6. Cinta Mati

Malam harinya, Tomi menikmati makan malam bersama keluarganya di ruang makan.

Mereka menyantap makan malam sederhana yang disajikan Bik Surti.

Hanya nasi anget, tahu tempe goreng tanpa tepung, tumis kacang panjang dan ayam goreng bumbu kunyit biasa. Selebihnya, Bik Surti hanya menggorengkan kerupuk udang yang dimasukkan ke dalam toples bening dan untuk cuci mulut ia siapkan juga buah melon potong.

"Setelah ini kalian istirahatlah, biar nanti merapihkan ruangan kerjamu besok saja Ibu yang urus dengan Bik Surti."

Kata Ibunya Tomi perhatian.

Melihat wajah Nilam yang pucat rasanya Ibunya Tomi juga jadi khawatir jika nanti menantunya itu kenapa-kenapa.

Ya, tentu saja untuk Ibunya Tomi, harapannya tak lama lagi Nilam bisa mengandung anak Tomi agar ia bisa segera mendapat cucu.

Karena Mona, kakak sulung Tomi sudah sepuluh tahun menikah hingga sekarang belum juga mendapat keturunan.

Padahal semua adik-adik Ibunya Tomi sudah menimang cucu, rasanya Ibunya Tomi juga ingin sekali bisa segera merasakannya.

Tapi...

Melihat kondisi Nilam sejak tadi seperti tak sehat, tentu saja membuat Ibunya Tomi jadi khawatir.

Nilam meletakkan sendok nya di atas piring dalam posisi tengkurap, menandakan ia sudah tak akan meneruskan makannya.

"Masih separuh lagi sayang, kenapa tidak dihabiskan?"

Tanya Tomi pada Nilam yang sebelumnya tak pernah melakukan hal demikian.

Nilam termasuk orang yang pantang sekali membuang makanan, setidak suka apapun ia pada makanan, ia tak akan pernah membuangnya, dan Nilam selalu menghabiskan makannya.

Namun hari ini...

Nilam tampak menggeleng.

"Kepalaku sakit sekali Bang, nanti sisa makanannya bilang pada Bik Surti untuk diberikan pada ayam jika ada tetangga yang memelihara."

Kata Nilam.

Lalu Nilam tampak bangun dari duduknya,

"Ibu, saya permisi ke kamar lebih dulu ya Bu."

Kata Nilam.

Ibunya Tomi mengangguk.

"Istirahatlah, jangan main hp, langsung tidur."

Kata Ibunya Tomi pada sang menantu.

Nilam mengangguk.

Tomi yang ingin segera menyusul sang isteri akhirnya terlihat terburu-buru makannya agar bisa segera habis.

Nilam berjalan menuju kamarnya, rasa tak enak itu muncul kembali saat melewati pintu ruangan yang akan menjadi kamar kerja Tomi di rumah.

Mengingat peristiwa sebelumnya di sana, sungguh membuat Nilam begitu tak nyaman.

"Nyonya."

Tiba-tiba Bik Surti mengagetkan Nilam.

Nilam menoleh pada Bik Surti yang tiba-tiba saja berada di belakangnya.

Bik Surti memberikan buntelan kain putih berukuran kecil kepada Nilam.

"Apa ini Bik?"

"Ditaruh di bawah bantal ya Nyonya."

Kata Bik Surti.

Nilam menatap Bik Surti, lalu kemudian menatap buntelan kain putih yang mengeluarkan aroma minyak misik.

"Ini untuk apa?"

Nilam yang sebelumnya tidak pernah tahu yang begitu-begitu terpaksa bertanya lagi.

"Biar Nyonya tidak diganggu, letakkan saja."

Kata Bik Surti.

"Bik, sebetulnya ada hantu kan di rumah ini? Iya kan Bik? Hantu none Belanda itu, aku melihatnya tadi, dia kan?"

Nilam mencecar Bik Surti.

Bik Surti menatap Nilam dengan iba.

Ia ingin mengatakan yang sebenarnya, tapi ia tak mau Nilam nanti semakin ketakutan.

"Tidak usah takut Nyonya, ada Bibik, pokoknya Nyonya ikuti saja yang Bibik katakan, letakkan itu di bawah bantal."

Nilam menghela nafas.

Jadi benar rumah ini berhantu, lalu bagaimana sekarang? Merengek pada Tomi agar pindah rumah saja atau bagaimana?

Ah...

Rasanya terlalu manja.

"Jika dia terus mengganggu bagaimana Bik?"

Nilam rasanya takut setengah mati.

Bik Surti baru akan bicara lagi, saat terdengar suara langkah dari gesekan sandal di lantai mendekat, Bik Surti akhirnya segera pamit.

"Jangan ada yang tahu."

Kata Bik Surti.

