Happy Reading!
•••••
"Om? Om kenapa gak pernah bilang sih, kalau punya temen setampan Mas Evan." tanya Nanas masuk kedalam mobil, disusul oleh Anthony.
"Ngapain kamu, mau tahu?" tanya Anthony balik.
"Yah, pengen aja, kan Mas Evan itu-"
"Apa?" Anthony memotong ucapan Nanas.
"Lumayan, tampan everybody," jawab Nanas cengengesan. "Tapi masih tampan. Om kok, tenang aja, gue setia."
Anthony menepuk dahinya dan menatap Nanas sekilas kemudian fokus ke depan. dan menjalankan mobilnya keluar dari area parkiran rumah sakit tersebut dengan kecepatan rendah.
"Nanas?" Nanas membalikkan wajahnya menatap Anthony dan mengangguk pelan. "Saya sudah bilang kan, saya suami kamu, jangan pakai kata Lo-Gue lagi diantara kita, gak sopan."
Nanas seketika menatap malas Anthony, entah sudah berapa kali suami yang dinikahinya baru beberapa minggu itu memperingatinya, tentang hal ini.
Tapi memang pada dasarnya, Nanas, adalah seorang yang keras kepala dan tidak mudah merubah kepribadiannya. "Iya Om, maaf."
Anthony hanya mengangguk mendengar permintaan maaf istrinya itu. "Mau langsung ke kampus kamu, atau kamu mau pulang ke rumah saja?"
"Ke kampus aja Om, ada kelas hari ini." jawab Nanas membuka tasnya dan mengambil ponsel dari dalam sana kemudian mengecek ponselnya. "Itu kan ada pesan dari Terasi, bakal ada kelas dari Pak Gagah."
"Okey." Anthony menjalankan mobilnya menuju kampus Nanas yang terletak tidak jauh dari sana.
Tidak butuh waktu lama bagi Anthony untuk sampai di kampus tersebut, setelah sampai Anthony dan Nanas turun dari mobil.
"Om, mau langsung ke kantor kan?" tanya Nanas mengambil tasnya dan berjalan ke hadapan Anthony.
"Iya, kamu hati-hati, jangan banyak gerak, kamu lagi hamil," jawab Anthony mengusap rambut Nanas.
"Okey!" jawab Nanas berjalan masuk ke area kampusnya. "Om! Jangan lupa jemput aku yah. Jam tiga sore."
Anthony memberikan tanda jempol kemudian masuk kedalam mobilnya, namun belum sempat ia menjalankan mobilnya tiba-tiba Nanas berlari ke arahnya dan mengecup pipi nya cepat.
"Hati-hati dijalan." Senyum Nanas mengembang sempurna membuat Anthony salah tingkah dibuatnya.
Anthony tersenyum dan menjalan mobilnya meninggalkan area kampus tersebut.
"Kenapa begini? Apakah aku jatuh pada istriku?" batin Anthony.
Sementara itu Nanas yang baru saja membuat Anthony salah tingkah, segera masuk ke area kampus dan mendapati sahabatnya Terasi sudah menunggunya di sana.
"Siang, bestie, ada gosip apa hari ini?" tanya Nanas pada Terasi yang sedang duduk dikursi yang disediakan pada sepanjang koridor kampus.
Terasi melirik Nanas. "Parah, lo tau gak Pak Gagah, Dosen yang bakal ngajar kelas siang ini."
"Kenapa, dia?" tanya Nanas antusias.
"Dia selingkuh sama Bu Sereal, tadi istrinya ngelabrak disini, lo telat." jawab Terasi pada Nanas.
"Yaelah, gitu doang." Nanas menatap malas Terasi
"Gue gatau titik serunya dimana. Tapi karena gue doyan ghibah yaudah deh,"
"Lo, gak asik anjir." Terasi memilih membuka ponselnya sementara Nanas hanya duduk disampingnya sebelum seorang wanita dengan santainya mendatangi mereka.
"Yang namanya Nanas disini siapa?" tanya wanita tersebut yang membuat Nanas berdiri.
"Gue, Tante siapa yah?" tanya Nanas pada wanita tersebut.
Wanita tersebut melirik Nanas sinis. "Jadi kamu? Kenalin saya Dina mantan istri Anthony."
"Oh, bekasnya suami gue, ngapain Tante nyariin gue." tanya Nanas melipat kedua tangannya di depan dada.
"Hanya ingin memberikan selamat." Dina mendekati Nanas dan berbisik ke arahnya. "Kamu mendapatkan bekas saya."
Nanas tertawa pelan dan menatap Dina cengo. "Gue juga mau ngasih selamat."
"Selamat atas kebodohan Tante sudah melepas suami sebaik dan setampan Om Thony." lanjut Nanas.
Dina diam menatap Nanas sinis. "Kamu tahu rumah yang kamu tempatin sekarang? Itu rumah saya dan Anthony dulu, kami punya banyak kenangan disana, jadi selamat di bayang-bayang kenangan keromantisan kami dulu,"
Nanas tertawa cukup keras kali ini kemudian berkacak pinggang dan memegang bahu Dina. "Gue yang makasih lo Tan, Gue gak perlu repot-repot cari rumah baru buat ditinggalin karena Tante udah membangun rumah itu, dan Tante tahu fakta lainnya, Tante membangun rumah penuh kenangan hanya untuk ditinggali oleh istri lain, Tante rugi banget lo."
Dina terdiam, rahangnya mengeras kesal. "Jaga ucapan kamu, yah."
"Manusia-manusia, julid aja bisa, giliran dijulidin balik emosi, situ waras?" Nanas menatap dan memiringkan bibirnya.
"Mengenai kenangan, gue bisa kok membuat kenangan gue sendiri sama Om Thony, makanya jadi istri itu setia, jangan ganjen, ipar sendiri diajak main belakang, gak punya cermin yah? Berkaca yuk." lanjut Nanas. "Oh iya, satu lagi."
Nanas mendekati Dina dan berbisik pelan ditelinganya. "Gugur ko, sayang."
Nanas kemudian menarik tangan Terasi berdiri dan meninggalkan Dina yang nista dalam keadaan kesal disana, sebelum benar-benar meninggalkan Dina, Nanas berbalik sedikit kemudian mengedipkan matanya mengejek yang membuat Dina semakin kesal.
- TBC
BAB 09 Siang ini yah kak
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Ayachi
njirr DRI novel ini, Sa Bru tw beberapa author yg karyanya bagus dan udah Sa baca, ternyata satu pulau🤭 Sa kira brangkali berasal dari jawa or Sumatra😆
2024-08-02
0
@InunAnwar
apakah bab ini mengandung iklan Gaga sereal 🤣🤣
2023-01-08
0
Pricila Bianca Aidelin
mau manas manasin Nanas, tp situ sendiri yg kepanasan 🤣🤣🤣🤣
2023-01-02
0