"Seandainya pertemuan pertama mu dengan Abah tidak buruk, dia pasti akan senang mengenalmu." Ucap Rani sambil menerawang jauh ke masa lalu.
"Iya... Seandainya saja temanku tidak menghina Abah!..."
"Karena ucapan temanmu, Abah menganggap kalian semua sama." Ucap Rani.
Iqbal dan Rani duduk di lantai, bersandar di pinggiran ranjang. Mereka mengenang awal pertemuan mereka.
FLASH BACK ON.
Iqbal di lahirkan tanpa ayah dan Ibunya meninggal dunia sesaat setelah melahirkan Iqbal. Hidup bersama paman yang keras dan suka memukul membentuk karakter yang keras juga pada Iqbal. Setiap pukulan dan cambuk tidak membuat Iqbal lemah dan dia tidak juga mengeluarkan air mata. Pahit getirnya kehidupan membuat jiwa Iqbal kuat.
Beruntung Iqbal masih memiliki bibi yang penyayang. Kasih sayangnya yang tulus memberi Iqbal ketenangan di hidupnya yang sangat keras.
Kelas 5 SD Iqbal berhenti sekolah karena sang paman melarangnya. Walaupun tidak tamat SD Iqbal cukup menguasai bahasa Inggris, hanya dengan menonton film Action dunia barat yang berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris. Iqbal juga memperhatikan gerakan pertarungan di film itu. Diam diam Iqbal memperaktikkan gerakan bela diri yang di lihatnya.
Di usia 12 tahun, Sang paman mulai mengajari Iqbal merakit Bom. Di usia 18 tahun paman Iqbal meninggal di susul bibirnya. Dan Iqbal kembali menjadi sebatang kara.
Kini Usia Iqbal sudah menginjak 19 tahun.
Saat ini dia dan para sahabatnya sedang merakit Bom di gudang tua. Merakit Bom merupakan hal yang lumrah di kampung Nelayan, Bom bisa mempermudah para Nelayan untuk menangkap ikan, selain mudah juga efisien waktu.
***
"Bleeem...Bleeem...Bleeem..." Suara Bom bertebaran di atas lautan. Setelah ikan-ikan mengapung karena ledakan bom beberapa pemuda menceburkan diri ke laut dan beberapa pemuda menggunakan jaring untuk memunguti ikan hasil dari ledakan bom tersebut.
"Apa yang mereka lakukan?... Kenapa mereka mengebom lautan." Tanya Abi Nizam, orang tua Arya yang sedang melihat ulah beberapa pemuda itu.
"Mereka menangkap ikan. Dengan Bom itu, menangkap ikan lebih mudah dan lebih efisien waktu." Jawab Abah Fajar, orang tua Alyn.
"Apakah mereka tidak tahu! Yang mereka lakukan ini bisa merusak lingkungan. Ekosistem ikan di lautan bisa terganggu. Bom bisa merusak habitat ikan di lautan. Terumbu karang bisa rusak karena Bom itu. Sedangkan terumbu karang merupakan rumah untuk ikan berkembangbiak dan merupakan makanan bagi ikan ikan di lautan. Sekarang memang mereka tidak merasakannya, tapi anak cucu mereka nanti yang akan menerima imbasnya. Jika terus seperti ini populasi ikan akan berkurang. Pemerintah juga sudah melarang keras hal ini." Abi Nizam sangat geram karena minimnya pengetahuan masyarakat tentang hal ini.
"Benarkah begitu! Aku tidak pernah berpikir sejauh itu. Tapi rasanya sulit untuk mengingatkan masyarakat di sini sebab mereka sudah terbiasa melakukan ini." Ucap Abah Fajar.
"Kita harus melakukan penyuluhan di kampung ini." Ujar Abi Nizam.
***
Di rumah Alyn, di ruang tamu Abi Nizam dan Abah Fajar berdiskusi mengenai pengeboman lautan. Abi Nizam menjelaskan sebab akibat dan solusi dari pengeboman laut. Kini Abah Fajar mengerti akibat yang akan di timbulkan dengan pengeboman di laut itu.
Alyn datang menghampiri Kedua pria itu dengan membawa nampan berisi dua cangkir kopi. Alyn meletakkan secangkir kopi di hadapan Abi Nizam dan secangkir lagi di hadapan Abah Fajar.
"Abi...Kopinya di minum dulu." Ucap Alyn sambil tersenyum pada Abi Nizam.
