BAB 16 | Rencana Squad Rujak Gemesh

Author udah Kasih nama buat Trio ini, Namanya Squad Rujak Gemesh.

••••••

Setelah kejadian labrak-melabrak yang dilakukan Nanas, Melon dan Terasi. Tempo hari tidak merubah apapun sikap dari Anthony.

Nanas, Melon dan Terasi yang merasa aman hanya bisa bersyukur karena mereka sempat mengembalikan motor milik Babah Kunyit tepat waktu.

Hanya saja Anthony akhir-akhir ini cenderung sering keluar rumah membuat Nanas kesal dan terkadang memilih curhat kepada sahabat-sahabatnya masalah tersebut.

"Menurut gue, suami lo selingkuh." ujar Tsrasi menyedot habis jus alpukat nya.

"Lo ingat kan kejadian tuduhan lo itu? Om Thony gak mungkin selingkuh, cuma agak sibuk aja, dia masih cinta gak yah sama gue?" jawab Nanas gundah yang membuat Melon berpikir keras.

"Seriusan? Masa sih kak Thony udah gak cinta sama lo?" tanya Melon tidak percaya.

"Yah makanya, gue juga gak tahu,"

"Dibilangin suami lo selingkuh juga." celoteh Terasi.

"Lo diam atau gue lemparin heels nih." todong Melon menunjuk Terasi.

Melon berpikir sejenak entah apa yang akan dilakukannya untuk membantu Nanas. "Jadi gini beb, nanti pas Kak Thony pulang kerja, lo ajakin dia bercanda, lo ajakin dia apalah gitu, kalau dia fast respon berarti dia masih cinta sama lo, kalau udah buktiin lagi pas malam, lo repotin dia, kalau nurut yah berarti beneran masih cinta."

"Kayaknya. Cara lo harus gue praktekkan deh," jawab Nanas.

"Kurang satu lagi, apapun kesalahan kak Thony, sekecil apapun itu, usahain lo langsung ngambek aja, buat buktiin Kak Thony beneran perjuangin lo gak," lanjut Melon.

"Buset, serius amat, ini cerita komedi, jangan berat napa ntar pembaca kabur." Nanas meminum habis jus-nya.

"Gapapa, sesekali, cape tau ngelawak mulu, lo kalau bisa ngambek ampe dua hari lah beb, ntar gue dan terasi yang manas-manasin Kak Thony, kalau bisa lo kabur ke rumah orang tua lo." jawab Melon.

"Pulangkan saja, ku kerumah ibuku, atau ayahku-" Terasi berusaha menyanyikan lagu tersebut sebelum heels yang dikenakan Melon benar-benar melayang diwajahnya.

Nanas hendak bercengkrama lebih lama lagi sebelum sebuah pesan dari Anthony membuatnya menggumam malas. "Gue kudu balik, Om Misua udah ada di rumah, nanti gue di rujak lagi."

"Oke! Ingat saran gue yah!"

"So, Pasti." jelas Nanas mengacungkan jempolnya.

Nanas berjalan keluar dari cafe tempat mereka bertiga kumpul dan menahan sebuah taksi untuk pulang kerumahnya. Tidak butuh waktu lama bagi Nanas menemukan taksi dan juga tidak butuh waktu lama bagi Nanas untuk sampai di rumah.

Sesampainya di rumah Nanas segera masuk karena pintu tidak dikunci oleh Anthony, Nanas melihat Anthony sedang beristirahat diruang tamu yang membuat saran dari Melon terbersit di kepalanya.

Nanas segera berlari mendatangi Anthony dan duduk disampingnya.

"Om, Om. Om!" teriak Nanas ditelinga Anthony.

