Bab 14

Keisha terkejut saat tiba-tiba Arya memeluk dirinya. Rasanya aneh dan tidak nyaman.

"Jadi kamu bayi kecil yang dulu sangat menggemaskan itu?" Arya masih memeluk Keisha.

Keisha benar-benar sudah tidak bisa menahan rasa tidak nyaman itu.

"Maaf saya bukan bayi lagi. Dan kamu juga bukan anak kecil lagi, kita sudah sama-sama dewasa. Jadi ... saya minta tolong jangan memelukku sembarangan." Keisha menjauhkan Arya dari tubuhnya.

"Oh, Maaf." Arya merasa tidak enak hati sendiri. Sejujurnya dirinya tidak sengaja memeluk Keisha. Hanya saja saat ia tahu Keisha adalah bayi imut yang dulu sangat ia sukai, membuatnya tidak bisa menahan diri untuk memeluk Keisha.

"Baiklah ini sudah malam. Saya berterima kasih untuk tumpangannya. Saya permisi." Keisha membuka pintu mobil dan menutupnya kembali. Setelah berada di luar mobil, Keisha melangkah masuk ke dalam rumah tanpa bicara sepatah kata pun atau bahkan menoleh ke Arya.

Sementara itu di dalam mobil Arya masih memperhatikan Keisha. Ada senyuman penuh arti yang terlukis di bibir Arya saat melihat peri kecilnya sudah tumbuh menjadi gadis dewasa.

"Tio, Kita pulang sekarang!" perintah Arya.

"Baik, Pak." Tio kembali melajukan mobilnya meninggalkan tempat itu.

Ketika mobil melaju Arya masih memperhatikan Keisha sampai bayangan Keisha lenyap dari pandangannya.

*****

Keisha masuk ke dalam rumahnya ternyata kedua orang tuanya masih menunggu dirinya di ruang tamu.

"Ya ampun Keisha, kenapa kamu baru pulang jam segini? Kamu ke mana saja?

Papa sama Mama khawatir. Papa menghubungi ponselmu, tetapi nomormu tidak bisa dihubungi." Evano mencecar begitu banyak pertanyaan kepada Keisha.

"Maaf, Pah. Tadi mobil Keisha tiba-tiba mogok dan ponsel Keisha juga mati. Jadi saya tidak bisa menghubungi siapa pun," jawab Keisha.

"Lalu kamu pulang naik apa tadi?" tanya Violetta.

"Tadi kebetulan Keisha bertemu dengan Arya. Dia yang memberi tumpangan kepada Keisha," jawab Keisha.

"Lalu di mana dia sekarang?" tanya Violetta.

"Iya mungkin sudah pulang," jawab Keisha.

"Kenapa tidak disuruh mampir lebih dulu tanya Evano?

"Pah, ini kan sudah malam jadi tidak baik jika ada orang yang bertamu di jam segini," jelas Keisha.

"Ya, kamu benar juga," ucap Evano.

"Ya sudah, Keisha ke kamar dulu ya, Pah, Mah. Keisha lelah ingin beristirahat. Dan besok juga Keisha ada banyak pekerjaan," pamit Keisha.

"Ya, Sayang. Selamat malam." Evano mengecup kening Keisha.

"Selamat malam, Pah, Mah," balas Keisha.

Keisha melangkah ke kamarnya. Langkahnya begitu berat karena merasa sangat lelah. Sampai di dalam kamarnya, Keisha menjatuhkan tubuhnya di atas tempat tidur. Rasa lelah yang begitu terasa membuat mata Keisha tertidur dengan sendirinya.

Keesokan harinya Keisha terbangun, seperti ada sesuatu yang mengenai wajahnya. Keisha mulai membuka matanya. Namun, kembali terpejam saat sorot dari sinar matahari tepat mengenai wajahnya.

Keisha bangun dan mengambil posisi duduk. Ia mengucek matanya menggunakan punggung tangannya lalu mengedipkan matanya beberapa kali agar matanya bisa beradaptasi dengan cahaya yang ada di tempat itu.

Saat matanya terbuka dengan sempurna Keisha nampak bingung. Ia merasa tidak sadar kenapa dirinya masih memakai pakaian kerjanya.

"Ya, ampun. Aku lupa, semalam pasti aku ketiduran," ucap Kaisha.

"Aww!" Saat akan bangun Keisha merasakan sakit di kepalanya, mungkin karena semalam kehujanan.

Keisha memutuskan untuk bangun dan berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Karena kalah oleh rasa lelah, semalam Keisha langsung tertidur tanpa berganti pakaian.

Setelah menanggalkan semua pakaiannya, Keisha melangkah ke tempat mandi. Kran air Keisha nyalakan ke mode hangat. Tidak berselang lama air hangat keluar dari shower yang ada di atasnya.

Selesai mandi Keisha keluar dari kamar mandi. Ia melangkah menuju lemari pakaian dan mengambil satu setel pakaian santai.

