CINTA GADIS OBAT NYAMUK (Kesucian Yang Ternoda)
"Aaaawwww..." Pekik Rani gadis berseragam SMA saat mengayuh sepedanya. Rani menghentikan laju sepedanya dan mengusap punggungnya karena lemparan batu krikil.
"Kenapa Ran?" Tanya Alyn.
"Kenapa???.... Siapa lagi kalau bukan ulah pacarmu." Ketus Rani.
Benar saja Iqbal keluar dari balik pohon besar. Dia berjalan mendekat dan melihat Alyn, hanya ada Alyn di matanya. Tanpa rasa berdosa dia melewati Rani menghampiri Alyn. Rani mendengus kesal melihat Iqbal.
"Mas jangan begitu, kasihan Rani."
"Maaf tak sengaja."
"Tak sengaja kok setiap hari..." Ketus Rani.
"Hemmm...." Iqbal malah tersenyum.
"Aku punya sesuatu buat kamu!" Ucap Iqbal yang sejak tadi menyembunyikan sesuatu di balik punggungnya.
"Apa mas?"
"Ini" Iqbal memberi Alyn coklat panjang bertabur mente.
"Hemmmm,,,, Kasihan sekali nasibku jadi obat nyamuk.... Bisanya cuma ngiler doang..."
"Sebenarnya aku juga beliin kamu coklat." Ucap Iqbal.
"Serius nih ..." Ujar Rani dengan mata yang sudah berbinar.
"Iya serius. Tapiiii....." Iqbal berucap dengan wajah datar dan sedikit ragu.
"Tapi apa?" Ucap Rani menanti jawaban dari Iqbal sedikit heran.
"Tapi aku lapar jadi aku makan separuh." Iqbal menjulurkan coklat yang kemasannya sudah di buka.
"Iqbaaaal... Kamu nyebelin. Kamu sering ketemu Alyn gini berkat aku loh...." Protes Rani dengan wajah bersungut-sungut.
***
Mereka bertiga duduk di bawah pohon besar dan rindang.
"Ini Ran Kalau kamu mau." Ucap Alyn.
"Tidak boleh."Ucap Iqbal tegas.
"Kenapa mas? Ini kan coklatnya masih panjang." Ucap Alyn.
"Rani kan sudah punya." Ucap Iqbal.
"Tapi itukan bekas kamu. Kasian Rani mas."
Rani masih memandangi coklat batangan itu antara mau makan atau tidak. Tidak di makan kepingin, di makan ada bekas gigitan Iqbal.
"Tidak apa-apa Lyn kan ini ada bekas gigitan Iqbal. Jadi jika aku makan ini, aku dan Iqbal ciuman secara tidak langsung." Alyn yang mendengar ucapan Rani, hatinya tertohok. Tiba tiba Iqbal merampas coklat yang berada di tangan Rani dan mengambil coklat milik Alyn. Iqbal terlihat bingung menatap coklat itu.
"Alyn kau mau bekas gigitanku, aku tidak mau kalau Rani mencium bekas bibirku?" Ucap Iqbal bertanya tanya. Rani tersenyum melihat tingkah laku Iqbal yang kebingungan dan konyol.
"Dasar Iqbal....Hal seperti itu mana bisa di sebut ciuman sih." Batin Rani.
Alyn menggaruk kepalanya yang tidak gatal, bingung antara mau dan tidak. Kemudian Iqbal memberikan coklat yang utuh untuk Rani sedangkan coklat dengan bekas gigitan Iqbal untuk Alyn. Alyn menerimanya dengan wajah bersungut-sungut.
"Dari pada aku mencium mu secara langsung lebih baik kamu mencium bekas bibir ku."
"Iya." Ucap Alyn singkat, walapun cemburu karena menganggap Rani lebih istimewa mendapatkan coklat yang utuh.
"Hadoooohhh....Iqbal lebay...." Batin Rani.
"Hey kalian tidak pernah berciuman ya." Tanya Rani, membayangkan bagaimana rasanya ciuman.
"Tidak pernah dan tidak mau. Abah melarangnya. Dosa." Ucap Alyn dengan wajah bersemu merah.
"Aku mencintai Alyn, aku akan menunggu sampai saat itu tiba. Aku akan menjaga dan melindungi kehormatan Alyn. Aku akan melakukannya setelah kami menikah."
"Yah sayang sekali.... Ciuman itu pasti enak. Kalau aku punya pacar pasti kami akan berciuman." Ucap Rani sambil melahap coklatnya.
