Bab 12

Keisha masih menggulung dirinya di bawah selimut tebal. Cuaca di pagi hari itu serasa sangat dingin. Ditambah hujan deras yang mengguyur sejak semalam. Namun, dering di ponselnya memaksa Keisha untuk segera bangun.

Tubuh Keisha menggeliat di balik selimut tebal. Beberapa kali Keisha mengedipkan matanya, agar bisa beradaptasi dengan cahaya yang ada di ruangan itu. Mata yang awalnya terpejam perlahan membuka, menampakan bola mata berwarna cokelat kehitaman.

Keisha bangun lalu mengambil posisi duduk, bersandar di kepala ranjang. Pendingin di kamarnya Keisha matikan untuk mengurangi hawa dingin yang terasa menusuk hingga ke tulangnya.

Bersamaan dengan itu, Keisha mendengar pintu kamarnya diketuk.  Samar-samar Keisha mendengar suara bibi yang sedang memanggilnya.

"Non Keisha."

"Iya sebentar." Keisha menyahut panggilan dari bibi.

Keisha menyibakkan selimut yang menutupi sebagian tubuhnya. Sebuah ikat rambut Keisha ambil di meja nakas. Keisha beranjak dari tempat tidur sambil mengikat rambutnya.

Hawa dingin langsung terasa di kakinya saat berpijak pada lantai marmer kamarnya. Keisha berjalan dengan sedikit berjinjit karena tidak tahan dengan rasa dinginnya.

Keisha menekan handel yang terpasang di pintu untuk membuka pintu kamarnya. Di balik pintu Keisha meliha asisten rumah tangganya berdiri dengan memegang gagang telepon di tangannya.

"Maaf, Non, ada telepon dari cafe-nya Non Keisha. Katanya penting." Bibi memberikan gagang telepon yang ia bawa dari rumah tengah.

"Oh iya, Bi. Terima kasih." Keisha menerima gagang telepon yang diberikan oleh bibi dan kembali menutup pintu kamarnya.

Keisha menempelkan gagang telepon ke dekat telinganya. Ia mulai bicara dengan salah satu staf di cafe-nya. Beberapa saat kemudian Keisha mengakhiri sambungan teleponnya setelah selesai bicara dengan salah satu staf di cafe-nya.

Keisha menaruh gagang telepon ke atas tempat tidur, lalu ia berjalan masuk ke dalam kamar mandi. Seluruh kain yang melekat di tubuhnya, Keisha tanggalkan satu per satu sebelum masuk ke dalam tempat mandi. Keisha memutar keran air yang ada di hadapannya. Tidak lama air keluar dari shower yang ada di atas kepala Keisha.

Selesai mandi, Keisha mematikan keran air. Tangannya meraih handuk kimono berwarna putih dan memakaikan ke tubuhnya, rambut basahnya ia gulung menggunakan handuk kecil. Keisha keluar dari kamar mandi dengan perlahan-lahan, ia melangkah dengan hati-hati karena lantainya yang licin.

Waktu sudah menunjukan pukul 9 pagi membuat Keisha harus bergegas. Dress ketat berwarna biru muda dengan panjang sampai batas lutut, dipadukan dengan blazer berwarna putih menjadi pilihan Keisha, rambutnya yang panjang bergelombang, Keisha biarkan tergerai.

Keisha memakaikan jam tangan rolex berwana silver ke pergelangan tangannya. Tidak jarang Keisha melihat waktu di jam itu. Waktu terus berjalan membuat Keisha merasa harus bergerak lebih cepat. Bahkan membuat Keisha tidak sempat untuk memeriksa kembali penampilannya.

"Mah, Pah, Keisha berangkat dulu ya." Keisha berjalan dengan terburu-buru di anak tangga.

"Sarapan dulu, Nak!" suruh Violetta.

"Tidak sempat, Mah. Keisha sudah telat," tolak Keisha.

"Keisha, tunggu, Nak!" Violetta tidak menyerah. Ia tidak mungkin membiarkan anaknya pergi tanpa sarapan lebih dulu.

"Makan roti ini dulu. Setelah itu minum susunya. Jangan pergi bekerja dengan perut kosong." Violetta menarik Keisha untuk duduk di sofa yang ada di ruang tengah.

"Tapi, Mah. Keisha —" Ucapan Keisha terhenti, saat ibunya menyuapkan potongan roti ke mulutnya.