Anthony yang sedang memejamkan matanya di sofa segera membuka matanya dan merubah posisinya menjadi duduk. "Kamu ada masalah apa sih? Ga pernah liat saya tenang dikit,"

"Om Mah, Emosian, gak asik," ujar Nanas melipat kedua tangannya dan membelakangi Anthony

Anthony menghela napas panjang menatap istrinya yang baru ia nikahin beberapa bulan yang lalu itu. "Terus kamu maunya apa?"

"Gue mau dipuji sama Lo! Puji istri sendiri kek!" jawab Nanas ketus.

"Gue-Lo lagi kamu sama saya, sudah saya bilang kalau bicara sama suami itu yang sopan," protes Anthony dengan nada datar.

"Iya, Iya, bawel banget sih," Nanas memberi jeda. "Tua bangka,"

Nanas memperkecil suaranya di dua kata terakhirnya yang masih bisa didengar oleh Anthony.

"Yaudah saya puji kamu, punya kamu pas malam pertama kita lumayan enak, bagaimana puas?" ujar Anthony melirik mesum Nanas.

"Frontal banget mujinya, gaada adegan gitu-gitu lagi, Tongkat Om aku somasi sampai batas waktu yang tidak bisa ditentukan," tolak Nanas. "Yaudah aku mau gombalin Om, aja,"

"Apa?" tanya Anthony.

"Om tahu gak, arti Im Yours?" tanya Nanas menatap Anthony yang balik menatapnya.

"Gatau," jawab Anthony berbohong

"Aku padamu!" jawab Nanas sembari memberikan jarinya yang berbentuk hati kepada Anthony.

Anthony tersenyum kecut kemudian melemparkan bantal sofa kepada Nanas. "Aku Padamu, kemarin aja kita belanja di Indodesember bayarnya masing-masing,"

"Dih," keluh Nanas menatap malas Anthony.

Anthony duduk dari posisinya dan mengambil kunci mobilnya di nakas yang membuat Nanas bertanya-tanya. "Mau kemana?"

"Ada urusan pekerjaan."

"Lagi?"

"Iya, memangnya untuk apa saya pulang, kalau cuma bukan untuk melihatmu." jawab Anthony menatap Nanas.

"Hanya itu?"

Anthony mengangguk kemudian mencium puncak kepala Nanas sebelum keluar dari sana.

"Bisa gak sih Om, gausah terlalu diporsir kerjanya?"

"Demi masa depan keluarga kita," jawab Anthony.

Nanas melipat kedua tangannya. "Kalau Om Thony pergi, aku bakal ngambek."

Anthony menatap lelah Nanas dan berusaha memberikannya penjelasan sebelum benar-benar pergi, sedangkan Nanas tidak bisa menahannya namun sebuah ide gila kembali muncul dibenaknya.

Bukan Nanas kalau tidak bisa menggemparkan seisi komplek karena tingkahnya, Nanas berencana untuk kabur ke rumah orang tuanya dengan dalih bahwa Anthony tidak menyayanginya, yah tentu hal ini akan membuat Anthony panik nanti.

Nanas berjalan masuk ke kamar, mengemasi beberapa pakaiannya untuk mendukung suasana pelarian yang mengundang kepanikan itu, Nanas tidak benar-benar membawa pakaiannya, ia hanya menaruhnya di kolom ranjang yang tidak mungkin diketahui Anthony.

Setelah selesai Nanas menulis surat untuk lebih mendramatisir keadaan sebelum benar-benar hengkang dari rumah itu.

"Sorry Om, Gue orangnya positif thinking, kalau lo sayang pasti lo bakal nyari gue." batin Nanas yang sudah matang dengan semua perencanaannya.

•••••

Jam sudah menunjukkan pukul delapan malam, Anthony baru saja sampai dirumahnya dan kaget saat melihat lampu rumah masih mati, Anthony bergegas masuk kedalam rumah menyalakan lampu dan berteriak mencari Nanas, namun nihil tidak ada jawaban dari istrinya itu.

