"Kau masuk?" Runi yang melihat sahabatnya datang ke sekolah merasa heran.
"He em" Menta hanyak menjawab dengan anggukan.
"Lalu bagaimana dengan suamimu?" tanya sang sahabat lagi.
"Sshhhhh, mulutmu ini kenapa sih? bisa pelan sedikit tidak? kalau ada yang tau kan nanti bahaya!" Menta membekap mulut Runi.
"Iya, maaf maaf aku keceplosan" Runi lupa bahwa pernikahan itu masih menjadi rahasia di sekolah mereka.
"Ck, dasar!" Menta berdecak.
"Hehehehe" sementara Runi hanya garuk-garuk kepala.
"Ada PR tidak kemarin?" gadis itu mulai mengeluarkan buku pelajarannya.
"Hey kau belum menjawab pertanyaanku!" Runi kesal karena pertanyaannya tidak dijawab.
"Pertanyaan apa?" tanya Menta sambil mengernyitkan dahi.
"Reaksi kak Raf saat kau masuk sekolah?" tegas Runi.
"Biasa saja, tidak masalah" jawab Menta sambil mengangkat bahunya.
"Keluarganya juga?" masih penasaran.
"Kalau keluarganya sih protes semua, mereka ingin aku di rumah saja hari ini" Menta lebih bersemangat membahas keluarga Raf dari pada pria itu sendiri.
"Kalau mereka protes, lalu kenapa kau tetap masuk?" Runi berkacak pinggang.
"Karena aku rindu padamu sayangku" Menta memeluk dan mengendusi Runi seperti anak kucing.
"Ihhhh apa sihhh, lepasin dehhhh" yang dipeluk protes.
"Hehehehehe" Menta hanya terkekeh melihat Runi jengkel.
"Dasar kau ini, sana minta peluk sama kak Raf saja!" Runi menggerutu.
"Ogah!" dari semua orang yang dekat dengan Menta, hanya Runi yang tau tentang masalah nikah kontrak antara dirinya dan Raf, sehingga ia tidak perlu menutupi segala perasaannya terhadap Runi.
..........
"Mobilmu dimana?" Runi mengedarkan pandangannya saat tidak melihat mobil Menta di parkiran sekolah.
"Di rumah utama keluarga Anderson" jawab Menta dengan santai.
"Loh jadi tadi pagi kau naik apa?" bertanya sambil mengernyitkan dahi.
"Diantar kak Raf" sambil mengunyah permen karetnya.
"Ciye, ciyeeee romantis banget" goda Runi.
"Apanya yang romantis, orang dia juga dipaksa sama ayah Mike kok!" Menta sama sekali tidak senang.
"Hemmm begitu ya? lalu kau pulang naik apa sekarang?" Runi yang melihat ekspresi Menta yang selalu tidak senang saat membahas Raf kemudian merasa menyesal.
"Tentu saja dengan sahabat kesayanganku ini" wajah Menta kembali tersenyum.
"Ishhhh rumah utama kan beda komplek dan cukup jauh, aku tidak berani ah" meskipun Runi sudah diijinkan mengendarai mobil setelah usianya genap tujuh belas tahun beberapa bulan lalu dan sudah mendapat SIM seperti Menta, namun dirinya hanya berani mengendarai mobil tersebut disekitaran komplek rumah saja, termasuk ke sekolah yang memang masih berada di dalam area komplek.
"Ah payah kau ini, moso hanya ke rumah utama keluarga Anderson saja takut!" cibir Menta.
"Jalan raya kan ramai, lagi pula aku baru bisa bawa mobil empat bulan, sementar kau sudah hampir satu tahun, jadi pasti kau lebih hebat!" Runi membela dirinya.
"Tapi mobil kita kan sudah dimodifikasi, jadi pasti akan aman kalau kita hati-hati membawanya!" Surya yang memberi hadiah mobil kepada kedua gadis itu saat mereka masing-masing berulang tahun ke tujuh belas beberapa bulan lalu, memang sudah memodifikasinya terlebih dahulu agar aman dikendarai oleh orang yang baru belajar mengendarai mobil.
"Tetap saja aku takut!" Runi memang lebih penakut dibandingkan Menta.
"Hufff ya sudah aku naik taxi online saja" Menta kemudian mengeluarkan ponselnya.
"Menta, maaf ya aku bukan tidak mau, tapi tidak berani" Runi merasa bersalah.
"Tidak mau ah, aku marah saja!" Menta menggoda Runi.
"Yahhh kok marah?" wajah gadis itu pias.
"Tapi bohong hahahahah" yang menggoda tertawa terbahak-bahak.
"Mentaaaaaa" Runi memukul gemas Menta karena kesal.
"Aww awww hahahahahah" masih tertawa puas.
"Ayo pulang" Raf yang sudah melihat interaksi Menta dengan Runi sejak tadi keluar kelas kemudian tiba-tiba mendekati mereka.
"Kak Raf?" kedua gadis itu berkata serempak.
"Mobilku disana" katanya sambil menunjuk mobil sport paling mewah yang ada di lapangan parkir.
"Ohhhh" Menta hanya ber oh ria karena bingung harus bereaksi seperti apa terhadap suaminya.
"Runi, kami pulang dulu ya" Raf berkata kepada gadis itu sambil tersenyum ramah.
"Eh iya kak, hati-hati ya" balas Runi.
Tanpa banyak bicara lagi Raf pun kemudian memberi kode kepada Menta untuk mengikutinya berjalan ke arah mobilnya.
"Nanti aku telpon ya" Menta berbicara hanya dengan gerak bibir dan tangan saja sebelum akhirnya mengikuti sang suami berjalan menggalkan Runu seorang diri.
..........
Sepanjang jalan mereka hanya diam seribu bahasa. Tidak ada topik yang bisa dibahas sama sekali untuk menghilangkan kecanggungan diantara keduanya hingga tiba-tiba ponsel Raf berbunyi.
"Halo" Raf menjawab dengan model loud speaker karena ia sedang mengendarai mobil.
"Sayang kau dimana? bisakah menjemput aku sekarang di lokasi pemotretan?" ternyata Paula yang menghubunginya.
"Sekarang?" tanya Raf sambil menatap Menta, Sementara yang ditatap tidak merespon.
"Iya, mobilku tiba-tiba mogok sayang" Paula merengek.
"Baiklah, tunggu ya" Raf kemudian menutup telponnya.
"Menta, aku,,," Raf ragu-ragu.
"Turunkan aku di halte depan saja!" Menta berkata dengan datar.
"Tapi kau pulang naik apa?" rasa bersalah menghantui Raf.
"Tadi pagi kan sudah aku bilang tidak usah jemput, kenapa kakak malah jemput?" berkata dengan ketus.
"Maaf ya" karena Mobil sport Raf hanya muat untuk dua orang, maka Raf pun harus mengorbankan sang istri demi kekasihnya.
"Hemmm" jawabnya sambil kemudian menutup pintu mobil dan berjalan ke arah halte tanpa menghiraukan Raf lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 170 Episodes
Comments
febby fadila
kasihan menta 😭😭😭😭
2025-01-20
0
Nurjia Mubin
kepergian orang tua akan membuat kita lbih dewasa, sabar, mandiri, tpi kenapa aku yg jadi tdk sabaran ya....
2023-05-15
0
Hasni
lanjut thor
2022-12-29
0