang Terlaknat
67
BAB 67 | Titisan Android
68
BAB 68 | Pernikahan Sepuluh Ton
69
BAB 69 | Ting! Ting! Ting!
70
BAB 70 | Masih Kotak-Kotak Kok
71
BAB 71 | Malam Pertamanya Minimalis
72
BAB 72 | Misi Istri Sah Mau Lewat
73
BAB 73 | Pengumuman [Harap Dibaca]
74
BAB 74 | Mo Lahiran
75
BAB 75 | Siapa Yang Mau Lahiran
76
BAB 76 | Anak Kembar Om Duda
77
BAB 77 | Baby-Baby Durhakim
78
BAB 78 | Om? Seriously?
79
BAB 79 | Suara Hati Suami
80
BAB 80 | Jemputan Laknat
81
BAB 81 | Astagfirullah, Om Suami!
82
BAB 82 | Terlalu VIP
83
BAB 83 | Anu Senganu-Nganunya
84
BAB 84 | Tragedi Lampu Merah
85
BAB 85 | Twins Titisan Nanas
86
BAB 86 | Anak-Anak Rujak Gemesh [END]
87
Xtra Part 01 | Kamu Titisan Duda
88
Xtra Part 02 | Tertekan Sekali Batinku
89
Xtra Part 03 | Berkolaborasi Bang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!