2. Tak Enak Hati

"Bang, hp ku di mana ya?"

Nilam tampak sibuk mencari hp di tas tangannya.

Tomi yang semula akan pergi untuk mengangkut barang-barang lainnya terpaksa kembali ke kamarnya lagi, melewati hantu Lestari, menembus tubuh hantu yang masih berdiri di tengah pintu kamar Tomi dan Nilam yang daun pintunya terbuka.

"Ada apa sayang?"

Tanya Tomi menghampiri sang isteri.

Lestari melayang mengikuti Tomi mencoba kepo.

"Hp Bang, tadi perasaan di dalam tas, kok tidak ada ya."

Nilam seperti panik.

Tape? Hmm dia mencari tape. Batin Lestari.

"Mungkin di mobil tertinggal, aku carikan ya, kamu rehatlah."

Ujar Tomi.

Lestari menatap Tomi yang begitu perhatian pada Nilam, ia jadi cemburu melihat laki-laki yang wajahnya mirip sekali dengan kekasih hatinya itu begitu perhatian pada perempuan lain yang sibuk mencari tape.

Tomi akan kembali keluar kamar, manakala Bik Surti mengetuk daun pintu.

Meskipun posisi daun pintu kamar terbuka, sudah sewajarnya seorang asisten rumah tangga meminta ijin kepada majikannya untuk masuk ke ruang pribadi mereka.

Bik Surti tampak membawa nampan dengan dua gelas teh hangat.

"Ibu Tuan Tomi sedang mandi, tadi minta saya buatkan air teh dengan irisan jeruk lemon untuk Tuan Tomi dan Nyonya Nilam."

Kata Bik Surti pada Tomi.

"Iya Bik, letakkan saja di meja, Nilam biar minum lebih dulu, siapkan juga air hangat untuk nanti mandi isteri saya setelah Ibu ya Bik."

Pinta Tomi.

"Iya Tuan, siap."

Bik Surti mengangguk.

Bik Surti membawa nampan gelas teh dengan irisan jeruk lemon ke dalam kamar, saat akan masuk ia sempat melirik Lestari dan memberikan isyarat agar hantu itu jangan mengganggu.

Tapi hantu none Belanda itu tersenyum saja, seolah tak peduli isyarat yang diberikan Bik Surti.

Bik Surti menghela nafas saat dilihatnya Lestari melayang mengikuti Tomi keluar kamar dan berjalan keluar rumah.

"Bik..."

Panggilan Nilam tiba-tiba mengagetkan Bik Surti.

"Oh ya nyonya..."

Bik Surti tergopoh berjalan mendekati sang Nyonya muda yang cantik jelita.

Wajahnya mirip dengan artis cantik Putri Marino.

Nilam tampak duduk di tepi tempat tidur yang terbuat dari kayu dengan kasur busa biasa. Tempat tidur kayu dengan model lama yang di bagian kepala tempat tidurnya terdapat lemari kecil terbuat dari kaca. Kasurnya tampak rapi dibalut sprei batik bercorak burung merak warna biru kombinasi putih dan hitam.

Bik Surti meletakkan nampan dengan dua gelas teh hangat irisan jeruk lemon di atas meja kayu kecil dekat tempat tidur tak jauh dari Nilam duduk saat ini.

Aroma teh melati bercampur irisan lemon tercium begitu menyegarkan, Nilam meminta satu gelas untuk ia hirup.

Bik Surti membantu mengambilkannya untuk sang Nyonya, yang langsung menyambutnya dengan senyuman.

"Ada apa Nyonya? Apa perlu saya pijat? Sepertinya Nyonya kelelahan."

Kata Bik Surti.

Nilam tampak menghirup dalam-dalam aroma teh melati yang semakin nikmat karena bercampur irisan lemon tersebut.

Tampak ia kemudian menyeruputnya sedikit demi sedikit, mengurangi rasa lelah di tubuhnya.

"Bik Surti sudah lama mengurus rumah ini?"

Tanya Nilam sambil tetap memegangi gelas teh nya.

Bik Surti mengangguk.

"Sudah Nyonya, saya mengurus rumah ini sejak masih gadis, dulu Bapak dan Emak saya yang mengurus rumah ini, lalu akhirnya diturunkan pada saya."

Nilam mantuk-mantuk, lalu...

"Berarti sebelum rumah ini dimiliki Koperasi?"

Tanya Nilam.

Bik Surti mengangguk.

