Setelah kejadian itu Anthony hanya tertawa kemudian meninggalkan Nanas masuk kedalam kamar membawa kemeja yang tadi dia lepas diruang tamu.
Sementara Nanas hanya mengatur napas diruang tamu dan mengambil ponselnya yang tadi dilempar oleh Anthony. "Untung gak rusak."
Setelah itu Nanas memilih menyusul Anthony masuk kedalam kamar, sesampainya didalam kamar Nanas bertekad akan membalas semua perbuatan suaminya, namun dia masih memikirkan bagaimana caranya.
Nanas memusatkan matanya ke ranjang dimana Anthony kini tengah menidurkan badannya dengan tangan menggenggam ponselnya.
Posisi hanya memakai baju singlet dan handuk yang terlilit dipinggangnya membuat Nanas memusatkan pandangannya ke ceruk ketiak suaminya dimana disana ada beberapa helai bulu yang siap dia jadikan bahan balas dendam.
"Setau gue, ketek Om Thony bau berry yah. Gak jorok-jorok amat kalau gue apa-apain. Lagipula konsepnya kalau udah suami sendiri, mau kentutnya nauzubillah bersulam jannah, yah tetap aja wangi." kelakar Nanas dalam hati.
Nanas berjalan ke arah Anthony dan duduk ditepi ranjang yang dimana kini jarak dia dan Anthony hanya berjarak beberapa meter darinya.
"Om?" panggil Nanas menatap Anthony.
Nanas menguatkan mentalnya kemudian berusaha seagresif mungkin menggoda Anthony, Nanas menindih tubuh Anthony dan mengambil ponsel Anthony kemudian melemparnya sembarang.
"Jangan kayak orang miskin Om, kan bisa beli lagi." ujar Nanas mengelus lembut kening Anthony dan beralih turun ke bibirnya.
"Kamu mau ngapain?" tanya Anthony berusaha tenang.
Nanas tidak menjawab, ia semakin lancar menggerakkan tangannya kesana kemari dan kini tiba pada dada bidang suaminya, sebuah lenguhan akibat titik sensitif yang tersentuh keluar dari bibir Anthony.
"Ahhhhhhh!" teriak Anthony keras sesaat sebelum lenguhan kenikmatannya berakhir. "Kamu ngapain!"
Anthony berdiri dan menjauh dari Nanas, ia mengusap ceruk ketiak nya yang perih akibat ditarik oleh Nanas, sementara itu Nanas hanya memperlihatkan apa yang berhasil dia dapatkan.
"Cuma delapan helai Om, sini aku botakin." kelakar Nanas berjalan mendekati Anthony.
"Stop!"
"Ahhhhh!" teriak Anthony sekali lagi.
Sementara di luar sana seorang wanita seumuran Nanas membawa ransel hijau dengan topi hijau kesukaannya berjalan memasuki pekarangan rumah Nanas dan Anthony.
Melonnia Gilbert Chow, adik bungsu dari Anthony, si pemilik gelar "Horisontal sleep safeting" aka Rebahan yang pernah ada, hampir sebelas dua belas dengan Nanas, tapi satu kelebihan Melon, dia bisa mengintimidasi siapapun dengan sekali tekanan.
Melon yang mendengar suara teriakan segera masuk kedalam rumah namun gagal karena pintu tersebut terkunci, Melon pun berusaha mendobrak pintu nya namun baru sempat dia mengambil ancang-ancang, sosok Terasi si Pemilik wajah Anya Geraldine sahabat Nanas datang kesana.
"Woi! Maling!" teriak Terasi yang membuat Melon membalikkan badannya.
"Mulut, siapa itu?" tanya Melon melipat kedua tangannya dan kini berhadapan dengan Terasi.
"Gue, lo mau ngapain di rumah bestie gue? Mau maling lo yah?" Terasi ikut melipat kedua tangannya.
Melon terkekeh. "Eh Mbak, halo, cinta, sayang, darling! Harusnya gue yang nanya, lo ngapain? Ini rumah kakak gue! Gue tadi mau dobrak pintu nya karena ada yang teriak didalam,"
"Gak percaya gue."
"Perlu bukti apalagi sih?" Melon merogoh saku celananya dan mengeluarkan ponselnya dimana disana terlihat foto Melon, Nanas dan Anthony saat hari pernikahan Nanas dan Anthony.
Terasi mengangguk percaya sebelum suara teriakan kembali terdengar yang membuat Melon dan Terasi segera mendobrak pintu tersebut, namun seberapa kuatpun usaha mereka, mereka sama sekali tidak bisa membobolnya.
"Kayaknya kalau gini terus, kita gak bakal bisa deh." keluh Melon mengelap keringatnya.
"Bener! Capek gue bok!" timpal Terasi duduk bersandar pada tembok di samping pintu. "Gimana kalau kita pakai jurus sejuta umat aja?"
"Apa tuh?" Terasi berjalan ke arah Melon dan membisikkan sesuatu kepadanya yang membuat Melon mengangguk setuju.
Melon dan Terasi kini mengambil ancang-ancang didepan pintu dan bersiap mendobraknya.
"Jurus Panik Akhir bulan belum gajian dan Skincare udah habis!" teriak Terasi.
"Jurus Panik Akhir bulan tapi Token listrik nyala terus!" teriak Melon.
Dan dengan sekali hentakan mereka berdua langsung menendang pintu tersebut dan berakhir terbuka lebar, setelah Terasi dan Melon saling berjabat tangan dan memuji aksi mereka sendiri sebelum suara teriakan lain membuat mereka segera masuk kedalam rumah.
Sesampainya didalam, Melon mendengar bahwa suara tersebut berasal dari dalam kamar yang membuat Melon dan Terasi berjalan ke arah kamar tersebut dan mendapati Nanas dan Anthony sedang dalam posisi menindih ditembok.
"Melon!" ujar Anthony.
"Terasi!" ujar Nanas.
"Kalian berdua ngapain disini?" tanya Anthony dan Nanas bersamaan.
"Ah so sweet, saling cabut bulu ketek." ujar Terasi dan Melon juga bersamaan.
- TBC
Yang dilihat Nanas:
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Ran Aulia
🤣🤣🤣🤣🤣
2024-04-24
0
Ran Aulia
🤣🤣🤣🤣 bisa aja istilahnya 😁😁😁
2024-04-24
0
Dewi Anggya
😂😂😂😂
2024-01-15
0