Karena merasa sedih dan kecewa, kemudian Menta pun lebih memilih untuk pulang ke kediaman orang tuanya menggunakan taxi online. Siang itu suasana rumah terlihat sangat sepi, hanya ada seorang security yang membukakan pintu gerbang untuknya serta tukang kebun yang sedang membersihkan rumput di ujung halaman rumah mewah itu. Bas yang ditinggal menikah oleh Menta memang lebih memilih untuk tinggal bersama Adhi, Sekar dan Adit di rumah pribadi mereka yang berada tepat di sebelah kanan rumahnya. Mbak Alia sang asisten rumah tangga pun tidak terlihat siang itu, biasanya jika tidak ada pekerjaan ia memang lebih sering berada di bagian belakang rumah.
"Maaa, Menta pulang" kata gadis itu sambil membuka pintu kamarnya dan berjalan ke arah sudut kamar tempat figura foto kedua orang tuanya berada, serta meraihnya.
Air mata tak bisa lagi ia bendung, isak tangisnya langsung pecah kala ia menatap wajah dua orang yang sangat ia rindukan itu.
"Hiks hiks hiks" ia memegang dadanya yang begitu sesak.
"Menta lelah ma, Menta tidak kuat lagi menghadapi ini semua" kini ia memukul-mukul dadanya untuk meringankan rasa sesak yang dirasakannya.
"Menta mau ikut sama mama dan papa saja" ia merosot hingga bersimpuh di lantai.
Cukup lama gadis itu menangis sambil memeluk erat foto Tata dan Surya hingga akhirnya ia tertidur karena lelah dalam posisi meringkuk di lantai.
..........
Sementara itu di rumah utama keluarga Anderson, Raf yang baru pulang jam sepuluh malam langsung dihadang oleh keluarga besarnya di ruang keluarga.
"Dari mana saja kau?" tatapan Mike seperti singa jantan yang kelaparan.
"Aku ada urusan sedikit yah" jawab Raf berusaha tenang meskipun pada kenyataannya ia sangat ciut.
"Dimana Menta?" kini Ananda yang bertanya.
"Menta? bukannya dia sudah pulang sejak siang tadi?" Raf malah bertanya balik dengan bingung saat mengetahui bahwa sang istri ternyata belum pulang.
"Bukankah dia bersamamu? kan kau yang menjemputnya tadi ke sekolah!" Ananda berkacak pinggang.
"A aku,," suara Raf tercekat.
"Dari mana kau sebenarnya?" suara sang ayah menggelegar.
"Aku bersama Paula" Raf tidak punya pilihan lain selain berkata dengan jujur.
Plakkkkk,,,
Satu tamparan keras mendarat di pipi Raf dari tangan sang bunda.
"Bunda,," Raf terkejut, karena selama ini Ananda adalah figur ibu yang sangat lemah lembut dan penyabar.
"Jangan panggil aku bunda, mulai sekarang kau bukan lagi anakku!" Ananda berteriak histeris, batas toleransinya sudah habis, ia sudah tidak tau lagi harus berbuat apa untuk menyadarkan sang putra.
"Bun,," Raf meneteskan air matanya.
"Kau telah mengecewakan kami Raf!" suara Mike kini berubah menjadi berat.
"Ayah aku bisa jelaskan,,," pria tampan itu memohon kepada sang ayah.
"Pergilah, lakukan apapun yang kau suka, kami sudah merelakanmu!" Mike berjalan menuju kamarnya sambil menuntun Ananda yang terlihat begitu putus asa.
"Grandma,," Raf menatap kedua wanita tua yang sejak awal tadi hanya meneteskan air mata saja melihat ulah cucu laki-lakinya.
"Puas kau sekarang? atau kau masih mau melihat ayah, bunda dan grandma mati secara perlahan karena frustasi memikirkan ulah bejatmu itu!?" Sera menatap sang kakak dengan penuh amarah.
"Ma kendalikan emosimu" Gamal memeluk Sera dan berusaha meredam amarah sang istri.
"Menta adalah gadis yatim piatu, dia baru saja kehilangan kedua orang tuanya dengan cara yang sangat tragis dan kini ia sedang terancam karena ulah pamannya. Kalau kau tidak bisa membantunya, setidaknya jangan sakiti hatinya Raf!" Gaby berusaha bicara dengan intonasi yang normal meskipun suaranya bergetar. Ia yang juga pernah kehilangan ibu kandungnya saat usianya masih kecil sangat paham bagaimana perasaan Menta saat ini.
"Ma, sabar ya" Dimas yang melihat sang istri sudah mulai bergetar kemudian mengelus punggungnya untuk menenangkan.
"Kau sangat kejam kak!" Rach membayangkan dirinya berada di posisi Menta.
"Ma,," Gide memberi kode supaya Rach tidak ikut tersulut.
"Ini sudah malam, di luar sana pasti sangat berbahaya, cepat cari Menta!" Maya meminta Raf mencari gadis malang itu.
"Belum terlambat untuk memperbaiki kesalahanmu Raf!" kata George.
"Biar bagaimana pun dia tetap istrimu!" Ron menepuk bahu Raf.
"Kalau kau tidak mau sama Menta, biar aku saja yang menggantikanmu menjadi suaminya" Rich berseloroh dengan santainya.
"Richard Anderson!" Ayu menghardik sang putra yang berbicara tidak pada tempatnya.
Tanpa berkata-kata lagi, Raf langsung berjalan ke luar rumah dan melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi untuk menyusuri jalanan tempat tadi ia meninggalkan sang istri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 170 Episodes
Comments
Hapdah Halim
/Sob//Sob//Sob//Sob//Sob/
2025-02-27
0
febby fadila
😭😭😭😭😭😭😭
2025-01-20
0
Mebang Huyang M
boleh da ya...ikutan maki si raf...rayap...
2024-02-22
0