Nilam menganggukkan kepalanya.

Cepat ia memasukkan bungkusan kain itu ke dalam saku baju tidurnya.

Tampak Tomi muncul dari balik gordin pintu tengah rumah, yang memisahkan ruangan utama di mana ada dua kamar dan ruang tamu, dan ruangan belakang yang ada ruang makan, ruang TV, dua kamar yang salah satunya ditempati Ibunya Tomi, lalu kamar satunya kosong, ada dapur, kamar mandi dan satu kamar kecil lain untuk Bik Surti.

Bagian paling belakang rumah ada halaman yang atapnya terbuka untuk meletakkan mesin cuci, lalu untuk menjemur, ada satu set kursi kayu untuk duduk dekat kolam ikan di bawah pohon Jambu air.

"Katanya pusing, malah ngobrol sama Bik Surti."

Kata Tomi menghampiri Nilam.

Bik Surti sudah masuk ke ruang belakang.

Nilam memaksakan senyuman.

Tomi merangkul isterinya, membawanya ke kamar.

"Tidurlah, aku akan menjagamu sampai kamu lelap."

Kata Tomi sambil mendekati tas kerjanya dan mengeluarkan laptop.

Nilam naik ke tempat tidur, menata bantal, lalu menuruti Bik Surti meletakkan bungkusan kain di bawah bantal yang akan ia gunakan untuk tidur.

Ah, entahlah...

Entah apa maksud buntelan kain itu bisa menjaganya agar tak diganggu hantu saat tidur, tapi Nilam hanya berusaha menurut pada orangtua.

Ya, meskipun Bik Surti hanya asisten rumah tangga, tapi ia usianya hampir sebaya dengan Ibunya Nilam, jadi ia juga bisa dianggap orang tua, atau orang yang lebih tua, dan sudah semestinya kita orang yang lebih muda mendengar apa yang dituturkan orang yang lebih tua.

Selama itu nasehat yang baik, saran yang baik, masukan yang baik, dengarkan dan lakukan. Jika tak baik cukup diam saja dan tak usah mengajak debat.

Begitulah Nilam diajarkan orangtuanya sejak kecil.

Nilam tampak sudah berbaring di tempat tidur, saat kemudian Tomi menyusulnya sambil membawa laptop.

"Abang mau kerja? Tidak istirahat?"

Tanya Nilam.

Tomi tampak meletakkan laptopnya di atas kasur, lalu menarik selimut untuk menutupi sebagian tubuh sang isteri.

Mengusap wajahnya sebentar, lalu mencium pipi dan keningnya.

"Tidurlah, kalau kamu sudah tidur nanti aku akan tidur, aku hanya akan membaca beberapa email masuk saja."

Kata Tomi.

Nilam mengangguk, tangannya meraih tangan Tomi lalu menciumnya lembut.

"I love u."

Kata Nilam.

Tomi tersenyum.

"Me too."

Ucap Tomi.

Nilam menghela nafas, lalu memejamkan matanya pelahan.

Tomi duduk bersandar pada kepala dipan, selonjor memangku laptop yang mulai dibukanya.

Nilam tidur di sampingnya dalam posisi tidur miring menghadap ke arahnya.

Tomi mulai membuka laptop, menyalakannya, dan membuka beberapa email masuk yang belum sempat ia baca.

Sementara itu, di luar hujan telah lama berhenti, hanya tinggal sisa-sisa air hujan saja yang masih sesekali menetes dari ujung-ujung daun dan juga tepian genting.

Udara malam masih terasa lembab, angin yang bertiup sepoi-sepoi terasa begitu sejuk.

Sosok dengan gaun berenda melayang dari arah pohon besar di depan rumah Tomi dan Nilam tinggal.

Melayang lalu menembus ke dalam dinding kamar Tomi yang kini sedang serius memeriksa emailnya.

Lestari melihat Nilam yang kini tertidur pulas di samping titisan Damar.

Lestari cemberut, kesal rasanya mendapati mereka satu tempat tidur.

Lestari mendekati Tomi yang untuk Lestari dia tentu bukanlah Tomi, tapi titisan Damar, laki-laki yang membuatnya jatuh cinta secinta-cintanya hingga mati.

💦💦💦💦💦💦

Terpopuler

Comments

Alexandra Juliana

Alexandra Juliana

Semoga Tomi g terpengaruh atau bahkan terbuai sama hantu Lestari..Soalnya pasti Lestari melakukan segala cara utk mengganggu Nilam demi mendapatkan Tomi yg dia kira titisan Damar...

2022-12-19

0

Kiki Cahya

Kiki Cahya

aunty adekmu nakalll ,😁

2022-01-07

2

Susan

Susan

jangan nackhal Lestari...

