Iqbal termenung memandang ke luar jendela, dengan tangan terkepal yang menutupi bibirnya. Mengingat ekspresi wajah Rani yang kesakitan tadi. Penyesalan dan rasa bersalah kini mulai menyeruak.
Zain melirik Iqbal, berusaha mendalami apa yang tuannya rasakan.
"Tuan jangan kasar pada Nona Rani.... Yang ada dia akan semakin jauh dari anda." Ujar Zain yang lama lama gemas sendiri dengan ketidak jelasan sikap Iqbal.
"Entahlah....Aku tidak berniat menyakitinya. Aku tidak bisa menahan diri saat melihatnya dekat dengan pria lain."
"Itu artinya anda cemburu, dan cemburu itu tanda cinta."
"Mana mungkin aku mencintai dua gadis dalam waktu yang sama. Aku sakit hati membayangkan kedekatan Alyn dan suaminya, itu artinya aku masih memiliki rasa untuk Alyn."
"Dan anda sakit hati juga saat nona Rani dekat dengan pria lain."
Iqbal menoleh ke arah Zain... Tidak bisa menyanggah ucapannya.
"Berbulan-bulan anda merasa bersalah dan selalu mengkhawatirkan keadaan Nona Rani, setelah kejadian penyekapan itu. Setiap hari anda menteror Nona Rani hanya untuk bisa mendengar suaranya. Dan memastikan sendiri keadaan Nona Rani baik baik saja." Ucap Zain.
"Apa kau pikir aku masih punya muka setelah dia mempermalukan ku di rumah sakit, apalagi di hadapan Arya dan Alyn." Sahut Iqbal.
"Jika terus seperti ini maka anda juga akan kehilangan nona Rani. Saya lihat ada cinta di mata Nona Rani untuk pria itu." Ujar Zain mencoba mengompori hati Iqbal.
"Diam lah Zain. Segera berikan data pria itu padaku."
"Saya sudah menyuruh seseorang untuk menyelidiki identitasnya."
***
Iqbal membaca hasil penyelidikan yang di berikan Zain beberapa yang menit lalu. Heru Hermansyah adalah seorang pengusaha di bidang periklanan. Tidak ada sejarah buruk dalam hidupnya.
Harusnya tidak ada alasan untuknya menolak Heru untuk hadir dalam hidup Rani. Tapi hal positif yang ada pada Heru membuat Iqbal gelisah.
Iqbal mulai merasa bahwa perasaannya pada Rani bukanlah perasaan biasa seperti seorang laki-laki pada sahabatnya melainkan perasaan laki laki pada wanita dewasa.
Tapi Zain sengaja tidak melampirkan berkas lengkap Heru Hermansyah pada Iqbal. Sebab Zain ingin tahu seperti apa reaksi Iqbal saat Rani dekat dengan pria baik baik. Zain ingin membuka mata hati Iqbal.
Informasi identitas lengkap Heru yang tak Zain serahkan pada Iqbal adalah Heru seorang duda beranak satu, perceraian dengan istrinya lantaran sang ibu tidak menyukai istri Heru sebab istri dari Heru hamil di luar nikah.
***
"Tuan anda ingin memesan apa?... Ini menu makanan dan minuman di cafe kami." Ujar pelayan di cafe milik Rani pada Iqbal.
"Saya ingin bertemu dengan pemilik Cafe ini."
"Nona Rani..."
"Iya."
***
"Nona ada seorang pria yang ingin bertemu dengan Anda."
"Siapa?..."
"Maaf dia tidak menyebutkan namanya."
Kemudian Rani beranjak dari dapur, melihat siapa pria yang di maksud oleh pelayannya. Di lihatnya Iqbal sedang duduk di meja pelanggan sambil membolak-balik menu makanan. Rani kembali lagi ke dapur.
"Katakan padanya, aku sibuk tidak punya waktu untuk menemuinya." Ujar Rani memerintah pelayanannya.
Kemudian pelayanan itu menghampiri Iqbal dan menyampaikan pesan dari Rani pada Iqbal.
"Katakan pada Rani, jika dia tidak mau menemui ku, maka aku akan menghancurkan Cafenya sekarang juga." Ucapan Iqbal membuat si pelayan bergidik ngeri. Kemudian pelayan itu menghampiri Rani dan menyampaikan pesan dari Iqbal pada Rani.
"Huuuuufffhhh...Dasar psikopat gila. Bisanya cuma mengancam dan melakukan kekerasan. Katakan padanya...Aku tidak takut...Coba saja hancurkan cafe ku kalau berani. Aku akan membencinya seumur hidupku." Ujar Rani yang sudah mulai kesal dengan sikap Iqbal yang selalu seenak jidatnya mengatur hidup Rani.
Kemudian pelayan itu menghampiri Iqbal dan menyampaikan pesan dari Rani dengan Ragu, tapi Iqbal tidak bergeming.
"Apa ada lagi yang mau anda sampaikan pada Nona Rani."
"Tidak ada."
***
"Aku lapar. Buatkan aku makanan." Ucap Iqbal yang tiba-tiba berdiri di belakang Rani. Reflek Rani membalik tubuhnya ke belakang memandang Iqbal tak suka. Bukannya merespon ucapan Iqbal, Rani malah pergi menuju tempat pencucian piring dan berjongkok lalu mengambil linggis. Rani melangkah tergesa-gesa menghampiri Iqbal.
"Ini ambil... Katanya mau menghancurkan cafe ku." Ucap Rani setelah menjejalkan linggis ke tangan Iqbal. Iqbal melihat linggis di tangannya kemudian menatap wajah Rani yang kesal.
"Jangan marah...Aku hanya bercanda."
"Bercanda mu tidak pernah lucu Iqbal."
"Sudah lah Ran jangan berisik... Buat kan aku makanan sejak pagi aku belum makan."
"Tuan Iqbal yang terhormat silahkan tunggu di kursi pelanggan. Makanan akan segera tersaji." Ucap Rani dengan senyum yang di paksakan.
"Aku akan menemanimu di sini."
"Terserah..."
Kemudian Rani Segera mengolah makanan untuk Iqbal agar Iqbal bisa cepat enyah dari hadapannya. Iqbal hanya duduk manis memperhatikan Rani yang mengupas kulit timun.
"Aaaahhh....." Pekik Rani saat tangannya tersayat pisau. Iqbal meraih tangan kanan Rani lalu mengecup jari telunjuk Rani yang ada bercak darahnya. Rani memperhatikan wajah Iqbal dengan seksama.
"Iqbal bukan itu yang terluka tapi yang ini." Ucap Rani menunjukkan jarinya yang terluka di tangan kirinya.
"Kau itu Ran... Merusak suasana romantis saja."
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
Dewi Purwati
😂😂😂 kok bisa sih salah jari
2024-02-03
0
Ummi Alfa
Ayo Iqbal.... sadari perasaan kamu sama Rani. bener kata Zqin kalau kamu cemburu dan cembiru itu tandanya cinta.
2022-06-25
1
Amanah Amanah
usaha yg gigih ya iqbal
2022-03-28
0