Waktu masih menunjukan pukul 7 pagi, Keisha masih memiliki waktu satu jam untuk bersantai. Setelah itu dirinya harus segera menunju tempat diadakannya pesta ulang tahun Arya.

Mengingat nama laki-laki itu, Keisha kembali teringat akan Arya yang memeluknya. Kenapa laki-laki bisa sembarang memeluk seorang perempuan.

"Pasti dia itu playboy," batin Keisha.

Keisha keluar dari kamarnya untuk sarapan bersama dengan kedua orang tuanya. Saat sedang berjalan di anak tangga, samar-samar Keisha mendengar suara tawa kedua orang tuanya. Keisha merasa penasaran, ia berjalan lebih cepat ke asal suara itu. Keisha mendapati kedua orang tuanya yang duduk di ruang tengah bersama Arya.

"Dia sedang apa di sini?" Keisha bertanya pada dirinya sendiri.

Dari pada merasa penasaran Keisha memutuskan untuk bergabung bersama kedua orang tuanya. Namun, rasa canggung pada Arya menahan langkahnya. Keisha ingin pergi dari tempat itu, tetapi ternyata ibunya lebih dulu melihatnya.

"Keisha kamu sudah bangun, Nak," ucap Violetta.

Keisha berbalik menatap ibunya. Ia mengangguk untuk merespon perkataan ibunya.

"Kebetulan, ini Arya datang. Dia ingin bertemu denganmu," ucap Violetta.

"Kami sudah bertemu beberapa kali kok, Mah." Keisha mencoba menolak dengan cara halus.

"Iya, Mamah tahu. Tapi sebelumnya kalian belum saling kenal, 'kan?" ucap Violetta.

"Sini, Nak," suruh Evano.

Keisha tidak bisa menolak perintah kedua orang tuanya. Akhirnya Keisha melangkah ke ruang tengah, ia duduk di sofa single di sebelah sofa yang diduduki oleh Arya.

"Keisha, sebelumnya Mama pernah menceritakan tentang Arya kepadamu, 'kan?" ucap Violetta.

"Iya, Mah. Keisha masih ingat," sahut Keisha.

"Dia datang ke sini untuk menemui —" Sebelum Violetta menyelesaikan ucapannya Arya lebih dulu memotongnya.

"Aku ke sini untuk bertemu dengan om Evano dan juga tante Violetta," sela Arya.

"Mamah mendengarnya, 'kan? Dia datang ke sini untuk menemui kalian, bukan menemui Keisha," ucap Keisha.

"Kami sudah bertemu dengannya. Jadi Keisha ... tolong ajak Arya untuk melihat lihat rumah kita ini. Papa dan Mama mau sarapan, kami sudah lapar," ucap Evano.

"Kenapa kalian tidak sekalian saja ajak dia untuk sarapan, Pah?" Keisha masih mencari alasan agar tidak berdekatan dengan Arya.

"Tidak, aku sudah sarapan," tolak Arya.

"Kamu dengarkan, Keisha. Jadi ajaklah dia untuk melihat-lihat rumah kita ini," suruh Violetta.

"Tapi, Mah ... aku juga ingin sarapan," tolak Keisha.

"Begini saja, Mama akan menyuruh Bibi untuk membawakan sarapan untuk kalian ke ke taman belakang," usul Violetta.

Keisha berdecak, ia merasa sudah tidak memiliki alasan lagi untuk menolak kedua orang tuanya. Akhirnya Keisha mengalah dan mau menerima perintah dari mereka.

"Baiklah, terserah kalian saja." Keisha mendesah pasrah.

"Baguslah kalau begitu," ucap Evano.

Pandangan Evano mengarah kepada Arya. "Silakan Arya, pergilah bersama Keisha untuk melihat-lihat rumah om ini," ucap Evano.

"Baik, Om?" ucap Arya.

"Ayo, ikutlah denganku. Kita ke taman belakang saja," ajak Keisha yang langsung dianggukki di oleh Arya.

Keisha dan Arya berjalan bersebelahan menuju taman belakang. Keisha mengajak Arya untuk duduk di gazebo yang ada di samping kolam berenang. Keduanya duduk saling berhadapan. Hening mengambil alih suasana di antara mereka, hingga Arya memutuskan untuk memecah keheningan itu.

"Aku tahu kamu merasa kesal padaku. Karena aku memelukmu semalam. Aku sungguh minta maaf," ucap Arya.

Keisha merasa terkejut saat mendengar kata 'maaf' keluar dari mulut seorang Arya. Keisha mengira seorang Arya tidak akan pernah bisa meminta maaf, mengingat sikap Arya yang terkesan urakan.

"Hmmm," guman Keisha.

"Oh ya, boleh aku bertanya sesuatu padamu?" tanya Arya.

"Ya silakan." Keisha menjawab dengan rasa malas.

"Apa kamu belum menikah?" tanya Arya.