"Aaaaawww...." Pekik Rani yang rambutnya sudah di tarik oleh Iqbal. Kemudian Rani menendang kaki Iqbal.
"Apa yang kau lakukan???.... Sakit pe'ak." Ketus Rani.
"Mulut mu itu rusak sekali. Aku tidak akan membiarkanmu pacaran kalau tujuan mu kesitu."
"Bukan urusanmu, urus saja Alyn."
"Mas kamu cemburu ya kalau Rani punya pacar?" Tanya Alyn dengan wajah datar, menyembunyikan rasa cemburunya.
"Tidak..." Jawab Iqbal dengan tegas.
"Lalu kenapa kamu melarang Rani pacaran?"
"Memangnya kamu mau sahabat kita di rusak laki laki tidak baik." Ucapan Iqbal benar, Alyn tidak berani menyanggahnya.
"Iqbal cemburu itu Lyn hahahaha...." Iqbal menatap Rani dengan tajam. Walaupun Alyn tersenyum dengan candaan Rani tapi hal itu cukup menusuk hati Alyn.
"Jangan khawatir....Aku tidak berselera dengan Iqbal. Kalau aku jadi istrinya yang ada aku kena KDRT." Ucap Rani yang tak memahami perasaan Alyn yang sebenarnya. Rani terus melahap coklatnya.
***
Keesokan harinya sepulang sekolah Rani mengayuh sepedanya sendirian dengan seragam SMA tanpa sahabatnya Alyn.
"Ya ampun." Sepeda Rani mendadak terhenti, lalu menoleh kebelakang, ternyata sepedanya di tarik oleh Iqbal.
"Iqbal bisa tidak kau tidak membuatku sport jantung." Ujar Rani sedikit berteriak sambil mengelus dadanya.
"Di mana Alyn?"
"Dia tidak masuk sekolah."
"Kenapa?"
"Sakit."
"APA???..." Iqbal terkejut mendengar sang pujaan hatinya sakit.
"Bantu aku untuk menemuinya."
"Aku tidak mau."
"Ya sudah, kau akan ku tahan di sini sampai mau." Ucap Iqbal dengan tegas.
"Coba saja kalau bisa!" Tantang Rani mendongakkan kepalanya.
Satu jam kemudian. Rani hanya bisa berdiri di bawah pohon, memandangi sepedanya yang tersangkut di atas pohon. Iqbal sangat keterlaluan bisa bisanya dia membawa sepeda Rani naik ke atas pohon, Rani bersikut pinggang menghampiri Iqbal.
"Turun kan sepeda ku." Ucap Rani dengan nada ketus.
"Turun kan sendiri." Ucap Iqbal dengan santainya menghisap rokok.
"Iqbal kenapa kau sangat menyebalkan?" Ucap Rani sambil menghentakkan kakinya ke tanah.
"Aku merindukan kekasihku." Ucap Iqbal sambil menyemburkan asap rokok. Rani duduk di samping Iqbal.
"Berhenti lah merokok, nafasku sesak di buatnya." Ucap Rani yang mengibas ngibaskan tangannya ke udara mengusir kepulan asap. Iqbal menjejalkan bara api rokok ke tanah.
"Bantu aku bertemu Alyn."
"Kau tidak takut dengan Abah Fajar."
"Tidak."
"Kalau tidak takut kenapa sembunyi sembunyi untuk bertemu Alyn?"
"Aku tidak mau Abah memarahi Alyn karena bertemu dengan ku."
"Kalau begitu jangan menemui Alyn biar Alyn tidak di marahi."
"Aku tidak ingin Alyn merindukanku."
"Halah kepedean sekali dikau."
"Mau bantu atau tidak?"
"Turunkan dulu sepedaku."
Iqbal bangkit dari tanah, dia naik ke atas pohon begitu lihai tanpa kesulitan di tiap pijakannya. Hanya dengan satu tangan tangan ia menggotong sepeda Rani turun.
"Iqbal kau jahat sekali. Tubuhmu itu berat tahu." Ujar Rani yang sudah ngos ngosan membonceng Iqbal. Iqbal malah tersenyum melihat Rani tersiksa, entah kenapa wajah tersiksa Rani begitu menghibur Iqbal.
****
Selamat membaca
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
Dewi Purwati
la ini cerita kok keren sekali
2024-02-01
0
alwi 1234
wa alaikum salam
2023-01-13
0
Niè
mampir...mampir.....assalamualaikum.....
2023-01-13
0