2022-01-07

2

lihat semua
Episodes
1 1. Menatap Kalian
2 2. Tak Enak Hati
3 3. Kau Kah??
4 4. Jatuh Hati
5 5. Hantu Bucin
6 6. Cinta Mati
7 7. Terpana
8 8. Terhubung Dengan Masa Lalu
9 9. Lestari??
10 10. Cintaku Masih Sama
11 11. Gadis Pujaan Hati
12 12. Bunga Sedap Malam
13 13. Terasa Terhubung
14 14. Percayalah Ibu
15 15. Aku Harus Bagaimana
16 16. Perempuan Kedua
17 17. Kesaksian Pak Dadang
18 18. Cinta Tak Butuh Alasan
19 19. Amanah Yang Sulit
20 20. Hantu Lestari
21 21. Rencana Pengusiran Lestari
22 22. Teror Lestari
23 23. Kuburan Belanda
24 24. Hubungan Masa Lalu
25 25. Rumah Berdarah
26 26. Kisah Hantu Lestari
27 27. Kenyataan Pahit
28 28. Ayah VS Anak
29 29. Kabur
30 30. Penculikan
31 31. Kala Cinta Menggoda
32 32. Membelot
33 33. Menyusul Samsul
34 34. Tertangkapnya Damar
35 35. Pilihan Buruk
36 36. Akhir Perjalanan Lestari
37 37. Sebuah Catatan Lama
38 38. Kau Dari Masa Lalu
39 39. Masih Samar Untuk Tomi
40 40. Bertemu Kelompok Aneh
41 41. Siapa Pemuda Mirip Tomi
42 42. Ada Sebuah Rahasia
43 43. Makan Malam Keluarga
44 44. Apa Yang Tersembunyi
45 45. Aroma Bunga Sedap Malam
46 46. Kecurigaan Iwan
47 47. Sedikit Demi Sedikit
48 48. Satu Korban Jatuh
49 49. Jegeeeerrr
50 50. Ada Apa Dengan Mereka?
51 51. Laki-laki Berpakaian Hitam
52 52. Tersesat
53 53. Rumah Dan Kuburan
54 54. (Damar) Santoso Raharjo
55 55. Penggalan Peristiwa Masa Lalu
56 56. Pesaing Busuk
57 57. Hutang Maaf
58 58. Hadiah Di Tengah Malapetaka
59 59. Pertemuan
60 60. Kejujuran
61 61. The Ending
Episodes

Updated 61 Episodes

1
1. Menatap Kalian
2
2. Tak Enak Hati
3
3. Kau Kah??
4
4. Jatuh Hati
5
5. Hantu Bucin
6
6. Cinta Mati
7
7. Terpana
8
8. Terhubung Dengan Masa Lalu
9
9. Lestari??
10
10. Cintaku Masih Sama
11
11. Gadis Pujaan Hati
12
12. Bunga Sedap Malam
13
13. Terasa Terhubung
14
14. Percayalah Ibu
15
15. Aku Harus Bagaimana
16
16. Perempuan Kedua
17
17. Kesaksian Pak Dadang
18
18. Cinta Tak Butuh Alasan
19
19. Amanah Yang Sulit
20
20. Hantu Lestari
21
21. Rencana Pengusiran Lestari
22
22. Teror Lestari
23
23. Kuburan Belanda
24
24. Hubungan Masa Lalu
25
25. Rumah Berdarah
26
26. Kisah Hantu Lestari
27
27. Kenyataan Pahit
28
28. Ayah VS Anak
29
29. Kabur
30
30. Penculikan
31
31. Kala Cinta Menggoda
32
32. Membelot
33
33. Menyusul Samsul
34
34. Tertangkapnya Damar
35
35. Pilihan Buruk
36
36. Akhir Perjalanan Lestari
37
37. Sebuah Catatan Lama
38
38. Kau Dari Masa Lalu
39
39. Masih Samar Untuk Tomi
40
40. Bertemu Kelompok Aneh
41
41. Siapa Pemuda Mirip Tomi
42
42. Ada Sebuah Rahasia
43
43. Makan Malam Keluarga
44
44. Apa Yang Tersembunyi
45
45. Aroma Bunga Sedap Malam
46
46. Kecurigaan Iwan
47
47. Sedikit Demi Sedikit
48
48. Satu Korban Jatuh
49
49. Jegeeeerrr
50
50. Ada Apa Dengan Mereka?
51
51. Laki-laki Berpakaian Hitam
52
52. Tersesat
53
53. Rumah Dan Kuburan
54
54. (Damar) Santoso Raharjo
55
55. Penggalan Peristiwa Masa Lalu
56
56. Pesaing Busuk
57
57. Hutang Maaf
58
58. Hadiah Di Tengah Malapetaka
59
59. Pertemuan
60
60. Kejujuran
61
61. The Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!