Anthony berjalan masuk ke kamar dan mendapati sebuah surat dari Nanas untuknya, Anthony membuka surat itu dan membacanya sesaat sebelum kedua alisnya saling bertautan.

"Maaf Om, Gue pergi dulu, sampai Om sadar kalau pekerjaan bukan satu-satunya tabungan masa depan, Gue emang cewek realistis, tapi Gue juga butuh kebahagiaan, sawadikap!"

Anthony menaruh surat tersebut kembali dan dengan panik mengecek baju-baju Nanas di lemari namun tidak menemukan baju apapun disana.

Anthony yang sedang panik, langsung keluar dari dalam rumah dan menuju rumah mertuanya dimana tempat Nanas mungkin berada namun hasilnya nihil dia tidak menemukan Nanas disana, bahkan mertuanya berkata bahwa Nanas tidak datang ke sana.

Sungguh meresahkan bilang memang Nanas melibatkan Terasi dan Melon dalam rencana ini.

Anthony yang setengah frustrasi memarkirkan mobilnya dipinggir jalan, ia mengacak rambut coklatnya sebelum suara dering ponsel masuk yang ternyata dari Melon.

"Kak? Kakak nyari Kakak ipar yah? Dia ada di rumah Terasi, kalau mau cari dia kesana aja." ujar Melon langsung mematikan telepon sepihak.

Belum sempat Anthony menjawab Melon sudah mematikan sambungan telepon itu, namun setidaknya Anthony bisa menemukan keberadaan Nanas.

Anthony segera masuk kedalam mobilnya dan menancap gas menuju rumah Terasi, sahabat dari Nanas.

- TBC

Terpopuler

Comments

Naja Naja nurdin

Naja Naja nurdin

jus apa yang di minum sama nanas

2025-04-06

0

Dewi Anggya

Dewi Anggya

hmmmm....

2024-01-15

0

umi b4well (hiatus)

umi b4well (hiatus)

