Kisah Hantu LESTARI
Hari sudah sore, saat mobil van besar memasuki halaman sebuah rumah dengan desain bangunan lama.
Angin bertiup sepoi-sepoi, menggoyangkan ranting-ranting pepohonan yang tumbuh rindang di halaman rumah tersebut.
"Jadi ini rumahnya Tom?"
Tanya Ibunya, manakala mereka akhirnya sampai di rumah baru Tomi.
Beliau memandangi bangunan rumah itu dari balik kacamatanya.
Rumah sederhana dengan bangunan model lama.
Ibunya Tomi tampak menoleh pada Nilam, sang menantu kesayangannya yang sedari tadi diam saja seperti ada yang tengah ia khawatirkan.
Entahlah, sejak sang suami memberitahu jika dirinya mendapatkan SK dari kantor diangkat sebagai manager untuk koperasi tempatnya bekerja, hati Nilam bukannya bahagia malah justeru tak tenang.
Bukan...
Bukan karena ia tak bersyukur atas karunia yang sudah diberikan semesta pada mereka yang baru menikah empat bulan ini, namun karena SK sang suami mengharuskan mereka tinggal di tempat yang jauh dari sanak famili.
Ya, sebagai pengantin baru, tentu saja Nilam masih butuh banyak bimbingan dari orangtuanya maupun juga mertuanya, baik dari cara melayani suami sebagai isteri yang baik, maupun juga mengurus rumah, belum lagi ia tentu saja harus belajar memasak, dan yang paling penting adalah mempersiapkan diri menjadi Ibu untuk anak-anak yang akan dilahirkannya kelak sebagai buah cintanya bersama Tomi sang suami.
Ah...
Tapi...
Nilam menatap rumah yang merupakan pemberian dari kantor sang suami tersebut.
Rumah yang mereka akan tempati selama Tomi menjabat manager kantor cabang di salah satu kota di Jawa Barat tersebut.
"Ibu turun dulu ya."
Suara Ibu Tomi mengejutkan Nilam yang tengah sibuk melamun.
Nilam terkesiap, lantas cepat mengangguk pada mertuanya.
Ibu Tomi membuka pintu mobil van kantor Tomi yang memang sengaja diperuntukkan menjemput mereka dari Jakarta menuju kota tempat Tomi ditugaskan.
Tomi yang duduk di depan bersama driver juga tampak turun dari mobil.
"Katanya Pak Irfan, manager sebelumnya tidak tinggal di sini, kenapa?"
Tanya Tomi pada sang driver yang tampak berjalan memutari mobil untuk membuka bagian belakang mobil guna menurunkan barang-barang milik Tomi dan keluarganya.
Untuk satu minggu ini Ibunya Tomi memang berencana akan menemani pasangan itu tinggal di rumah baru mereka, namun setelah itu beliau akan pulang dijemput Iwan, adik Tomi.
"Sayang, kamu nggak turun?"
Tomi melongok ke dalam mobil menatap sang isteri yang masih bengong melihat ke arah pohon rindang di depan rumah yang akan mereka tempati.
Nilam merasa ada yang mengawasi di sana, sesuatu atau sosok yang tak terlihat, yang Nilam yakin mereka ada di sana meskipun bentuknya tak bisa Nilam tangkap dengan mata kepalanya.
"Pak Irfan tidak mau tinggal di sini karena beliau tinggal sendirian di kota ini, isteri dan anak-anaknya tidak mau pindah dari Bandung, makanya beliau memilih tinggal di kamar kecil di atas kantor koperasi."
Ujar driver menjawab pertanyaan Tomi tadi sambil meletakkan dua koper pakaian milik Tomi dan sang isteri.
"Kamu sakit?"
Tanya Tomi pula pada Nilam yang pelahan akhirnya turun dengan sedikit terhuyung, untunglah Tomi segera meraih tubuhnya, hingga tak sampai limbung.
"Isterimu sepertinya kelelahan Tom, lebih baik suruh istirahat."
Ujar Ibunya Tomi sambil mengusap-usap punggung sang menantu dengan lembut.
Dari arah rumah, terlihat kemudian seorang wanita paruh baya tergopoh-gopoh ke arah mereka, ia sepertinya Bik Surti, asisten rumah tangga yang ditugaskan mengurus rumah untuk tempat tinggal sang manager.
"Bu... Selamat datang."
Bik Surti menyalami Ibunya Tomi, dan juga menyalami Nilam serta Tomi tentu saja sebagai Tuannya yang baru.
