15. Aku Harus Bagaimana

Bik Surti berjalan meninggalkan Nilam untuk menuju ke ruang dalam. Terdengar oleh telinga Nilam Ibu mertuanya mengeluh pada Bik Surti soal Nilam yang sejak baru datang jadi aneh-aneh.

"Mungkin efek masih manja dengan orangtuanya, jadi begitu langsung stres dan akhirnya berhalusinasi yang tidak-tidak. Ada hantu di rumah, kamarnya penuh bunga sedap malam tiba-tiba, ah kalau begitu terus bisa-bisa malah mengganggu karir Tomi, padahal Tomi baru saja naik jabatan, harusnya sebagai isteri kan mendukung, menyemangati, supaya suami nantinya karirnya makin bagus, makin naik, yang untung siapa? Ya jelas isterinya, ya kan Bik?"

Ibunya Tomi terus mengomel, suaranya terdengar dari tempat Nilam berada.

Membuat hati Nilam semakin gundah gulana, sakit dan sedih bercampur jadi satu.

"Nanti juga terbiasa Bu, mungkin karena masih baru pindah, setiap rumah kan nyatanya memang ada penunggunya, mungkin hanya ingin kenalan saja dengan Nyonya Nilam, kalau sudah kenal juga semua akan membaik."

Kata Bik Surti.

"Halah, penunggu rumah apa, itu hanya mitos. Dari jaman saya lahir sampai setua ini belum pernah saya lihat yang begitu-begitu. Bahkan yang katanya itu dekat Ancol, ada hantu perempuan cantik yang disebut Si Manis Jembatan Ancol saja, saya jaman dulu masih kerja sering pulang lewat sana aman saja."

Kata Ibunya Tomi.

"Ya memang tidak semua orang punya kepekaan semacam itu Bu, tapi bukan berarti mereka tidak ada. Sama seperti angin kita tidak pernah melihat bentuknya, tapi kan ada."

"Tapi angin semua bisa merasakan Bik Surti."

Ibunya Tomi yang termasuk manusia yang tak terlalu percaya hal-hal mistis tetap tak mau kalah.

Ia masih merasa jika apa yang terjadi pada Nilam hanyalah halusinasi Nilam sendiri.

Akibat kelelahan, stres dan juga karena Nilam menganggap tinggal jauh dari orangtua hanya dengan suami adalah beban.

Nilam yang mendengar suara Bik Surti dan Ibu mertuanya malah jadi debat sendiri akhirnya memilih masuk ke dalam kamarnya.

Sambil menangis ia meraih hp miliknya dari saku roknya. Nilam duduk di tepi tempat tidur, matanya terus berlinang air mata, tangannya gemetaran sambil mencoba mengirim pesan lagi pada Tomi.

Pesan yang sebelumnya hanya dibalas Tomi dengan balasan singkat.

[Takut apa?]

Nilam menatap nanar layar hp nya.

Nafasnya yang tersengal-sengal semakin menambah berat beban di dadanya.

Nilam yang mencoba mengetik pesan pada Tomi untuk menceritakan peristiwa pagi tadi tiba-tiba seolah terngiang kata-kata Ibunya Tomi pada Bik Surti.

"Mungkin efek masih manja dengan orangtuanya, jadi begitu langsung stres dan akhirnya berhalusinasi yang tidak-tidak. Ada hantu di rumah, kamarnya penuh bunga sedap malam tiba-tiba, ah kalau begitu terus bisa-bisa malah mengganggu karir Tomi, padahal Tomi baru saja naik jabatan, harusnya sebagai isteri kan mendukung, menyemangati, supaya suami nantinya karirnya makin bagus, makin naik, yang untung siapa? Ya jelas isterinya, ya kan Bik?"

Nilam akhirnya menghentikan kegiatan jemarinya mengetik pesan untuk Tomi.

Ia memilih merebahkan dirinya di atas tempat tidur saja. Menangis sendirian.

Apa yang bisa ia lakukan untuk meyakinkan Tomi jika yang ia alami pagi tadi adalah nyata, bukan halusinasi karena ia stres dan manja.

**------------**

Nilam yang lelah menangis di kamar akhirnya ketiduran.

Nilam tampak membuka matanya pelahan, manakala merasakan sentuhan hangat di pipinya.

Tampak Tomi duduk di sampingnya, menatapnya dengan teduh.

"Bang."

Nilam senang bukan main melihat Tomi akhirnya pulang.

Nilam bangun dari posisinya berbaring, cepat ia memeluk tubuh Tomi.

"Aku takut sekali Bang, aku takut sekali."

Nilam menangis tersedu-sedu.

Ditenggelamkannya wajahnya yang basah kuyup oleh air mata.

"Tenanglah..."

Sayup suara Tomi yang terdengar lebih berat dari biasanya.

