Author udah Kasih nama buat Trio ini, Namanya Squad Rujak Gemesh.
••••••
Setelah kejadian labrak-melabrak yang dilakukan Nanas, Melon dan Terasi. Tempo hari tidak merubah apapun sikap dari Anthony.
Nanas, Melon dan Terasi yang merasa aman hanya bisa bersyukur karena mereka sempat mengembalikan motor milik Babah Kunyit tepat waktu.
Hanya saja Anthony akhir-akhir ini cenderung sering keluar rumah membuat Nanas kesal dan terkadang memilih curhat kepada sahabat-sahabatnya masalah tersebut.
"Menurut gue, suami lo selingkuh." ujar Tsrasi menyedot habis jus alpukat nya.
"Lo ingat kan kejadian tuduhan lo itu? Om Thony gak mungkin selingkuh, cuma agak sibuk aja, dia masih cinta gak yah sama gue?" jawab Nanas gundah yang membuat Melon berpikir keras.
"Seriusan? Masa sih kak Thony udah gak cinta sama lo?" tanya Melon tidak percaya.
"Yah makanya, gue juga gak tahu,"
"Dibilangin suami lo selingkuh juga." celoteh Terasi.
"Lo diam atau gue lemparin heels nih." todong Melon menunjuk Terasi.
Melon berpikir sejenak entah apa yang akan dilakukannya untuk membantu Nanas. "Jadi gini beb, nanti pas Kak Thony pulang kerja, lo ajakin dia bercanda, lo ajakin dia apalah gitu, kalau dia fast respon berarti dia masih cinta sama lo, kalau udah buktiin lagi pas malam, lo repotin dia, kalau nurut yah berarti beneran masih cinta."
"Kayaknya. Cara lo harus gue praktekkan deh," jawab Nanas.
"Kurang satu lagi, apapun kesalahan kak Thony, sekecil apapun itu, usahain lo langsung ngambek aja, buat buktiin Kak Thony beneran perjuangin lo gak," lanjut Melon.
"Buset, serius amat, ini cerita komedi, jangan berat napa ntar pembaca kabur." Nanas meminum habis jus-nya.
"Gapapa, sesekali, cape tau ngelawak mulu, lo kalau bisa ngambek ampe dua hari lah beb, ntar gue dan terasi yang manas-manasin Kak Thony, kalau bisa lo kabur ke rumah orang tua lo." jawab Melon.
"Pulangkan saja, ku kerumah ibuku, atau ayahku-" Terasi berusaha menyanyikan lagu tersebut sebelum heels yang dikenakan Melon benar-benar melayang diwajahnya.
Nanas hendak bercengkrama lebih lama lagi sebelum sebuah pesan dari Anthony membuatnya menggumam malas. "Gue kudu balik, Om Misua udah ada di rumah, nanti gue di rujak lagi."
"Oke! Ingat saran gue yah!"
"So, Pasti." jelas Nanas mengacungkan jempolnya.
Nanas berjalan keluar dari cafe tempat mereka bertiga kumpul dan menahan sebuah taksi untuk pulang kerumahnya. Tidak butuh waktu lama bagi Nanas menemukan taksi dan juga tidak butuh waktu lama bagi Nanas untuk sampai di rumah.
Sesampainya di rumah Nanas segera masuk karena pintu tidak dikunci oleh Anthony, Nanas melihat Anthony sedang beristirahat diruang tamu yang membuat saran dari Melon terbersit di kepalanya.
Nanas segera berlari mendatangi Anthony dan duduk disampingnya.
"Om, Om. Om!" teriak Nanas ditelinga Anthony.
Anthony yang sedang memejamkan matanya di sofa segera membuka matanya dan merubah posisinya menjadi duduk. "Kamu ada masalah apa sih? Ga pernah liat saya tenang dikit,"
"Om Mah, Emosian, gak asik," ujar Nanas melipat kedua tangannya dan membelakangi Anthony
Anthony menghela napas panjang menatap istrinya yang baru ia nikahin beberapa bulan yang lalu itu. "Terus kamu maunya apa?"
"Gue mau dipuji sama Lo! Puji istri sendiri kek!" jawab Nanas ketus.
"Gue-Lo lagi kamu sama saya, sudah saya bilang kalau bicara sama suami itu yang sopan," protes Anthony dengan nada datar.
"Iya, Iya, bawel banget sih," Nanas memberi jeda. "Tua bangka,"
Nanas memperkecil suaranya di dua kata terakhirnya yang masih bisa didengar oleh Anthony.
"Yaudah saya puji kamu, punya kamu pas malam pertama kita lumayan enak, bagaimana puas?" ujar Anthony melirik mesum Nanas.