Bik Surti kemudian diminta Tomi menuntut Nilam yang agak sempoyongan berjalan.
Sementara Tomi membantu driver kantor mengusung barang-barang miliknya untuk dipindahkan ke dalam rumah.
💦 💦 💦 💦 💦
Seorang gadis berambut pirang yang cantik jelita duduk di atas pohon dengan kaki menggantung.
Gaunnya yang sepanjang lutut dan berenda-renda terlihat meriap-riap.
Ia menyisir rambut pirangnya dengan jari jemarinya yang lentik, sambil melantunkan lagu penuh rindu pada sang pujaan hati.
Mata coklatnya dengan bulu-bulu matanya yang bagaikan mata boneka itu terlihat menangkap kedatangan sebuah mobil van besar.
Mobil berwarna hitam pekat itu kemudian berhenti di dekat pohon di mana ia duduk di dahannya.
Sudah sekian lama ia tak melihat ada yang datang ke rumah itu.
Dan kini akhirnya setelah sekian tahun berlalu, akhirnya ada yang terlihat datang ke sana, dan tampaknya akan tinggal di rumah tersebut.
Gadis cantik jelita itu melayang berpindah dari dahan yang sebelumnya ke atas dahan yang lebih dekat dengan berhentinya mobil van yang kini tampak manusia-manusianya turun.
Ada seorang Ibu yang tampaknya adalah wanita yang anggun dan baik, juga seorang laki-laki muda yang tampan, sangat tampan malah.
Gadis itu tersenyum, matanya berbinar-binar melihat sosok manusia laki-laki yang kini berbicara dengan manusia laki-laki yang berjalan ke belakang mobil untuk mengeluarkan barang-barang.
Gadis cantik yang merupakan hantu itu terlihat penasaran dengan laki-laki tampan yang kini sedang melihat ke dalam mobil.
Hantu gadis cantik itu akhirnya turun dari dahan pohon, ia akan melayang mendekati sang laki-laki muda itu, namun ia lebih dulu melihat sosok perempuan yang turun dari mobil.
Perempuan berambut panjang yang cantik, laki-laki muda itu terlihat sangat perhatian dan memperlakukan perempuan cantik itu dengan penuh kasih sayang.
Hantu gadis cantik jelita itu akhirnya melayang kembali duduk ke dahan pohon.
Matanya yang semula berbinar-binar terlihat meredup, kecewa tergambar jelas pada raut patas cantiknya.
Paras perpaduan Indonesia dan Eropa, sungguh indah dipandang mata.
Hantu gadis itu menatap manusia-manusia di sana yang kini berjalan menuju rumah yang selama ini telah lama dibiarkan kosong.
Pantas Bik Surti datang lagi, ternyata ada yang akan menempati rumah itu. Batin sang hantu.
Hantu gadis itu melayang turun lagi, menjajari langkah laki-laki muda yang berwajah tampan.
Laki-laki itu terlihat menjinjing dua koper pakaian yang cukup berat, tak tega hantu itupun membantu ikut mengangkatnya.
Sejenak, laki-laki muda yang tak lain adalah Tomi itu menghentikkan langkahnya, ia merasa aneh karena tiba-tiba koper pakaian yang di sebelah kirinya terasa lebih ringan.
Hantu gadis cantik jelita itu cekikikan, karena melihat Tomi yang kebingungan.
"Wajahnya mirip sekali Kang Damar, apakah dia titisannya? Atau reinkarnasinya mungkin?"
Sang hantu gadis cantik itu bergumam-gumam sendiri.
Tomi kembali melanjutkan langkahnya, dan hantu itu tetap melayang di sampingnya membantu mengangkat koper pakaian yang dibawa Tomi.
"Kang Damar... Ini Lestari."
Bisik hantu itu di telinga Tomi, manakala Tomi sampai di kamar utama dan meletakan dua kopernya.
Hantu Lestari melayang ke hadapan Tomi, wajah keduanya berhadapan, tapi Tomi tentu saja tak tahu, ia berjalan lagi keluar kamar untuk mengambil barang lainnya, menembus tubuh hantu Lestari yang tertunduk kecewa.
💦 💦 💦 💦 💦
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Alexandra Juliana
Katanya mau bikin kisah Aunty Maria Thor...Kapan..?
2022-12-14
1
CeMoNG 𒈞꧂
ini hantu lestari yg waktu itu ketemu sama zizi ya..
2022-10-09
1
Shely_03💜
Lestari , kamu jgn jadi valakor😂
2022-07-24
1