Bab 13

Waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam. Harusnya Keisha sudah tiba di rumahnya, tetapi dirinya masih terjebak di jalan. Bukan terjebak dalam kemacetan, melainkan karena mobilnya tiba-tiba saja bermasalah, mobilnya mendadak mati.

Sudah berulang kali Keisha mencoba men-starter mobilnya. Namun hasilnya nihil, mobilnya tetap tidak mau menyala.

"Ya ampun, ada apa dengan mobil ini?" gerutu Keisha.

Keisha turun dari mobil lalu membuka kap depan mobilnya. Ia mencoba memeriksa mesin mobilnya, tetapi sayangnya dirinya tidak tahu apa-apa mengenai mesin.

"Ck, bagaimana ini?" decak Keisha.

Keisha melihat kondisi tempat di sekitarnya, sangat sepi. Bahkan nyaris tidak ada kendaraan yang lewat. Bukan hanya itu saja, cuaca saat itu juga terlihat mendung, membuat malam semakin terlihat sangat gelap. Keisha sedikit merinding, takut jika ada sesuatu yang buruk nantinya.

"Aku telepon sopir saja di rumah," pikir Keisha.

Keisha kembali ke dalam mobil, ia merogoh tas untuk mengambil telepon genggamnya. Namun, sayang, ternyata ponselnya mati. Keisha menepuk keningnya sendiri, karena sibuk mengurusi pesanan, dirinya sampai lupa mengisi daya ponselnya.

"Ya ampun, bagaimana ini?" Keisha benar-benar merasa putus asa saat itu.

Berulang kali Keisha melihat ke sana ke mari berharap ada kendaraan lain yang lewat. Setelah menunggu beberapa saat Keisha tidak mendapati kendaraan lain yang lewat.

"Ck, apa aku jalan saja ya? Mungkin di depan sana aku akan menemukan orang yang bisa aku mintain tolong," pikir Keisha.

Mungkin itu lebih baik, daripada harus duduk diam menunggu tanpa kejelasan.

Keisha keluar dari mobilnya, ia berjalan kembali ke arah cafe-nya. Di sana dirinya akan menemukan banyak taksi. Baru saja beberapa langkah, hujan tiba-tiba saja turun. Keisha berlari kembali ke mobilnya. Mobil mogok, ponsel mati, dan hujan, Keisha merasa lengkap sudah penderitaannya malam itu.

Keisha duduk diam di dalam mobil Ia membuka kaca di sampingnya agar udara bisa masuk, tetapi justru hawa dingin langsung menyerang tubuhnya.

"Ya ampun, dingin sekali." Keisha menggosok-gosokkan telapak tangannya. Setelah itu keisha mengambil sweater yang ada di bangku penumpang belakang lalu memakainya.

"Kapan hujannya akan berhenti?" Keisha sangat berharap hujan akan segera berhenti.

Keisha merasa hampir putus asa, saat tidak ada tanda-tanda hujan akan berhenti. Dalam keadaan Keisha yang hampir putus asa, sorot lampu mobil terlihat dari kaca spion mobilnya.

Segera Keisha menyumbulkan kepalanya, ia tidak peduli saat kepalanya terkena air hujan. Tangannya juga Keisha keluarkan agar orang yang ada di dalam mobil melihat dirinya. Keisha merasa lega saat mobil itu berhenti.

Kerutan muncul di antara alisnya saat melihat mobil itu berhenti, tetapi belum ada yang keluar dari mobil itu.

"Masa iya, itu mobil hantu?" Keisha merasa dirinya begitu konyol saat itu.

Beberapa saat kemudian, Keisha melihat pintu mobil di sampingnya mulai terbuka. Ia merasa penasaran siapa orang yang ada di dalam mobil itu. Mata Keisha menyipit untuk mempertajam penglihatannya.

Mata Keisha melihat kaki keluar dari mobil itu. Melihat dari model sepatunya, Keisha bisa menebak jika orang itu adalah laki-laki.

"Laki-laki? Ya Tuhan, semoga dia bukan orang yang jahat," harap Keisha.

"Kamu bukannya wanita galak si pemilik cafe itu?"

Kepala Keisha mendongak saat mendengar suara yang menurutnya familiar. Keisha jelas mengenal pria yang sekarang berdiri di hadapannya dengan memegang payung.

"Anda, Pak Arya!" Keisha merasa lega, meskipun bertemu kembali dengan orang yang menyebalkan, tetapi setidaknya bukan orang yang jahat.