artinya swadikap ape

2022-11-11

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 01 | Tingkah Membangongkan Calon Duda
2 BAB 02 | Duda? It's My Dream
3 BAB 03 | One Morning Stand
4 BAB 04 | Kodok Ngangkang
5 BAB 05 | Skandal Mahasiswi Abadi
6 BAB 06 | Maju Mundur Nyungsep
7 BAB 07 | Setengah Salmon
8 BAB 08 | Gugur Ko Sayang
9 BAB 09 | Suamiku Sayang, Suamiku Sialan
10 BAB 10 | Gak Bucin, Tapi Agak Sayang
11 BAB 11 | Karena Ukurannya?
12 BAB 12 | Keteknya Dikondisikan
13 BAB 13 | Misi Bahan Dapur
14 BAB 14 | Ada Sayang Ada
15 BAB 15 | Mantan Istri Vs. Istri Sah
16 BAB 16 | Rencana Squad Rujak Gemesh
17 BAB 17 | Kepanikan Anthony
18 BAB 18 | Mengunjungi Baby A
19 BAB 19 | Fried Chicken Egg
20 BAB 20 | Anthony Sini(Suka) Nanas
21 BAB 21 | And Cappadocia
22 BAB 22 | Huru-Hara Cappadocia
23 BAB 23 | Minions Milik Nanas
24 BAB 24 | Baby Twins Milik Om Thony
25 BAB 25 | Jomblokiawan
26 BAB 26 | Terlalu Posesif
27 BAB 27 | Ups!
28 BAB 28 | Filosofi KAMPRET
29 BAB 29 | Genk Duda Tropis
30 BAB 30 | Diskusi Para Duda
31 BAB 31 | Kejutan Yang Tertunda
32 BAB 32 | Kenapa Dengan Om Thony?
33 BAB 33 | Squad Sesat
34 BAB 34 | Bukannya Gak Peduli?
35 BAB 35 | Aku Khawatir!
36 BAB 36 | Drama Hekter
37 BAB 37 | Faredian Vs. Anthony
38 BAB 38 | Kenapa Baru Bilang?
39 BAB 39 | Tidur Diatas
40 BAB 40 | Olahraga Pagi
41 BAB 41 | Huru-Hara USG
42 BAB 42 | Pembantu Dadakan
43 BAB 43 | Rujak Gemesh x Duda Tropis
44 BAB 44 | Pengumuman [Harap Dibaca]
45 BAB 45 | Gelud Aja Kita, Yok!
46 BAB 46 | Baby Insiden Salah Kamar
47 BAB 47 | Drama Nanas
48 BAB 48 | Nyonya Latte dan Tuan Ex
49 BAB 49 | Cita-Cita Nanas
50 BAB 50 | Bibirmu Lebih Manis
51 BAB 51 | Gak Perawan Lagi!
52 BAB 52 | Made In Salah Ruangan
53 BAB 53 | Patah Hati Dokter dan Duda
54 BAB 54 | Ntar Om Dikasih Nugget
55 BAB 55 | Minions Morning
56 BAB 56 | Jumpalitan Ranjang
57 BAB 57 | Wedding-Weddingan
58 BAB 58 | Pernikahan Satu Semester
59 BAB 59 | Sekardus Minyak Goreng
60 BAB 60 | Faster Baby, Hm?
61 BAB 61 | In The Bathroom
62 BAB 62 | Bucinnya Dikampus
63 BAB 63 | Duda Labil
64 BAB 64 | Suami Tersayang
65 BAB 65 | Side To Side
66 BAB 66 | Sidang Terlaknat
67 BAB 67 | Titisan Android
68 BAB 68 | Pernikahan Sepuluh Ton
69 BAB 69 | Ting! Ting! Ting!
70 BAB 70 | Masih Kotak-Kotak Kok
71 BAB 71 | Malam Pertamanya Minimalis
72 BAB 72 | Misi Istri Sah Mau Lewat
73 BAB 73 | Pengumuman [Harap Dibaca]
74 BAB 74 | Mo Lahiran
75 BAB 75 | Siapa Yang Mau Lahiran
76 BAB 76 | Anak Kembar Om Duda
77 BAB 77 | Baby-Baby Durhakim
78 BAB 78 | Om? Seriously?
79 BAB 79 | Suara Hati Suami
80 BAB 80 | Jemputan Laknat
81 BAB 81 | Astagfirullah, Om Suami!
82 BAB 82 | Terlalu VIP
83 BAB 83 | Anu Senganu-Nganunya
84 BAB 84 | Tragedi Lampu Merah
85 BAB 85 | Twins Titisan Nanas
86 BAB 86 | Anak-Anak Rujak Gemesh [END]
87 Xtra Part 01 | Kamu Titisan Duda
88 Xtra Part 02 | Tertekan Sekali Batinku
89 Xtra Part 03 | Berkolaborasi Bang
Episodes