"Dulu ini tanah warisan yang terbengkalai puluhan tahun Nyonya, dulunya sempat berdiri rumah Belanda, lalu saat Jepang datang, rumah itu diruntuhkan. Berpuluh tahun tak ada yang mengurus, ada Tuan tanah dari Sumedang datang dan membangun rumah ini, lalu entah bagaimana ceritanya, rumah ini berpindah tangan pada salah satu keluarga jauh Bapak saya, rumah tidak ditempati, dibiarkan kosong dan hanya diurus oleh Bapak dan Emak saya, sampai kemudian rumah ini tiba-tiba disita, katanya jadi agunan di Koperasi, dan akhirnya jadi milik Koperasi karena katanya tidak laku masuk lelang sampai berkali-kali."

Nilam menghela nafas.

"Jadi dulu sempat berdiri rumah Belanda di tempat ini?"

Tanya Nilam dengan tatapan kosong dan suara yang semacam gumaman saja.

Bik Surti mengangguk.

"Dulunya kan di depan itu ada rel kereta api Nyonya, rel kereta untuk mengangkut Tebu, tak jauh dari sini ada pabrik gula, jadi kereta pengangkut tebu itu bolak balik di depan sana."

"Ooh begitu."

Nilam menghirup teh nya lagi, lalu kemudian ia menatap Bik Surti.

"Bik, maaf jika tidak sopan, boleh saya tanya?"

Nilam tampak hati-hati sekali takut menyinggung perasaan Bik Surti.

"Tidak apa-apa Nyonya, katakan saja, saya akan menjawab apapun pertanyaan nyonya jika memang saya mengerti jawabannya."

Kata Bik Surti membuat Nilam tampak lega.

"Bik Surti, apa di rumah ini atau di sekitar rumah ini ada hantu?"

Dan pertanyaan itu jelas sulit untuk dijawab Bik Surti.

Diiyakan akan bermasalah, tak diiyakan takutnya Bik Surti dianggap menutupi kebenaran.

"Saya entah kenapa merasakan ada perasaan tak enak sejak tiba di sini, dari pohon besar yang di depan rumah itu, sampai tadi masuk ke dalam rumah, saya merasa ada sesuatu yang ganjil. Saya tidak bisa melihat mereka Bik, tapi saya kadang sensitif dengan keberadaan mereka."

Kata Nilam tampak seperti takut.

Bik Surti menghela nafas.

Bingung harus menjawab apa sebaiknya.

Untunglah dalam kebingungan itu Ibu mertua Nilam muncul dan masuk ke dalam kamar, ia tampak segar habis mandi.

Dengan daster batik berwarna gelap dan rambut yang digulung handuk, Ibu mertua Nilam menghampiri sang menantu.

"Saya permisi dulu Nyonya, tadi Tuan Tomi meminta saya menyiapkan air hangat untuk Nyonya Nilam mandi."

Ujar Bik Surti tergopoh keluar, sungguh ia merasa memang harus cepat menghindari Nilam sebelum wanita itu bertanya lebih banyak yang makin sulit untuk dijawab.

"Tomi belum selesai memasukkan barang kalian?"

Ibunya Tomi melihat dua koper pakaian besar dan tiga tas jinjing serta satu koper ukuran kecil.

"Masih ada lima box di mobil, sedang diambil Bang Tomi dan driver Bu."

Kata Nilam.

Ibu Tomi mantuk-mantuk.

"Rumahnya nyaman, bangunannya memang ketinggalan jaman karena model lama, tapi rumah itu sebetulnya yang penting adalah yang menempati, jadi kamu tidak usah terlalu memikirkan rupa rumah ini."

Ujar ibunya Tomi.

Nilam mengangguk pelan, pura-pura mengiyakan saja apa yang dikatakan mertuanya.

Padahal, bukan itu masalahnya.

Tentu untuk Nilam sebetulnya yang paling penting adalah ada Tomi di sampingnya, tak peduli bagaimana rupa rumah yang mereka tempati yang penting ada Tomi.

Tapi...

Ini bukan soal rupa rumah, tapi suasana dan perasaan Nilam yang tak enak entah kenapa.

Ya, di saat mereka menjadi pengantin baru yang harus tinggal jauh dari keluarga, rumah yang mereka tempati pun rasanya seperti ada hantunya.

Itulah yang mengganggu perasaan Nilam.

Tapi, tentu saja Nilam tak bisa mengatakan apapun pada mertuanya.

Bagaimanapun mertua adalah mertua, tak akan bisa sebagaimana orangtua sendiri. Nilam tentu harus tetap menjaga tutur katanya, agar tak sampai dikira manja dan banyak tingkah.

💦 💦 💦 💦 💦

Terpopuler

Comments

Alexandra Juliana

Alexandra Juliana

Bi Surti bisa lihat hantu toh...

