***Kediaman Jendral Zhong Guo***
Ming Lan dan Zhong Min mengantar kepergian Bibi Wang beserta pengawal istana sampai ke pintu masuk kediaman Jendral Zhong Guo dengan senyuman lebar di wajah mereka berdua.
Setelah tidak terlihat bayangan Bibi Wang dan pengawal istana, Ming Lan melirik sekilas ke Zhong Li alias King yang masih di papah oleh A Tu.
"A Tu! Antar tuan muda Zhong Li ke kamarnya!" perintah Ming Lan.
"Baik nyonya," jawab A Tu dengan patuh.
Kedua pelayan baru mengikuti Zhong Li alias King yang masih acak-acakan rambutnya dari belakang.
Ming Lan menatap intens punggung kedua pelayan baru itu.
Pelayan pria berperawakan tinggi dan gemuk berisi serta mempunyai rambut panjang yang kasar, sedangkan pelayan wanita berperawakan kurus,tinggi, dan berambut pendek.
"Apa sih kelebihan kedua pelayan itu?" kata hati Ming Lan dengan kesal.
Setiap bulan Ming Lan rutin memberikan minuman racun kepada Zhong Li sehingga matanya tetap buta dan tidak bisa sembuh.
Sekarang Ming Lan khawatir kedua pelayan baru akan menghalanginya memberikan minuman racun ke Zhong Li.
"Aku tidak boleh gegabah dalam memberikan minuman racun kepada Zhong Li. Sebentar lagi Zhong Min akan menjadi menantu Kaisar Wang sehingga Zhong Li bukan ancaman lagi," kata hati Ming Lan.
***Kamar tidur Zhong Li***
A Tu memapah Zhong Li alias King ke atas tempat tidur.
"Tuan muda Zhong Li. A Tu permisi keluar dulu. Mulai sekarang ada dua pelayan baru yang akan melayani tuan muda," ucap A Tu.
Selama ini A Tu hanya bertugas sebagai pelayan yang mendampingi Zhong Li sewaktu makan.
"Pergilah," jawab King sambil melihat ke arah lain.
A Tu meninggalkan kamar tidur Zhong Li sedangkan kedua pelayan baru berdiri di samping tempat tidur Zhong Li.
King terdiam lama dan kedua pelayan baru pun ikut terdiam.
Dua puluh menit berlalu dan tidak terdengar suara apa pun di dalam kamar tidur Zhong Li.
"Oh My God! Mereka bisu ya? Komplit banget tuan muda buta di padu pelayan bisu!" gerutu hati King.
King memutar otaknya dengan keras untuk mencari cara bagaimana mengetahui apakah kedua pelayannya bisu beneran atau tidak.
"Aku haus," ucap King secara tiba-tiba. Kemudian King dengan pendengarannya yang tajam hasil latihan sebagai agen rahasia selama ini, mendengar suara langkah kaki yang keras menuju meja dan suara air dituangkan ke dalam cangkir, lalu salah satu pelayan baru itu berjalan mendekati tempat tidur Zhong Li.
Dari suara langkah kakinya, King bisa memastikan pelayan ini mempunyai berat badan yang sangat sangat sangat lumayan berat .
"Gila! Ngapain Putri Jing Mi kasih pelayan yang gendut untuk Zhong Li? Malahan ngerepotin aku nantinya kalau minta makanan yang banyak. Pusing deh," omel King di dalam hatinya.
"Ini airnya tuan muda Zhong Li," kata pelayan pria.
Seketika Zhong Li alias King merasakan tangannya digenggam oleh tangan yang besar dan kasar, lalu cangkir air berada di dalam tangannya.
King menganggukkan kepalanya dan meneguk airnya secara perlahan. Setelah King menghabiskan airnya, dalam sekejap cangkirnya hilang dari genggaman tangan King karena di ambil.
"Gendut gendut gesit juga," kata hati King.
Saat ini King menyadari sebuah kalimat metafora dalam bahasa inggris yang sangat benar dari dunianya.
"Don't Judge a Book by it's Cover" yang mempunyai arti jangan menilai seseorang hanya dengan melihat penampilannya apa lagi bila belum mengenalnya.
Mungkin saja pelayan barunya gendut tetapi mempunyai keahlian sehingga membuat King penasaran apa keahlian kedua pelayan baru nya.
"Siapa nama kalian?" tanya King sambil melihat ke arah lain.
Padahal King sudah sangat penasaran dengan wajah pelayan gendut dan pelayan satunya lagi yang sejak tadi diam. Akan tetapi, karena harus berakting menjadi orang buta yang profesional, King tahu dirinya tidak boleh bertindak gegabah.
"Hamba tidak punya nama," jawab pelayan pria dengan polos.
"Putri Jing Mi sudah menghapus nama kita berdua. Mulai sekarang kita memakai nama yang diberikan tuan Zhong Li," jawab pelayan wanita.
King terkejut mendengar suara kedua pelayannya.
Tadi sewaktu pelayan gendut memberinya minum, King sudah merasakan suara si pelayan pria sangat familiar.
Sekarang King semakin yakin dirinya mengenal pelayan pria itu bahkan suara pelayan wanita juga dikenalnya dengan jelas.
Suara kedua pelayan itu bukanlah dari orang yang dikenal oleh Zhong Li di dunia baru yang aneh ini. Melainkan suara yang sudah menemani King selama sepuluh tahun di markas agen rahasia Roy.
Suara dari teman seperjuangan King dan juga rekan kerjanya yang sangat akrab dengannya dalam menjalankan misi dari Roy.
"Tidak mungkin!" bantah hati King.
"Dekatkan wajah kalian ke arahku!" perintah King.
King ingin membuktikan apakah dugaannya benar atau salah.
Beberapa saat kemudian King bisa merasakan suara napas yang menerpa pipi kanannya karena tadi King menghadap ke arah samping.
King mengangkat kedua tangannya dan berpura-pura meraba-raba angin di hadapannya.
"Di mana?" tanya King dengan posisi kedua tangannya berhenti di udara.
"Hamba di sini," ujar pelayan pria sambil memegang kedua tangan King untuk di tempelkan ke wajahnya sendiri.
King mencoba meraba-raba wajah pelayan pria dengan perlahan. Lama kelamaan mata King bisa melihat sekilas wajah pelayan pria.
"Hercules!"kata hati King.
Walaupun wajah pelayan pria lebih bulat dan berisi, King bisa mengenalinya sebagai Hercules.
"Satu lagi!" kata King.
Seolah mengerti perkataan King, pelayan pria menarik wajahnya dari hadapan King dan berganti dengan wajah pelayan wanita.
"Xena!" teriak hati King.
King menarik kembali tangannya dan memejamkan kedua matanya dengan rapat.
King mencoba mengingat kejadian dirinya terkena bom di markas Boris.
"Apakah Hercules dan Xena juga terkena bom dan terlempar ke dunia aneh ini?" kata hati King.
***
Halo Readers.
Penasaran kan Hercules dan Xena terkena bom dan terlempar ke dunia aneh seperti King atau...?
Di tunggu kelanjutan ceritanya ya
THANK YOU
SALAM SAYANG
AUTHOR : LYTIE
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Fifid Dwi Ariyani
trussabar
2024-05-15
1
Alamsyah Ujang
terlalu singkat tiap bab nya
2024-04-09
0
Mr. Smile
hmmm
2024-04-02
0