Bab 19

Sudah lebih dari setengah jam Keisha dan Arya berada di atap Gedung. Posisi mereka juga masih belum berubah. Keisha masih membenamkan wajahnya di perpotongan leher Arya sedangkan tangan Arya masih melingkar di pundak Keisha.

Isak tangis Keisha memang sudah tidak terdengar, tetapi Keisha masih sesegukan. Arya belum ingin menjauhkan Keisha dari tubuhnya, ia ingin Keisha sendiri yang menarik dirinya sendiri dari dekapannya.

Tidak lama Arya merasakan pergerakan Keisha. Arya langsung menarik tangannya dari pundak Keisha dan mempertemukan pandangan mereka.

"Sudah merasa lebih baik?" tanya Arya.

Keisha menganggukkan kepalanya untuk merespon ucapan Arya.

"Baguslah! Jika lebih lama lagi kita di posisi seperti tadi mungkin tulang belakangku bisa patah." Arya merenggangkan otot-ototnya yang terasa kaku. Padahal ucapannya tidak benar, ia merasa baik-baik saja. Hanya saja ia sedang merasa kecewa karena Keisha menjauh dari tubuhnya.

"Maaf, pakaianmu jadi basah," ucap Keisha.

"Tidak masalah, aku bisa menyuruh asistenku untuk mencucinya," ucap Arya.

Hening dan rasa canggung mengambil alih suasana di antara mereka. Keduanya duduk dalam diam, hingga Keisha memilih untuk mengakhiri kesunyian itu.

"Terima kasih, kamu sudah mau menemaniku. Aku harus pulang sekarang." Keisha berdiri dengan ringisan di bibirnya. Karena terlalu lama duduk dengan menekuk kakinya, membuat lututnya terasa kaku.

"Hei, kamu baik-baik saja?" tanya Arya.

"Ya, lututku hanya terasa kaku," jawab Keisha.

"Aku akan mengantarmu pulang." Arya menyusul Keisha berdiri.

"Tidak perlu repot-repot. Aku bisa pulang sendiri. Lagi pula kamu tuan rumah di pesta, tidak baik jika kamu meninggalkan pesta begitu saja," tolak Keisha.

"Dalam keadaanmu yang seperti ini, aku tidak mungkin membiarkanmu pulang sendiri. Lagi pula pesta itu sudah tidak menyenangkan setelah kejadian tadi," ucap Arya.

"Maafkan aku. Karena aku sudah mengacaukan pestamu." Keisha berucap dengan wajah yang tertunduk.

"Kenapa harus kamu yang meminta maaf? Itu bukan salahmu," ucap Arya.

Arya kembali mendengar Keisha terisak dan ia sangat tidak menyukai itu.

"Sudahlah, ayo aku antar pulang," ajak Arya.

"Sepertinya cuaca juga sangat mendung. Bisa jadi sebentar lagi hujan akan turun." Arya melihat sekelebat cahaya putih seolah membelah langit dan setelahnya suara geledek terdengar menggelar.

"Tapi ...." Keisha masih merasa ragu untuk pulang bersama Arya.

"Aku harap kamu tidak keberatan jika aku mengantarmu pulang," ucap Arya.

Keisha menggelengkan kepalanya. "Jika itu tidak merepotkan dirimu."

"Tentu saja tidak," ucap Arya dengan senang hati.

"Ayo, di sini juga semakin dingin." Arya melepaskan jas yang dipakainya lalu menyampirkan ke pundak Keisha.

Kilat di langit makin sering muncul dan suara geledek juga makin sering terdengar. Keisha dan Arya bergegas pergi dari atap, tetapi ternyata hujan turun lebih cepat dari langkah mereka. Alhasil keduanya kehujanan.

Arya memegang pergelangan tangan Keisha, menariknya segera menuju pintu yang akan membawa mereka menuju bagian dalam gedung.

"Kenapa hujan turun tanpa permisi dulu?" Arya mengusap air hujan di wajahnya dan menggusar rambutnya ke belakang.

Arya merogoh saku celananya, ia menghubungi Tio, meminta pada asisten pribadinya untuk menjemput Keisha di basemen hotel.

"Ayo kita pergi dari sini. Kamu harus segera berganti baju," ajak Arya.

Keisha dan Arya masuk ke dalam lift yang akan mengantar mereka ke lantai paling bawah. Lift mulai bergerak turun. Keisha berdiri di pojok lift. Kedua tangannya menyilang dan terus mengusap-usap lengannya. Karena sempat kehujanan pakaian Keisha menjadi basah dan membuat tubuhnya terasa dingin.

