"Gara-gara lo nih, kan gue harus ngulang minggu depan." protes Nanas membuka laptopnya dan mencari drama yang akan dia tonton bermodalkan Wifi Kampus.
"Lagian lo buat presentasi kok gitu, dah tahu gue gampang bengek." jawab Terasi duduk dan memesan jus alpukat pada penjaga kantin.
"Udahlah mumet gue sama Duda." ujar Nanas pada Terasi.
"Lah kok mumet? Biasanya lu paling gercep kalau masalah Duda, bukannya Duda bagi lo itu, Hmmm It's your Dream Mas! It's your Dream!" ujar Terasi sesaat sebelum menyedot jusnya yang sudah tersaji didepannya.
"Kebanyakan nonton Kinan lo, Oke Fine-Fine Duda itu memang mimpi gue, Thanks you, tapi yakin kalau jodoh gue Duda?" Nanas menerawang jauh pikirannya sendiri. "Optimis aja sih,"
"Lagipula kenapa sih lo ngebet sama Duda?" tanya Terasi pada Nanas. "Bukannya Duda itu imagenya jelek yah, dia kan gagal dalam pernikahan makanya jadi Duda."
Plak!
Nanas memukul kan laptopnya ke kepala Terasi sesaat setelah Terasi menyelesaikan kalimatnya. "Enak aja lo tahu istilah Jodoh kedua gak? Mungkin tuhan jadiin dia Duda karena istri dia dulu itu bukan jodohnya."
Terasi mengusap kepalanya yang sedikit sakit. "Buset woi! Udah di fitrah nih kepala gue tiap tahun yah pakai beras se-liter."
"Bodo amat," jawab Nanas membuka kembali laptopnya.
Terasi memajukan bibirnya setengah senti akibat kelakuan bestie-nya itu sampai sebuah ide gila terbersit di otak nya yang benar-benar diluar pemikirannya. "Nas? Gue mau ngajak lo taruhan."
"Taruhan apa sih? Lo jangan aneh-aneh napa. Gue lagi pengen baca Noveltoon ini, semalam eror gabisa baca Novel gue." jawab Nanas menutup laptopnya untuk kesekian kali nya.
"Taruhannya Lo harus tidur dikamar hotel selama dua puluh empat jam tanpa ngunci pintunya, gak dua puluh empat jam juga sih, minimal lo ngabisin waktu semalam lah disana." ujar Terasi antusias.
"Gila lo yah, Tapi kalau menang hadiahnya apa?" tanya Nanas mulai tertarik
Terasi mengeluarkan sebuah kunci mobil dari dalam tasnya kemudian memperlihatkannya kepada Nanas dengan dagunya menunjuk sebuah Aston Martin yang ada diparkiran.
"Buset lo bawa Aston Martin ke kampus? Nyolong dimana lo?" tanya Nanas kaget.
"Enak aja nyolong, itu punya bapak gue, kalau lo berhasil dengan taruhannya Aston itu bakal jadi milik lo, Deal?" jawab Terasi mengajak Nanas bersalam untuk tanda Deal.
"Boleh sih, asal biaya hotel lo yang bayar, gimana?" usul Nanas.
"Okey siap!" jawab Terasi setuju. "Deal?"
"Deal!" Nanas menyambut jabatan tangan Terasi.
•••••
Kini Nanas dan Terasi sudah berdiri disebuah bangunan hotel ternama dikota tersebut, jam menunjukkan pukul delapan Malam, dan Nanas pamit kepada orang tuanya untuk menginap di rumah Terasi, sehingga kini dia dan Terasi bisa berada dihadapan bangunan dengan banyak pria dewasa dan wanita bayaran berlalu lalang.
"Masih mau terima taruhan gue?" tanya Terasi berusaha menggoyahkan Nanas. "Aston Martin lo,"
"Gue siap kok, sini Kuncinya." jawab Nanas meyakinkan dirinya.
"Nih, Kamar 03, Lantai dua yah, okey Have Fun, gue jemput besok pagi, ingat kalau diajak main sama Om-Om pake pengaman biar gak hamil." ujar Terasi naik ke mobil nya dan tertawa sembari melajukan meninggalkan Nanas ditempat itu.
Nanas hanya bisa mengacungkan jari tengahnya sembari mempersiapkan mental untuk menghadapinya taruhan ini.
Nanas masuk kedalam hotel tersebut dengan langkah penuh keyakinan dan tas ditangan kirinya, penampilannya tak ubahlah seperti Ani-Ani yang sedang ingin menemui sugar daddy mereka.