"Frontal banget mujinya, gaada adegan gitu-gitu lagi, Tongkat Om aku somasi sampai batas waktu yang tidak bisa ditentukan," tolak Nanas. "Yaudah aku mau gombalin Om, aja,"
"Apa?" tanya Anthony.
"Om tahu gak, arti Im Yours?" tanya Nanas menatap Anthony yang balik menatapnya.
"Gatau," jawab Anthony berbohong
"Aku padamu!" jawab Nanas sembari memberikan jarinya yang berbentuk hati kepada Anthony.
Anthony tersenyum kecut kemudian melemparkan bantal sofa kepada Nanas. "Aku Padamu, kemarin aja kita belanja di Indodesember bayarnya masing-masing,"
"Dih," keluh Nanas menatap malas Anthony.
Anthony duduk dari posisinya dan mengambil kunci mobilnya di nakas yang membuat Nanas bertanya-tanya. "Mau kemana?"
"Ada urusan pekerjaan."
"Lagi?"
"Iya, memangnya untuk apa saya pulang, kalau cuma bukan untuk melihatmu." jawab Anthony menatap Nanas.
"Hanya itu?"
Anthony mengangguk kemudian mencium puncak kepala Nanas sebelum keluar dari sana.
"Bisa gak sih Om, gausah terlalu diporsir kerjanya?"
"Demi masa depan keluarga kita," jawab Anthony.
Nanas melipat kedua tangannya. "Kalau Om Thony pergi, aku bakal ngambek."
Anthony menatap lelah Nanas dan berusaha memberikannya penjelasan sebelum benar-benar pergi, sedangkan Nanas tidak bisa menahannya namun sebuah ide gila kembali muncul dibenaknya.
Bukan Nanas kalau tidak bisa menggemparkan seisi komplek karena tingkahnya, Nanas berencana untuk kabur ke rumah orang tuanya dengan dalih bahwa Anthony tidak menyayanginya, yah tentu hal ini akan membuat Anthony panik nanti.
Nanas berjalan masuk ke kamar, mengemasi beberapa pakaiannya untuk mendukung suasana pelarian yang mengundang kepanikan itu, Nanas tidak benar-benar membawa pakaiannya, ia hanya menaruhnya di kolom ranjang yang tidak mungkin diketahui Anthony.
Setelah selesai Nanas menulis surat untuk lebih mendramatisir keadaan sebelum benar-benar hengkang dari rumah itu.
"Sorry Om, Gue orangnya positif thinking, kalau lo sayang pasti lo bakal nyari gue." batin Nanas yang sudah matang dengan semua perencanaannya.
•••••
Jam sudah menunjukkan pukul delapan malam, Anthony baru saja sampai dirumahnya dan kaget saat melihat lampu rumah masih mati, Anthony bergegas masuk kedalam rumah menyalakan lampu dan berteriak mencari Nanas, namun nihil tidak ada jawaban dari istrinya itu.
Anthony berjalan masuk ke kamar dan mendapati sebuah surat dari Nanas untuknya, Anthony membuka surat itu dan membacanya sesaat sebelum kedua alisnya saling bertautan.
"Maaf Om, Gue pergi dulu, sampai Om sadar kalau pekerjaan bukan satu-satunya tabungan masa depan, Gue emang cewek realistis, tapi Gue juga butuh kebahagiaan, sawadikap!"
Anthony menaruh surat tersebut kembali dan dengan panik mengecek baju-baju Nanas di lemari namun tidak menemukan baju apapun disana.
Anthony yang sedang panik, langsung keluar dari dalam rumah dan menuju rumah mertuanya dimana tempat Nanas mungkin berada namun hasilnya nihil dia tidak menemukan Nanas disana, bahkan mertuanya berkata bahwa Nanas tidak datang ke sana.
Sungguh meresahkan bilang memang Nanas melibatkan Terasi dan Melon dalam rencana ini.
Anthony yang setengah frustrasi memarkirkan mobilnya dipinggir jalan, ia mengacak rambut coklatnya sebelum suara dering ponsel masuk yang ternyata dari Melon.
"Kak? Kakak nyari Kakak ipar yah? Dia ada di rumah Terasi, kalau mau cari dia kesana aja." ujar Melon langsung mematikan telepon sepihak.
Belum sempat Anthony menjawab Melon sudah mematikan sambungan telepon itu, namun setidaknya Anthony bisa menemukan keberadaan Nanas.
Anthony segera masuk kedalam mobilnya dan menancap gas menuju rumah Terasi, sahabat dari Nanas.
- TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Naja Naja nurdin
jus apa yang di minum sama nanas
2025-04-06
0
Dewi Anggya
hmmmm....
2024-01-15
0
umi b4well (hiatus)
artinya swadikap ape
2022-11-11
0