2022-12-14

0

Shely_03💜

Shely_03💜

bik Surti udah biasa sama Lestari☺

2022-07-24

1

Wulan Maryadi

Wulan Maryadi

lanjut baca penasaran SMA hantu lestari

2022-07-09

1

lihat semua
Episodes
1 1. Menatap Kalian
2 2. Tak Enak Hati
3 3. Kau Kah??
4 4. Jatuh Hati
5 5. Hantu Bucin
6 6. Cinta Mati
7 7. Terpana
8 8. Terhubung Dengan Masa Lalu
9 9. Lestari??
10 10. Cintaku Masih Sama
11 11. Gadis Pujaan Hati
12 12. Bunga Sedap Malam
13 13. Terasa Terhubung
14 14. Percayalah Ibu
15 15. Aku Harus Bagaimana
16 16. Perempuan Kedua
17 17. Kesaksian Pak Dadang
18 18. Cinta Tak Butuh Alasan
19 19. Amanah Yang Sulit
20 20. Hantu Lestari
21 21. Rencana Pengusiran Lestari
22 22. Teror Lestari
23 23. Kuburan Belanda
24 24. Hubungan Masa Lalu
25 25. Rumah Berdarah
26 26. Kisah Hantu Lestari
27 27. Kenyataan Pahit
28 28. Ayah VS Anak
29 29. Kabur
30 30. Penculikan
31 31. Kala Cinta Menggoda
32 32. Membelot
33 33. Menyusul Samsul
34 34. Tertangkapnya Damar
35 35. Pilihan Buruk
36 36. Akhir Perjalanan Lestari
37 37. Sebuah Catatan Lama
38 38. Kau Dari Masa Lalu
39 39. Masih Samar Untuk Tomi
40 40. Bertemu Kelompok Aneh
41 41. Siapa Pemuda Mirip Tomi
42 42. Ada Sebuah Rahasia
43 43. Makan Malam Keluarga
44 44. Apa Yang Tersembunyi
45 45. Aroma Bunga Sedap Malam
46 46. Kecurigaan Iwan
47 47. Sedikit Demi Sedikit
48 48. Satu Korban Jatuh
49 49. Jegeeeerrr
50 50. Ada Apa Dengan Mereka?
51 51. Laki-laki Berpakaian Hitam
52 52. Tersesat
53 53. Rumah Dan Kuburan
54 54. (Damar) Santoso Raharjo
55 55. Penggalan Peristiwa Masa Lalu
56 56. Pesaing Busuk
57 57. Hutang Maaf
58 58. Hadiah Di Tengah Malapetaka
59 59. Pertemuan
60 60. Kejujuran
61 61. The Ending
Episodes

Updated 61 Episodes

1
1. Menatap Kalian
2
2. Tak Enak Hati
3
3. Kau Kah??
4
4. Jatuh Hati
5
5. Hantu Bucin
6
6. Cinta Mati
7
7. Terpana
8
8. Terhubung Dengan Masa Lalu
9
9. Lestari??
10
10. Cintaku Masih Sama
11
11. Gadis Pujaan Hati
12
12. Bunga Sedap Malam
13
13. Terasa Terhubung
14
14. Percayalah Ibu
15
15. Aku Harus Bagaimana
16
16. Perempuan Kedua
17
17. Kesaksian Pak Dadang
18
18. Cinta Tak Butuh Alasan
19
19. Amanah Yang Sulit
20
20. Hantu Lestari
21
21. Rencana Pengusiran Lestari
22
22. Teror Lestari
23
23. Kuburan Belanda
24
24. Hubungan Masa Lalu
25
25. Rumah Berdarah
26
26. Kisah Hantu Lestari
27
27. Kenyataan Pahit
28
28. Ayah VS Anak
29
29. Kabur
30
30. Penculikan
31
31. Kala Cinta Menggoda
32
32. Membelot
33
33. Menyusul Samsul
34
34. Tertangkapnya Damar
35
35. Pilihan Buruk
36
36. Akhir Perjalanan Lestari
37
37. Sebuah Catatan Lama
38
38. Kau Dari Masa Lalu
39
39. Masih Samar Untuk Tomi
40
40. Bertemu Kelompok Aneh
41
41. Siapa Pemuda Mirip Tomi
42
42. Ada Sebuah Rahasia
43
43. Makan Malam Keluarga
44
44. Apa Yang Tersembunyi
45
45. Aroma Bunga Sedap Malam
46
46. Kecurigaan Iwan
47
47. Sedikit Demi Sedikit
48
48. Satu Korban Jatuh
49
49. Jegeeeerrr
50
50. Ada Apa Dengan Mereka?
51
51. Laki-laki Berpakaian Hitam
52
52. Tersesat
53
53. Rumah Dan Kuburan
54
54. (Damar) Santoso Raharjo
55
55. Penggalan Peristiwa Masa Lalu
56
56. Pesaing Busuk
57
57. Hutang Maaf
58
58. Hadiah Di Tengah Malapetaka
59
59. Pertemuan
60
60. Kejujuran
61
61. The Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!