"Napa hotel Segede ini masih pake kunci yah? bukannya kartu Pass aja biar enak gitu." batin Nanas.
Nanas menghitung setiap nomor kamar dilantai dua dan mendapati kamarnya bernomor tiga, setelah mengetahui kamarnya, Nanas segera masuk kedalam kamar tersebut.
Kamar tersebut lumayan luas dengan ranjang king size, Nanas segera mengganti bajunya kemudian makan malam sembari menonton televisi, jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam, Nanas sudah mengantuk dia hendak berjalan mengunci pintu tersebut namun tidak jadi atas taruhan yang dia lakukan, Nanas melepas jaket tidurnya dan tidur dengan piyama tipis berselimutkan kain tebal, perlahan tapi pasti Nanas sudah berkutat dengan alam mimpinya itu.
Sementara di lain tempat seorang pria dewasa dengan kisaran usia tiga puluh tahunan berjalan dengan sempoyongan dikoridor hotel, dia memakai kemeja putih dan celana hitam panjang, tiga kancing atas kemejanya terbuka menjelaskan lebih lanjut bahwa mulutnya jika sudah penuh dengan bau alkohol.
Dia tengah mabuk.
Anthony Gilbert Chow, begitulah orang mengenalnya seorang arsitek berpangkat Duda, dia baru saja bercerai dengan istrinya seminggu yang lalu dikarenakan istrinya berselingkuh dengan adiknya sendiri. Sehingga pelampiasan nya kini adalah minuman keras.
Hari ini Anthony memilih menginap dihotel namun dikarenakan daya kesadaran dan kewarasannya menurun akibat mabuk ia salah membaca kamar dan berakhir dikamar Nanas.
Anthony yang sudah mabuk berat menganggap Nanas adalah mantan istrinya, ia segera menindih Nanas dan melepaskan kemejanya.
Nanas yang merasa risih segera bangkit dari tidurnya dan mendapati pria asing sedang menindihnya. "Lo siapa?"
"Dina, kenapa kamu selingkuh dari aku." racau Anthony menciumi leher Nanas dengan brutal.
Nanas yang semakin risih segera mendorong tubuh Anthony namun gagal yang berakhir dengan wajah mereka yang saling bertatapan.
"Kok tampan woi? Astaga setan-setan masih sempat-sempatnya, harga diri gue mau direnggut ini." batin Nanas. "Apa gue kasih aja kali yah?"
Nanas yang sibuk dengan batin nya sudah tidak sadar bahwa Anthony kini tengah telanjang bulat sempurna dan siap menerjang Nanas sebelum Nanas menghentikannya.
"Wohhh Woles! Jadi ceritanya lo salah kamar nih? Terus lo ngira gue Dina? Dia siapa istri lo? Alamat jadi orang ketiga dah gue." ujar Nanas menahan Anthony. "Berhubung lo Tampan, gue mau deh dinganu-nganu tapi jangan hardcore yah, mau gaya apa gue bisa, WOT? Missionary? Atau apa?"
Anthony tidak menggubrisnya dikarenakan sudah sangat mabuk dan bersiap kembali menerkam Nanas namun kembali dihentikan.
"Stop!" Nanas mengguncangkan bahunya kekiri dan kekanan. "Biar malaikat ke coret pas nyatat dosa gue, yaudah skuy."
Akhirnya malam itu Nanas dan Anthony melakukan hubungan terlarang tentunya tanpa kesadaran dari Anthony itu sendiri.
"Ah!" Anthony melenguh saat juniornya benar-benar sudah masuk milik Nanas. "Masih rapat."
"Gue sangat tersanjung, Om!" jawab Nanas mengalungkan tangannya dileher Anthony.
Entah setan apa yang merasuki Nanas, sampai akhirnya dia benar-benar merelakan keperawanannya kepada Anthony yang baru dia temui malam itu juga.
- TBC
Dudanya Bilek:
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Ayachi
anjeng sekelas Chris Hemsworth tohh
2024-08-02
0
Dewi Anggya
kok malah nyerah gk dilawan Nas....tp klo duda model gtu visualnya rugi klo ditolak Nas 😂😂
2024-01-15
0
🏘⃝Aⁿᵘ🦆͜͡ ℛᵉˣℱᵅᵐⁱⳑʸTIK𝐀⃝🥀
sumpah bengek yg ini
2023-11-30
1