"Selamat pagi" Menta yang sudah siap dengan seragam sekolahnya menyapa semua orang yang sedang berada di ruang makan rumah utama.
"Selamat pagi" jawab semua orang sambil menoleh ke arah Menta.
"Loh kok pakai seragam?" Sera tertegun melihat sang kakak ipar yang usianya jauh lebih muda dari dirinya sudah bersiap-siap berangkat sekolah.
"Kan mau sekolah" dengan polosnya Menta menjawab.
"Kau mau berangkat sekolah?" Gaby juga terkejut.
"Iya kak" angguknya dengan yakin.
"Tapi kan kau baru saja menikah!" Rach yang melihat gadis polos itu keheranan.
"Kan sebentar lagi ujian nasional, kalau Menta bolos terus nanti nilainya bisa jelek dan tidak bisa kuliah di tempat yang sesuai dengan harapan papa!" gadis itu menjelaskan alasannya.
Setelah semua kejadian buruk yang menimpanya, Menta memang bertekad untuk belajar dengan sungguh-sungguh agar bisa kuliah di jurusan bisnis sesuai dengan harapan sang papa. Ia berharap kelak dirinya bisa menggantikan posisi Surya untuk melanjutkan bisnis yang sudah dirintisnya sejak lebih dari dua puluh tahun silam. Meskipun itu bertentangan dengan hati nuraninya yang ingin sekali kuliah kedokteran, namun saat ini baginya harapan sang papa adalah yang lebih penting diatas apapun.
"Apa tidak bisa ijin satu hari saja? minimal besok kau baru sekolah lagi!" Ananda membujuk menantu barunya itu. Ia berharap bisa memiliki waktu yang berkualitas bersama Menta.
"Saat papa dan mama meninggal kemarin, Menta sudah banyak membolos bun, kalau sekarang Menta bolos lagi, nanti takutnya absensi Menta akan buruk" sesungguhnya Menta sangat tidak enak hati menolak permohonan sang ibu mertua, namun karena cita-citanya ia bertekad untuk tetap sekolah meskipun masih dalam situasi menjadi pengantin baru. Toh percuma juga dia berada di rumah, karena sang suami tidak pernah menganggapnya sama sekali.
"Yahhh sayang sekali" Gandma Merlyn sedih.
"Iya, sayang sekali ya masih pengantin baru tapi harus tetap sekolah!" Grandma Ruth juga menyayangkan.
"Maaf ya grandma" hanya kata maaf yang bisa Menta ucapkan untuk menutupi rasa bersalahnya terhadap seluruh keluarga yang begitu baik padanya.
"Oya, dimana Raf?" George yang tidak melihat keberadaan Raf bertanya kepada Menta.
"Kak Raf masih tidur om, semalaman dia begadang sampai hampir pagi bersama teman-temannya, mungkin sekarang masih mengantuk" Menta berkata apa adanya.
"Ck, dasar bocah itu! Rich boleh minta tolong bangunkan Raf?" Mike menatap sang keponakan.
"Oke yah siap" dengan sigap Rich berjalan menaiki tangga. Ia yang sudah menduga kalau sebentar lagi pasti akan ada drama diantara Mike dan Raf sangat bersemangat membangunkan sang sepupu.
"Ayo sarapan dulu, ini mommy sudah buatkan sandwich" Ayu menyodorkan sepotong sandwich kepada Menta.
"Terima kasih mom" senyum bahagia terkembang di wajah Menta.
"Dan ini susunya sayang" kata Maya sambil menyerahkan segelas susu ke hadapan Menta.
"Terima kasih tante" Menta merasa sangat dimanjakan oleh keluarga besar Anderson.
..........
"Nah ini dia yang dicari-cari dari tadi" Ron yang melihat Raf baru turun dari lantai dua langsung menyambutnya.
"Sepertinya sudah belasan ronde nih, sampai bangun siang segala" Gide menggoda iparnya.
"Apa gawangnya sudah jebol?" Dimas melanjutkan sambil mengulum senyum.
"Enak mana, yang sudah second hand atau yang masih disegel?" Gamal menyindir.
"Ck, apa sih!" Raf sangat kesal karena dikeroyok oleh ketiga saudara iparnya.
"Ehem, kalau begitu Menta berangkat dulu ya" melihat kondisi sudah tidak kondusif, Menta pun memilih untuk segera pergi.
"Raf, antarkan istrimu!" Mike menatap Raf dengan sangat mengintimidasi.
"Tidak usah ayah, Menta bawa mobil sendiri saja, sudah biasa kok" gadis itu memang sengaja tidak ingin banyak berkontak langsung dengan Raf.
"Kenapa tidak, dia itu suamimu, jadi sudah seharusnya dia yang bertanggung jawab!" Mike menatap tajam mata Raf.
"Kau mau sekolah?" Raf yang ditatap oleh sang ayah langsung mengalihkan pandangannya ke arah pakaian seragam sang istri.
"Iya" Menta hanya menjawab sekenanya.
"Ya sudah ayo" meskipun dengan berat hati, namun Raf lebih memilih untuk mengantarkan Menta dari pada harus mendapat tekanan lebih banyak lagi dari sang ayah.
..........
"Kak aku turun di situ saja" menunjuk sebuah jalan menikung.
"Kenapa tidak sampai depan sekolah saja?" Raf merasa aneh.
"Tidak apa-apa kok heheheh" sesungguhnya Menta tidak ingin membuat kegaduhan jika sampai ada temannya yang melihat Raf mengantarnya, apalagi sampai ada yang tau kalau mereka sudah menikah.
"Ya sudah terserah" Raf pun hanya mengikuti arahan sang istri.
"Terima kasih ya kak" Menta langsung bersiap turun.
"Nanti mau dijemput jam berapa?" Raf lebih baik berinisiatif lebih dulu dari pada kena amuk oleh sang ayah.
"Eh tidak usah kak, aku pulang sendiri saja" Menta menolak dijemput.
"Ck dasar kau ini, sudah ditolong malah sok jual mahal!" Raf berdecak kesal karena ditolak.
"Aku bukan jual mahal, hanya saja memang tidal mau merepotkan kakak!" Menta hampir tersulut.
"Ya sudah terserah" pria itu mengangkat bahunya.
Brakk,
Menta pun langsung membanting pintu mobilnya karena emosi.
"Dasar anak kecil!" Raf yang terkejut langsung mengomel.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 170 Episodes
Comments
mama yuhu
kecil kecil begitu isterimu.. dan sudah bisa membuat anak kecil juga🤣🤣🤣🤣
2022-06-28
2
Lidiya Setiawati
🤣🤣🤣
2022-06-19
1
Vena
hahahaaaa skrg ditolak
2022-04-20
4