"Apa yang sedang kamu lakukan di sini tengah malam seperti ini?" tanya Arya.

"Aku mau pulang, tapi tiba-tiba saja  mobilku mogok," jawab Keisha.

"Kenapa kamu tidak menelpon seseorang, ketimbang harus berada di tengah hujan seperti ini," ucap Arya.

"Aku pasti akan melakukannya, jika saja ponselku tidak kehabisan baterai," ucap Keisha.

"Ayo ikut," ajak Arya.

"Ke mana?" tanya Keisha.

"Kita bisa ke hotel kalau kamu mau," goda Arya yang membuat Keisha mendengkus kesal.

"Jangan tujukkan wajahmu yang seperti itu. Itu sangat menyeramkan," ledek Arya.

Wajah Keisha terlihat memberengut, karena Arya meledeknya.

"Ayo, aku antar pulang. Aku akan menelpon seseorang untuk mengurusi mobilmu," ucap Arya.

"Kamu serius?" Keisha menatap Arya dengan tatapan curiga.

"Jika kamu tidak mau ikut aku dan memilih untuk tetap di sini, silahkan!" Arya berbalik dan ingin meninggalkan Keisha. Namun, langkahnya terhenti saat Keisha memanggilnya, seringai muncul di bibir ada Arya.

"Tunggu!" cegah Keisha.

Keisha langsung keluar dari mobilnya untuk mencegah Arya pergi. Saking terburu-buru Keisha sampai tidak peduli dengan dirinya yang kehujanan.

"Oke aku ikut denganmu," ucap Keisha.

Arya berdehem sebelum berbalik, ia berdiri menatap Keisha. Matanya terbelalak saat melihat Keisha kehujanan.

"Apa yang kamu lakukan?" Arya berjalan mendekat ke arah Keisha, berbagi payungnya dengan Keisha.

"Ayo masuk ke mobil," ajak Arya.

Keisha sudah berada di dalam satu mobil bersama Arya. Iya terkejut saat tiba-tiba Arya menggosok rambutnya yang basah dengan handuk.

"Keringkan rambutmu atau kamu akan sakit nanti." Arya terus menggosok rambut dengan handuk kecil.

"Terima kasih." Keisha mengambil handuk dari tangan Arya, ia memilih untuk mengeringkan rambutnya sendiri.

"Di mana rumahmu?" tanya Arya.

"Apa?" Keisha fokus pada rambutnya yang basah hingga tidak fokus pada pertanyaan yang Arya lontarkan.

Arya terlihat memutar bola matanya. "Aku bertanya di mana rumahmu?"

"Oh, rumahku ada di komplek perumahan Green Forest," jawab Keisha.

"Baiklah, Tio kita ke Green Forest," perintah Arya.

"Beres," sahut Tio.

Keisha merasakan pergerakan dari mobil Arya. Ia bersyukur dirinya sudah tidak sendiri di jalanan, di tengah malam yang diguyur hujan deras.

"Terima kasih sebelumnya karen sudah bersedia menolongku," ucap Keisha.

"Aku harus melakukan itu. Jika tidak, bagaimana besok kamu akan menyiapkan makanan yang sudah aku pesan di cafe-mu," ucap Arya.

Jadi dia tidak ikhlas membantuku.

Keisha memilih untuk diam, jika terus meladeni Arya bisa dipastikan jika dirinya akan naik darah. Lagi pula Keisha masih menumpang di mobilnya, jika terus saja berdebat dengan Arya, Keisha takut Arya akan menurunkan dirinya.

Hening mengambil alih suasana di antara mereka. Arya memilih duduk dengan menyandarkan kepalanya ke punggung kursi. Matanya terpejam dengan tangan yang melipat di dadanya.

Keisha sendiri memilih untuk melihat ke jendela yang ada di sampingnya, ia melihat pemandangan malam sehabis diguyur oleh hujan. Namun, sesekali Keisha mencuri pandang ke Arya. Ia kembali mengingat perkataan ibunya yang menceritakan semua tentang Arya. Keisha merasa tidak percaya jika orang seperti Arya memiliki kehangatan untuk anak kecil. Rerenungan Keisha buyar saat merasakan mobilnya berhenti bergerak ternyata dia sudah sampai perumahan Green Forest

"Yang mana rumahmu?" tanya Arya.

"Ada di sebelah sana, lurus lalu belok ke kiri," jawab Keisha.

