***Markas Mafia Harimau***
"Bos! Buyer dari Thailand akan tiba jam delapan malam!" lapor Boris ke Bos Besar Mafia Harimau.
"Kali ini Aku tidak mau kalian gagal lagi!" ujar Bos Besar Mafia Harimau dengan tegas.
"Baik Boss!" jawab Boris.
Ketika Boris ingin berjalan keluar meninggalkan markas, Bos Besar Mafia Harimau memanggilnya lagi.
"Boris. Jika gagal, kamu mati!" ancam Bos Besar Mafia Harimau.
"Aku pasti tidak akan mengecewakan Bos," jawab Boris dengan yakin.
"Good!" ujar Bos Besar Mafia Harimau dengan singkat.
***
Boris mengumpulkan semua anak buahnya.
"Buyer dari Thailand akan tiba jam delapan malam. Bersiap-siaplah untuk memindahkan barang," kata Boris.
"Oke Bos!" jawab anak buahnya dengan serentak.
Barang yang Boris maksud adalah dua puluh gadis yang akan dijual ke Thailand.
Dua puluh gadis itu dikurung di dalam salah satu kontainer di pelabuhan. Ketika buyer dari Thailand tiba di pelabuhan, mereka akan memindahkan barang itu ke kapal buyer.
Boris dan anak buahnya sudah membayangkan banyaknya uang yang bisa mereka foya-foyakan setelah transaksi besar ini berhasil.
Boris teringat akan perkataan Bos Besar Mafia Harimau yang bukan hanya ancaman belaka. Jika kali ini dirinya gagal, maka nyawanya bisa melayang.
Transaksi besar yang Boris dan anak buahnya lakukan sudah di gagalkan berkali-kali oleh pasukan agen rahasia.
"Bule sialan!" teriak Boris dengan suara keras sehingga semua anak buahnya terdiam.
Para anak buahnya tahu pasti siapa Bule yang dimaksud oleh Boris. Mereka sudah berkali-kali berhadapan langsung dengan bule itu.
Bule bermata biru dengan julukan King. Banyak anak buah Mafia Harimau yang mati di tangan King.
Anak buah Boris pun sangat membenci King dan ingin menghabisinya.
Mereka semua tidak tahu diantara Boris dan King sudah ada dendam selama sepuluh tahun.
Boris adalah bos anak jalanan yang sepuluh tahun yang lalu ingin membunuh King, tetapi digagalkan oleh sekelompok polisi.
Tiga tahun yang lalu Boris langsung mengenali King adalah Arthur, si anak jalanan yang kurus dan tinggi, dari mata biru King.
Sampai mati pun Boris tidak akan melupakan tatapan mata biru Arthur ke arahnya ketika dirinya menghunuskan pisau lipat ke perut Arthur.
Boris tidak menyangka Arthur akan menjadi agen rahasia dan mengubah namanya menjadi King.
"Arjuna!"
Boris memanggil salah satu tangan kanan kepercayaannya.
"Iya Bos!" jawab Arjuna.
"Sudah terpasang semuanya?" tanya Boris.
Arjuna yang mengerti pertanyaan Boris langsung memberikan jawaban yang diinginkan Boris.
"Sudah Bos!" jawab Arjuna.
"Bagus! Ayo bersiap-siap menyambut semut-semut pengganggu itu," ucap Boris sambil tersenyum sinis.
"Oke Bos!" jawab anak buahnya dengan serentak.
Boris dan anak buahnya menyelipkan pistol di pinggang masing-masing dan berpatroli di sekitar kontainer berisi para gadis yang akan mereka jual ke Thailand.
Boris dan anak buahnya sama sekali tidak menyadari agen rahasia anak didik Roy berada di atas kontainer yang tidak berapa jauh dari mereka.
King dan Hercules menggunakan teropong mengawasi lebih jelas tindak tanduk Boris dan anak buahnya.
Beberapa saat kemudian King dan Hercules menurunkan teropong dan saling bertatapan.