Updated 89 Episodes

1
BAB 01 | Tingkah Membangongkan Calon Duda
2
BAB 02 | Duda? It's My Dream
3
BAB 03 | One Morning Stand
4
BAB 04 | Kodok Ngangkang
5
BAB 05 | Skandal Mahasiswi Abadi
6
BAB 06 | Maju Mundur Nyungsep
7
BAB 07 | Setengah Salmon
8
BAB 08 | Gugur Ko Sayang
9
BAB 09 | Suamiku Sayang, Suamiku Sialan
10
BAB 10 | Gak Bucin, Tapi Agak Sayang
11
BAB 11 | Karena Ukurannya?
12
BAB 12 | Keteknya Dikondisikan
13
BAB 13 | Misi Bahan Dapur
14
BAB 14 | Ada Sayang Ada
15
BAB 15 | Mantan Istri Vs. Istri Sah
16
BAB 16 | Rencana Squad Rujak Gemesh
17
BAB 17 | Kepanikan Anthony
18
BAB 18 | Mengunjungi Baby A
19
BAB 19 | Fried Chicken Egg
20
BAB 20 | Anthony Sini(Suka) Nanas
21
BAB 21 | And Cappadocia
22
BAB 22 | Huru-Hara Cappadocia
23
BAB 23 | Minions Milik Nanas
24
BAB 24 | Baby Twins Milik Om Thony
25
BAB 25 | Jomblokiawan
26
BAB 26 | Terlalu Posesif
27
BAB 27 | Ups!
28
BAB 28 | Filosofi KAMPRET
29
BAB 29 | Genk Duda Tropis
30
BAB 30 | Diskusi Para Duda
31
BAB 31 | Kejutan Yang Tertunda
32
BAB 32 | Kenapa Dengan Om Thony?
33
BAB 33 | Squad Sesat
34
BAB 34 | Bukannya Gak Peduli?
35
BAB 35 | Aku Khawatir!
36
BAB 36 | Drama Hekter
37
BAB 37 | Faredian Vs. Anthony
38
BAB 38 | Kenapa Baru Bilang?
39
BAB 39 | Tidur Diatas
40
BAB 40 | Olahraga Pagi
41
BAB 41 | Huru-Hara USG
42
BAB 42 | Pembantu Dadakan
43
BAB 43 | Rujak Gemesh x Duda Tropis
44
BAB 44 | Pengumuman [Harap Dibaca]
45
BAB 45 | Gelud Aja Kita, Yok!
46
BAB 46 | Baby Insiden Salah Kamar
47
BAB 47 | Drama Nanas
48
BAB 48 | Nyonya Latte dan Tuan Ex
49
BAB 49 | Cita-Cita Nanas
50
BAB 50 | Bibirmu Lebih Manis
51
BAB 51 | Gak Perawan Lagi!
52
BAB 52 | Made In Salah Ruangan
53
BAB 53 | Patah Hati Dokter dan Duda
54
BAB 54 | Ntar Om Dikasih Nugget
55
BAB 55 | Minions Morning
56
BAB 56 | Jumpalitan Ranjang
57
BAB 57 | Wedding-Weddingan
58
BAB 58 | Pernikahan Satu Semester
59
BAB 59 | Sekardus Minyak Goreng
60
BAB 60 | Faster Baby, Hm?
61
BAB 61 | In The Bathroom
62
BAB 62 | Bucinnya Dikampus
63
BAB 63 | Duda Labil
64
BAB 64 | Suami Tersayang
65
BAB 65 | Side To Side
66
BAB 66 | Sidang Terlaknat
67
BAB 67 | Titisan Android
68
BAB 68 | Pernikahan Sepuluh Ton
69
BAB 69 | Ting! Ting! Ting!
70
BAB 70 | Masih Kotak-Kotak Kok
71
BAB 71 | Malam Pertamanya Minimalis
72
BAB 72 | Misi Istri Sah Mau Lewat
73
BAB 73 | Pengumuman [Harap Dibaca]
74
BAB 74 | Mo Lahiran
75
BAB 75 | Siapa Yang Mau Lahiran
76
BAB 76 | Anak Kembar Om Duda
77
BAB 77 | Baby-Baby Durhakim
78
BAB 78 | Om? Seriously?
79
BAB 79 | Suara Hati Suami
80
BAB 80 | Jemputan Laknat
81
BAB 81 | Astagfirullah, Om Suami!
82
BAB 82 | Terlalu VIP
83
BAB 83 | Anu Senganu-Nganunya
84
BAB 84 | Tragedi Lampu Merah
85
BAB 85 | Twins Titisan Nanas
86
BAB 86 | Anak-Anak Rujak Gemesh [END]
87
Xtra Part 01 | Kamu Titisan Duda
88
Xtra Part 02 | Tertekan Sekali Batinku
89
Xtra Part 03 | Berkolaborasi Bang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!