Happy Reading!
•••••
Nanas berdiri didalam kamar mandi. Memandang cermin diatas wastafel, sekilas bayangan tubuh Anthony yang terbersit dibenaknya membuatnya sedikit bergidik ngeri.
Bagaimana tidak, lekukan otot trisep dan bisep itu, jejeran kotak-kotak dan dadanya yang bidang, membuat seluruh persendian Nanas mati rasa.
"Kenapa gue, baru sadar sekarang yah. Kalau suami gue, cakepnya nauzubillah." batin Nanas.
Krit!
Suara pintu kamar mandi yang dibuka oleh Anthony mengagetkan Nanas, membuat Nanas berbalik dan kini berhadapan dengan Anthony langsung.
Anthony mengangkat alisnya dan menatap Nanas dengan tatapan yang membuat Nanas benar-benar akan mati ditempat kalau dia ditatap lebih lama lagi.
"Apa yang kau lakukan?" tanya Anthony menarik tangan Nanas agar lebih dekat dengannya.
"A-ada sesuatu tadi." jawab Nanas gugup.
Anthony tertawa pelan, ia mengangguk kemudian membuka baju Nanas dikamar mandi tersebut, setelah membuka semua pakaian Nanas, ia bersiap membuka pakaiannya sendiri sehingga mereka kini sama-sama full naked.
Mata Nanas membulat sempurna saat melihat rudal duda satu ini berdiri tegang dibawahnya. "Oh ****, habis gue."
Nanas memalingkan wajahnya, biasanya dia suka dengan pemandangan seperti ini, tapi entah mengapa atmosfernya seakan berubah drastis.
"Semesum-mesumnya gue, gak mungkin gue gak tergoda, tahan Nas, tahan." pikir Nanas mengigit bibir bawahnya.
Anthony menggendong Nanas dengan gaya bridal style yang membuat Nanas terhentak kaget, Nanas kemudian mengalungkan tangannya ke leher Anthony.
"Kita sudah melakukannya berulang kali, kenapa masih kaget?"
"Siapa bilang aku, kaget?" sombong Nanas memaksa diturunkan Anthony namun Anthony enggan menurunkannya. "Akan aku buktikan seberapa agresifnya, Nanas Mudamu ini."
Anthony mengangkat sebelah alisnya kemudian mengusap kepala Nanas pelan. "Kita tidak akan melakukan itu."
"Loh kenapa? Om?"
"Junior saya tegang, bukan berarti saya ingin melakukannya, kau harus merubah mindsetmu tentang rudal suamimu." jawab Anthony menyalakan shower dan mulai membasahi tubuhnya.
"Tapikan? Tapi." protes Nanas sebelum Anthony membalikkan tubuhnya menatap Nanas dan memberikan kode diam dengan tanda telunjuk dibibirnya sendiri.
Nanas terdiam, ia berdecak kesal, entah permainan apalagi yang dilakukan suaminya pada dirinya yang pasti jika menghantam suami dengan cermin di wastafel tidak dikenakan sanksi hukum atau mengsomasi rudal suami itu diperbolehkan, dia sudah melakukannya saat itu juga.
"Nanas?" Anthony melemparkan sabun mandi ke arah Nanas dan mengode Nanas untuk mendekatkan diri kepadanya. "Gosok punggungku."
"Sama sekali gak ada, romantis-romantisnya." decak Nanas mulai melakukan perintah suaminya.
"Jadi kamu mau membandingkan saya dengan pria lain atau dengan tokoh novel yang sering kau baca? Kau hanya belum tahu seberapa romantis suamimu." jawab Anthony membalikkan tubuhnya dan mencium pipi Nanas.
"Oh sialan, gue cuma disuruh kesini buat ngegosok punggungnya." batin Nanas kesal.
•••••
Setelah kegiatan Mandi tadi yang membuat Nanas keki, Nanas memilih melakukan kegiatannya sendiri yaitu membaca Novel disalah satu aplikasi favoritnya.
Pasalnya setelah kejadian mandi tadi, Anthony langsung pergi mengontrol denah sebuah bangunan yang ia design.
Suara mobil membuat Nanas bangkit dari tidurnya dan melihat siapa yang datang, dan ternyata itu adalah Anthony, Nanas langsung kembali masuk kedalam rumah.
Anthony sendiri langsung masuk kedalam rumah setelah memarkirkan mobilnya dihalaman dan melihat Nanas diruang tamu.
"Kamu lagi ngapain?" tanya Anthony mengecup puncak kepala Nanas.
Nanas melirik suaminya itu sejenak yang kini sibuk melepas kemejanya. "Lagi baca novel Terpaksa Menikahi Tuan Tanah,"
Anthony menggelengkan kepalanya. "Masih baca Noveltoon?"
Anthony mengambil handphone Nanas dan melemparnya ke sembarang tempat yang membuat Nanas membulatkan mata sempurna.
"Kenapa dilempar sih Om?" decak Nanas berdiri dihadapan Anthony.
"Nanti saya belikan yang baru, jangan kayak orang miskin Nas," jawab Anthony meraih dagu Nanas untuk menatap wajahnya.
"Lagian si Om sensian amat kalau aku baca Novel," ujar Nanas menepuk pelan pipi Anthony. "Mantan aku si Duku, sans aja kalau aku baca Novel."
"Duku?" tanya Anthony.
"Faredian Sanduku." jawab Nanas cepat.
Anthony menghembuskan napas cepat dan menatap Nanas pelan dan meraih wajah istrinya itu.
"Karena setiap kamu selesai baca Novel kamu suka membandingkan saya dengan pria yang ada di novel itu," jawab Anthony menekan dagu Nanas sehingga wajah mereka hanya terpaut beberapa senti.
Anthony mengambil tangan Nanas dan menaruh tangan Nanas di dada bidangnya.
"Lagian aku cintanya sama Om, jadi walaupun dibandingin gitu, Om tetap only dihatiku," Nanas mengecup pipi Anthony.
"Kenapa kamu cinta sama saya?"
Nanas menggeleng.
"Mungkin karena-" Anthony menurunkan perlahan tangan Nanas melewati dada hingga kini berada di perut yang sering di mainkan Nanas.
"Jangan ucapkan!"
"Karena-"
"Jangan!"
"Karena ukurannya," Anthony langsung menurunkan tangan Nanas ke area yang membuat Nanas membulatkan mata sempurna sekali lagi.
- TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Dewi Anggya
wadidaaaaaw...
2024-01-15
0
umi b4well (hiatus)
suami saya juga ngomong gitu.kok bisa sama yah...????
2022-11-10
0
umi b4well (hiatus)
buah buah...sayur sayur...mari buk mari di beli...
2022-11-10
0