"So!" kata King dan Hercules bersamaan. Senyum lebar menghiasi sudut bibir mereka berdua.
Xena berjalan mendekati mereka dan menyerahkan peredam suara pistol ke tangan King dan Hercules.
King dan Hercules mengeluarkan pistol Beretta M9 dari pinggang dan memasang peredam suara pistol di pistol masing-masing.
"Mobil Taft biru itu!" ujar King sambil menunjuk mobil Taft biru.
King tahu mobil Taft biru itu milik Boris.
"Oke!" jawab Hercules dengan singkat.
King dan Hercules mengacungkan pistol di tangan masing-masing ke arah mobil Taft biru.
King memegang pistol Beretta M9 nya dengan tangan kiri. Sebenarnya King tidak kidal. King bisa menggunakan kedua tangannya memegang pistol dengan baik.
Di antara semua agen rahasia didikan Roy, King lah penembak paling jitu sehingga setiap kali dirinya bertarung melawan rekan seperjuangannya, King akan menggunakan tangan kiri supaya hasilnya fair.
"Go!" teriak Xena memberi aba-aba.
King dan Hercules berlomba menembakkan pistol ke ban mobil Taft biru. Dengan cepat King berhasil menembak tiga ban mobil sedangkan Hercules hanya berhasil menembak satu ban mobil.
"Yes!" sorak Tim A kegirangan.
Tim B ikut mengacungkan jempol ke arah King. Mereka selalu bersaing dengan adil dan tidak pernah merasa iri satu sama lain.
"Aku menang! Jadi aku yang masuk ke dalam kontainer," kata King.
Setiap kali mereka menjalankan misi, King dan Hercules bertaruh menggunakan keahlian mereka berdua.
Tadi mereka bertaruh siapa yang bisa menembak paling banyak ban mobil Taft biru. Pemenangnya yang melakukan misi paling berbahaya yaitu menyelamatkan sandera.
"Sandera ada di dalam kontainer berwarna biru," kata King.
King dan Hercules langsung memberikan arahan kepada anggota tim masing-masing.
"Action!"
King dan Hercules memberi isyarat kepada Tim masing-masing. Dalam sekejap terdengar suara pistol bertubi-tubi yang diarahkan oleh anak didik Roy ke Boris dan anak buahnya.
Boris dan anak buahnya segera mencabut pistol dari pinggang dan membalas tembakan sehingga terjadi baku tembak yang sengit dalam waktu singkat.
Tembakan King selalu tepat sasaran dan dalam sekejap King sudah berhasil mendekati kontainer berwarna biru.
King menendang pintu kontainer dengan kuat sehingga terbuka. Akan tetapi, King tidak berjalan masuk ke dalam kontainer melainkan bersembunyi di balik pintu kontainer yang terbuka.
King yakin pasti ada anak buah Boris yang berjaga di dalam kontainer berwarna biru.
Benar dugaan King. Dua anak buah Boris keluar dari dalam kontainer sambil memegang erat pistol di tangan mereka.
Mereka ingin menutup kembali pintu kontainer karena suara baku tembak terdengar jelas di sekeliling mereka.
Mereka tahu agen rahasia sudah datang menyerang. King segera melepaskan dua tembakan yang tepat mengenai kepala kedua anak buah Boris.
Kedua anak buah Boris tergeletak di lantai dan mati seketika.
King mengendap-endap dan bersikap hati-hati sewaktu masuk ke dalam kontainer.
King berfirasat masih ada anak buah Boris yang berada di dalam kontainer.
Firasat King selalu tepat. King melihat satu pria berdiri di belakang seorang gadis dan mengacungkan pistolnya ke pelipis gadis itu.
"Buang pistolmu ke lantai! Kalau tidak, akan ku bunuh dia!" perintah pria itu dengan tangan gemetaran.
"Oke!" jawab King dengan santai.
King mengawasi situasi di dalam kontainer dan memastikan hanya tinggal satu pria ini saja yang berjaga di sana.