"Iya terima kasih." Jawab Abi Nizam membalas senyuman Alyn. Kemudian Alyn pergi meninggalkan Kedua pria tersebut.
"Putrimu sudah dewasa. Dia tumbuh menjadi gadis yang manis dan cantik. Arya pasti akan sangat menyukainya." Ujar Abi Nizam.
"Jangan memaksakan keinginan anak. Tanyakan dulu kepada mereka, setuju apa tidak dengan perjodohan ini?" Ujar Abah Fajar.
"Mereka harus setuju. Kita adalah orang tuanya. Mereka harus patuh dan berbakti kepada orang tuanya." Ujar Abi Nizam. Abah Fajar diam saja, enggan menimpali.
"Jangan khawatir, Arya adalah pemuda yang baik. Dia pasti bisa membahagiakan putrimu." Ujar Abi Nizam menepuk nepuk punggung Abah Fajar. Abah Fajar bukannya menolak perjodohan ini, beliau hanya ingin memastikan putri putrinya menikah dengan pemuda yang baik.
***
Keesokan harinya Abah Fajar menghampiri para pemuda yang sedang melakukan pengeboman di lautan.
Memang tidak semua Nelayan melakukan pengeboman laut untuk menangkap ikan. Beberapa Nelayan masih menggunakan jalah untuk menangkap ikan.
Dia berjalan di atas jembatan kayu yang menjurus ke tengah lautan. Alyn dan Rani berlari menghampiri Abah Fajar yang sedang berhadapan dengan beberapa pemuda.
Nafas Rani dan Alyn terengah-engah setelah berlarian, kini mereka berdua berdiri di samping Abah Fajar.
Kemudian Iqbal muncul ke permukaan dan naik ke atas jembatan kayu. Tubuh tinggi dan dada yang bidang, perut sixpack kulit putih dan wajahnya yang tampan dan terlihat tegas, terpampang jelas karena ia bertelanjang dada dan hanya mengenakan celana pendek. Tubuh dan rambut basahnya membuatnya terlihat sangat seksi.
"Wow..." Ucap Rani saat melihat tubuh atletis Iqbal. Abah meraup wajah Rani karena tidak menjaga pandangannya.
Sedangkan Alyn menundukkan kepalanya karena malu. Iqbal memperhatikan Alyn yang membawa rantang dan Rani membawa botol minuman.
"Ada apa pak?" Tanya Iqbal menatap Abah.
"Bukan pak tapi Abah?" Cetus Rani menatap Iqbal. Pandangan Iqbal beralih pada Rani. Sedangkan Alyn masih menundukkan kepalanya, tidak mau melihat Iqbal bertelanjang dada.
"Rani diam lah." Ujar Abah. Akhirnya Rani memalingkan wajahnya. Namun kakinya tidak bisa diam, menggaruk jembatan kayu. Hal itu tidak luput dari perhatian Iqbal.
"Begini nak...Apa yang kalian lakukan ini tidak benar. Bom yang bertebaran di laut bisa merusak keseimbangan Alam...Bla bla bla bla bla bla..." Abah terus menjelaskan semua yang ia ketahui. Iqbal mendengarkan dengan seksama.
Abi Nizam sudah merencanakan penyuluhan di kampung Nelayan tapi karena takut perbuatan mereka akan semakin merusak lingkungan, maka Abah Fajar memutuskan untuk menasehati mereka lebih dulu.
"Hey pak tua...Kau tau apa. Hal ini sudah biasa di lakukan di kampung ini turun temurun?" Ujar teman Iqbal. Iqbal langsung memberikan tatapan tajam pada temannya karena sudah tidak sopan. Hal itu membuat Abah tak menyukai Iqbal dan Semua temannya.
"Hey jaga bicaramu, Yang sopan kalau bicara pada orang tua." Ujar Rani.
"Kau tidak pernah di ajari sopan santun ya oleh orang tuamu." Alyn yang sejak tadi menunduk kini mengangkat kepalanya menimpali ucapan Rani. Alyn mendapatkan tatapan yang menusuk dari Iqbal, Iqbal tersinggung sebab Iqbal tidak memiliki siapa pun. Dia hidup sebatang kara tanpa keluarga.
Teman Iqbal melangkah hendak menghampiri Rani dan Alyn tapi tangan Iqbal menghadangnya. Melihat keadaan menegang Abah membawa Alyn dan Rani pergi karena tidak mau sesuatu yang buruk terjadi pada mereka.
