Rekrutmen dimulai. Arfan membacakan pidato pembukaan dan selayang pandang OSIS sebelum memperkenalkan diri dengan manis. "Izin memperkenalkan diri, ya. Nama saya Arfan Wiguna dari kelas XI-1, di OSIS saya bertugas sebagai Seksi Bidang Olahraga. Baik, sejauh ini apa perkenalan saya sudah jelas dan dapat dipahami?"
"Belum jelas!" teriak seisi ruangan.
"Belum jelas?" tanyanya sambil tersenyum. "Apa ada yang mau ditanyakan?"
"Rumahnya di mana, Kak?" tanya orang yang duduk di barisan depan.
"Di Dago, arah yang mau ke Lembang," jawabnya masih dengan senyuman.
"Kalau pacar, Kak? Udah punya belum?" tanya salah seorang yang tidak aku ketahui namanya.
Terkadang aku merasa heran. Mereka sudah tahu jawabannya, tetapi masih saja bertanya. Bukankah itu tidaklah penting?
"Udah. Ini orangnya ada di samping saya!"
"Cie ... cie!!!!" Semua orang histeris mendengarnya. Cecilia yang mendapat tunjukan Arfan hanya tertunduk sambil mengulum senyum. Lagi-lagi aku merasa heran. Kenapa dia terlihat begitu polos, sih? Jelas-jelas dia merebut Arfan dariku, tetapi masih berlagak tidak pernah berbuat dosa.
"Kak, punya IG enggak?"
Ah, bagus juga ada yang bertanya itu. Pasti nanti Kak Bagas juga ditanyai hal yang sama, kan? Ucapan Kak Bagas nanti akan menjadi tamparan keras untuk kawanan ikan asin yang menyebutku tukang halu.
"Ada, mau di-follow?" Dia berjalan membawa mikrofon ke dekat meja, mengambil sebuah spidol, lalu menuliskan ID Instagram-nya. "@arfanwn. Jangan lupa follow, ya!"
"Boleh di-follow sekarang enggak, Kak?"
"Boleh, dong, asal jangan lama-lama liatin hape-nya, ya!"
Semua orang terkecuali aku dan Riska buru-buru menengok ponsel untuk mengikuti akun Arfan Wiguna. Aku menatap gerakan tubuh pembawa acara itu. Sesekali dia menengok ke arahku lalu kembali melihat ke sembarang arah.
"Oke. Sekarang mau kenalan sama siapa, nih?" Pertanyaan itu menimbulkan satu aksi yang sama. Semua menatap ke arah Kak Bagas yang masih menetap di belakang kursiku. "Pada penasaran sama Ketua OSIS, ya, kalian?"
"Iya, Kak!" teriak Maya paling keras.
Arfan tampak melihat langsung ke arah Kak Bagas untuk meminta pendapat, setelah mendapat anggukan, dia mulai berkata lagi. "Baik. Kami persilakan kepada Bapak Ketua OSIS untuk memperkenalkan dirinya."
Sebelum pergi, Kak Bagas mencubit pipiku, lalu berjalan ke depan kelas.
"Gila ... gila ... gilaaaa!! Bener, ya, yang kamu omongin. Semua ada waktunya. Tengok, tuh, kubu jongkok pada olohok!"
Bisikan penuh tawa tanpa suara dari Riska itu membuatku tersenyum. Tawaku tertahan di kerongkongan. Aku tidak bisa sepenuhnya menikmati. Baru hari kedua kontrak berjalan, tetapi aku sudah diperlihatkan dengan sisi Kak Bagas yang romantis. Tidak malu-malu lagi mempublikasi seperti ini.
Dia sampai di depan ruangan dan mengambil alih mikrofon. Ah, heran! Baru begitu saja damage-nya bukan main. Pantas fan-nya di mana-mana. Wajar saja jika mental pacar Kak Bagas harus setebal dosa.
"Selamat siang menjelang sore!" Sapaan yang berhasil mengguncang ruangan. Sensasinya dua kali lipat lebih heboh dari saat Arfan memperkenalkan diri. Senang, dong? Ya, iya, lah! Pacar Dara!
"Seharusnya, kalau udah kenal enggak usah kenalan lagi, dong, ya," candanya berusaha mengendalikan lagi suasana.
"Belum kenal, Kak, belum!" teriak beberapa orang di barisan depan.
"Oh, belum. Coba acungkan tangan yang belum kenal saya!"