"Baik, Nona." Tio kembali melajukan mobilnya, ia mengikuti jalan yang Keisha arahkan.

Tidak lama setelahnya Keisha meminta Tio untuk menghentikan laju mobilnya.

"Sudah sampai. Ini rumahku." Keisha menunjuk rumah bercat putih yang ada di sebelah kanannya.

"Ini rumahmu?" tanya Arya.

"Iya, ini rumahku," jawab Keisha.

"Tunggu! Ada hubungan apa kamu dengan keluarga om Evano?" tanya Arya.

"Emmmm, beliau nama papaku," jawab Keisha.

"Benarkah?" tanya Arya yang langsung dianggukki cepat oleh Keisha.

"Jadi kamu adiknya Kenzo dan Kenzi?" Arya bertanya sekali lagi dan Keisha kembali menganggukkan kepalanya.

"Wow, ini sungguh kejutan," seru Arya.

Tanpa Keisha duga, Arya memeluk tubuhnya.

Eh?

Terpopuler

Comments

Ds Phone

Ds Phone

ada apa

2025-03-17

0

Jana

Jana

jodoh yg dari orok ya Arya 🤣🤭

2023-07-04

1

Kusii Yaati

Kusii Yaati

Arya kok main peluk peluk sih,aq juga mau mumpung di sini juga habis hujan😜🤣

2023-06-27

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Perdebatan Di Pagi Hari
58 Kewaspadaan Keisha
59 Perjuangan Keisha
60 Perjuangan Keisha 2
61 Sebuah Kejutan
62 Kepercayaan
63 Malam Yang Dingin
64 Sebuah Harapan
65 Kesabaran Keisha
66 Hal Yang Tidak Terduga
67 Kejutan Besar
68 Kejutan Besar 2
69 Keisha Vs Selly
70 Keyakinan Keisha
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Chapter 94
95 Bab 95
96 Chapter 96
97 Chapter 97
98 Chapter 98
99 Chapter 99
100 Chapter 100
101 Chapter 101
102 Chapter 102
103 Chapter 103
104 Chapter 104
105 Chapter 105
106 Chapter 106
107 Chapter 107
108 Chapter 108
109 Chapter 109
110 Chapter 110
111 Chapter 111
112 Chapter 112
113 Chapter 113
114 Chapter 114
115 Chapter 115
116 Chapter 116
117 Chapter 117
118 Chapter 118
119 Chapter 119
120 Chapter 120
121 Chapter 121
122 Chapter 122
123 Chapter 123
124 Chapter 124
125 Chapter 125 (End)
126 Bonus Chapter
127 Bonus Chapter
128 Promosi
129 PBU Season 2 Chapter 1
130 Chapter 2
131 Chapter 3
132 Chapter 4
133 Chapter 5
134 Chapter 6
135 Chapter 7
136 Chapter 8
137 Pengumuman
138 Pengumuman
139 Promosi Karya
Episodes

Updated 139 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Perdebatan Di Pagi Hari
58
Kewaspadaan Keisha
59
Perjuangan Keisha
60
Perjuangan Keisha 2
61
Sebuah Kejutan
62
Kepercayaan
63
Malam Yang Dingin
64
Sebuah Harapan
65
Kesabaran Keisha
66
Hal Yang Tidak Terduga
67
Kejutan Besar
68
Kejutan Besar 2
69
Keisha Vs Selly
70
Keyakinan Keisha
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Chapter 94
95
Bab 95
96
Chapter 96
97
Chapter 97
98
Chapter 98
99
Chapter 99
100
Chapter 100
101
Chapter 101
102
Chapter 102
103
Chapter 103
104
Chapter 104
105
Chapter 105
106
Chapter 106
107
Chapter 107
108
Chapter 108
109
Chapter 109
110
Chapter 110
111
Chapter 111
112
Chapter 112
113
Chapter 113
114
Chapter 114
115
Chapter 115
116
Chapter 116
117
Chapter 117
118
Chapter 118
119
Chapter 119
120
Chapter 120
121
Chapter 121
122
Chapter 122
123
Chapter 123
124
Chapter 124
125
Chapter 125 (End)
126
Bonus Chapter
127
Bonus Chapter
128
Promosi
129
PBU Season 2 Chapter 1
130
Chapter 2
131
Chapter 3
132
Chapter 4
133
Chapter 5
134
Chapter 6
135
Chapter 7
136
Chapter 8
137
Pengumuman
138
Pengumuman
139
Promosi Karya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!