Sesi selanjutnya dilalui Thalia tanpa halangan berarti. Hanya sebuah konseling biasa. Tidak ada gangguan gaib yang terjadi, waktu 45 menit dilalui dengan lancar.
Winda kembali mengingatkan waktu konseling yang sudah habis. Thalia lega, hari ini hanya dijadwalkan 2 pasien saja. Sebuah awal yang cukup melelahkan mengingat dalam sehari ia harus berhadapan 2 kali juga dengan sosok gaib.
Berinteraksi dengan mereka bukan tanpa resiko, biasanya rasa mual, pusing dan lelah yang teramat sangat akan mendera tubuh Thalia. Efek itu bisa berkepanjangan dan menyakitkan untuk Thalia.
"Mau makan siang bareng dok?" tanya Winda
"Ada kantin disini?"
"Ada tapi ya gitu deh namanya juga kantin rumah sakit biasa dok, makanannya ya itu itu aja." jawab Winda
"Kamu duluan aja deh saya mau urus sesuatu dulu."
Winda mengangguk dan segera pergi meninggalkan Thalia, sebenarnya Thalia ingin bergabung dengan yang lain tapi ia ingin menyendiri untuk memulihkan diri terlebih dahulu.
Ponselnya berdering, Sean memanggil.
"Hai sist, gimana harimu?"
"Good, not bad … hanya sedikit gangguan dari something?!"
( Baik, tidak buruk … sesuatu)
"Something like a ghost?"
( Sesuatu seperti hantu? )
"Ya, you know that … Twice?!"
( Ya, kau tahu itu … dua kali?! )
"Whaaat, Twice … damn, how could you work with that thing!"
( Apa, dua kali … sial, bagaimana bisa kau bekerja dengan mereka di sisimu! )
"Entah, mereka nggak ganggu Sean cuma sedikit membuatku mual dan pusing."
"Thalia, kadang aku heran we are twins kenapa hanya kamu yang bisa dan aku tidak, its not fair!"
( Kita kembar … ini tidak adil!)
"Hei, kau ingin merasakannya juga itu nggak menyenangkan Sean believe me?"
( Percaya padaku)
"Yeah setidaknya aku bisa meringankan bebanmu sist. Aku kirim makan siang untukmu, pak Herman sudah meluncur kesana."
"Oke, kamu memang adikku yang terhebat i love you Sean!"
"That's me … oke, i have to work see you at home bye!"
( Itu aku … oke, aku harus kembali bekerja, sampai jumpa di rumah!)
"Oke, bye Sean."
Tak berapa lama kemudian pintu ruangan Thalia diketuk. Pak Rahmat muncul dari balik pintu bersama Pak Herman.
"Maaf dok, ada tamu buat dokter." kata Pak Rahmat dengan sopan
"Oh ya makasih Pak."
"Neng, ada kiriman dari den Sean." kata Pak Herman sambil menyerahkan tas kertas kecil.
Thalia menerimanya dan membuka tas itu. Ia tersenyum, Sean benar-benar tahu keinginannya.
"Makasih Pak Herman, oya nanti nggak usah jemput saya. Bilang Sean saya pulang bareng Tante Alena." kata Thalia menitipkan pesan untuk Sean melalui Pak Herman
"Baik neng siap, saya permisi pulang dulu."
" Iya, makasih pak hati-hati dijalan."
Pak Herman mengangguk segera pergi. Thalia membuka kiriman makan siangnya. Sean membuat menu sehat untuknya, nasi merah dengan brokoli ayam lada hitam. Sean juga membuatkan salad sayur telur untuknya dalam kotak terpisah. Bahkan segelas Jus Jeruk Mandarin kesukaannya pun disiapkan Sean, jus ini dibuat dari campuran jeruk mandarin, semangka, dan apel merah.
Thalia tidak pernah melakukan diet, tubuhnya ramah dengan makanan. Berapapun jumlah makanan yang masuk dalam tubuhnya tidak akan membuatnya gemuk.
Berat badannya selalu stabil di angka 53 kg dengan tinggi badan 158 cm. Dia hanya mengkonsumsi makanan sehat dan Sean banyak memberinya masukan mana yang boleh dan tidak boleh ia makan. Dia adik yang sempurna untuk Thalia.
Sambil menyantap makan siangnya, Thalia iseng membuka aplikasi novel online melalui ponselnya. Pilihannya jatuh pada novel bergenre romansa modern yang berada dihalaman rekomendasi dari aplikasi tersebut.
Thalia berdecak dan menghela nafasnya semuanya romantis dan ia kurang menyukai genre itu, pilihannya kemudian jatuh pada satu judul.
Dinikahi CEO Kejam, menarik coba kita lihat apa ini ceritanya ... gumam Thalia
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
Hades Riyadi
Lanjutkan Thor 😀💪👍👍👍
2023-06-01
2
Hades Riyadi
Ternyata dokter Thalia suka baca novel online genre ceo kejam juga... wkwkwk 😛😀🤣💪👍👍👍
2023-06-01
1
Ojjo Gumunan, Getunan, Aleman
wkwkwk novelnya sapaa tuhhh😱😱😱
2022-12-18
0