"Jika kamu banyak bicara, kamu akan semakin terlambat. Lagi pula kamu hanya butuh waktu lima belas menit saja untuk menghabiskan sarapanmu," ucap Violetta.

"Baiklah." Keisha akhirnya menyerah dan menuruti perkataan ibunya untuk menghabiskan sarapannya.

"Sudah habis, Mah." Keisha meletakan piring kosong ke meja yang ada di hadapannya. Lalu berpamitan kepada kedua orang tuanya secara bergantian.

"Dah, Mah, Pah. Keisha berangkat dulu," pamit Keisha seraya mencium punggung tangan ibu dan ayahnya secara bergantian.

Saat akan melangkah pandangan Keisha tidak sengaja melihat sebuah kartu undangan. Keisha merasa penasaran dan memutuskan untuk mengambil kartu undangan itu.

Keisha melihat dan membaca sebuah kartu undangan pesta.

"Acara ulang tahun Arya Wiguna Atmaja," ucap Keisha.

Ini undangan pesta ulang tahun Arya? Apakah Arya yang sama yang aku temui semalam?

"Ini undangan dari tante Ayu," ucap Violetta.

"Tante Ayu?" Keisha masih merasa bingung dengan apa yang baru saja dilihatnya.

"Kamu masih ingat, 'kan pemimpin di perusahaan tempat Miko bekerja?" tanya Violetta yang langsung diangguki oleh Keisha.

"Dia akan mengadakan acara ulang tahun untuk anak bungsunya sekaligus memperkenalkan pada semua orang jika Arya yang akan menggantikan posisinya," jelas Violetta.

"Tante Ayu punya anak lain selain mba Kenanga?" tanya Keisha.

"Iya, Sayang," jawab Violetta.

"Tapi kok Keisha tidak pernah melihatnya?" tanya Keisha lagi.

"Jelas kamu tidak pernah melihatnya. Sejak usianya lima belas tahun dia sudah pindah keluar negeri. Dia melanjutkan pendidikannya di Amerika. Baru beberapa bulan yang lalu dia kembali ke sini," jawab Violetta.

"Ohw." Keisha manggut-manggut, mengerti akan perkataan ibunya.

"Sebenarnya tante Ayu ingin sekali bertemu denganmu. Tapi ...." Ucapan Violetta terhenti, membuat Keisha merasa penasaran.

"Tapi apa, Mah?" tanya Keisha.

"Pasti di sana akan ada Miko dan mungkin juga akan ada Mayang," jawab Violetta.

Keisha berusaha tersenyum, membuktikan pada ibunya jika dirinya baik-baik saja.

"Mah, Keisha baik-baik saja. Bagi Keisha mereka sudah tidak ada di dunia ini," ucap Keisha.

Padahal sebenarnya Keisha merasa takut untuk bertemu dengan mereka, takut jika dirinya tidak bisa menahan perasaannya.

"Mamah jangan khawatir ya, Keisha pasti akan baik-baik saja. Lagipula Keisha juga harus datang ke sana," ucap Keisha.

"Tapi, Nak —" Sebelum Violetta menyelesaikan kalimatnya Keisha sudah lebih dulu memotongnya.

"Mah, perusahaan yang memberikan orderan besar itu pada Keisha itu perusahaan tante Ayu, Mah," jelas Keisha.

"Awalnya Keisha tidak tahu jika Arya itu adalah anaknya tante Ayu. Tapi setelah Keisha melihat kartu nama Arya dan nama perusahaannya, Keisha baru tahu itu, Mah," lanjut Keisha.

"Jadi kamu sudah bertemu dengan Arya?" tanya Violetta.

"Sudah, Mah. Semalam juga Keisha sudah menceritakan tentang pria menyebalkan itu." Wajah Keisha sedikit memberengut, mengingat kembali perdebatan antara dirinya dan Arya.

"Berarti Arya belum tahu jika kamu anaknya papah kamu dong?" tanya Violetta. "Ck, sayang sekali."

"Memang kenapa kalau dia tahu aku anaknya papah?" Keisha menaikan satu alisnya, ia mulai merasa penasaran dengan pria bernama Arya.

"Kalau saja dia tahu kamu anaknya papah kamu, dia pasti akan sangat senang," jawab Violetta.

"Maksud mamah apa sih? Keisha makin tidak mengerti," ucap Keisha.

