Vina menatap penuh tanya pada Thalia. Ia bingung dengan apa yang dikatakan Thalia tentang liontin yang baru saja ia bayar dengan harga mahal.
"Maksud kamu gimana nih?"
"Kamu boleh percaya boleh nggak, tapi Langit jadi begini juga karena liontin ini." jawab Thalia serius membuat Vina terkejut.
"Apa hubungannya Thalia give me one reason to believe!" Vina menantang Thalia memberikan penjelasan logika.
(berikan saya satu alasan untuk percaya)
"Oke, tapi jangan terkejut. Ini bisa jadi logis atau unbelieveble for you!"
(tidak bisa dipercaya untukmu!)
"Tell me!" Sahut Vina dengan mimik serius, tangannya dilipat di depan dada menandakan ia butuh perlindungan pada dirinya sendiri.
( beritahu aku!)
"Secara medis Langit memang betul menderita ADHD, tapi kondisinya diperparah sama lingkungan sekitarnya." kata Thalia mulai menjelaskan.
"Maksud kamu keluarga?" tanya Vina tidak sabar.
"No, maksudku sekitarnya dalam tanda petik!" jawab Thalia sambil memberikan kode dengan kedua jarinya.
Vina menggelengkan kepalanya, "Aku masih belum paham."
"Sosok yang ada disekitar Langit, Vin. Mereka membuat kondisi Langit semakin parah."
"Apaaaa, kamu bercanda Thalia? What do you mean, something weird?"
( Apa maksudmu, sesuatu yang aneh?)
Thalia memandang Vina tajam, ia tahu akan sulit menjelaskannya pada Vina. Ini sesuatu yang diluar logika, dan itu tidak mudah diterima bagi Vina.
"Vin, Langit punya teman gaib. Bukan hanya satu tapi lima anak. Kamu tahu kan aku dari dulu bisa melihat sesuatu yang nggak kasat mata?"
Vina terperangah dan mengangguk perlahan, ia masih belum bisa mempercayai kata-kata Thalia.
"Kamu bercanda kan?"
"No!"
Tubuh Vina seketika lemas, ia menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi. Memegang kepalanya yang seketika terasa pusing mendengar jawaban Thalia.
"Kamu yakin, kalo aku kembalikan Langit bakal sembuh?"
"ADHD memang harus sabar ngadepinnya Vin, tapi setidaknya bakal lebih bisa ditangani kalo mereka ini diurus dulu. Langit akan lebih tenang, dan fokus itu yang diperlukan."jawab Thalia.
"Begitukah, tapi … batu itu mahal Thalia!"
"Kamu penting batu apa anak kamu! Batu itu juga penting bagi mereka Vin, itu rumah mereka. Dan kamu malah jadiin rumah mereka perhiasan, udah untung mereka nda ngamuk ke kamu juga Langit lho!" Thalia merasa sedikit kesal dengan sikap Vina.
"Materi bisa kamu cari tapi anak kamu cuma 1 nda ada gantinya mau berapapun kamu bayar!" kata Thalia lagi.
Vina menatap Thalia dan Langit yang sedang asyik bermain bergantian. Ia menghela nafas panjang, dan akhirnya dengan berat hati menyetujui perkataan Thalia.
"Ok, kamu ambil itu dan tolong selesaikan cepat. Aku ambilin sisa batu juga liontin yang lain, tunggu disini!" sahut Vina seraya beranjak meninggalkan Thalia.
"Eh kenapa jadi saya yang mengembalikan, kamu harus ikut juga Vin!" kata Thalia
"No, itu urusan kamu. Aku dah bayar kamu mahal so, do it all for me and no regarding!" Teriak Vina sambil berjalan menuju ke dalam rumah.
(jadi, lakukan itu semua untukku dan tidak ada penolakan!)
"What the hell, s**** kenapa saya jadi repot begini!" keluh Thalia.
(apa apaan ini, s****)
Kelima sosok itu mendekati Thalia dan memegang tangannya bersama.
Thank you Thalia, kami mengandalkanmu …,
Thalia menatap kelimanya dengan rasa tidak percaya. Ia sedikit kesal tapi semua sudah terjadi.
Ini yang aku nggak suka dari mereka, they used me … memanfaatkan saya buat kepentingan mereka sendiri! Batinnya kesal
"Tante Thalia jangan marah sama mereka, Langit kasian mereka nggak bisa pulang dari dulu, makanya Langit protes ke mamah. Langit janji kalo Tante mau bantu mereka pulang, Langit nurut sama Tante?!" ujar Langit dengan tulus meminta pertolongan pada Thalia.
"Bener kamu mau nurut sama Tante?" tanya Thalia sambil mengusap kepala Langit.
"Janji kelingking!"
"Eeh, oke … janji kelingking!"
"Bantuin mereka pulang ya, Langit juga mau anterin mereka pulang." pinta Langit pada Thalia.
"Langit mau anter mereka? Baiklah nanti Tante atur, tapi janji harus ditepati oke sayang?" jawab Thalia.
Langit mengangguk. Ia tersenyum dengan manisnya, membuat Thalia merindukan kehadiran seorang anak. Anda ia tidak bercerai saat itu, pasti sekarang ia bisa menimang seorang anak.
"Tante, sepertinya Tante sama om itu bakalan punya cerita panjang deh!" kata Langit tiba-tiba
"Om siapa, Tante bingung nih?"
"Om dalam novel itu, Tante sama om itu terikat sesuatu. Tante suka ya sama om itu?"
Thalia terkejut, kenapa Langit bisa mengetahui hal yang tidak seharusnya dia ketahui.
"Langit jangan bercanda, Tante nda kenal siapa om itu!"
"Kata mereka penulis itu cowok, dan kalian akan jatuh cinta!" kata Langit sambil tertawa.
Hei, anak kecil … kau benar-benar membuatku kesal kali ini, jatuh cinta? Yang benar saja …,
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
Ernadina 86
egois banget situ yg ngambil nyuruh orang lain balikin...Thalia kamu mestinya bilang harus si pengambil sendiri yg balikin jangan mau di kerjain
2023-07-11
0
Hades Riyadi
Duuuhh... indahnya jatuh cinta, pastinya jauh lebih nyaman daripada jatuh dari tangga, dilanjuuutt... atos-atos ...😛😀🤣💪👍👍
2023-06-05
0
Hades Riyadi
Akhirnya Thalia jadi diramalkan ma cucunya Jin Iprit bakalan jatuh cintrong ma penulis novel horor, pastilah ini abangnya si penulis novel ini yaaakk 🤔🙄😛😀🤣💪👍👍🙏
2023-06-05
0