"Gue kira lo datangnya besok Lon." tanya Nanas membawa dua gelas minuman ke ruang tamu dimana ada Melon dan Terasi yang sedang duduk disana. "Padahal tadi gue udah dapat 37 helai bulu ketek Om Thony."
"Gak beb, gue mau ngasih suprise, tapi malah gue yang kaget sama aksi kalian berdua." jawab Melon mengambil gelas berisi minuman tersebut dan meneguknya.
"Kalau lo? Ngapain kesini?" tanya Nanas melirik Terasi.
Terasi tidak menjawab, ia berdiri dari duduknya dan berjalan ke arah dapur Nanas. "Nas? Di kulkas lo ada apaan sih? Gue laper."
"Dih, jadi lo kesini cuma mau numpang makan?" tanya Nanas menatap sahabatnya itu.
"Bacot!" balas Terasi berjalan ke arah dapur.
Terasi melangkahkan kakinya menuju dapur meninggalkan Nanas dan Melon diruang tamu, sesampainya di dapur ia langsung ke objek yang dia cari yaitu kulkas, dimana didalamnya terdapat banyak cemilan.
Terasi mengambil beberapa cemilan yang menurutnya tidak banyak dan tidak akan membuat si pemilik kulkas bangkrut.
"Hanya sedikit, Minuman kaleng delapan buah, Yogurt selusin sama Coklat batang selusin." pikir Terasi hendak berjalan kembali ke ruang tamu. Namun baru sampai didepan pintu kamar Nanas dimana memang kamar tersebut berdekatan dengan dapur membuat Terasi menghentikan langkahnya.
"Iya, Sayang-" suara Anthony menelepon dengan seseorang yang hanya didengar sepotong oleh Terasi membuat Terasi membulatkan mata sempurna.
"Suami Nanas, selingkuh?" Terasi terdiam cukup lama sebelum akhirnya sadar dan kembali melanjutkan langkahnya ke ruang tamu.
Sementara itu Anthony yang sedang menelepon tampak serius dengan orang yang sedang tersambung bersamanya. "Iya, sayang sekali kalau projek ini tidak diteruskan saya akan segera memantau keadaan sekitar sekarang."
Setelahnya Anthony mematikan telepon dan mengganti bajunya dan bersiap untuk keluar rumah, setelah selesai mengganti bajunya, Anthony keluar dari kamar dan berjalan ke arah ruang tamu untuk berpamitan kepada Nanas.
"Nanas, saya ada urusan pekerjaan, mungkin akan pulang malam, kamu kalau mau tidur duluan nanti silahkan, gausah tungguin saya." ujar Anthony mencium puncak kepala Nanas dan berjalan keluar dari rumah.
Sementara itu Nanas hanya menjawab dengan memberikan jempol dan melanjutkan sesi ghibah-nya bersama Melon, Terasi sendiri hanya diam sebelum mendengar suara mobil Anthony yang menjauh pergi.
"Suami lo selingkuh!"
"Hah?" kaget Melon dan Nanas bersamaan.
"Jangan ngadi-ngadi lo ah, mana mungkin." tanya Nanas menatap Terasi.
"Bener, Kak Thony, walaupun kelakuannya kek taik, dia gak mungkin selingkuh."
"Seriusan! Tadi gue denger dia bicara pakai sayang-sayangan gitu sama seseorang waktu gue didapur." jawab Terasi dengan mimik wajah serius.
"Ah masa sih." keluh Nanas berpikir jauh. "Awas aja beneran selingkuh, aku banting bolak-balik."
"Gimana kalau kita ikutin aja Kak Thony." usul Melon yang disambut anggukan setuju dari Terasi dan Nanas.
Mereka bertiga bergegas keluar dari dalam rumah dan mencari kendaraan untuk mereka pakai membuntuti Anthony, namun lama mencari taksi mereka tidak menemukan taksi sehingga Nanas berinisiatif meminjam motor milik tetangganya.
"Jadi kita pakai ini? Gamau ah gue gamau jadi cabe-cabean." protes Terasi.
"Udah ah, bacot, naik aja." tarik Melon memaksa Terasi naik dan duduk ditengah. "Ayok Nas! Gas!"
Nanas mengegas motor tersebut berusaha menyusul Anthony tanpa memperdulikan kondisinya yang kini tengah hamil. Dia memang sedikit was-was tapi rasa curiga nya sudah cukup besar sekarang.
Setelah cukup lama mengikuti Anthony, akhirnya Mobil Anthony berhenti disebuah rumah, Anthony turun dari mobilnya dan berjalan masuk kedalam rumah tersebut yang dimana dia disambut oleh seorang wanita seusia ibu Nanas.
"Suami lo selingkuh sama nenek-nenek?" tebak Terasi turun dari motor. "Gila gue kira lo adalah standar terburuk seorang pasangan ternyata ada yang lebih buruk lagi."
Nanas tidak menjawab dia hanya geram dan kemudian ingin melabrak mereka sebelum Melon menahannya dan memberinya kode untuk berhenti. "Bagaimana kalau kita ngintip aja? Kalau kita labrak sekarang kita ga bakal tahu mereka ngapain."
Setelah berpikir sejenak, Nanas akhirnya setuju dan memilih mengintip disebuah jendela yang mengarah langsung ke ruang tamu rumah tersebut.
"Kalian pikir apa yang bakal mereka lakuin?" tanya Terasi penasaran.
"Mana gue tahu ogeb, kan kita baru ngintip," balas Melon menohok.
"Biarin, namanya penasaran," Terasi melipat kedua tangannya kesal kemudian kembali memasang telinganya, namun nihil karena tidak sedikit suara pun disana.
"Kita udah berdiri 15 menit lo, tapi gak ada yang menarik, lo bohong kali," bisik Nanas menunjuk Terasi.
"Benar, Gaada yang menarik," timpal Melon.
"Yah mana gue tahu, siapa tahu gue salah denger kan?" jawab Terasi ragu.
"Jadi lo gak pasti tentang apa yang lo denger?" kesal Nanas dan Melon.
"Yah, Maap." Terasi berjalan mundur dan menyenggol pot bunga disana.
Tinggg ... Anthony berteriak dari dalam rumah bertanya ada siapa diluar sana yang membuat Melon, Nanas dan Terasi gugup
"Meowww," Terasi menelan saliva-nya kasar berusaha menirukan suara kucing.
Plak!
Nanas menampar Terasi ketika Terasi memperlihatkan wajah paniknya kehadapan Nanas, pasalnya wajah itu bisa membuat Nanas bengek dan tertawa seketika sehingga Nanas terpaksa menamparnya yang membuat wajah Terasi berpaling ke Melon.
Plak!
Sekali lagi, Terasi harus menjadi korban kepanikan kedua temannya karena Melon juga tidak tahan dengan ekspresi bengek Terasi.
Melon dan Nanas segera berlari dari sana saaf mendengar suara langkah yang bergerak kearah, Terasi yang kepalang panik hanya terduduk tak berdaya, membuat Melon segera datang dan menyeret kaki Terasi pergi dari situ.
"Lo bisa jalan gak sih? Lo berat tau gak!" Protes Melon kewalahan menarik kaki Terasi untuk mencari tempat persembunyian.
- TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Ran Aulia
kasian Terasi, plak plak , merah dah tu pipi 🤣🤣🤣
2024-04-24
0
Dewi Anggya
kelakuan br 3 bengeeeek 😂😂😂
2024-01-15
0
현지박
bengek bngt😂😂😂 si terasi ksian amat
2023-04-19
0