"Umur Arya lebih tua darimu sekitar 11 tahun. Saat kamu baru lahir Arya itu sangat menyukaimu. Bahkan sebelum dia pergi keluar negeri dia sempet-sempetin mampir ke sini demi untuk melihatmu dan memberikan hadiah untukmu," jelas Violetta.

"Waktu dia kembali ke sini, sebenarnya dia ingin menemuimu. Tapi waktu itu kamu sedang dalam proses perceraian," ucap Violetta.

"Ohw, jadi begitu," ucap Keisha.

Keisha merasa kurang percaya dengan apa yang didengarnya dari ibunya mengenai Arya, tetapi dirinya juga tidak ingat apapun tentang Arya. Mungkin karena dirinya saat itu masih balita.

"Ya sudah, ceritanya dilanjut nanti saja. Katanya kamu tadi lagi buru-buru," ucap Violetta.

"Iya, Mah. Ya sudah Keisha berangkat dulu," pamit Keisha.

"Jangan ngebut bawa mobilnya," pesan Violetta disambut acungan jempol oleh Keisha.

Terpopuler

Comments

Ds Phone

Ds Phone

sebenar nya meraka dah kenal

2025-03-17

0

wiendy vitria

wiendy vitria

hayuk Thor lanjut lagi 🥰

2022-01-03

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Perdebatan Di Pagi Hari
58 Kewaspadaan Keisha
59 Perjuangan Keisha
60 Perjuangan Keisha 2
61 Sebuah Kejutan
62 Kepercayaan
63 Malam Yang Dingin
64 Sebuah Harapan
65 Kesabaran Keisha
66 Hal Yang Tidak Terduga
67 Kejutan Besar
68 Kejutan Besar 2
69 Keisha Vs Selly
70 Keyakinan Keisha
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Chapter 94
95 Bab 95
96 Chapter 96
97 Chapter 97
98 Chapter 98
99 Chapter 99
100 Chapter 100
101 Chapter 101
102 Chapter 102
103 Chapter 103
104 Chapter 104
105 Chapter 105
106 Chapter 106
107 Chapter 107
108 Chapter 108
109 Chapter 109
110 Chapter 110
111 Chapter 111
112 Chapter 112
113 Chapter 113
114 Chapter 114
115 Chapter 115
116 Chapter 116
117 Chapter 117
118 Chapter 118
119 Chapter 119
120 Chapter 120
121 Chapter 121
122 Chapter 122
123 Chapter 123
124 Chapter 124
125 Chapter 125 (End)
126 Bonus Chapter
127 Bonus Chapter
128 Promosi
129 PBU Season 2 Chapter 1
130 Chapter 2
131 Chapter 3
132 Chapter 4
133 Chapter 5
134 Chapter 6
135 Chapter 7
136 Chapter 8
137 Pengumuman
138 Pengumuman
139 Promosi Karya
Episodes

Updated 139 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Perdebatan Di Pagi Hari
58
Kewaspadaan Keisha
59
Perjuangan Keisha
60
Perjuangan Keisha 2
61
Sebuah Kejutan
62
Kepercayaan
63
Malam Yang Dingin
64
Sebuah Harapan
65
Kesabaran Keisha
66
Hal Yang Tidak Terduga
67
Kejutan Besar
68
Kejutan Besar 2
69
Keisha Vs Selly
70
Keyakinan Keisha
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Chapter 94
95
Bab 95
96
Chapter 96
97
Chapter 97
98
Chapter 98
99
Chapter 99
100
Chapter 100
101
Chapter 101
102
Chapter 102
103
Chapter 103
104
Chapter 104
105
Chapter 105
106
Chapter 106
107
Chapter 107
108
Chapter 108
109
Chapter 109
110
Chapter 110
111
Chapter 111
112
Chapter 112
113
Chapter 113
114
Chapter 114
115
Chapter 115
116
Chapter 116
117
Chapter 117
118
Chapter 118
119
Chapter 119
120
Chapter 120
121
Chapter 121
122
Chapter 122
123
Chapter 123
124
Chapter 124
125
Chapter 125 (End)
126
Bonus Chapter
127
Bonus Chapter
128
Promosi
129
PBU Season 2 Chapter 1
130
Chapter 2
131
Chapter 3
132
Chapter 4
133
Chapter 5
134
Chapter 6
135
Chapter 7
136
Chapter 8
137
Pengumuman
138
Pengumuman
139
Promosi Karya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!