Ucapan Arya seperti sebuah hantaman besar yang tepat mengenai dadanya, membuat dadanya kembali merasakan sesak.

"Kenapa dia harus bertanya tentang pernikahanku?" batin Keisha.

Arya melihat perubahan raut wajah Keisha. Ada rasa kesal bercampur kesedihan di wajah Keisha. Melihat itu Arya menjadi tidak enak hati sendiri. "Maaf jika pertanyaanku sudah menyinggungmu."

"Apa kedua orang tuaku tidak memberitahumu?" tanya Keisha.

"Memberitahu apa?" Arya nampak bingung.

"Aku baru bercerai sekitar dua bulan lalu," ungkap Keisha.

"Hah, apa? Bercerai? Kenapa?" Arya sangat terkejut mendengar apa yang baru saja Keisha ungkap.

Keisha tidak menjawab pertanyaan Arya, ia terlalu sakit untuk kembali mengingat penyebab perceraiannya dengan Miko. Cairan bening terus saja mengalir dari matanya, meskipun ia sudah mencoba untuk menahannya.

"Kei ...." Arya tidak tega melihat kesakitan yang terlihat di wajah Keisha, ia mengulurkan tangannya untuk mengusap air mata yang ada di pipi Keisha, membuat Keisha terkejut.

"Siapa laki-laki yang sudah berani menyakitimu? Aku pasti akan memberinya pelajaran," ucap Arya.

Terpopuler

Comments

Sulis Tyawati

Sulis Tyawati

ikkhhhh begonya Kaisha msh aja nangis. laki2 dan sahabat g guna gitu ngapain msh d tangisi. buang2 energi aja

2025-03-23

0

Ramli Jengka6

Ramli Jengka6

oh soswiit banget

2023-07-24

0

Keisha

Keisha

sweet banget sih 🤭🤭🤭

2023-06-30

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Perdebatan Di Pagi Hari
58 Kewaspadaan Keisha
59 Perjuangan Keisha
60 Perjuangan Keisha 2
61 Sebuah Kejutan
62 Kepercayaan
63 Malam Yang Dingin
64 Sebuah Harapan
65 Kesabaran Keisha
66 Hal Yang Tidak Terduga
67 Kejutan Besar
68 Kejutan Besar 2
69 Keisha Vs Selly
70 Keyakinan Keisha
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Chapter 94
95 Bab 95
96 Chapter 96
97 Chapter 97
98 Chapter 98
99 Chapter 99
100 Chapter 100
101 Chapter 101
102 Chapter 102
103 Chapter 103
104 Chapter 104
105 Chapter 105
106 Chapter 106
107 Chapter 107
108 Chapter 108
109 Chapter 109
110 Chapter 110
111 Chapter 111
112 Chapter 112
113 Chapter 113
114 Chapter 114
115 Chapter 115
116 Chapter 116
117 Chapter 117
118 Chapter 118
119 Chapter 119
120 Chapter 120
121 Chapter 121
122 Chapter 122
123 Chapter 123
124 Chapter 124
125 Chapter 125 (End)
126 Bonus Chapter
127 Bonus Chapter
128 Promosi
129 PBU Season 2 Chapter 1
130 Chapter 2
131 Chapter 3
132 Chapter 4
133 Chapter 5
134 Chapter 6
135 Chapter 7
136 Chapter 8
137 Pengumuman
138 Pengumuman
139 Promosi Karya
Episodes

Updated 139 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Perdebatan Di Pagi Hari
58
Kewaspadaan Keisha
59
Perjuangan Keisha
60
Perjuangan Keisha 2
61
Sebuah Kejutan
62
Kepercayaan
63
Malam Yang Dingin
64
Sebuah Harapan
65
Kesabaran Keisha
66
Hal Yang Tidak Terduga
67
Kejutan Besar
68
Kejutan Besar 2
69
Keisha Vs Selly
70
Keyakinan Keisha
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Chapter 94
95
Bab 95
96
Chapter 96
97
Chapter 97
98
Chapter 98
99
Chapter 99
100
Chapter 100
101
Chapter 101
102
Chapter 102
103
Chapter 103
104
Chapter 104
105
Chapter 105
106
Chapter 106
107
Chapter 107
108
Chapter 108
109
Chapter 109
110
Chapter 110
111
Chapter 111
112
Chapter 112
113
Chapter 113
114
Chapter 114
115
Chapter 115
116
Chapter 116
117
Chapter 117
118
Chapter 118
119
Chapter 119
120
Chapter 120
121
Chapter 121
122
Chapter 122
123
Chapter 123
124
Chapter 124
125
Chapter 125 (End)
126
Bonus Chapter
127
Bonus Chapter
128
Promosi
129
PBU Season 2 Chapter 1
130
Chapter 2
131
Chapter 3
132
Chapter 4
133
Chapter 5
134
Chapter 6
135
Chapter 7
136
Chapter 8
137
Pengumuman
138
Pengumuman
139
Promosi Karya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!