Setelah kejadian tadi yang sangat nanggung bagi Anthony yang berakhir dengan acara makan malam berdua.
Akhirnya Nanas memilih memaafkan Anthony setelah Anthony mati-matian meminta maaf padanya.
Namun dalam benak Anthony tetap. "Dua jam itu, hanya sebentar kenapa harus semarah itu?"
Kini Anthony dan Nanas tengah tidur diranjang mereka, berbantalkan lengan suaminya Nanas menatap sekilas wajah Anthony yang juga menatapnya, sampai saat ini mereka pun tidak mengerti bagaimana perasaan satu sama lain.
"Om?" panggil Nanas yang membuat Anthony melirik kepadanya. "Udah hampir sebulan kita nikah, perasaan Om ke gue itu gimana sih?"
"Saya tidak bosan-bosannya mengingatkan panggilan Lo-Gue untuk tidak kamu gunakan kepada suamimu ini, kepada temanmu silakan, saya tidak akan merubahmu keseluruhan tapi tolong berubahlah setidaknya demi saya." jawab Anthony kembali memprotes Nanas. "Saya tidak tahu bagaimana perasaan, saya."
"Kok gitu sih, Om?" Nanas cemberut duduk dari tidurnya dan menatap Anthony kesal. "Gaada perasaan apa gitu. Kayak gimana gitu."
"Gak ada." jawab Anthony singkat.
"Dasar, gak peka!" batin Nanas kesal.
Nanas berdiri dari posisinya dan berjalan mondar-mandir didepan ranjang. Sementara Anthony hanya menatapnya bingung. "Gimana yah aku, ngedeskripsiin perasaan aku ke si Om?"
"Nah! Jadi gini Om! Kan aku pendek nih, gak tinggi-tinggi amat, jadi waktu itu anggap aja aku jalan disebuah mall terus gak sengaja tubrukan sama cowok tinggi, dan tanganku dengan laknatnya nyentuh itunya dia." ujar Nanas. "Kalau Om jadi aku. Kira-kira gimana perasaan Om?"
"Saya gak tau," jawab Anthony singkat.
"Aduh, gimana sih Om! Rasanya tuh kayak. Hmmm ini apa yah lembek-lembek gitu, kayak ada perasaan akward gitu." Nanas hampir frustasi menatap ke arah suaminya.
"Bisa langsung ke intinya?"
"Gue cinta sama lo Om! Gue sayang sama lo! Tapi gue gak bucin, cuma agak sayang." jawab Nanas sudah sangat frustasi.
Anthony tersenyum dan tertawa kemudian berjalan mendekati Nanas sampai kini mereka berdua saling bertatapan, tetapi karena masalah tinggi badan Nanas harus berjinjit untuk menatap wajah Anthony.
Anthony mengambil dagu Nanas dan mengangkatnya keatas kemudian menatap wajah nya lembut. "Saya juga cinta, sama kamu."
Nanas menelan ludahnya akibat adegan ini, disaat Anthony hendak mencium Nanas, tiba-tiba suara dering ponsel Anthony menghentikan aksinya.
Anthony berjalan ke arah nakas, untuk mengambil ponselnya, dan yang tertera pada nama pemanggil tersebut adalah adiknya "Melonnia Chow"
Setelah cukup lama menelpon, Anthony kembali berjalan menemui Nanas dan menarik Nanas ke pelukannya. "Kau tahu? Melon akan datang kesini besok lusa, dan kalian bisa melakukan hal gila lainnya. yang akan membuat saya pusing."
"Serius?" tanya Nanas.
Melon adalah Adik dari Anthony, ia hadir dalam pernikahan Nanas dan Anthony, usianya seusia Nanas dan gesreknya bahkan sama dengan Nanas, menurut Anthony sendiri, Nanas dan Melon adalah dua buah hidup bukan dari pohon dan bersatu dalam perpaduan yang pas, diciptakan tuhan untuk merepotkan nya.
"Sekarang tidur," jawab Anthony merebahkan dirinya di ranjang dan menarik Nanas untuk tidur disampingnya.
"Om? Yang tadi gak di lanjutin tanggung banget lo." kekeh Nanas duduk ditepi ranjang.
"Gak, saya ngantuk."
Dan beberapa menit kemudian Anthony benar-benar sudah tertidur dan membuat Nanas hanya menatap cengo sebelum ikut tidur di samping suaminya.
•••••
Pagi sudah menyambut Nanas, ia membuka matanya sejenak dan tidak menemukan Anthony disana, untungnya saja, dia tidak ada kelas hari ini, jadi bisa bebas untuk tidur seharian suntuk, Nanas berjalan gontai keluar dari kamar hendak mencari air minum.
Namun baru saja hendak ke dapur sebuah pemandangan indah, tampak menggoda imam Nanas saat melewati ruang olahraga Anthony.
"Tuhan! Cobaan apalagi ini?" batin Nanas. "Mesum sama suami sendiri gapapa kan?"
Senyum Nanas mengembang drastis. Niatnya ingin lari ke sana dan memeluk Anthony, tapi melihat setiap lekuk tubuh itu, rasanya tungkai Nanas melemas tak karuan.
Nanas berjalan memasuki ruang olahraga tersebut, Anthony tampak sibuk dengan Treadmill-nya, saat ia melihat Nanas, ia menghentikan aksinya dan berjalan ke arah Nanas.
"Pagi, Nanas Mudaku." Anthony mengecup kening Nanas sehingga aroma berry parfum dan keringan suaminya tercium jelas olehnya.
"P-pagi, Om." jawab Nanas gugup. "B-bisa pake baju dulu gak?"
Anthony tersenyum. "Kenapa?"
Nanas terdiam, Anthony berjalan mendekatkan tubuhnya ke arah Nanas yang membuat Nanas semakin tidak tahan lagi. "Kenapa?"
"Aku gak tahan, liat tubuh, Om." Sebuah kalimat terbodoh dari sejuta kosakata absurd yang telah dikoleksi Nanas meluncur indah dari dinding bibirnya.
Anthony tertawa pelan kemudian membisikkan sesuatu ke telinga Nanas. "Sana mandi, saya tahu cara bersenang-senang dikamar mandi."
Nanas menelan ludahnya kasar, sebuah kalimat erotis terlempar begitu saja dari bibir seksi milik suaminya.
"T-tapi."
Anthony menutup bibir Nanas dengan telunjuknya, seolah kehilangan kemampuan, Nanas berjalan keluar dari dalam sana dengan gugup sementara Anthony hanya tersenyum penuh kemenangan.
"Satu sama, sayang." Anthony mengambil handuk dan berjalan keluar menyusul Nanas disana.
- TBC
Mau ngapain dikamar mandi Thon?
Next Part Malam Ini
Anthony Dimata Nanas Bilek:
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
ᴍ֟፝ᴀʜ ᴇ •
nanas melon terasi, tinggal nambah cabe garem dan gula jawa, yok rujakan🤣
2023-04-16
0
Ri Thari Uthari
+mayo+yogurt . jadi salad 😁
2023-02-05
0
Nur Arfian Auliya
😂😂😂
2022-12-07
0