Semua tangan terapung untuk menjawab candaan itu. Aku dan Riska pun turut serta. Arfan selaku pembawa acara yang berdiri di pojok ruangan hanya termangu menyaksikan antusias mengenal Pak Ketua.
"Bagas, tak kenal maka tak sayang," kata Kak Alice, salah satu pengurus OSIS.
"Kenalan boleh, sayang jangan!" sahutnya serius dan menatap tajam Kak Alice.
Ucapan itu kembali mengundang mereka menatapku. Ada yang hanya menatap sinis, ada juga yang disertai tatapan sinis hingga yang lebih parahnya, ada yang membuang muka saat aku balas menatapnya. Hah, Kak Bagas sepertinya harus menahan omongan supaya mental dan posisiku sedikit lebih aman!
"Oke. Bagi yang belum tau, perkenalkan saya Bagas Raharja dari kelas XI-1. Puji Tuhan, tahun ini saya mendapat kepercayaan untuk bertanggung jawab penuh pada kepemimpinan OSIS. Sekian."
"Mau tanya, Pak!" Kak Ayu bagian dari pengurus mengangkat tangan penuh percaya diri.
"Lho, saya enggak buka sesi tanya-jawab," ralatnya. Aku menahan senyum. Dia seperti itu karena ingin menarik orang untuk lebih bertanya perihal hubungan kami, kan? Secara langsung dia ingin semua orang tahu tentang Dara Dwiana.
"Gais, kalian yakin engga mau nanya?" teriak Cecilia yang tiba-tiba berdiri dari tempat duduknya.
"Saya mau tanya, Kak!" acung peserta.
"Saya juga!" ucap yang lain bersamaan.
"Baik. Saya akan buka sesi tanya-jawab."
Sesuai dugaan. Dia memancing orang supaya bisa menjelaskan perihal hubungan kami.
"Aku dulu, Pak." Kak Ayu kukuh ingin menanyakan sesuatu. Kak Bagas yang didesak banyak tangan yang mengapung lekas menatap Kak Ayu guna memberi isyarat supaya ia lekas mengutarakan pertanyaan. "Udah punya pacar belum, Pak?"
Riska menyenggol lenganku sambil tersenyum menahan malu. Dia terlihat bersemangat saat Kak Ayu menanyakan tentang keberadaanku. Tak ingin kami disebut cewek ganjen atau gatal, kelopak mataku terpejam sambil menganggukkan kepala, meminta Riska untuk tetap tenang sampai Kak Bagas selesai mempublikasikan hubungan.
"Punya," jawab Kak Bagas tanpa mengalihkan pandangan. "Ayo, pertanyaan selanjutnya!"
"Saya, Kak!"
Kini posisi Kak Bagas menghadap ke arah peserta lagi.
"Kakak punya IG?"
Yes! Ada yang bertanya ini. Mataku melirik kubu jongkok yang membutuhkan pembuktian. Mereka ikut membalas tatapanku dengan sinis disertai bibir terangkat.
"Ada," jawab Kak Bagas singkat dan penuh misteri.
"ID-nya apa, Kak?" todong Emil sudah kepanasan. Dia bahkan bertanya tanpa mengacungkan tangan. Benar-benar, ya! Jiwa netizennya sudah membara sampai ke ulu hati.
"bs123ja."
Sukses aku termenung. Kak Bagas menjawabnya disertai senyum dan tatapan teduh ke arahku. Tanpa sadar aku menelan ludah. Semilir kehangatan menelusup ke dasar hati. Aku yang semula iri menyaksikan keromantisan mantan dan pasangannya berangsur menyadari suatu hal. Seharusnya, aku bersyukur. Tuhan berkenan menyelamatkan wajah dan harga diriku dengan kehadiran Kak Bagas.
Astaga!
Tubuhku tersentak, buru-buru aku mencubit lengan sampai terasa perih. Sadar Dara, sadar! Baru dua hari! Ingat kontrak Dara, ingat!
"Pak, pacar kamu ada di sini, ya?" tanya Kak Karina, orang yang duduk di samping Ayu.
"Ada."
Aku lekas menutup wajah dengan kedua telapak tangan. Hari ini aku menyadari, ada yang lebih menakutkan dari tatapan netizen, yakni tatapan hangat nan lembut dari Ketua OSIS, Bagas Raharja.
......***......
Aku menunggu, duduk di jok motor sambil menikmati angin sore di parkiran sekolah. Tersisa beberapa motor yang masih terparkir di sini. Pemiliknya pasti pengurus OSIS yang memang belum diperbolehkan pulang karena harus membahas formulir calon anggota baru.