Nilam terus menangis.

"Aku sungguh melihat bunga-bunga itu Bang, pagi tadi bunga-bunga sedap malam berserakan di atas tempat tidur kita, aromanya bahkan aku bisa menciumnya dengan jelas, tapi Ibu Abang tak percaya, ia mengatakan aku hanya berhalusinasi Bang, demi Tuhan aku tidak berhalusinasi Bang, aku melihat dengan mata kepalaku sendiri secara sadar Bang."

Nilam kemudian mengangkat wajahnya, mencoba melihat wajah Tomi.

Namun betapa kaget dan terkejutnya Nilam, manakala tiba-tiba yang kini ia peluk bukan lagi suaminya, namun sesosok laki-laki mirip Tomi yang terbungkus kain kafan.

Nilam menjerit sekeras-kerasnya.

Laki-laki berbungkus kain kafan itu berdiri, tatapannya kosong ke arah Nilam yang melompat naik ke atas tempat tidur sambil ketakutan.

"Tolong... Tolooong..."

Nilam menjerit meminta tolong.

Dalam ketakutan yang luar biasa, dari arah pintu kamar yang pelahan terbuka, tiba-tiba muncul pula sosok lainnya.

Sosok None Belanda...

Perempuan dengan gaun putih berenda yang penuh dengan darah, di perutnya tertancap belati, ia tampak kesakitan, merintih sambil mengulurkan tangannya ke arah Nilam.

"Aaaaaa... Aaaaaaa..."

Nilam menjerit-jerit...

"Nilam... Sayang... Bangun... Nilam..."

Tomi menepuk-nepuk pipi Nilam, mencoba membangunkan Nilam.

Nilam terbangun, matanya terbelalak, Nilam begitu terkejut dan saat melihat Tomi kini duduk di sampingnya tiba-tiba Nilam menjerit lagi, ia melompat menghindar.

"Pergiiii... Pergiiii... Pergiiiiiii..."

Nilam meraih bantal guling dan memukulkannya ke arah Tomi.

"Sayang, ini aku, sadarlah Nilam... Sadarlah."

Tomi naik ke atas tempat tidur dan cepat menarik Nilam untuk memeluknya.

"Kau kenapa? Ada apa?"

Tomi merengkuh Nilam yang masih berusaha menjerit sambil menangis.

Ibunya Tomi tampak berdiri di pintu kamar, sementara Bik Surti datang membawakan satu gelas air putih.

Bik Surti menghampiri Tomi dan Nilam,

"Nyonya, minumlah dulu, lalu sisanya untuk mengusap wajah."

Kata Bik Surti.

Tomi yang mendengar kata-kata Bik Surti segera meraih gelas berisi air tersebut, lalu menyuruh Nilam meminumnya.

Sementara Nilam sedang meminum air dari gelas yang diberikan Bik Surti, tampak Bik Surti menabur seperti garam di tiap sudut ruangan kamar.

Tomi mengusap wajah Nilam yang kini dibasahi peluh, rambutnya tampak acak-acakan.

"Sisanya untuk diusapkan pada wajah sayang."

Tomi membantu mengusapkan sisa air dari gelas minum pada wajah Nilam.

Begitu air sisa dala gelas sudah semuanya di usapkan pada wajah Nilam dan juga lengan Nilam, pelahan Nilam bisa lebih tenang.

Nilam menatap Tomi dengan matanya yang sembab.

"Bang... Ada hantu Bang, ada hantu menggangguku."

Lirih Nilam.

Tomi memeluk Nilam.

"Sudah, Ibu sudah cerita semuanya, kamu benar-benar kelelahan dan kamu sepertinya terlalu jenuh sejak tidak bekerja."

Tomi mengusap kepala Nilam.

"Kenapa Abang tidak percaya? Aku benar-benar takut Bang."

Nilam memeluk Tomi.

"Bunga sedap malam itu tadi benar-benar ada di sini, sungguh."

Kata Nilam berusaha sekuat tenaga meyakinkan Tomi.

"Sayang, kamu lupa kamu sendiri yang memetiknya? Pagi tadi kamu memetik bunga sedap malam kan? Kamu bahkan menitipkannya pada Driver kita untuk diletakkan di meja kantorku."

Ujar Tomi.

Nilam menatap Tomi dengan mata terbelalak tak percaya.

"Bang, aku tidak melakukannya... Sungguh."

💦💦💦💦💦

Terpopuler

Comments

Alexandra Juliana

Alexandra Juliana

Semoga kamu didatangin hantu Lestari Bu...

