Pesta pernikahan sudah usai, kini Raf dan Menta resmi dinyatakan sebagai pasangan suami istri yang sah, baik dihadapan agama maupun negara. Artinya saat ini Menta sudah aman dari ancaman intimidasi Tyo yang hendak menguasai harta warisan orang tuanya. Namun demikian, karena Menta masih sekolah dan terlalu muda untuk menikah, serta kedua orang tuanya baru saja meninggal dunia, maka pernikahan itu pun dilakukan secara rahasia. Hanya orang-orang terdekat dan pihak-pihak terkait saja yang sudah mengetahuinya dengan alasan yang sesungguhnya.
"Wah dekorasi kamarnya sangat maskulin sekali" Menta mengedarkan pandangannya dengan kagum saat pertama kali memasuki kamar Raf yang ada di rumah utama, yang sekarang juga akan menjadi kamarnya.
"Kau mandi duluan saja, aku akan ke bawah sebentar untuk menemui teman-temanku" Raf berkata sambil lalu kepada Menta yang kini sudah sah menjadi istrinya.
"Iya kak" karena badannya sudah lengket semua dan ingin segera mandi, Menta pun tidak menghiraukan sikap Raf sama sekali.
"Eh kak tunggu" cegah wanita itu saat Raf hendak berjalan ke luar kamar.
"Ada apa?" Raf memasang wajah kesal.
"Minta tolong ini, aku kesulitan membukanya" sambil menunjuk kancing belakang gaunnya yang sulit untuk dilepas.
"Gila, kenapa kulit anak ini seperti bayi, sangat lembut dan halus" batin Raf sambil menatap bagian punggung sang istri yang putih bersih tidak ada celanya.
"Terima kasih kak" Menta mengembangkan senyumnya saat ia sudah merasa lega karena pengait pakaiannya yang super ketat sudah copot.
"Hemmm" hanya jawaban singkat yang keluar dari mulut Raf sebelum akhirnya ia keluar dari kamar.
"Sabar Menta, sabar, jangan diambil hati, toh dia bukan suamimu yang sesungguhnya!" gadis itu menyemangati dirinya sendiri saat melihat bagaimana Raf memperlakukan dirinya.
Tanpa mempedulikan sang suami, Mentapun kemudian memanjakan dirinya dengan berendam air hangat di bathup.
"Ahhhh segar, lega rasanya setelah seharian aku tersiksa dengan gaun pengantin itu" Ia bermonolog dengan dirinya sendiri.
..........
"Ck, dasar gadis bodoh, kenapa dia tidur di sofa sih?" Raf yang baru masuk ke dalam kamar saat waktu sudah hampir fajar, berdecak karena melihat sang istri yang tidur meringkuk di sofa tanpa bantal dan selimut.
"Hei Menta bangun, kenapa kau tidur di sofa?" katanya sambil menggoyangkan tubuh mungil gadis itu.
"Emmmhhhh sebentar lagi ya ma, Menta masih ngantuk" gadis itu mengira sang mama lah yang membangunkannya untuk bersiap-siap berangkat ke sekolah.
"Dasar, terserahlah!" karena malas direpotkan dengan ulah gadis itu, Raf pun kemudian lebih memilih untuk segera tidur.
"Ahhhh merepotkan saja!" meskipun mencoba untuk tidak peduli, namun pada kenyataannya ia tetap merasa terusik melihat gadis itu tidur dengan tidak nyaman.
"Hanya untuk kali ini ya, kalau besok-besok kau masih begini aku tidak akan membantumu lagi!" Raf menggendong Menta sambil mengomel dengan kesal, sementara yang diomeli masih tetap tidur nyenyak tak bergeming.
"Ma, jangan pergi, Menta takut ma, tolong jangan tinggalkan Menta hiks hiks hiks" secara spontan Menta memeluk Raf yang baru saja meletakkannya di atas tempat tidur.
"Hey apa yang kau lakukan, lepaskan aku!" Raf berusaha melepaskan pelukan sang istri.
"Aku mohon jangan pergi ma hiks hiks" pelukannya semakin erat.
"Gadis bodoh, aku bukan mamamu!" katanya sambil masih dengan berusaha mendorong tubuh gadis itu menjauh.
"Kalau mama pergi menta sama siapa ma? boleh tidak Menta pergi sama mama ke surga?" wajah memelas Menta terlihat jelas, membuat Raf merasa tidak tega.
"Ck" pada akhirnya pria itu mengalah untuk tidak melepaskan pelukan sang istri dan hanya memperbaiki posisinya saja agar bisa tidur dengan nyenyak di sisa malamnya.
..........
"Aaaaaaaaaaaaaaa" Menta spontan berteriak dan mendorong tubuh Raf saat ia terjaga dari tidurnya.
"Kenapa kau berisik sekali sih!?" Raf menghardik gadis itu.
"Kakak kenapa peluk-peluk aku? mau ambil kesempatan ya?" ia menyalak.
"Heh kau itu pikun atau apa? justru kau yang tidak melepaskan pelukanmu sepanjang malam!" Raf merasa difitnah.
"Mana mungkin, lalu kenapa aku bisa tidur di kasur ini? padahal semalam aku tidur di sofa, kalau bukan kakak yang mengambil kesempatan lalu apa namanya?" Menta tidak ingat apapun.
"Kau pikir aku pria mesum apa? kalau pun aku mesum, aku juga pilih-pilih, aku tidak akan mau dengan yang rata seperti papan gilesan begini!" sambil menunjuk area dada Menta.
"Arrrrrggggghhhhh!" Menta yang kesal karena ditunjuk-tunjuk lalu beranjak dari tempat tidur menuju ke kamar mandi serta membanting pintunya.
"Ya Tuhan, baru malam pertama saja sudah seperti ini!" Raf mengusap wajahnya frustasi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 170 Episodes
Comments
Dandelions
sengaja diulangin biar jumlah katanya banyak ya.
2023-06-14
0
Hany Surya
keterlaluan km raf,
2022-11-20
0
mama yuhu
awasss kl berani sentuh papan gilesan😂😂😂
2022-06-28
1