Iseng-iseng demi membunuh waktu, aku menengok aplikasi Instagram yang dipenuhi notifikasi permintaan mengikuti. Sejauh ini 50 orang yang meminta konfirmasi sama sekali tidak aku kenali. Tak ingin menambah beban dan penyakit hati, aku beralih dari aplikasi itu untuk melihat aplikasi WhatsApp. Belum ada chat dari Kak Bagas. Fakta itu membuat napasku berembus berat. Lima belas menit terduduk dengan posisi yang sama ternyata cukup membuat pegal juga, ya! Aku beranjak, merentangkan tangan sembari menghirup udara dalam-dalam. Aktivitas melepas penat ini terhenti saat mataku bertemu dengan mata seseorang yang kukenal.
"Ra ...."
Suaranya pun masih terdengar hangat di telinga. Ah, sial! Bukankah tadi aku sudah merasa penuh syukur karena memiliki Kak Bagas? Kenapa sekarang aku kembali merindukan dia?
"Kamu serius pacaran sama Bagas?"
"Emang kenapa?" tanyaku dengan ekspresi yang dibuat datar dan seolah tak peduli.
"Jangan sama dia, bisa?"
"Emang kenapa sama Kak Bagas?" tanyaku cepat karena ingin lekas mengakhiri obrolan tak berarti ini.
"Dia enggak sebaik itu." Mendengar hal itu keningku berkerut dalam. Dia yang sadar telah mengucapkan kesalahan buru-buru berkata lagi. "Oke, mungkin Bagas baik, tapi fan-nya enggak!"
"Lah, terus apa urusannya sama Dara?" Tanganku sudah bersedekap di depan dada. Udara terasa panas dan menyesakkan, padahal tadi terasa dingin dan santai.
"Kamu mau di-bully dan panen hujatan setiap hari?"
Aku langsung membuang muka. "Dari kemaren juga Dara udah di-bully dan panen hujatan. Semua berawal karena orang yang udah Dara percaya nembak cewek lain, gitu, aja. Pake buat video klarifikasi lagi. BTW, makasih, ya! Dara seneng dikatain orang ketiga sama tukang halu."
"Ra, kakak enggak tau efeknya bakalan kayak gini—
"Munafik!" sambarku tak tertahankan.
"Oke, kakak minta maaf, tapi kamu jangan kayak gini, ya? Jangan karena cemburu, kamu lampiasin semua ini ke Bagas."
"Dara enggak ada niat buat lampiasin, tuh!" ralatku sambil meninggikan suara. "Dara serius suka sama Kak Bagas. Urusan fan-nya nerima atau enggak, Dara enggak peduli." Mataku memelototinya.
"Ra, kamu bohong. Kakak tau kamu orangnya kayak gimana. Enggak mungkin kamu pindah ke lain hati secepet ini."
Lah, apa kabar dengannya? Aku juga awalnya berpikir dia tidak mudah berpindah ke lain hati, tetapi faktanya? Semua terasa seperti membalikkan telapak tangan.
"Kalau orangnya Kak Bagas, Dara pasti cepet jatuh hati." Penekanan itu membuatnya melongo. Dia seperti kalah telak. Tanpa ia sadari, eskpresi semacam itu mengundang sejumlah emosi berkumpul menjadi satu di dalam hati. Tanganku yang bersedekap perlahan turun ke samping badan. "Oh, iya. Dara punya hadiah perpisahan."
"Buat kakak?" tanyanya sembari menunjuk diri sendiri.
Aku mengangguk, memantapkan segenap jiwa untuk melakukannya. Momen ini yang paling aku tunggu selama empat hari terakhir. Jika tidak melakukannya hari ini, maka aku tidak memiliki kesempatan lagi. Tangan kananku gemetar hebat dan dalam sekali sentakan aku menamparnya. "Dasar Bangsat!"
......***......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Nabil Az Zahra
suka nih ma gaya dara,ga menye-menye
2023-03-14
0
༄༅⃟𝐐🧡𝐌ɪ𝐌ɪˢᵒᵏIᗰꀎ꓄❣︎Kᵝ⃟ᴸ🦎
woww keren Dara... harusnya ajak gw dong, ben nyahok tuh si Arfan pe-a 😆😆🤭
2022-03-14
0
nyonya_norman
haaah.... bilang bilang dong kalo mau nampar, biar kita tampar berjamaah tu orang
2022-02-25
0