2022-12-19

1

Shely_03💜

Shely_03💜

yg paling menyakitkan itu disaat suami gak percaya omongan istri🤕

2022-07-25

2

Shely_03💜

Shely_03💜

apakah bang Damar mau jadi pebinor???🤪

2022-07-25

1

lihat semua
Episodes
1 1. Menatap Kalian
2 2. Tak Enak Hati
3 3. Kau Kah??
4 4. Jatuh Hati
5 5. Hantu Bucin
6 6. Cinta Mati
7 7. Terpana
8 8. Terhubung Dengan Masa Lalu
9 9. Lestari??
10 10. Cintaku Masih Sama
11 11. Gadis Pujaan Hati
12 12. Bunga Sedap Malam
13 13. Terasa Terhubung
14 14. Percayalah Ibu
15 15. Aku Harus Bagaimana
16 16. Perempuan Kedua
17 17. Kesaksian Pak Dadang
18 18. Cinta Tak Butuh Alasan
19 19. Amanah Yang Sulit
20 20. Hantu Lestari
21 21. Rencana Pengusiran Lestari
22 22. Teror Lestari
23 23. Kuburan Belanda
24 24. Hubungan Masa Lalu
25 25. Rumah Berdarah
26 26. Kisah Hantu Lestari
27 27. Kenyataan Pahit
28 28. Ayah VS Anak
29 29. Kabur
30 30. Penculikan
31 31. Kala Cinta Menggoda
32 32. Membelot
33 33. Menyusul Samsul
34 34. Tertangkapnya Damar
35 35. Pilihan Buruk
36 36. Akhir Perjalanan Lestari
37 37. Sebuah Catatan Lama
38 38. Kau Dari Masa Lalu
39 39. Masih Samar Untuk Tomi
40 40. Bertemu Kelompok Aneh
41 41. Siapa Pemuda Mirip Tomi
42 42. Ada Sebuah Rahasia
43 43. Makan Malam Keluarga
44 44. Apa Yang Tersembunyi
45 45. Aroma Bunga Sedap Malam
46 46. Kecurigaan Iwan
47 47. Sedikit Demi Sedikit
48 48. Satu Korban Jatuh
49 49. Jegeeeerrr
50 50. Ada Apa Dengan Mereka?
51 51. Laki-laki Berpakaian Hitam
52 52. Tersesat
53 53. Rumah Dan Kuburan
54 54. (Damar) Santoso Raharjo
55 55. Penggalan Peristiwa Masa Lalu
56 56. Pesaing Busuk
57 57. Hutang Maaf
58 58. Hadiah Di Tengah Malapetaka
59 59. Pertemuan
60 60. Kejujuran
61 61. The Ending
Episodes

Updated 61 Episodes

1
1. Menatap Kalian
2
2. Tak Enak Hati
3
3. Kau Kah??
4
4. Jatuh Hati
5
5. Hantu Bucin
6
6. Cinta Mati
7
7. Terpana
8
8. Terhubung Dengan Masa Lalu
9
9. Lestari??
10
10. Cintaku Masih Sama
11
11. Gadis Pujaan Hati
12
12. Bunga Sedap Malam
13
13. Terasa Terhubung
14
14. Percayalah Ibu
15
15. Aku Harus Bagaimana
16
16. Perempuan Kedua
17
17. Kesaksian Pak Dadang
18
18. Cinta Tak Butuh Alasan
19
19. Amanah Yang Sulit
20
20. Hantu Lestari
21
21. Rencana Pengusiran Lestari
22
22. Teror Lestari
23
23. Kuburan Belanda
24
24. Hubungan Masa Lalu
25
25. Rumah Berdarah
26
26. Kisah Hantu Lestari
27
27. Kenyataan Pahit
28
28. Ayah VS Anak
29
29. Kabur
30
30. Penculikan
31
31. Kala Cinta Menggoda
32
32. Membelot
33
33. Menyusul Samsul
34
34. Tertangkapnya Damar
35
35. Pilihan Buruk
36
36. Akhir Perjalanan Lestari
37
37. Sebuah Catatan Lama
38
38. Kau Dari Masa Lalu
39
39. Masih Samar Untuk Tomi
40
40. Bertemu Kelompok Aneh
41
41. Siapa Pemuda Mirip Tomi
42
42. Ada Sebuah Rahasia
43
43. Makan Malam Keluarga
44
44. Apa Yang Tersembunyi
45
45. Aroma Bunga Sedap Malam
46
46. Kecurigaan Iwan
47
47. Sedikit Demi Sedikit
48
48. Satu Korban Jatuh
49
49. Jegeeeerrr
50
50. Ada Apa Dengan Mereka?
51
51. Laki-laki Berpakaian Hitam
52
52. Tersesat
53
53. Rumah Dan Kuburan
54
54. (Damar) Santoso Raharjo
55
55. Penggalan Peristiwa Masa Lalu
56
56. Pesaing Busuk
57
57. Hutang Maaf
58
58. Hadiah Di Tengah Malapetaka
59
59. Pertemuan
60
60. Kejujuran
61
61. The Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!