"Tapi Bah... Mereka sudah tidak sopan pada Abah." Alyn tidak terima orangtuanya diperlukan tidak sopan padahal tujuannya baik. Abah tetap merangkul Rani dan Alyn pergi menjauh. Sedangkan Rani masih sempat menoleh untuk mencibir Iqbal dan kawan kawannya.
Iqbal segera memasang bajunya dan pergi untuk menyewa SCUBA(Self Contained Underwater Breathing apparatus) untuk menyelam.
Iqbal kembali ke jembatan, dirinya menceburkan diri ke dalam laut dengan menggunakan kacamata renang.
Iqbal terus menyelami dalamnya lautan dengan aqualung di punggungnya. Setelah sampai di dasar laut dia melihat banyaknya terumbu karang yang hancur dan rusak, rumah ikan dan tempat ikan berkembang biak juga hancur. Jika terus seperti ini maka populasi ikan akan berkurang hal ini akan merugikan anak cucu para Nelayan nantinya.
Iqbal memunguti beberapa terumbu karang yang rusak dan kemudian di tunjukkannya kepada teman temannya. Kemudian Iqbal mulai mempelajari semuanya, bahkan Iqbal mulai mencari tahu bagaimana cara memperbaiki kesalahannya.
Iqbal mencoba memberi penjelasan dan pengertian pada beberapa orang yang sering melakukan pengeboman laut. Sebagian ada yang mau mengerti dan sebagian ada yang menolak.
Untuk yang menolak, Iqbal menegaskan akan melaporkan tindakan mereka ke pihak yang berwajib.
***
Alyn dan Rani yang berseragam SMA(Putih abu abu) mengayuh sepedanya masing masing. Mereka berdua berhenti saat melihat teman-teman Iqbal keluar dari gudang tua kosong yang sudah lama tidak di gunakan.
Rani turun dari sepedanya dan memarkir sepedanya.
"Ran mau kemana?"
"Shuuuuutttt." Rani menaruh telunjuknya di ujung bibirnya yang mengerucut.
"Ran jangan cari masalah!"
"Aku penasaran, Apa yang mereka lakukan di gudang tua ini." Rani dan Alyn mengendap ngendap memasuki gudang.
"Ran aku takut."
"Jangan takut, gudangnya kosong, mereka sudah keluar semua."
Rani dan Alyn mengelilingi gudang melihat semua isi gudang. Ada beberapa peledak dan bahan bahan untuk membuatnya.
"Apa yang kalian lakukan di sini?" Suara bariton keluar dari kegelapan.
Rani dan Alyn berlari keluar saat mendengar suaranya. Langkah Alyn tersendat saat tangannya di sergap, Alyn ketakutan melihat wajah Iqbal yang marah.
"Lepas..." Alyn memberontak berusaha melepaskan tangannya, tapi genggaman tangan Iqbal terlalu kuat sangat sulit untuk di lepas. Alyn memukul mukul tangan Iqbal dan menarik narik tangannya sendiri bahkan Alyn mengigit tangan Iqbal tapi ia tetap tidak mau melepaskan.
Iqbal terus memandangi wajah cantik Alyn. Wajah itu mampu menghipnotis hati Iqbal, Iqbal nyaman hanya dengan melihatnya. Dia lupa bahwa kemarin ia sempat tersinggung dengan ucapan Alyn. Jantung Alyn berdegup kencang karena ketakutan ia mulai meneteskan air mata.
"Keluar lah....Dan jangan kembali lagi ke sini. Aku tidak ingin kalian berdua bertemu dengan teman teman ku. Bisa saja mereka menyakiti kalian." Kemudian Iqbal melepas tangan Alyn. Alyn tidak beranjak, dia masih terpaku dengan ucapan Iqbal. Rani kembali lagi ke gudang menjemput Alyn. Dia menarik tangan Alyn keluar.
"Ran aku rasa dia pemuda yang baik" Ucap Alyn sambil mengayuh sepedanya.
FLASH BACK OFF
****
Pengeboman laut untuk menangkap ikan nyata adanya ya gaes...Saya pernah melihat nya di berita.
Selamat menikmati....
jangan lupa dukung author pake Like komentar vote favorit
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
Ummi Alfa
Jadi ternyata itu alasan Abah tidak enyukai Iqbal.
2022-06-24
0
Amanah Amanah
oooooh gitu ya ceritanya😍
2022-03-24
0
ARJUNA_25
lanjut thor lg 💪💪💪💪
2022-02-21
0