Pria itu merasa ketakutan dengan sikap tenang King. Pria itu tahu dirinya berhadapan dengan King, si penembak jitu yang sudah merengut banyak nyawa rekan kerjanya, sedangkan gadis yang di sanderanya hanya diam dan tidak menangis sama sekali.
"Gadis itu tenang sekali," kata hati King.
"Jangan macam-macam! Buang sekarang pistolmu!" gertak pria itu ketika melihat King masih belum membuang pistolnya.
King menundukkan badannya secara perlahan dan meletakkan pistolnya di lantai.
Tepat saat pria itu menarik napas lega, senyum samar mengembang di sudut bibir King.
King melemparkan pisau terbang ke arah tangan pria itu sehingga pistolnya jatuh ke lantai.
King langsung berlari cepat ke arah pria itu dan mengeluarkan jurus taekwondo. Kakinya menendang kepala pria itu dengan kuat.
Kemudian King memakai jurus Krav Maga andalannya yang membuat pria itu langsung menemui dewa kematian.
***
King menghampiri gadis yang di sandera tadi.
"Dik! Kamu baik-baik saja kah?" tanya King.
"Iya Kak," jawab gadis itu.
"Jangan takut. Aku dan rekanku akan menyelamatkan kalian," ucap King.
Gadis itu tersenyum ke arah King setelah mendengar perkataan King.
"Aku King. Siapa namamu?" tanya King.
"Jolyn," jawab gadis itu.
"Kalian tunggu di sini. Aku akan memeriksa keadaan di luar dulu," pesan King.
Ketika King hendak keluar dari kontainer, Boris yang sudah terluka karena tembakan di tangan dan kakinya, berdiri di depan pintu kontainer.
"Minggir!" teriak King ke Boris.
Tidak jauh di belakang Boris terlihat anggota Tim A dan Tim B sedang menuju ke kontainer.
King tahu kali ini mereka sudah berhasil menyelesaikan misi. Anak buah Boris pasti mati semuanya dan hanya tinggal Boris sendiri.
"Bule gila! Temenin aku ke neraka!" teriak Boris dan langsung menekan satu tombol kecil yang berada di genggamannya.
BOOM!
Terdengar ledakan keras!
"King!" teriak semua anak didik Roy bersamaan.
Mereka tidak menyangka Boris memasang bom di kontainer dan nekat mati bersama King.
***
King merasakan tubuhnya sangat dingin. "Apakah aku sudah mati? " kata hati King.
King masih mengingat jelas Boris menekan tombol kecil dan suara ledakan yang keras. King yakin dirinya terkena ledakan bom yang dipasang oleh Boris.
King mencoba membuka kedua matanya dengan perlahan karena penasaran dirinya masuk neraka atau surga setelah kematian tragisnya.
Mendadak King merasakan kepalanya sangat sakit dan muncul potongan-potongan ingatan yang bukan miliknya.
"Apa yang terjadi?" kata King dengan suara kecil.
"Kamu jatuh ke sungai."
King mendengar suara seorang gadis, tetapi King tidak bisa melihat jelas wajah gadis itu. Samar-samar King melihat gadis itu mengenakan topeng yang menutup sebagian wajahnya.
"Jatuh ke sungai? Aku kan kena ledakan bom?" kata hati King.
Potongan-potongan ingatan itu terus bermunculan dan membuat kepala King semakin sakit.
"Zhong Li."
"Zhong Li."
"Zhong Li."
Nama itu terngiang-ngiang terus menerus di telinga King.
"ARGH!!! Siapa Zhong Li?" teriak King.
"Kamu!" jawab gadis itu.
"Apa?" teriak King.
***
Penasaran kan King ada di mana sekarang? Baca lanjutan ceritanya ya readers 🤗🤗🙏
AUTHOR : LYTIE
FB : Lytie
IG : lytie777
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Fifid Dwi Ariyani
trusceria
2024-05-15
0
Fifid Dwi Ariyani
trusceria
2024-05-15
0
Muhammad Fauzi
pertualangan di mulai
jreng jreng jreng
/Shame//Shame//Shame//Shame/
2024-05-12
0