Arya yang berdiri di pojok lift lainnya mencuri pandang pada Keisha. Ingin rasanya Arya memeluk tubuh Keisha agar bisa memberikan kehangatan pada wanita itu, tetapi sebisa mungkin Arya menahannya. Tidak mungkin dirinya sembarangan memeluk Keisha, mengingat Keisha bukan lagi seorang bayi kecil seperti dulu.

Lift berhenti bergerak, Arya langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain. Setelah lift terbuka Arya mengajak Keisha untuk keluar. Keluar lift mereka melihat Tio berdiri di samping mobil. Ternyata Tio sudah menunggu kedatangan mereka.

"Kamu masuklah lebih dulu," suruh Arya.

Keisha masuk ke mobil lebih dulu, sedangkan Arya menuju bagian belakang mobil. Sebelumnya Arya sudah meminta pada Tio untuk membuka bagasi. Arya mengambil handuk dari bagasi dan membawanya masuk ke mobil dan memberikannya kepada Keisha.

"Keringkan rambutmu dengan handuk ini," suruh Arya.

"Tio, kita ke rumah om Evano dulu," perintah Arya.

"Siap." Tio menyalakan mesin dan melajukan mobil meninggalkan basemen.

Mobil berwana putih melaju di tengah hujan deras. Hawa dinginnya menembus hingga ke dalam mobil. Keisha duduk di kursi penumpang belakang, tepat di samping Arya. Pandangannya mengadap ke depan, melihat windscreen yang bergerak naik turun untuk menyeka air hujan yang jatuh mengenai kaca mobil.

"Hacciih! Haccih!"

Keisha menoleh ke asal suara yang membuatnya merasa terkejut. Lebih terkejut lagi ternyata Arya tidak berhenti bersin.

"Kamu baik-baik saja?" tanya Keisha.

"Apa kamu melihat aku baik-baik saja?" tanya balik Arya.

Keisha mendengkus, ia merasa jika dirinya bertanya dengan baik-baik, tetapi jawaban yang Arya justru sangat terdengar sangat ketus.

"Dasar menyebalkan. Beberapa saat yang lalu sikapnya sangat baik padaku. Tapi sekarang sikapnya berubah lagi," batin Keisha.

Keisha memilih diam dan tidak peduli pada Arya yang terus saja bersin di sampingnya. Keisha duduk dengan pandangan menatap keluar mobil, menatap air yang turun dari langit.

Hujan masih turun dengan deras bahkan ketika mereka tiba di rumah. Bukan hanya hujan, Arya juga masih bersin, hidungnya juga nampak memerah.

"Terima kasih sudah mengantarku pulang." Keisha membuka pintu mobil, ia ingin turun, tetapi Keisha melihat Arya masih saja bersin-bersin. Merasa tidak tega, Keisha akhirnya mengajak Arya untuk ikut turun bersamanya.

"Ayo, ikutlah. Aku akan membuatkan teh hangat untukmu," ajak Keisha.

"Baiklah jika itu tidak merepotkan dirimu," ucap Arya.

Keisha dan Arya turun dari mobil melalui pintu yang berbeda. Kedua sama-sama masuk ke rumah. Kedatangan mereka ternyata sudah ditunggu oleh keluarga Keisha. Di saat mereka baru saja tiba di dalam rumah, mereka langsung disambut oleh Violetta.

"Keisha, kamu baik-baik saja, Nak?" Wajah Violetta terlihat begitu cemas, tetapi dirinya juga merasa sangat lega melihat Keisha baik-baik saja.

"Aku baik-baik saja, Mah," jawab Keisha.

"Kami khawatir pas kamu pergi dari pesta begitu saja," ucap Evano.

"Maaf, Pah, Mah, Keisha sudah membuat kalian merasa khawatir," ucap Keisha.

"Mamah benar-benar tidak habis pikir dengan perempuan itu. Dia bisa melakukan hal rendah seperti itu," ucap Violetta.

"Harusnya Mamah tidak merasa terkejut dengan itu. Dia saja bisa berbuat hal rendah dengan berhubungan dengan Miko di belakang Keisha. Pasti dia juga bisa melakukan hal lebih rendah lagi dari itu," ucap Kenzo.

"Hacciih! Hacciih!"

Suara bersin Arya membuat pembahasan mengenai Miko dan Arya berhenti. Keisha meminta pada Arya masuk ke rumah dan mempersilahkan Arya untuk duduk di ruang tengah.

"Bibi, tolong ambilkan handuk dan berikan pada pak Arya," suruh Keisha.

"Baik, Non," ucap Bibi.

"Aku ke dapur dulu." Keisha izin pada keluarganya untuk pergi ke dapur, untuk membuatkan teh hangat untuk Arya.

Keisha melepaskan jas milik Arya yang ia pakai di tubuhnya, lalu meletakkannya di meja dapur. Lemari kabinet Keisha buka untuk mengambil cangkir dari dalamnya. Sambil menunggu air yang ia masak mendidih, Keisha lebih dulu memasukan gula ke cangkir. Namun, karena terburu-buru Keisha sampai tidak melihat jika yang ia masukan bukanlah gula, melainkan garam.

Terpopuler

Comments

Ds Phone

Ds Phone

habis lah orang minum

2025-03-18

0

༄༅⃟𝐐 ˙⁠❥YanG💋 👉🏻H14T

༄༅⃟𝐐 ˙⁠❥YanG💋 👉🏻H14T

kira² reaksi Arya gimna tuh 🤭🙈🤣

2023-11-05

1

Sulati Cus

Sulati Cus

jgn2 si miko yg mandul

2022-08-22

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Perdebatan Di Pagi Hari
58 Kewaspadaan Keisha
59 Perjuangan Keisha
60 Perjuangan Keisha 2
61 Sebuah Kejutan
62 Kepercayaan
63 Malam Yang Dingin
64 Sebuah Harapan
65 Kesabaran Keisha
66 Hal Yang Tidak Terduga
67 Kejutan Besar
68 Kejutan Besar 2
69 Keisha Vs Selly
70 Keyakinan Keisha
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Chapter 94
95 Bab 95
96 Chapter 96
97 Chapter 97
98 Chapter 98
99 Chapter 99
100 Chapter 100
101 Chapter 101
102 Chapter 102
103 Chapter 103
104 Chapter 104
105 Chapter 105
106 Chapter 106
107 Chapter 107
108 Chapter 108
109 Chapter 109
110 Chapter 110
111 Chapter 111
112 Chapter 112
113 Chapter 113
114 Chapter 114
115 Chapter 115
116 Chapter 116
117 Chapter 117
118 Chapter 118
119 Chapter 119
120 Chapter 120
121 Chapter 121
122 Chapter 122
123 Chapter 123
124 Chapter 124
125 Chapter 125 (End)
126 Bonus Chapter
127 Bonus Chapter
128 Promosi
129 PBU Season 2 Chapter 1
130 Chapter 2
131 Chapter 3
132 Chapter 4
133 Chapter 5
134 Chapter 6
135 Chapter 7
136 Chapter 8
137 Pengumuman
138 Pengumuman
139 Promosi Karya
Episodes

Updated 139 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Perdebatan Di Pagi Hari
58
Kewaspadaan Keisha
59
Perjuangan Keisha
60
Perjuangan Keisha 2
61
Sebuah Kejutan
62
Kepercayaan
63
Malam Yang Dingin
64
Sebuah Harapan
65
Kesabaran Keisha
66
Hal Yang Tidak Terduga
67
Kejutan Besar
68
Kejutan Besar 2
69
Keisha Vs Selly
70
Keyakinan Keisha
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Chapter 94
95
Bab 95
96
Chapter 96
97
Chapter 97
98
Chapter 98
99
Chapter 99
100
Chapter 100
101
Chapter 101
102
Chapter 102
103
Chapter 103
104
Chapter 104
105
Chapter 105
106
Chapter 106
107
Chapter 107
108
Chapter 108
109
Chapter 109
110
Chapter 110
111
Chapter 111
112
Chapter 112
113
Chapter 113
114
Chapter 114
115
Chapter 115
116
Chapter 116
117
Chapter 117
118
Chapter 118
119
Chapter 119
120
Chapter 120
121
Chapter 121
122
Chapter 122
123
Chapter 123
124
Chapter 124
125
Chapter 125 (End)
126
Bonus Chapter
127
Bonus Chapter
128
Promosi
129
PBU Season 2 Chapter 1
130
Chapter 2
131
Chapter 3
132
Chapter 4
133
Chapter 5
134
Chapter 6
135
Chapter 7
136
Chapter 8
137
Pengumuman
138
Pengumuman
139
Promosi Karya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!